Anda di halaman 1dari 81

MODUL 1

LOGIKA MATEMATIKA DAN


MATEMATIKA DISKRIT
PPG Dalam Jabatan Tahap 2
Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh : Sukisnawati, S.Pd.


19050618010264
 KB 1 LOGIKA MATEMATIKA
 KB 2 KOMBINATORIKA
 KB 3 TEORI GRAPH
LOGIKA MATEMATIKA

Kalimat terbuka
Kalimat yang belum atau tidak dapat ditentukan nilai kebenarannya
Bisa berbentuk persamaan atau pertidaksamaan
Contoh:
x+1=3
y–7<9
Pernyataan

Kalimat yang berarti menerangkan (kalimat deklaratif)


Pernyataan bisa bernilai benar atau salah
Contoh:
1) 6 + 8 = 11, pernyataan salah
2) Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah, pernyataan
benar
Negasi atau ingkaran

 Pernyataan yang bernilai salah jika pernyataan


sebelumnya bernilai benar, atau sebaliknya
 Lambang ingkaran pernyataan p yaitu ~𝑝
 Contoh:
Hari ini hujan
Ingkarannya yaitu
Hari ini tidak hujan
Pernyataan Kuantor
 Bentuk logika matematika berupa pernyataan yang memiliki kuantitas.
 Umumnya terdapat kata semua, seluruh, setiap, beberapa, ada, dan
sebagian.
 Kata-kata yang senilai dengan seluruh, semua, setiap termasuk dalam
kuantor universal (∀)
 Kata-kata yang senilai dengan sebagian, beberapa, ada termasuk dalam
kuantor eksistensial (∃)
 Kuantor universal dan kuantor eksistensial saling beringkaran.
 Contoh
semua orang adalah sarjana (Kuantor universal)
sebagian orang adalah tidak sarjana
 Beberapa pernyataan dapat dibentuk menjadi satu
pernyataan dengan menggunakan kata penghubung
logika seperti dan, atau, jika maka serta jika dan hanya
jika.
 Pernyataan gabungan tersebut disebut dengan
pernyataan majemuk.
 Dalam logika matematika, kata hubung tersebut masing-
masing memiliki lambang dan istilah sendiri.
Lambang Kata Hubung
Tabel kebenaran logika
matematika
Tautologi

 Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar untuk


setiap substitusi pernyataan tunggalnya
 Contoh
Kontradiksi

 Pernyataan majemuk yang selalu bernilai salah untuk


setiap substitusi pernyataan tunggalnya
 Contoh:
Setiap pernyataan (proposisi) yang saling ekuivalen dapat
dipertukarkan antara satu dengan yang lain
Hukum aljabar Proposisi
Premis
Suatu pernyataan yang bernilai benar, dianggap benar, atau disepakati
kebenarannya

Argumen
Kumpulan dari satu atau beberapa premis
beserta kesimpulan yang diambil secara valid
Macam-macam Argumen
Aturan dalam pembuktian
argumen
 Silogisme Disjungtif
 Konstruktif Delema
 Destruktif Delema
 Aturan Konjungsi
 Aturan Penyederhanaan
 Aturan Penambahan
1. 𝑎 ⇒ 𝑏
2. 𝑐 ⟹ 𝑑
3. ((∼ b ∨∼ d) ∧ (∼ a ∨∼ b))
4. ∼ 𝑏 ∨∼ 𝑑 (3 aturan
Buktikan keabsahan dari penyederhanaan)
5. 𝑏 ⟹∼ 𝑑 (4 Hukum Implikasi)
𝑎⇒𝑏
𝑐⟹𝑑 6. ∼ 𝑎 ∨∼ 𝑏 (3 Aturan
(∼ 𝑏 ∨∼ 𝑑) ∧ (∼ 𝑎 ∨∼ 𝑏) Penyederhanaan)
∴∼ 𝑎 ∨∼ 𝑐 7. 𝑎 ⟹∼ 𝑏 (6 Hukum Implikasi)
8. 𝑎 ⟹∼ 𝑏 (1,5 Silogisme)
9. 𝑑 ⟹∼ 𝑎 (8 Hukum Transposisi)
10. 𝑐 ⟹∼ 𝑎 (2,9 Silogisme)
11. ∼ 𝑐 ∨∼ 𝑎 (10 Hukum Implikasi)
12. ∼ 𝑎 ∨∼ 𝑐 (11 Hukum Komutatif)

Jadi argumen tersebut sah/ valid


Aturan bukti Bersyarat

 Menulis premis yang diketahui


 Menarik anteseden dan konklusi baru menjadi premis
baru dan konsekuennya merupakan konklusi dari
argumen
 Menggunakan aturan penyimpulan dan hukum
penggantian untuk menemukan konklusi sesuai dengan
konklusi baru
Bukti Tak Langsung

 Menulis premis yang diketahui


 Menarik ingkaran dai konklusi menjadi premis baru
 Menggunakan aturan penyimpulan dan hukum
penggantian untuk menunjukkan kontradiksi
 Menggunakan prinsip adisi dan silogisme disjungtif
KOMBINATORIKA
BINOMIAL
Sifat penting terkait segitiga pascal
1. Sifat Simetri
C (n, r) = C (n, n-r)
2. P(n,r) = n. P (n-1, r-1)

Segitiga pascal digunakan untuk menentukan koefisien dari


ekspansi bentuk binomial
Teorema 1
(Identitas Pascal)
Jika n dan r bilangan bulat poitif dengan 𝑛 ≥ 1, maka
𝑛+1 𝑛 𝑛
= +
𝑟 𝑟−1 𝑟
Sifat penting dalam segitiga
pascal
1. Nilai-nilai di bagian ujung kiri dan kanan selalu 1
2. Nilai segitiga pascal pada baris ke-n di kolom kedua
dan kolom kedua sebelum terakhir selalu sama dengan
n
3. Nilai-nilai Segitiga Pascal pada setiap akhir baris selali
simetri
4. Penjumlahan baris
𝐶 𝑛, 0 + 𝐶 𝑛, 1 + ⋯ + 𝐶 𝑛, 𝑛 = 2𝑛
5. Penjumlahan kolom
𝐶 𝑟, 𝑟 + 𝐶 𝑟 + 1, 𝑟 + ⋯ + 𝐶 𝑛, 𝑟
= 𝐶(𝑛 + 1, 𝑟 + 1)

6. Jumlah diagonal
𝐶 𝑛, 0 + 𝐶 𝑛 + 1,1 + ⋯ + 𝐶 𝑛 + 𝑟, 𝑟
= 𝐶(𝑛 + 𝑟 + 1, 𝑟)
Teorema 2

Jika 𝑥 dan 𝑦 bilangan − bilangan


real dan 𝑛 bilangan bulat positif,
𝑚𝑎𝑘𝑎
𝑛
𝑛
𝑥+𝑦 = ෍ 𝐶(𝑛, 𝑘)𝑥 𝑛−𝑘 𝑦 𝑘
𝑘=0
Contoh

Buktikan bahwa σ𝑛𝑘=0 −1 𝑘 𝐶 𝑛, 𝑘 = 0


Bukti:
Perhatikan Teorema Binomial
Pilih 𝑥 = 1 dan 𝑦 = −1. Jelas bahwa ruas kiri dalam
Teorema Binomial sama dengan 0 dan ruas kanannya sama
dengan σ𝑛𝑘=0 −1 𝑘 𝐶 𝑛, 𝑘 . Jadi terbukti bahwa
σ𝑛𝑘=0 −1 𝑘 𝐶 𝑛, 𝑘 = 0
Teorema 3
(Teorema Binomial Newton)
Jika 𝑥 dan 𝑦 bilangan real dengan
𝑥 < 1 dan 𝑢 bilangan real, maka

(𝑥 + 𝑦)𝑢 = ෍ 𝐶 𝑢, 𝑘 𝑥 𝑘 𝑦 𝑛−𝑘
𝑘=0
𝑥
 Misal 𝑧 = , maka
𝑦
𝑢
𝑥
𝑢 𝑢
(𝑥 + 𝑦) = +1 = 𝑧+1
𝑦
 𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑧 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑧 < 1, 𝑚𝑎𝑘𝑎

(𝑧 + 1)𝑢 = ෍ 𝐶 𝑢, 𝑘 𝑧 𝑘
𝑘=0
 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑢 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓, 𝑚𝑎𝑘𝑎

(𝑧 + 1)−𝑢 = ෍ −1 𝑘 𝐶 𝑛 + 𝑘 − 1, 𝑘 𝑧 𝑘
𝑘=0
Contoh

 Ekspansikan 1 − 𝑥 −2

Jawab

1−𝑥 −2 = ෍ 𝐶 𝑘 + 1, 𝑘 𝑥 𝑘
𝑘=0

= 1 + 2𝑥 + 3𝑥 2 + 4𝑥 3 + 5𝑥 4 + ⋯
Barisan

 Definisi 1
Barisan geometri merupakan sebuah barisan yang
berbentuk
𝑎, 𝑎𝑟, 𝑎𝑟 2 , 𝑎𝑟 3 , … , 𝑎𝑟 𝑛
dengan rasio 𝑟
 Definisi 2
Barisan aritmatika merupakan sebuah barisan yang
berbentuk
𝑎, 𝑎 + 𝑑, 𝑎 + 2𝑑, 𝑎 + 3𝑑, … , 𝑎 + 𝑛𝑑
dengan selisih 𝑑
Untuk menyatakan jumlah 𝑛 suku dari sebuah barisan
digunakan notasi sigma

Jumlahan suku-suku 𝑎𝑚 , 𝑎𝑚+1 , … , 𝑎𝑛 dapat dinyatakan


dengan
𝑛

෍ 𝑎𝑗 = 𝑎𝑚 + 𝑎𝑚+1 + ⋯ + 𝑎𝑛
𝑗=𝑚
Multiset

 Definisi 3
Diberikan himpunan semesta S. Sebuah multiset A pada S
adalah sebuah himpunan dengan unsur-unsurnya dapat
muncul lebih dari satu kali
Operasi Dasar pada Multiset

 Gabungan 𝐴 ∪ 𝐵 adalah multiset 𝐶 dengan fungsi


multiplisitas 𝑚𝑐 didefinisikan sebagai berikut
𝑚𝑐 𝑥 = max{𝑚𝐴 𝑥 , 𝑚𝐵 𝑥 }
untuk setiap 𝑥 ∈ 𝑆
 Irisan 𝐴 ∩ 𝐵 adalah multiset 𝐷 dengan fungsi
multiplisitas 𝑚𝐷 didefinisikan sebagai berikut
𝑚𝐷 𝑥 = m𝑖𝑛{𝑚𝐴 𝑥 , 𝑚𝐵 𝑥 }
untuk setiap 𝑥 ∈ 𝑆
 Multiset A disebut termuat dalam multiset B, dinotasikan 𝐴 ⊆ 𝐵, jika
𝑚𝐴 𝑥 ≤ 𝑚𝐵 𝑥
untuk setiap 𝑥 ∈ 𝑆
 Operasi selisih
 Selisih multiset A-B adalah multiset F dengan fungsi multiplisitas 𝑚𝐹
didefinisikan sebagai berikut
𝑚𝐹 𝑥 = 𝑚𝐴 𝑥 − 𝑚𝐵 (𝑥)
untuk setiap 𝑥 ∈ 𝑆
Jika nilai selisih negatif, maka didefinisikan
𝑚𝐹 𝑥 = 0
 Jumlahan multiset A+B adalah multiset H dengan fungsi
multiplisitas 𝑚𝐻 didefinisikan sebagai berikut
𝑚𝐻 𝑥 = 𝑚𝐴 𝑥 + 𝑚𝐵 (𝑥)
untuk setiap 𝑥 ∈ 𝑆
Contoh

 Diberikan himpunan semesta S yang merupakan


himpunan alphabet. Diberikan multiset 𝐴 = {2𝑎, 3𝑏, 𝑐}
dan 𝐵 = 𝑎, 2𝑏, 4𝑑
1. 𝐴 ∪ 𝐵 = {2𝑎, 3𝑏, 𝑐, 4𝑑}
2. 𝐴 ∩ 𝐵 = {𝑎, 2𝑏}
3. Selisih 𝐴 − 𝐵 = a, b, c
4. Jumlahan 𝐴 + 𝐵 = {3𝑎, 5𝑏, 𝑐, 4𝑑}
Fungsi Pembangkit

 Definisi
 Fungsi pembangkit biasa untuk berisan bilangan real:
𝑎0 , 𝑎1 , … , 𝑎𝑘 didefinisikan sebagai deret pangkat tak
hingga

𝐺 𝑥 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + … + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 = ෍ 𝑎𝑛 𝑥 𝑛
𝑛=0
Teorema 4

Jika 𝑓 𝑥 = σ∞ ∞
𝑛=0 𝑎𝑛 𝑥 dan 𝑔 𝑥 = σ𝑛=0 𝑏𝑛 𝑥 fungsi
𝑛 𝑛

pembangkit, maka

𝑓 𝑥 + 𝑔 𝑥 = ෍ (𝑎𝑛 +𝑏𝑛 )𝑥 𝑛
𝑛=0
∞ 𝑛

𝑓 𝑥 . 𝑔 𝑥 = ෍ ෍ 𝑎𝑛 𝑏𝑛−𝑗 𝑥 𝑛
𝑛=0 𝑗=0
Contoh penerapan teorema 4

1
 Diberikan fungsi pembangkit 𝐺 𝑥 = 1−2𝑥 2

Dengan mengingat bahwa:


1 2 3
= 1 + 2𝑥 + 2𝑥 + 2𝑥 +⋯
1 − 2𝑥
Fungsi pembangkit di atas dapat dituliskan sebagai berikut:
1
𝐺 𝑥 =
1 − 2𝑥 2
1 1
= 1−2𝑥 . 1−2𝑥
𝑛
= σ∞
𝑛=0(σ𝑗=0 1) 2𝑥
𝑛

= σ∞
𝑛=0 𝑛 + 1 2𝑥
𝑛
Relasi Rekursif

 Definisi 4
Relasi rekursif untuk barisan 𝑎𝑛 didefinisikan sebagai
sebuah persamaan yang menyatakan 𝑎𝑛 dalam salah satu
atau lebih suku-suku sebelumnya, yaitu 𝑎0 , 𝑎1 , … , 𝑎𝑛−1 ,
untuk semua 𝑛 ≥ 𝑛0 dengan 𝑛0 bilangan bulat tak negatif

𝑎𝑛 dikatakan sebagai solusi dari relasi rekursif bila 𝑎𝑛


memenuhi relasi rekursif
Contoh 1

 Apakah barisan {𝑎𝑛 } dengan 𝑎𝑛 = 3𝑛 merupakan solusi dari relasi


rekursif
𝑎𝑛 = 2𝑎𝑛−1 − 𝑎𝑛−2 untuk 𝑛 = 2, 3, 4, …
Dengan 𝑛 bilangan bulat tak negatif?
Penyelesaian:
Dengan mensubstitusi 𝑎𝑛 = 3𝑛 ke ruas kanan relasi rekursif, diperoleh
2.3. 𝑛 − 1 − 3 𝑛 − 2 = 6𝑛 − 6 − 3𝑛 = 3𝑛
= 𝑎𝑛
Dapat dibuktikan bahwa 𝑎𝑛 = 3𝑛
meemenuhi relasi rekursif. Jadi 𝑎𝑛 = 3𝑛
merupakan solusi relasi rekursif
Contoh 2
 Bagaimana dengan barisan {𝑎𝑛 } dengan 𝑎𝑛 = 2𝑛 ? Apakah barisan ini
merupakan solusi dari relasi rekursif
𝑎𝑛 = 2𝑎𝑛−1 − 𝑎𝑛−2 untuk 𝑛 = 2,3,4, … .
Penyelesaian:
Dengan mensubstitusi 𝑎𝑛 = 2𝑛 ke ruas kanan relasi rekursif, diperoleh:
2. 2𝑛−1 − 2𝑛−2 = 2𝑛 − 0.25 2𝑛 = 0.75 2𝑛 ≠ 𝑎𝑛
Dapat dibuktikan bahwa 𝑎𝑛 = 2𝑛 tidak memenuhi
relasi rekursif.
Jenis relasi rekursif

 Relasi rekursif linear homogen


 Relasi rekursif linear tak homogen
Definisi 5

Bentuk umum relasi rekursif linear homogen berderajat 𝑘


dengan koefisien-koefisien konstan sebagai berikut
𝑎𝑛 = 𝑐1 𝑎𝑛−1 + 𝑐2 𝑎𝑛−2 + ⋯ + 𝑐𝑘 𝑎𝑛−𝑘
dengan 𝑐1 , 𝑐2 , … , 𝑐𝑘 bilangan-bilangan real dan 𝑐𝑘 ≠ 0
Langkah menentukan solusi
relasi rekursif linear homogen
 Substitusi bentuk 𝑎𝑛 = 𝑟 𝑛 dengan 𝑟 konstanta
 Bentuk 𝑎𝑛 = 𝑟 𝑛 solusi relasi rekursif jika dan hanya jika
𝑎𝑛 memenuhi relasi rekursif
 Setelah disubstitusi diperoleh persamaan karakteristik
𝑟 𝑘 − 𝑐1 𝑟 𝑘−1 + 𝑐2 𝑟 𝑘−2 + ⋯ + 𝑐𝑘−1 𝑟 − 𝑐𝑘 = 0
 Akar dari persamaan tersebut disebut akar karakteristik
 Bentuk solusi homogen dari relasi rekursif dibedakan
berdasarkan akar-akar persamaan karakteristiknya
Teorema 5
(dapat digunakan untuk menentukan solusi
homogen berderajat dua dengan semua akar
karakteristik berbeda)
Misal 𝑐1 , 𝑐2 bilangan real dan persamaan 𝑟 2 − 𝑐1 𝑟 − 𝑐2 = 0 mempunyai dua
akar berbeda 𝑟1 dan 𝑟2 .
Barisan {𝑎𝑛 } solusi dari relasi rekursif
𝑎𝑛 = 𝑐1 𝑎𝑛−1 + 𝑐2 𝑎𝑛−2 jika dan hanya jika
𝑎𝑛 = 𝛼1 𝑟1𝑛 + 𝛼2 𝑟2𝑛 , 𝑛 = 0,1,2, …
dengan 𝛼1 dan 𝛼2 konstanta
Teorema 6
(dapat digunakan untuk menentukan solusi homogen
berderajat dua merupakan akar rangkap 2)

Misal 𝑐1 , 𝑐2 bilangan real dan persamaan 𝑟 2 − 𝑐1 𝑟 − 𝑐2 = 0 mempunyai satu


akar rangkap 𝑟0 .
Barisan {𝑎𝑛 } solusi dari relasi rekursif
𝑎𝑛 = 𝑐1 𝑎𝑛−1 + 𝑐2 𝑎𝑛−2 jika dan hanya jika
𝑎𝑛 = 𝛼0 𝑟0𝑛 + 𝛼1 𝑛𝑟1𝑛 , 𝑛 = 0,1,2, …
dengan 𝛼1 dan 𝛼2 konstanta
Teorema 7
(dapat digunakan untuk menentukan solusi homogen
berderajat-k dengan semua akar karakteristik berbeda)

Misal 𝑐1 , 𝑐2 , … , 𝑐𝑘 bilangan real dan persamaan 𝑟 𝑘 − 𝑐1 𝑟 𝑘−1 − 𝑐2 𝑟 𝑘−2 − ⋯ −


𝑐𝑘−1 𝑟 − 𝑐𝑘 = 0 mempunyai 𝑘 akar berbeda 𝑟1 , 𝑟2 , … , 𝑟𝑘 .
Barisan {𝑎𝑛 } solusi dari relasi rekursif
𝑎𝑛 = 𝑐1 𝑎𝑛−1 + 𝑐2 𝑎𝑛−2 + ⋯ + 𝑐𝑘 𝑎𝑛−𝑘
jika dan hanya jika
𝑎𝑛 = 𝛼1 𝑟1𝑛 + 𝛼2 𝑟2𝑛 + ⋯ + 𝛼𝑘 𝑟𝑘𝑛 , 𝑛 = 0,1,2, …
dengan 𝛼1 , 𝛼2 , … , 𝛼𝑘 konstanta
Teorema 8
(dapat digunakan untuk menentukan solusi homogen
berderajat-k dengan akar karakteristik rangkap)
Contoh Soal: Tentukan solusi dari relasi
rekursif 𝑎𝑛 = 4𝑎𝑛−1 − 4𝑎𝑛−2 , 𝑛 ≥ 2 dengan
kondisi awal 𝑎0 = 1, 𝑎1 = 0
Penyelesaian
Menentukan persamaan karakteristik, dengan mensubstitusi 𝑎𝑛 = 𝑟 𝑛 dengan 𝑟
konstanta:
𝑟 2 − 4𝑟 + 4 = 0
Diperoleh akar persamaan karakteristik: 𝑟 = 2 (rangkap 2)
Dengan demikian, bentuk solusinya sebagai berikut:
𝑎𝑛 = 𝑐1 . 2𝑛 + 𝑐2 . 𝑛.2𝑛
Dengan kondisi awal yang diberikan, diperoleh
𝑎0 = 𝑐1 . 1 + 0 = 1, diperoleh 𝑐1 = 1
𝑎1 = 1.2 + 𝑐2 . 2 = 0, diperoleh 𝑐2 = −1
Maka diperoleh solusi homogen:
𝑎𝑛 = 1. 2𝑛 − 𝑛.2𝑛
Teori Graph
Graph G

 Merupakan pasangan himpunan (V(G), E(G)) atau cukup


disingkat (V,E), dan ditulis G=(V,E)
 V adalah himpunan tidak kosong dari titik (vertice)
 E adalah himpunan sisi (edge) yang menghubungkan
satu atau dua titik, dengan E mungkin himpunan kosong
 Graf yang tidak memiliki sisi disebut graf kosong,
dinotasikan dengan 𝑁𝑛
 Titik pada graf dilabel dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐, … , 𝑧 atau
𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑛 dengan 𝑛 bilangan asli
 Sisi dinyatakan dengan pasangan (𝑢, 𝑣) atau dengan
lambang 𝑒1 , 𝑒2 , … , 𝑒𝑛
 Misal 𝑢 dan 𝑣 adalah dua titik di G dan 𝑒 = (𝑢, 𝑣) adalah
sebuah sisi G, maka titik 𝑢 dan 𝑣 dikatakan
berhubungan langsung atau bertetangga dengan 𝑒
terkait 𝑢 dan 𝑣
Graph Bagian

 G graf dengan himpunan titik 𝑉(𝐺) dan himpunan sisi


𝐸(𝐺). Sebuah graf H dengan himpunan titik 𝑉(𝐻) dan
himpunan 𝐸(𝐻) disebut graf bagian dari 𝐺, dinotasikan
𝐻 ⊆ 𝐺, jika V(𝐻) ⊆ 𝑉(𝐺) dan E(𝐻) ⊆ 𝐸(𝐺)
 Jika V 𝐻 = 𝑉(𝐺) dan E(𝐻) ⊆ 𝐸(𝐺), maka 𝐻 disebut graf
bagian rentang (spanning subgraph)
Sifat Graf Bagian

 Setiap graf merupakan graf bagian dari dirinya sendiri


 Graf bagian dari suatu graf bagian 𝐺 merupakan graf
bagian dari 𝐺
 Sebuah titik dalam graf 𝐺 merupakan graf bagian dari 𝐺
 Sebuah sisi dari 𝐺 bersamaan dengaan kedua titik
ujungnya juga merupakan graf bagian 𝐺
Contoh graf bagian
 Jejak (walk) adalah sebuah barisan berhingga (tak kosong) 𝑤 =
𝑣0 𝑒1 𝑣1 𝑒2 … 𝑒𝑘 𝑣𝑘 yang suku-sukunya bergantian titik dan sisi.
 Jejak (trail) adalah jalan yang semua sisinya berbeda
 Lintasan (path) adalah jejak yang semua titiknya berbeda
 Sirkuit adalah jejak tutup
 Sirkuit euler adalah sirkuit yang memuat semua sisi di 𝐺
 Graph Euler adalah graph yang memuat sirkuit euler
Graph terhubung dan tidak
terhubung
 Graf disebut terhubung jika setiap dua titik berbeda
pada graf tersebut terdapat sebuah lintasan yang
menghubungkan kedua titik tersebut
 Bila suatu graf tidak terhubung, maka graf tersebut
terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing
komponennya adalah suatu graf terhubung atau suatu
titik terpencil
Graf saling isomorfik

Dua buah graf yang sama tetapi secara geometri berbeda.


Dua buah graf dikatakan isomorfik jika terdapat
korespondensi satu-satu antara titik-titik dan sisi-sisi
keduanya
Derajat titik

 Misal 𝑣 adalah titik dalam graf 𝐺. Derajat titik 𝑣


disimbolkan 𝑑 𝑣 , adalah jumlah sisi yang terkait
dengan titik 𝑣 dan sisi suatu loop dihitung dua kali
 Derajat total G adalah jumlah derajat semua titik dalam
G
Teorema Derajat Titik

Teorema 1
Jika G sebuah graf maka σ𝑣∈𝑉 𝑑 𝑣 = 2 𝐸(𝐺)

Teorema 2
Banyaknya titik yang berderajat ganjil pada sebuah graf adalah
genap. Barisa monoton turun dari derajat titik-titik graf G
disebut barisan derajat graf G. Jika G graf sederhana, maka
barisan derajat G disebut graphik
Teorema 3
Barisan bilangan bulat non negatif (𝑑1 , 𝑑2 , … , 𝑑𝑛 ) adalah barisan derajat
sebuah graf jika dan hanya jika σ𝑛𝑖=1 𝑑(𝑣) genap
Teorema 4

 Misalkan 𝜋 = (𝑑1 , 𝑑2 , … , 𝑑𝑛 ) barisan bilangan bulat non


negatif monoton turun. Barisan 𝜋 adalah graphik jika
dan hanya jika barisan (𝑑2 − 1, 𝑑3 − 1, … , 𝑑𝑑1+1 −
1, 𝑑𝑑2+1 − 1, … , 𝑑𝑛 ) graphik
Matriks Ketetanggaan

 Misalkan G sebuah graf dengan 𝑉 𝐺 = {𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑛 }


 Matriks ketetanggaan graf G adalah matriks persegi 𝐴 =
𝑎𝑖𝑗 berordo 𝑛 × 𝑛 yang baris-baris dan kolom-
kolomnya dilabel dengan label titik-titik graf G
sedemikian hingga elemen 𝑎𝑖𝑗 menyatakan banyaknya
sisi G yang menghubungkan titik 𝑣1 dan 𝑣2
Contoh
Matriks Keterkaitan

 Sebuah graf G dapat disajikan dengan matriks keterkaitan 𝐴 = 𝑒𝑖𝑗 , berordo 𝑛 × 𝑡


dengan 𝑛 adalah banyaknya titik dan 𝑡 adalah banyaknya sisi G, yang baris-
barisnya dilabel dengan label titik-titik G dan kolom-kolomnya dilabel dengan
label sisi-sisi G sedemikian hingga
0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑒𝑗 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑎𝑖𝑡 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑣𝑖
𝑎𝑖𝑗 = ൞1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑒𝑗 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑎𝑖𝑡 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑣𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑒𝑗 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑜𝑜𝑝
2, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑒𝑗 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑎𝑖𝑡 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑣𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑒𝑗 𝑙𝑜𝑜𝑝
Jenis-jenis Graf tentu

 Graf lengkap (graf komplit)


 Graf Bipartisi
 Graf teratur
 Graf sikel
 Graf Planar dan graf bidang
 Graf Euler dan Graf semi-Euler
 Graf Hamilton dan Graf semi-Hamilton
 Pohon
Sifat-sifat pohon

 G adalah pohon
 Setiap pasang titik di g terdapat tepat satu lintasan
 G terhubung dan memiliki 𝑛 − 1 buah sisi
 G tidak mengandung sikel dan memiliki 𝑛 − 1 buah sisi
 G terhubung dan semua sisinya adalah jembatan
Graf berbobot
 Adalah sebuah graf yang setiap sisinya
diakitkan dengan sebuah bilangan real
 Bobot sisi 𝑒 ditulis 𝑤(𝑒)
 Bobot graf G, ditulis 𝑤(𝐺), adalah jumlah
bobot semua sisi di G
 Pohon rentang adalah sebuah graf bagian yang memuat
semua titik di G yang berupa pohon
 Pohon rentang minimal adalah pohon rentang dengan
bobot minimal
 Untuk mencari pohon rentang minimal bisa
menggunakan algoritma Kruskal dan algoritma Prim
Algoritma Kruskal

 Pilih 𝑒1 sebuah sisi di G sehingga 𝑤(𝑒1 ) sekecil mungkin


dan 𝑒1 bukan loop
 Jika sisi-sisi 𝑒1 , 𝑒2 , … , 𝑒𝑖 telah dipilih, lalu pilih sebuah
sisi 𝑒𝑖+1 , yang belum terpilih sedemikian sehingga
(i) Graf bagian G yang dikonstruksi oleh sisi-sisi
𝑒1 , 𝑒2 , … , 𝑒𝑖+1 tidak memiliki sikel
(ii) 𝑤 𝑒𝑖+1 adalah terkecil
 Jika G memiliki 𝑛 titik, hentikan langkah tersebut
setelah memilih 𝑛 − 1 sisi. Jika belum terpilih 𝑛 − 1,
ulangi langkah 2
Algoritma Prim

 Pilih sebarang titik 𝑣1 di 𝐺


 Pilih sebuah sisi 𝑒1 = 𝑣1 𝑣2 di G sehingga 𝑣1 ≠ 𝑣2 dan
𝑒1 memiliki bobot terkecil di antara sisi-sisi G yang
terkait dengan 𝑣1
 Jika sisi 𝑒1 , 𝑒2 , … , 𝑒𝑖 telah dipilih dengan titik-titik ujung
dari sisi-sisi tersebut adalah titik-titik 𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑖+1 ,
selanjutnya pilih sisi 𝑒𝑖+1 = 𝑣𝑗 𝑣𝑘 dengan 𝑣𝑗 ∈
𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑖+1 dan 𝑣𝑘 ∉ 𝑣1 , … , 𝑣𝑖+1 sedemikian
sehingga 𝑒𝑖+1 memiliki bobot terkecil diantara sisi-sisi G
yang salah satu ujung sisi tersebut di 𝑣1 , … , 𝑣𝑖+1
 Hentikan langkah tersebut setelah 𝑛 − 1 sisi telah
dipilih. Jika tidak, ulangi langkah 3
Pewarnaan Titik

Misal G graf tanpa loop, suatu pewarnaan-k untuk graf G


adalah suatu penggunaan sebagian atau semua 𝑘 warna
untuk mewarnai semua titik di G sehingga setiap pasang
titik yang bertetangga diberi warna yang berbeda
Bilangan khromatik

 Bilangan khromatik dari graf G dinotasikan 𝜒(𝐺), adalah


bilangan 𝑘 terkecil sehingga G dapat diwarnai dengna 𝑘
warna
 𝜒 𝐺 = min{𝑘/ ada pewarnaan-k pada G}
 𝜒 𝐺 ≤ |V G |
Teorema

 Teorema 7
Jika G graf sederhana dengan derajat titik maksimum Δ(𝐺),
maka 𝜒 𝐺 ≤ Δ G + 1
 Teorema 8
Misalkan G graf sederhana, terhubung, dan derajat titik
maksimum adalah Δ 𝐺 . Jika G bukan graf komplit dan
bukan graf sikel dengan banyak titik ganjil, maka 𝜒 𝐺 ≤
Δ G
Algoritma Welch-Powell

 Urutkan titik-titik dari graf G dalam derajat yang


menurun
 Gunakan warna 1 untuk mewarnai titik pertama (yang
memiliki derajat tertinggi) dan titik lain (dalam urutan
yang berurut) yang tidak betetangga dengan titik
pertama ini
 Mulai lagi dengan titik derajat tertinggi berikutnya di
dalam daftar terurut yang belum diwarnai dan ulangi
proses pewarnaan
 Ulangi penambahan warna-warna sampai semua titik
telah diwarnai
Pewarnaan sisi

Misal G graf tanpa loop, suatu pewarnaan sisi-k untuk graf


G adalah suatu penggunaan sebagian atau semua 𝑘 warna
untuk mewarnai semua sisi di G sehingga setiap pasang sisi
yang mempunyai titik persekutuan diberi warna yang
berbeda
Indek Khromatik

 Indeks khromatik dari graf G dinotasikan 𝜒′(𝐺), adalah


bilangan 𝑘 terkecil sehingga sisi-sisi di G dapat diwarnai
dengna 𝑘 warna
 𝜒′ 𝐺 ≤ |V G |, dan jika derajat titik maksimum di G
adalah Δ(𝐺), maka 𝜒 ′ 𝐺 ≥ Δ(𝐺)
Teorema
Graf Dual

Peta
Graf bidang yang tidak memuat jembatan
Aplikasi pewarnaan Graf

 Penempatan bahan-bahan kimia


 Penjadwalan ujian

Anda mungkin juga menyukai