Anda di halaman 1dari 18

Anemia and Iron Deficiency in Children: Association

With Red Meat and Poultry Consumption

Khairunniza 2016710052
Muti Afrida 2016710021

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Muhammadiyah Jakarta
JUDUL JURNAL dan NAMA PENULIS

Judul tidak terlalu panjang dan cukup jelas

Judul menarik serta menggambarkan isi dalam penelitian

Nama Penulis sesuai dengan aturan jurnal

(1)
ABSTRAK
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kontribusi
relatif dari zat besi dalam makanan yang dikonsumsi oleh anak dengan
prevalensi anemia dan kekurangan zat besi .

Metode: metode penelitian crosectional dengan sampel 263 anak yang


sehat, dan rentang usia 1,5 hingga 6 tahun. Hasil diperoleh melalui hasil
wawancara kuesinoner dan pengambilan darah untuk melihat zat besi
dalam darah. Anemia adalah didefinisikan sebagai hemoglobin <11 g / dL
untuk anak-anak muda dari 4 tahun dan <11,5 g / dL untuk anak di atas 4
tahun; ID didefinisikan sebagai feritin <12 mg / L.

Abstrak terstruktur dan mencakup komponen IMRA namun tidak


mencantumkan Diskusi

Abstrak bersifat informatif dan tersusun dari 230 kata.

(2)
ABSTRAK
Hasil: persentase anemia ditemukan sebesar 11,2%, sedangkan kekurangan
zat besi sebesar 22%, dan defisiensi besi anemia pada 3,7%. Prevalensi
anemia lebih tinggi pada balita berusia 1,5 hingga 3 tahun dibandingkan
dengan anak-anak usia 3 hingga 6 tahun (17,7% vs 7,3%, P¼0,01). Anak-
anak yang jarang mengkonsumsi daging merah akan mengalami 4 kali lipat
kemungkinan menderita kekurangan zat besi dari pada anak yang rutin
mengkonsumsi daging merah dengan Interval kepercayaan 95% 1,21-13,03;
P¼0.023), sedangkan konsumsi unggas tidak dikaitkan dengan konsumsi
zat besi. Konsumsi kedelai berbanding terbalik terkait dengan feritin
(sedikit signifikan, r¼? 0,134, P¼0,057).
Kesimpulan: Tingginya prevalensi anemia dan kekurangan zat besi yang
ditemukan dalam penelitian ini, terutama pada anak-anak berusia 1,5 hingga
3 tahun, terkait dengan konsumsi daging merah yang rendah. Konsumsi
unggas dengan karakteristik tinggi pada populasi Israel adalah tidak
protektif. Pergeseran menuju pengurangan konsumsi daging merah dan
lebih tinggi Konsumsi unggas di negara maju dapat meningkatkan risiko
kekurangan zat besi.
Kata Kunci: anemia, defisiensi besi, daging, unggas

(3)
LATAR BELAKANG

Anemia adalah masalah kesehatan masyarakat global baik pada


negara berkembang ataupun pada negara maju. Pada tahun 2002,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa
anemia, akibat defisiensi besi (ID), merupakan faktor utama yang
berkontribusi dalam peningkatan beban global. Meskipun anemia
memiliki berbagai penyebab, yang paling signifikan kontributor
adalah kekurangan zat besi, terhitung sekitar 50% dari semua
kasus. Dengan demikian, istilah anemia dan anemia defisiensi
besi (IDA) sering digunakan secara sinonim, dan prevalensi
anemia sering terjadi digunakan sebagai proksi untuk IDA .
Anemia defisisensi besi dikaitkan dengan penurunan fungsi
kognitif, perubahan perilaku, keterlambatan pertumbuhan bayi
dan perkembangan, dan gangguan fungsi kekebalan tubuh pada
anak-anak. Bahkan tanpa adanya anemia, kekurangan zat besi
dengan sendirinya dapat berdampak buruk perilaku
perkembangan saraf jangka panjang, yang kadang-kadang bisa
terjadi.

(4)
LATAR BELAKANG

Sebuah studi baru-baru ini memperkirakan bahwa ‘‘Kerugian IQ skala


penuh pada anak-anak AS dengan kondisi kekurangan zat besi adalah
9.000.000 poin, lebih dari kerugian gangguan spektrum autistik dan
cedera otak traumatis. Penurunan kecepatan konduksi saraf dengan
pendengaran abnormal dan fungsi sistem visual ditunjukkan pada
anak-anak yang memiliki anemia defisiensi besi. Diperkirakan 47%
anak-anak prasekolah di seluruh dunia memiliki anemia, prevalensi
tertinggi dari semua kelompok populasi. Faktor risiko utama untuk
Ikekurangan zat besi di kalangan anak-anak adalah asupan zat besi
yang rendah pada tahap di mana kebutuhan zat besi tinggi. Balita lebih
tua dari 1 tahun tidak lagi menerima persiapan zat besi tambahan, dan
hanya direkomendasikan untuk bayi berusia 6-12 bulan dengan disusui
secara eksklusif. Selain asupan zat besi yang rendah, faktor sosial
ekonomi seperti rendahnya pendidikan dan pendapatan orang tua, usia
anak, jenis kelamin, dan ukuran keluarga memiliki efek besar pada
anemia.

(5)
LATAR BELAKANG

Latar Belakang dalam penelitian terdiri dari 5 paragraf

Pada paragraf pertama latar belakang tidak menjelaskan alasan

Di dalam latar belakang tercantum hasil penelitian lain serta didukung


oleh pustaka yang kuat

Latar Belakang hanya terdiri dari 1 halaman

(6)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desian cross-sectional yang dilakukan pada Oktober 2009
hingga November 2010. Populasi penelitian terdiri dari anak-anak sehat, usia 1,5 hingga
6 tahun dari orang Yahudi sektor di wilayah Yerusalem Israel. Total sampel 263 anak-
anak yang direkrut oleh 5 dokter anak dari Meuhedet Layanan Kesehatan di Yerusalem
dan Beitar. Penelitian itu disetujui oleh komite Helsinki (dewan peninjau kelembagaan)
dari Organisasi Medis Hadassah, Yerusalem. Kuisioner Umum dan Frekuensi Makanan
Daftar pertanyaan Orang tua diwawancarai dengan menggunakan kuesioner tentang
karakteristik pribadi dan sosial ekonomi yang mendata usia, jenis kelamin, berat lahir,
pendidikan ibu, sektor agama (ultraortodoks, sektor Yahudi ortodoks, dan sekuler), dan
lama tinggal di taman kanak-kanak. Kuisioner didasarkan pada FFQ Besi untuk bayi
dan balita dari Departemen Gizi Kementerian Kesehatan Israel, disesuaikan untuk
populasi Israel. FFQ mencakup 9 item makanan yang dipilih sebagai sumber zat besi
atau zat besi inhibitor: daging merah (daging sapi), unggas, kalkun, ikan, susu formula,
sereal, kedelai, kacang-kacangan, dan teh. Frekuensi konsumsi didefinisikan oleh 5
kategori: jarang, sekali per minggu, 2 hingga 3 kali per minggu, 4 hingga 5 kali per
minggu, setiap hari, atau lebih sering. Analisis statistik menggunakan aplikasi statistik
PASW versi 18.0 (SPSS Inc, Chicago, IL) dalam menganalisis data. Sosiodemografi,
kesehatan, dan karakteristik gizi populasi penelitian dilaporkan sebagai rata-rata
(interval kepercayaan 95% [CI]) untuk variabel kontinu dan sebagai frekuensi untuk
variabel.

(7)
METODE PENELITIAN

Dalam metode menjelaskan desain dan tempat penelitian

Metode menjelaskan waktu dan jumlah responden dalam penelitian

Penelitian ini juga menjelaskan terkait pertanyaan dalam kuesioner FFQ

Terakhir penelitian ini menjelaskan terkait aplikasi dalam pengolahan


datanya

(8)
HASIL PENELITIAN

Sampel penelitian sebanyak 263 anak dengan


kondisi sehat (109 anak perempuan dan 154
anak laki-laki): 200 berasal dari sektor Yahudi
ultra-ortodoks dan 63 dari sektor ortodoks dan
sekuler. Usia rata-rata adalah 42 bulan.
Karakteristik subjek tercantum pada Tabel
hasil penelitian. Diet kuesioner diisi oleh 230
peserta. Untuk yang lain 33 peserta, rincian
demografi dasar dikumpulkan dari catatan
medis.

(9)
HASIL PENELITIAN

(10)
HASIL PENELITIAN

(11)
HASIL PENELITIAN

(12)
HASIL PENELITIAN

Pada hasil ditampilkan menggunakan tabel serta diberikan interpretasi


maksud dari tabel tersebut

Hasil menggunakan hipotesis, menjelaskan subyek yang diteliti, serta


hasil dalam bentuk numerik

Analisis hasil didapatkan dari uji yang sesuai, tidak terdapat drop out
serta tidak dijelaskan derajat kebebasan

Dalam hasil ditemukan interval kepercayaan namun tidak ditemukan


komentar atau pendapat

(13)
DISKUSI
Prevalensi anemia mencapai (11,2%) dan kekurangan zat besi (22%) yang
ditemukan pada 263 anak Israel yang berusia 1,5 hingga 6 tahun. Anemia
defisiensi zat besi tadinya hanya ditemukan di 3,7%. Anemia dan
kekurangan zat besi lebih umum pada balita usia 1,5 hingga 3 tahun
(masing-masing 17,7% dan 25%), presentase ini jauh lebih tinggi daripada
yang ditemukan pada balita di AS dalam kelompok usia yang sama (5,1%
dan 9,2%, masing-masing) dan presentase ini lebih dekat dengan yang
ditemukan pada anak dari Inggris di tahun 1992–1993 (masing-masing 8%
dan 31%) (22). Hasil penelitian menunjukkan anak-anak dari ibu yang
berpendidikan lebih rendah berkemungkinan menderita anemia
dibandingkan ibu yang berpendidikan (P¼0.001). Penelitian ini memiliki
keterbatasan. Keterbatasan pada populasi penelitian (kebanyakan anak
yang berasal dari keluarga Yahudi ultra-ortodoks) tidak representatif dari
seluruh populasi balita Israel dan anak usia prasekolah. Kelemahan pada
sampling adalah orang tua mengharapkan pengetahuan lebih terhadap
keshatan anaknya dan orangtua menganggap anaknya yang diikutkan
dalam penelitian telah memiliki kesehatan yang baik.

(14)
DISKUSI

Semua yang dibahas dalam diskusi sudah relevan

Dalam diskusi dijelaskan hubungan teori dengan hasil penelitian

Terdapat keterbatasan dan kendala dalam penelitian

Serta dalam kesimpulan dibahas secara singkat hasil dari penelitian


tersebut

(15)
KRITISI

Judul (Ringkas)

Nama Penulis (di cantumkan sesuai urutan kontribusinya)

Alamat Peneliti (tidak tertulis)

Abastrak (Terstruktur, Objective, Methods, Result, Conclusion & Key Words)

Pendahuluan (terdapat berbagai sumber)

Methods (desain studi, analisis statistik, FFQ & Sampel

Hasil (Uji Univariat, Bivariat dan Tabel hasil mudah dipahami) & Interpretasi

Diskusi (Membahas hasil secara detail yang dikaitkan dengan masalah utama)

Kesimpulan (Menggambarkan masalah utama)

(16)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai