Anda di halaman 1dari 81

KKMI BEKASI UTARA 1

2017
LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan 2
Kompetensi Guru.
LANDASAN HUKUM

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia


Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh
Pemerintah Daerah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, dan PP No 13 Tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua Atas PP No 19 Tahun 2005
9. Peraturan Menteri Agama No 117 Tahun 2014 Tentang
Implementasi Kurikulum 2013
10. Peraturan Menteri Agama No 117 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Kurikulum Madrasah 2013, Mata Pelajaran Agama Islam dan
Bahasa Arab

3
LANDASAN HUKUM

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun


2014 tentang Kurikulum SD/MI
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun
2014 tentang KTSP SMA/MA
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun
2014 tentang Ekstra kurikuler
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun
2014 tentang Kepramukaan
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun
2014 tentang Muatan Lokal
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
18. Peraturan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar 4
dan Pendidikan Menengah
LANDASAN HUKUM

19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019.
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar ISI
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Proses dan Hasil
Belajar 5
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar
Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan

6
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

SKL
FILOSOFI

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan


landasan filosofi yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik KURIKULUM
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
PENDIDIKAN NASIONAL BERFUNGSI MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN DAN MEMBENTUK WATAK SERTA
PERADABAN BANGSA YANG BERMARTABAT DALAM
RANGKA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA,
BERTUJUAN UNTUK BERKEMBANGNYA POTENSI PESERTA
DIDIK AGAR MENJADI MANUSIA YANG BERIMAN DAN
BERTAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERAKHLAK
MULIA, SEHAT, BERILMU, CAKAP, KREATIF, MANDIRI, DAN
MENJADI WARGA NEGARA YANG DEMOKRATIS SERTA
BERTANGGUNG JAWAB. (UU RI NO 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional)
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
BERTANGGUNG
BERIMAN DAN
JAWAB
BERTAKWA
POTENSI
BERAKHLAK MANUSIA DEMOKRATIS
MULIA INDONESIA

MANDIRI
SEHAT

KREATIF
BERILMU

CAKAP
SKL
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, dan peduli,
3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. sehat jasmani dan rohani
Sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan alam lingkungan alam sekitar, bangsa dan negara

SIKAP 10
SKL
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat dasar. berkenaan dengan:
1. Ilmu penegtahuan
2. Teknologi
3. Seni
4. Budaya
Mampu mengaitkan pengetahuian di atas dalam konteks diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan
negara

Pengetahuan 11
SKL
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
1. kreatif,
2. produktif,
3. kritis,
4. mandiri,
5. kolaboratif, dan.
6 Komunikatif
melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan tahap perkembangan anak yang
relevan dengan tugas yang diberikan

Keterampilan 12
PP No 32 Tahun 2013 Perubahan Atas PP
No 19 Tahun 2005, Pasal 77 A ayat 1

Sosiologis

Krangka Dasar Yuridis


Kurikulum

Filosofis
Psikopedagogis
13
LANDASAN FILOSOFIS,SOSIOLOGIS,
PSIKOPEDAGOGIS KURIKULUM 2013
• PENDIDIKAN BERAKAR PADA BUDAYA BANGSA,
KEHIDUPAN MASA KINI DAN MEMBANGUN
LANDASAN KEHIDUPAN MASA DEPAN.

• PENDIDIKAN ADALAH PROSES PEWARISAN DAN


PENGEMBANG BUDAYA .

• PENDIDIKAN MEMBERIKAN DASAR BAGI PESERTA


DIDIK UNTUK BERPARTISIPASI DALAM
MEMBANGUN KEHIDUPAN MASA KINI DAN MASA
YANG AKAN DATANG.

• PENDIDIKAN MENGEMBANGKAN BERBAGAI


POTENSI YANG DIMILIKI PESERTA DIDIK
LANDASAN FILOSOFIS,SOSIOLOGIS,
PSIKOPEDAGOGIS KURIKULUM 2013
• PENDIDIKAN ADALAH PROSES PENGEMBANGAN
JATIDIRI PESERTA DIDIK.

• PENDIDIKAN MENEMPATKAN PESERTA DIDIK SEBAGAI


SUBJEK YANG BELAJAR

• MENANAMKAN PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT


MELALUI PEMBELAJARAN YANG RELEVAN DENGAN
KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

• PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DISESUAIKAN DENGAN


PERUBAHAN MASYARAKAT YANG ADA PADA
ZAMANNYA.
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
KTSP

16
PENGERTIAN KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah


kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

KTSP merupakan bahan acuan dalam pelaksanaan


proses pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional yang sesuai dengan tuntutan SNP
dan Kurikulum 2013.

17
Undang- Undang No 20 Tahun 2003, pasal 36, ayat
2 dan 3

• Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan


dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

• Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam


kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan
akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat
peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e)
tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia
kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h)
agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan
nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
18
Undang- Undang No 20 Tahun 2003, pasal 38, ayat
2

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan


sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar
dan provinsi untuk pendidikan menengah.

Pengembangan KTSP MI mengacu pada Standar Nasional


Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan
pedoman implementasi Kurikulum 2013
19
Kebijakan Kemenag

Keputusan Direktur Jenderal Pendidkan Islam Nomor 481


Tahun 2015, Nomor 5114 Tahuh 2016 dan Nomor 3932 Tahun
2016 Tentang Penetapan Madrasah Pelaksana Kurikulum 2013
Tahun Pelajaran 2016/2017, maka berimplikasi bahwa
madrasah harus mempersiapkan diri untuk melaksanakan
kurikulum 2013 secara utuh dalam penyelenggaraan dan
program pendidikan madrasah yang membudayakan
pembelajaran aspek ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
serta keberagamaan di madrasah yang menghargai
keberagaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
sehingga berdampak pula terhadap penyusunan dan
pengembangan KTSP di madrasah pada setiap tahun pelajaran
berjalan. 20
Tujuan Panduan Penyusunan
KTSP
Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I,II, dan III KTSP pada
Madrasah di Lingkungan Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa
Barat ini disusun dengan tujuan antara lain sebagai :
1. Penyiapan bahan akademik bagi Tim Pengembanagn Kurikulum Madrasah (TPKM)
yang dapat dijadikan sebagai salah satu Standar Operasional Prosedur (SOP)
dalam penyusunan dan pengembangan KTSP Madrasah

2. Pelayanan pendidikan madrasah dalam rangka untuk pencapaian akses,


mutu dan relevansi pendidikan madrasah guna mencapai SNP dan SPM
pendidikan

3 Bimbingan pelaksanaan teknis pengembangan kurikulum dan evaluasi di


masing-masing satuan dan jenjang pendidikan madrasah

4. Pembinaan secara berjenjang dalam rangka optimalisasi layanan pendidikan


madrasah yang efektif, efisien dan produktif sebagai upaya mendukung pencapai
pendidikan madrasah lebih baik dan lebih madrasah.
21
KOMPONEN KTSP

Komponen KTSP meliputi 3 dokumen, yaitu:


1. Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi
sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan, muatan,
pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan.
2. Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi
silabus
3. Dokumen 3 yang disebut dengan Buku III KTSP berisi
rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun
sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan
peserta didik di lingkungan belajar.
22
KTSP
DOKUMEN 1
BAB I . PENDAHULUAN
BAB II . TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
BAB III. STRUKTUR dan MUATAN

23
KURIKULUM
BAB IV. PENGATURAN BEBAN BELAJAR
BAB V. KALENDER PENDIDIKAN
BAB VI. PENUTUP
Langkah-langkah
Pengembangan KTSP
Dokumen 1

24
Hal –Hal yang Berkaitan
Penyusunan KTSP
1. Acuan Konseptual
2. Prinsip
Pengembangan
3. Prosedur
Penyusunan 25
PENGEMBANGAN KTSP

Pengembangan KTSP paling sedikit memperhatikan:


1. Acuan Konseptual
Acuan konseptual paling sedikit meliputi:

a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia


b. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
c. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
d. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
e. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
f. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
g. Tuntutan Dunia Kerja
h. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
i. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
j. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
k. Dinamika Perkembangan Global
26
l. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
m. Karakteristik Satuan Pendidikan
PENGEMBANGAN KTSP

2. Prinsip pengembangan
Prinsip pengembangan paling sedikit meliputi:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa
kini dan yang akan datang.
b. Belajar sepanjang hayat
c. Menyeluruh dan berkesinambungan

d. Beragam dan terpadu


e. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni
f. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan 27
daerah
PENGEMBANGAN KTSP

3. Prosedur Operasional
Prosedur operasional pengembangan KTSP sekurang-
kurangnya meliputi:

a. Analisis yang mencakup:


1) analisis ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai Kurikulum;
2) analisis kebutuhan peserta didik, satuan
pendidikan, dan lingkungan; dan
3) analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.

28
LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN KTSP

Kegiatan analisis yang dapat dilakukan antara lain;

Kepala MI berkoordinasi dengan pengawas membentuk


atau melakukan revitalisasi TPK Satuan Pendidikan dan
memberi pengarahan teknis untuk melakukan proses
pengembangan KTSP, dan analisis Konteks

TPK Madrasah selanjutnya menyusun rencana, jadwal,


materi, dan strategi pengembangan Kurikulum untuk
tahun berjalan.
29
LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN KTSP

b. Penyusunan KTSP
Hasil analisis pada tahap persiapan dijadikan bahan dan
materi, serta strategi pengembangan KTSP dengan langkah
kegiatan antara lain;

a. Menyusun draf KTSP


b. Kegiatan Review, Revisi dan Finalisasi
c. Penetapan dan Pengesahan

30
PENGEMBANGAN KTSP

Penyusunan yang mencakup:


1) perumusan visi, misi, dan tujuan satuan
pendidikan;
2) pengorganisasian muatan kurikuler satuan
pendidikan;
3) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban
kerja pendidik tingkat kelas;
4) penyusunan kalender pendidikan satuan
pendidikan;
5) penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran
muatan lokal; dan
6) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran 31
setiap muatan pembelajaran
PENGEMBANGAN KTSP

c. Penetapan yang dilakukan kepala sekolah


berdasarkan hasil rapat dewan pendidik
satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah.

d. Pengesahan dilakukan oleh pemerintah


daerah sesuai dengan kewenangannya.

32
LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN KTSP

Penetapan dan Pengesahan

Kepala Kantor Kementerian Agama baik


provinsi atau kabupaten/kota sesuai
dengan kewenangannya menandatangani
lembar pengesahan Buku KTSP
jenjang RA, MI dan MTs oleh Up. Kepala
Seksi PendidikanMadrasah/Pendis/TOS
kabupaten/kota dan untuk jenjang
MA/MAK oleh Up.Kepala Bidang
Pendidikan Madrasah Kanwil 33

Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat


LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN KTSP

• Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan


diatur dan diselenggarakan oleh tim pengembang
kurikulum satuan pendidikan.
• Tim pengembang kurikulum madrasah terdiri atas:
tenaga pendidik, dan kepala sekolah sebagai ketua
merangkap anggota.
• Dalam kegiatan pengembangan KTSP, tim
pengembang kurikulum satuan pendidikan dapat
mengikutsertakan komite sekolah, nara sumber, dan
pihak lain yang terkait 34
LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN KTSP

Analisis Penetapan dan


Penyusunan
Pengesahan
1. Analisis 1. Verifikasi oleh Dinas
Permendikbud 1. Penyusunan Draf Pend. Kab/Kota
2. Analisis 2. Review, Revisi 2. Penetapan oleh
Konteks dan Finalisasi Kepala Sekolah
(internal dan diketahui Komite
eksternal) Sekolah
3. Analisis KTSP 3. Pengesahan oleh
Tahun Lalu Dinas Pendidikan
(ketersediaan Provinsi
sumber daya
pendidikan)
35
LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN KTSP

KTSP yang telah disusun, terlebih dahulu disosialisasikan


kepada seluruh warga sekolah setelah disahkan oleh Dinas
Pendidikan Provinsi.

Pelaksanaan KTSP merupakan tanggung jawab bersama


seluruh unsur satuan pendidikan yakni kepala sekolah,
pendidik dan tenaga kependidikan.

Dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota sesuai


dengan kewenangannya melakukan koordinasi dan
supervisi. 36
Dokumen 1 KTSP

37
SISTEMATIKA KTSP

CAVER Berisi judul, logo madrasah, tahun


pelajaran, dan alamat sekolah

Berisi kalimat pengesahan yang


diitandatangani oleh kepala
LEMBAR PENGESAHAN madrasah, ketua komite
madrasah, dan kepala Kanwil
Kementrian Agama provinsi/
38
pejabat yang ditunjuk
39
SISTEMATIKA KTSP

KATA PENGANTAR

Cukup Jelas

DAFTAR ISI

Cukup Jelas
40
BAB I
PENDAHULUAN
41
SISTEMATIKA KTSP

a. Kondisi Riil. Berisi dasar pemikiran


A. Latar Belakang pengembangan KTSP serta
pemberlakuan Kurikulum 2013. Untuk
sekolah yang melaksanakan Sistem
Kredit Semester (SKS) dijelaskan
tentang dasar pemikiran
pengembangan dan pelaksanaan SKS.
b. Kondisi Nyata
c. Kondisi Ideal 42
SISTEMATIKA KTSP

Berisi landasan hukum terkait


B. Landasan pengembangan KTSP, PP No. 32
Tahun 2013 sebagai pengganti atas
PP No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, dan
PP No. 13 tahun 2015 perubahan
kedua tentang PP 19 Tahun 2005
Permendikbud terkait implementasi
kurikulum 2013, Peraturan Daerah
terkait dengan pengembangan
kurikulum satuan pendidikan dan 43
muatan lokal
SISTEMATIKA KTSP

Berisi tujuan pengembangan


C. Tujuan
kurikulum satuan pendidikan
termasuk pencapaian kompetensi
yang mencakup tiga domain: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan

44
SISTEMATIKA KTSP

Acuan Pengembangan
KTSP
Permendikbud no 61
Tahun 2014

Prinsip Pengembangan
KTSP
Permendikbud no 61
Tahun 2014
45
Bab II
Tujuan Satuan Pendidikan
46
SISTEMATIKA KTSP

Pada bagian ini dituliskan tujuan


pendidikan nasional sebagaimana
tercantum dalam UU Nomor 20
A. Tujuan Pendidikan Tahun 2003 dan tujuan kelembagaan
Nasional dan
Kelembagaan sebagaimana tencantum dalam
Peraturan Menteri Agama Nomor 13
Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal
Kementerian Agama, dan
Permendikbud No 20 Tahun 2016
tentang SKL 47
SISTEMATIKA KTSP

Visi madrasah adalah cita-cita


bersama pada masa mendatang
B. Visi dari warga satuan pendidikan, yang
dirumuskan berdasarkan
masukan dari seluruh warga satuan
pendidikan . Madrasah
merumuskan dan menetapkan visi
serta mengembangkannya
beserta indikatornya

48
SISTEMATIKA KTSP

Visi sekolah:
a. dijadikan sebagai cita-cita bersama warga satuan pendidikan dan
segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;
b. mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga
satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan;
c. dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga satuan
pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan
visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional;
d. diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite
sekolah/madrasah;
e. disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap
pihak yang berkepentingan;
f. ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan 49
perkembangan dan tantangan di masyarakat.
SISTEMATIKA KTSP

Berisi misi sekolah:


C. Misi Sesuatu yang harus diemban atau
harus dilaksanakan sebagai
penjabaran visi yang telah
ditetapkan dalam kurun waktu
tertentu untuk menjadi rujukan
bagi penyusunan program jangka
pendek, menengah, dan jangka
panjang, dengan berdasarkan
masukan dari seluruh warga satuan
50
pendidikan.
SISTEMATIKA KTSP

Misi Sekolah:
a. memberikan arah dalam mewujudkan visi satuan pendidikan sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional;
b. merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
c. menjadi dasar program pokok satuan pendidikan;
d. menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang
diharapkan oleh satuan pendidikan;
e. memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program
satuan pendidikan;
f. memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-
satuan unit satuan pendidikan yang terlibat;
g. dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh
rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;
h. disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang
berkepentingan; 51
i. ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan di masyarakat.
SISTEMATIKA KTSP

Pada bagian ini dituliskan


tujuan khusus madrasah
D. Tujuan MI sebagai penyelenggara
pendidikan. Bagi madrasah
swasta tujuan madrasah
dapat disesuaikan dengan
tujuan yayasan. Madrasah
merumuskan dan
menetapkan tujuan serta
mengembangkannya.
52
SISTEMATIKA KTSP

Tujuan MI:
a. menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam
jangka menengah (empat tahunan);
b. mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional
serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;
c. mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah
ditetapkan oleh satuan pendidikan dan Pemerintah;
d. mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah dan diputuskan
oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah;
e. disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan
segenap pihak yang berkepentingan.
53
SISTEMATIKA KTSP

Pada bagian ini dituliskan rencana


E. Rencana program pendidikan yang akan
Program dilaksanakan madrasah sebagai
Pendidikan penyelenggara pendidikan.
Madrasah merumuskan dan
menetapkan
tujuan serta mengembangkannya
dalam bentuk baik yang Rencana
Pendidikan Jangka Panjang (RPJP),
Rencana Pendidikan Jangka
Menengah (RPJM) dan Rencana
Pendidikan Tahunan (RPT).
54
SISTEMATIKA KTSP

Rencana program madrasah dapat:


1) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam
jangka tertentu;
2) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional
serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;
3) mengacu pada standar Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Madrasah (RAPBM) yang didalamnya berisi urauaian
kegiatan secara operasional deengan rencana anggarannya
sudah ditetapkan oleh satuan pendidikan dan Pemerintah;
4) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang
berkepentingan termasuk komite madrasah dan diputuskan
oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan 55
segenap pihak yang berkepentingan.
Bab III
Sruktur Kurikulum
dan Muatan Kurikulum
56
SISTEMATIKA KTSP

Dapat disalin dari lampiran 1


Permendikbud Nomor 67 tahun 2013
tentang Krangka Dasar dan Struktur
Kurikulum 2013 Sekolah
A. Kerangka Dasar Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, yang
meliputi:
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Sosiologis
3. Landasan Psikopedagogis
4. Landasan Yuridis
57
SISTEMATIKA KTSP

Pada Bagian ini dituliskan


struktur kurikulum yang berisi
mata pelajaran dan alokasi
B. Struktur Kurikulum waktunya dalam bentuk tabel.
Setiap satuan pendidikan
boleh menambah jam belajar
per minggu berdasarkan
pertimbangan kebutuhan
belajar peserta didik dan/atau
kebutuhan akademik, sosial,
budaya, dan faktor lain yang
dianggap penting. 58
59
SISTEMATIKA KTSP

Pada bagian ini berisi minimal


tentang;
1. mata pelajaran
C. Muatan Kurikulum 2. muatan lokal
3. ekstrakurikuler
4. ketuntasan belajar
5. kenaikan kelas dan kelulusan.
6. Pendidikan kecakapan hidup
7. Pendidikan berbasis
keunggulan Lokal dan Global
60
SISTEMATIKA KTSP

1. Pada bagian ini dituliskan kelompok-kelompok mata


pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat
satuan pendidikan (MI,MTs,MA/MAK) berpanduan pada
struktur kurikulum dan untuk mata pelajaran muatan lokal
dan kekhasan madrasah dijelaskan alasan pemilihan mata
pelajaran dan kekhasan tersebut.
2 Mencantumkan jenis mata pelajaran muatan lokal yang
dilaksanakan yang dapat dicantumkan pada mata pelajaran
wajib B, baik terintegrasi pada mata pelajaran yang tersedia
maupun berdiri sebagai mata pelajaran sendiri.

61
SISTEMATIKA KTSP

3) Kegiatan Ekstrakurikuler

1 Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan


untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik
secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
pendidikan nasional
2 Kegiatan Ekstrakurikuler dikelompokkan menjadi Kegiatan
Ekstrakurikuler wajib dan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan.

62
SISTEMATIKA KTSP

3. Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan


dilaksanakan dalam 3 model, yaitu:
a. Model Blok dilaksanakan melalui perkemahan (wajib
untuk semua peserta didik) dapat dilakukan pada saat
MOPD atau pada libur semester dengan alokasi waktu
36 jp pertahun.
b. Model Aktualisasi Mata Pelajaran (wajib untuk semua
peserta didik); kegiatan-kegiatan sebagai aktualisasi
mata pelajaran yang dirancang oleh guru mata pelajaran
untuk dilaksanakan kepada pembina pramuka dan
dilaksanakan pada kegiatan kepramukaan, alokasi waktu
120 menit perminggu.
c. Model Reguler, merupakan kegiatan sukarela berbasis 63
minat yang dilaksanakan di Gugus depan
SISTEMATIKA KTSP

4. Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan diselenggarakan oleh satuan


pendidikan bagi peserta didik sesuai bakat dan minat
peserta didik. Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler
pilihan dilakukan melalui tahapan:
a. analisis sumber daya yang diperlukan dalam
penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler;
b. identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik;
c. menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan;
d. mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik
atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau
lembaga lainnya;
e. menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.
64
SISTEMATIKA KTSP

5. Bentuk Kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa:


a. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa
(LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;
b. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian,
dan lainnya;
c. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya:
pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam,
jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa,
dan lainnya;
d. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan,
baca tulis alquran, retreat; atau
e. Bentuk kegiatan lainnya.
65
SISTEMATIKA KTSP

4) Ketuntasan Belajar:

Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM


adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh Satuan
Pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan,
dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik,
karakteristik mata pelajaran, dan kondisi Satuan Pendidikan.
(lihat Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian, Disamping itu perlu berpedoman pada
Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian hasil
belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah)
66
SISTEMATIKA KTSP

Kriteria Kenaikan Kelas:


2. Pada SKS tidak ada kenaikan kelas bagi peserta didik, sedangkan
pada Sistem Paket peserta didik dinyatakan naik kelas apabila
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua
semester pada tahun pelajaran yang diikuti.
b. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya minimal BAIK yaitu
memenuhi indikator kompetensi sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan.
c. Deskripsi kegiatan ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan
minimal BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh
satuan pendidikan.
d. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing-
masing nilai pengetahuan dan/atau keterampilan di bawah
67
KKM. Satuan pendidikan dapat menambahkan kriteria lain
sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
SISTEMATIKA KTSP

Uraian tentang pelaksanaan program remedial dan pengayaan

Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM maka dilakukan


tindakan remedial dan bagi peserta didik yang sudah mencapai
atau melampaui ketuntasan belajar dilakukan pengayaan.
Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk
kompetensi pengetahuan dan keterampilan, sedangkan sikap tidak
ada remedial atau pengayaan namun menumbuhkembangkan
sikap, perilaku, dan pembinaan karakter setiap peserta didik.

68
SISTEMATIKA KTSP

5. Kriteria Kelulusan:
1. Kriteria kelulusan berdasar pada ketentuan PP 19/2005
sebagaimana yang telah diubah dengan PP 13/2015
2. Uraian tentang pelaksanaan ujian nasional dan ujian
sekolah
3. Rekapitulasi hasil ujian nasional tiga tahun terakhir dan
target capaian tahun berjalan
4. Kriteria kelulusan dari satuan pendidikan
5. Uraian tentang program-program sekolah dalam
meningkatkan kualitas lulusan
6. Uraian tentang program pasca ujian nasional sebagai
antisipasi bagi siswa yang melakukan ujian nasional
perbaikan. 69
SISTEMATIKA KTSP

6. Pendidikan Kecakapan Hidup:

1. Kurikulum untuk SMA dapat memasukkan pendidikan


kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi,
kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan
vokasional.
2. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian
integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau
berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
3. Kecakapan hidup yang mengarah pada kecakapan abad 21
4. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik
dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari
70
satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal.
SISTEMATIKA KTSP

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global:


Uraian tentang penyelenggaraan pendidikan berbasis
keunggulan lokal dan global:
1. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah
pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan
kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi,
budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi,
ekologi, dan lain-lain, yan semuanya bermanfaat bagi
penyusunan kompetensi peserta didik;
2. Dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan
juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal
71
3. Dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh
akreditasi
Bab IV
PENGATURAN BEBAN BELAJAR

72
SISTEMATIKA KTSP

Beban Belajar.
Dalam menetapkan beban belajar madrasah hendaknya
menjelaskan beban belajar yang diterapkan berkenaan
dengan sistem paket atau sistem kredit semester,
sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 61 Tahun
2014 dan PMA 165 Tahun 2014.
Beban Belajar Tambahan.
Dalam menetapkan beban belajar tambahan, hendaknya
dijelaskan alasan beban belajar tambahan yang diterapkan
madrasah. Penambahan dilakukan dengan
mempertimbangkan Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014.

73
SISTEMATIKA KTSP

Pengaturan Beban Belajar:

1. Beban belajar merupakan keseluruhan muatan dan


pengalaman belajar yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran. Beban
belajar di mi terdiri atas: kegiatan tatap muka; kegiatan
terstruktur; dan kegiatan mandiri. Beban belajar kegiatan
tatap muka dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per
minggu, dengan durasi setiap satu jam pelajaran adalah 35
menit. Beban belajar kegiatan terstruktur dan beban belajar
kegiatan mandiri paling banyak 40% dari waktu kegiatan
tatap muka yang bersangkutan.
74
SISTEMATIKA KTSP

2. Beban belajar satu minggu untuk kelas satu adalah 34 JP,


Kelas dua 36 jp, kelas tiga 40 JP, kelas dan VI adalah 43 jp.
Beban belajar semester ganjil dan genap masing –masing di
kelas I,II,II,IV dan V antara 18 - 20 minggu, untuk kelas VI 18
minggu efektif pada semester ganjil dan 14 minggu untuk
semester genap.
3. Beban belajar tambahan disesuaikan dengan hasil analisis
kondisi riil sekolah yang menjadi tanggungjawab sekolah
masing-masing.

75
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN

76
SISTEMATIKA KTSP

Pada bagian Kalender Pendidikan Madrasah


1. Cantumkan rincian pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satutahun pelajaran. lKalender
pendidikan Madrasah mengacu pada panduan penyusunan
kalender pendidikan Madrasah yang diterbitkan oleh Kementerian
Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat pada tahun pelajaran
berjalan. disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik satuan
pendidikan, serta kebutuhan peserta didik dan masyarakat,
dengan memperhatikan aturan kalender pendidikan sebagaimana
tercantum dalam Standar Isi.
2. Rencana Kegiatan atau jadwal memuat antara lain; kegiatan awal
tahun,. jumlah minggu efektif (Proses Pembelajaran, Ujian,
Penilaian, dll), dan hari libur
3. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dan lengkapi dengan
kalender 77
BAB Vi
PENUTUP

78
SISTEMATIKA KTSP

1. Tim Pengembang Kurikulum


Lampiran
Satuan Pendidikan
2. Laporan hasil analisis konteks

79
SISTEMATIKA KTSP

Penyusunan KTSP Dokumen/Buku II berisi silabus untuk


semua mata pelajaran kelas X, XI, dan XII. (Lihat naskah
Panduan Pengembangan Silabus).

Penyusunan KTSP Dokumen/Buku III berisi rencana


pelaksanaan pembelajaran yang disusun sesuai potensi,
minat, bakat, dan kemampuan peserta didik. (Lihat naskah
model pengembangan RPP).

80
MODEL PENGEMBANGAN KTSP SMA

Terima Kasih
81

Anda mungkin juga menyukai