Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

EFUSI PLEURA ECAUSA TB PARU

KELOMPOK 9
Alfia Aulia Kamilah Badaruddin
C014192022
Muhammad Anugrah Fiqri Mubarak
C0141922039
Pembimbing :
dr. Musannif Ziad

Pembimbing Akademik
Departemen:
Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik dr. Harry Azka Putrawan,Sp.p
Departemen PulmonologI dan Kedokteran Respirasi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar | 2020
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.D
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 09-08-1990
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Ruang perawatan : IC Lt 2
No.RM : 910016
Tanggal masuk : 4 Februari 2020
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
ANAMNESIS

• Keluhan Utama : Sesak Nafas


• Auto/Alloanamnesis :
Pasien mengeluh sesak nafas yang dialami sejak 3 bulan yang lalu,
memberat 1 bulan terakhir disertai dengan batuk sesekali, batuk
muncul 3 bulan yang lalu bersamaan dengan keluhan sesak nafas
batuk disertai dahak yang berwarna putih, tidak ada batuk darah.
Nyeri dada tidak ada. Demam hilang timbul, Keringat malam ada.
Penurunan berat badan ada, kurang lebih 9 kg sebulan . Mual dan
muntah tidak ada. BAK dan BAB kesan normal. Nafsu makan
menurun.
ANAMNESIS

Riwayat penyakit dahulu


 Riwayat terapi OAT ada yang dikonsumsi tanggal 18 Januari 2020 di Balai Paru Kota
Makassar
 Riwayat kontak penderita TB tidak ada
 Riwayat menderita keganasan tidak ada
 Riwayat menderita keganasan dalam keluarga tidak ada
 Riwayat merokok disangkal, perokok pasif
 Riwayat DM tidak ada
 Riwayat SC tahun 2014 karena pre-eklampsia
 Riwayat HT ada
 Riwayat dirawat di Balai paru dan dilakukan pungsi pleura sebanyak ±1500 ml, sebanyak
2 kali, warna kuning
PEMERIKSAAN FISIS

o STATUS PASIEN
Sakit sedang/ Gizi buruk/ GCS E4M6V5
BB : 44 kg
TB : 157 cm
IMT : 17.85 kg/m2

o TANDA VITAL
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 119 x/menit kuat angkat
Pernapasan : 28 kali/menit, Sp O2: 98% dengan modalitas oksigen 4 liter/menit
dengan nasak kanul
Suhu : 37 oC
PEMERIKSAAN FISIS

o Kepala
 Bentuk : Normocephal
 Deformitas : Tidak ada
 Rambut : Hitam, sukar dicabut

o Mata
 Eksoptalmus/Enoptalmus: (-)
 Gerakan : Dalam batas normal
 Kelopak mata : Edema(-)
 Konjungtiva : Tidak Pucat (-/-)
 Sklera : Ikterik (-/-)
 Kornea : Jernih
 Pupil : Bulat
PEMERIKSAAN FISIS

o Leher o Thoraks
 Kelenjar getah bening : Ada pembesaran  Inspeksi : asimetris, hemithorax kanan tertinggal saat
 Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran statis maupun dinamis
 Trakea : Ada devasi ke lateral kanan  Palpasi : vocal fremitus pada hemithorax kanan
menurun
 Pembuluh darah : Dalam batas normal
 Perkusi : Redup pada hemithorax kanan
 Kaku kuduk : Negatif
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler ronki ada
 Tumor : Tidak ada
 Nodul : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIS

o Abdomen
 Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
 Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
 Palpasi : Nyeri tekan (-), massa tumor (-),
Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba
Perkusi : Timpani, undulasi (-)
 Lain-lain : Ascites (-)

o Extremitas
 Pitting edema : tidak ada
 Perdarahan (-), palmar eritem (-), akral hangat
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

JENIS
HASIL NILAI RUJUKAN JENIS
PEMERIKSAAN
WBC 11.6 x103/uL 4 - 10 x 103/uL PEMERIKSA HASIL NILAI RUJUKAN
DARAH
HGB 13.1 12 - 16 g/dl AN
RUTIN
(04/02/2020) PLT 653 150 - 400 x 103/uL Ureum 39 10 – 50 mg/dl
NEUT 87.9 52.0 - 75,0 Kreatinin 0.5 L(<1.3) ; P(<1.1) mg/dl
LYMPH 3.6 20,0 - 40,0 GDS 101 70-140
MONO - 2,00 - 8,00
LED - <20 mm/jam
EOS - 1,00 - 3,00
BASO - 0,00 - 0,10
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

JENIS
PEMERIKSAA HASIL NILAI RUJUKAN
N
GDS 101 140 mg/dl
SGOT 45 <38 U/L
SGPT 56 <41 U/L
Ureum 39 10 – 50 mg/dl

Kreatinin 0.5 L(<1.3) ; P(<1.1) mg/dl


PEMERIKSAAN LABORATORIUM

JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN


Volume 50 1-10cc
CAIRAN PLEURA Warna Kuning Jernih/ Tidak Berwarna
BJ 1,015 < 1,08
PH 8,0 7,60– 7,64
Bekuan Positif Tidak ditemukan
Tes Rivalta Positif Negatif
Hitung Jumlah Leukosit 700 Jumlah Leukosit < 200
Hitung Jenis Leukosit PMN : 68% MN : 32% 60-70% Mononukleus
LDH 258 100-190 U/L
Glukosa 113 <200 mg/dl
Total Protein 2500 < 3000 mg/dl
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

JENIS NILAI
HASIL
PEMERIKSAAN RUJUKAN
pH 7.554 7.35 – 7.45
ANALISA SO2 98.2 95 - 98
GAS DARAH PO2 95.1 80.0 – 100.0

ctO2 19.5 15.8 – 22.3

PCO2 41.1 35.0 – 45.0

ctCO2 37.9 23 - 27

HCO3 36.6 22 - 26

BE 14.1 -2 - +2
PEMERIKSAA
N
PENUNJANG

Pemeriksaan Foto Thorax (04/01/2020):


- Tampak perselubungan homogen pada kedua
hemithorax terutama kanan yang menutupi sinus,
diafragma dan batas jantung
- Tampak pelebaran hillus kiri
- Cor : sulit dievaluasi, aorta normal
- Sinus dan diafragma kiri baik
- Tulang-tulang intak
- Jaringan luak sekitar kesan baik
ASSESSMENT:
- EFUSI PLEURA DEXTRA
- TUBERCULOSIS PARU
ASSESSMENT & PLANNING
NO ASSESSMENT PLANNING TERAPI
1. EFUSI PLEURA - Torakosintesis • Oksigen 4 lpm via nasal
- Pemasangan kanul
S: Pasien mengeluh sesak napas 3 bulan yang lalu memberat 1 WSD • Infus Natrium Klorida
bulan terakhir, nyeri dada tidak ada, pasien lebih nyaman pada 0,9% 20 tetes/menit
posisi duduk atau berbaring ke arah sisi yang sakit (kanan), • Furosemide 40mg/24
pasien tidur menggunakan 2 bantal. jam/ intravena
O: Inspeksi Asimetris hemithorax kanan tertinggal saat statis • Metilprednisolon 62,5
maupun dinamis. Palpasi Vocal fremitus menurun pada mg / 24 jam / intravena
hemithorax dextra. Perkusi didapatkan redup pada hemithorax
dextra. Auskultasi didapatkan bunyi napas bronkovesikuler,
menurun di hemithorax dextra, ronkhi di kedua paru, wheezing
tidak ada
Foto polos AP : - Tampak perselubungan homogen pada kedua
hemithorax terutama kanan yang menutupi sinus, diafragma dan
batas jantung
ASSESSMENT & PLANNING
NO ASSESSMENT PLANNING TERAPI
2. TB OAT

S: Batuk ada sejak 3 bulan lalu, batuk berlendir tetapi lendir tidak
dapat dikeluarkan, riwayat batuk darah disangkal, demam hilang
timbul, keringat malam tanpa aktivitas ada, nafsu makan menurun,
penurunan BB ada sekitar 9 kg dalam 2 bulan`.
FOLLOW UP
FOLLOW UP
Wakt Subjektif Objektif Assesme Planning Terapi
u nt
04/02/ S: sesak napas yang Tekanan darah : 110/70 mmHg - Efusi ‒ Cek darah lengkap • Natrium klorida
20 dialami sejak 3 bulan Nadi : 119 kali/menit pleura ‒ Foto thorax PA 0,9% 20 tetes/
Pernapasan : 28 kali/menit massif
yang lalu, memberat 1 Suhu : 37 oC
‒ Torakosintetis menit
bulan terakhir disertai - TB paru ‒- Pemasangan WSD • Oksigen 4 liter/mnt
Saturasi : 98 % dengan modalitas
dengan batuk sesekali, Oksigen 4 liter/menit klinis on via nasal kanul
batuk muncul Inspeksi Asimetris, hemithorax OAT fase • Furosemide 40 g/
bersamaan dengan kanan tertinggal. Palpasi Vocal klinis IV/24 jam
keluhan sesak napas, fremitus menurun pada terapi • Metilprednison 62,5
batuk disertai dahak hemithorax dextra. Perkusi hari ke mg/24 jam/IV
yang berwarna putih, didapatkan redup pada 17 • Teruskan OAT
hemithorax dextra. Auskultasi
tidak ada batuk darah, didapatkan bunyi napas
nyeri dada tidak ada, bronkovesikuler, dan ronkhi,
demam hilang timbul, wheezing tidak ada
keringat malam ada, Lab :
penurunan berat -Wbc : 11,6 -Ur/Kr : 39/0,54
badan ada, BAK & -Hb : 13,1 -Alb : 3,3
BAB normal, dan nafsu -PLT : 653 -SGOT : 45
makan menurun -Neut : 87,9 -SGPT : 56
-Lymp : 3,6
-GDS : 101
FOLLOW UP
Wakt Subjektif Objektif Assesme Planning Terapi
u nt
05/02/ S: Sesak ada, suara Sakit sedang/sadar - Efusi - Cek sputum BTA,
20 serak ada, batuk ada, GCS : E4M6V5 pleura Sensitivitas OAT • Natrium klorida
Tekanan darah : 120/80 mmHg massif
nyeri dada tidak ada, Nadi : 100 kali/menit
- Genexpert 0,9% 20 tetes/
demam tidak ada dextra - Usul NSCT terapi menit
Pernapasan : 28 kali/menit
Suhu : 37 oC e.c TB dengan kontras • Oksigen 4 liter/mnt
Saturasi : 98 % dengan modalitas 4 paru via nasal kanul
liter permenit via nasal kanul - TB paru • Furosemide 40 mg/
Pembesaran KGB ada klinis on IV/24 jam
Inspeksi Asimetris saat statis dan OAT • Metilprednison 62,5
dinamis, hemithorax kanan mg/24 jam/IV
tertinggal. Palpasi Vocal fremitus
menurun pada hemithorax dextra.
• Tunda OAT
Perkusi didapatkan redup pada
hemithorax dextra. Auskultasi
didapatkan bunyi napas
bronkovesikuler danronkhi di
paru, wheezing tidak ada
Lab :
-
FOLLOW UP

Wakt Subjektif Objektif Assesme Planning Terapi


u nt
06/02/ S: Sesak bertambah, GCS : E4M6V5 (sakit sedang) - Efusi - NSCT dengan kontras • Natrium klorida
20 batuk ada, nyeri dada Tekanan darah :150/100 pleura - Pemasangan WSD 0,9% 20 tetes/
tidak ada, rasa tegang mmHg massif menit
pada leher ada. Nadi : 80 kali/menit dextra • Oksigen 4 liter/mnt
Pernapasan : 28 kali/menit e.c TB via nasal kanul
Suhu : 37 oC paru • Furosemide 40 mg/
Saturasi : 97% dengan - TB paru IV/24 jam
modalitas 4 liter/menit klinis on • Metilprednison 62,5
Ada pembesaran KGB OAT mg/24 jam/IV
Inspeksi Asimetris saat statis • Tunda OAT
dan dinamis, hemithorax kanan
tertinggal. Palpasi Vocal
fremitus menurun pada
hemithorax dextra. Perkusi
didapatkan pekak pada
hemithorax dextra.
Auskultasi didapatkan bunyi
DISKUSI
EFUSI PLEURA
DEFINISI

Efusi Pleura adalah inf.


ETIOLOGI

Kelompok bakteri
anaerob: Kelompok bakteri aerob,
- Bacteriodes melaninogenus gram positif:
- Bacteriodes fragilis - Staphylococcus sp.
- Peptostreptococcus species - Streptococcus micraerophilic
- Bacillus intermedius - Streptococcus pyogenes
- Fusobacterium nucleatum - Streptococcus pneumoniae
- Microaerophilic streptococcus

Kelompok bakteri aerob,


gram positif:
Kelompok jamur - Klebsiella pneumoniae
(mucoraceae, aspergillus - Pseudomonas aeroginosa
species), parasit, amuba,
mikobakterium - Escherichia coli
- Actinomyces species
- Nocardia species
FAKTOR PREDISPOSISI
• Ada sumber infeksi saluran pernafasan:
Infeksi mulut, tumor laring yang terinfeksi, bronkitis, bronkiektasis dan kanker
paru yang terinfeksi.
• Daya tahan saluran pernafasan yang terganggu:
Pada paralisa laring, aspirasi cairan lambung karena tidak sadar, kanker esofagus,
gangguan ekspektorasi, dan gangguan gerakan sillia.
• Obstruksi mekanik saluran pernafasan:
Pada aspirasi bekuan darah, pus, bagian gigi yang menyumbat, makanan dan tumor
bronkus.
Infeksi Paru pada Diabetes Mellitus

Hiperglikemia melemahkan fungsi dari neutrofil dan


monosit (makrofag) yang berperan dalam membatasi invasi
dari bakteri pyogenik dan bakteri lainnya. Pergerakan dari
sel fagotik ke tempat infeksi menjadi terganggu pada pasien
dengan DM tetapi membaik dengan kontrol glikemik yang
baik.
Staphylococcus adalah patogen utama yang
menyebabkan CAP dan HAP pada pasien DM. Sebanyak
30% pasien DM adalah nasal carriers Staphylococcus aureus
di antara 11% individu yang sehat.
GEJALA KLINIS

• Malaise, merupakan gejala awal disertai tidak nafsu makan yang lama kelamaan menyebabkan
penurunan berat badan.
• Demam, berupa demam intermitten bisa disertai menggigil bahkan ‘rigor’ dengan suhu tubuh
mencapai 39.40C atau lebih.
• Batuk pada pasiean abses paru merupakan batuk berdahak yang setelah beberapa dapat berubah
menjadi purulen dan bisa mengandung darah. Sputum yang berbau amis dan berwarna anchovy
menunjukkan penyebabnya bakteri anaeraob dan disebut dengan putrid abscesses.
• Nyeri pleuritik atau nyeri yang dirasakan dalam dada menunjukkan adanya keterlibatan pleura.
• Sesak yang disebabkan oleh adanya pus yang menumpuk menutupi jalan napas
DIAGNOSIS
Diagnosis CAP Pada Pasien
• Keluhan penderita yang khas seperti • Pasien mengeluh batuk yang dialami sejak 1
malaise, demam ringan sampai demam bulan terakhir, memberat 1 minggu
tinggi, batuk purulen dengan bau amis dan sebelum masuk rumah sakit, batuk disertai
penurunan berat badan. dahak berwarna kehijauan dan berbau
• Riwayat penyakit sebelumnya seperti tidak sedap, tidak ada bercak darah. Sesak
infeksi saluran nafas atas, infeksi gigi, ada dialami sejak 3 hari sebelum masuk
serangan epilepsi, dan penurunan kesadaran rumah sakit, dirasakan terus menerus dan
berkaitan dengan sedasi. tidak dipengaruhi cuaca maupun aktivitas.
• Peningkatan jumlah leukosit yang umumnya Nyeri dada tidak ada. Demam tidak ada,
mencapai 10.000-30.000/mm3. riwayat demam ada dirasakan 2 minggu
• Bronkoskopi: untuk mengetahui adanya terakhir hilang timbul. Penurunan berat
obstruksi pada bronkus. Obstruksi bronkial badan tidak ada.
sekunder biasanya disebabkan oleh • Riwayat dirawat di RS Siloam dengan
karsinoma. diagnosis Pneumonia 2 minggu lalu.
• Aspirasi Jarum Perkutan untuk diagnosis • Pemeriksaan Lab:WBC: 27.5 x 103/uL
bakteriologis. • Hasil biakan darah: Staphylococcus species
TERAPI

Tatalaksana Medis
Manajemen awal didasarkan pada data mikrobiologi dan pengetahuan
terhadap kondisi atau penyakit yang mendasari.
Antibiotik
• Terapi alternatif yang dapat digunakan adalah kombinasi sefalosporin
generasi 2 (cefuroxime, cefoxitin) atau generasi 3 (ceftriaxone) dengan
clindamycin atau metronidazole.
• Linezolide initial i.v 600 mg tiap 12 jam dan dilanjutkan dengan terapi oral
setelah perbaikan gejala klinis disarankan pada kasus abses paru yang
disebabkan oleh MRSA.
DOSIS BEBERAPA ANTIBIOTIK EMPIRIK:
Antibiotik Dosis

Penisilin G 2 juta unit intravena tiap 4 jam, maksimal 18 juta unit/hari


600-800 mg tiap 6-8 jam intravena dilanjutkan dengan dosis oral 300 mg
Klindamisin
tiap 6 jam
Oral: 150-300 mg tiap 6 jam,
Loading dose: 15 mg/kgBB/intravena selama 1 jam,
Metronidazol
Dosis rumatan: 7.5 mg/kgBB/intravena selama 1 jam, diberikan lanjutan
tiap 6-8 jam, maksimal 4 gram/hari
Sefoksitin 80-160 mg/kgBB/hari/intravena dibagi tiap 4-6 jam

Imipenem 500-1000 mg tiap 6-8 jam


Durasi terapi
• Pada tahap awal, diberikan antibiotik intravena
sampai demam menghilang dan terdapat
perbaikan klinis dalam 4-8 hari, diikuti dengan
terapi oral hingga 6-8 minggu.
• Keberhasilan terapi antibiotik dapat dinilai dari
menghilangnya gejala tanpa bukti radiologis
atau perbaikan menipisnya dinding kaviti
setelah terapi 4-6 minggu.
Terapi bedah
Indikasi terapi bedah: gagal respon terhadap
terapi antibiotik, kecurigaan neoplasma, atau
malformasi paru kongenital. Tindakan bedah
antara lain: lobektomi atau pneumonektomi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai