Anda di halaman 1dari 29

TINGKAT KESADARAN

KESADARAN

Keadaan saat individu memiliki kemampuan


untuk melakukan hubungan dengan lingkungannya,
serta dengan dirinya sendiri ( melalui panca indra)
•tingkat kesadaran merupakan ukuran
dari kesadaran dan respon seseorang
terhadap rangsangan yang berasal dari
lingkungan, dengan demikian maka
tentu kondisi tingkat kesadaran
seseorang tidak selalu berada dalam
kondisi normal.
KETIDAKSADARAN

Keadaan tidak sadar terhadap diri sendiri dan


lingkungan dapat bersifat fisiologis (tidur) atau
Patologis (koma).
COMPOS
APATIS DELIRIUM
MENTIS

SOMNOLEN STUPOR COMA


• Composmentis, yaitu kondisi seseorang yang
sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun
terhadap lingkungannya dan dapat menjawab
pertanyaan yang ditanyakan pemeriksa dengan
baik.
• Apatis, yaitu kondisi seseorang yang tampak
segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya.
• Delirium, yaitu kondisi seseorang yang
mengalami kekacauan gerakan, siklus tidur
bangun yang terganggu dan tampak gaduh
gelisah, kacau, disorientasi serta meronta-ronta.
• Somnolen yaitu kondisi seseorang yang mengantuk namun
masih dapat sadar bila dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti
akan tertidur kembali.
• Sopor, yaitu kondisi seseorang yang mengantuk yang dalam,
namun masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat,
misalnya rangsang nyeri, tetapi tidak terbangun sempurna dan
tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
• Semi-coma yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan
respons terhadap pertanyaan, tidak dapat dibangunkan sama
sekali, respons terhadap rangsang nyeri hanya sedikit, tetapi
refleks kornea dan pupil masih baik.
• Coma, yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam,
memberikan respons terhadap pertanyaan, tidak ada gerakan,
dan tidak ada respons terhadap rangsang nyeri.
PENGUKURAN KESADARAN

GCS
(Glasgow Coma Scale)

APVU (Alert, Pain,


Verbal, Unresponsive)
GCS (Glasgow Coma Scale)
• adalah skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran pasien yang
dilakukan dengan menilai respon pasien terhadap rangsang yang diberikan oleh
pemeriksa.
• Pada pemeriksaan GCS, respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu:

EYE
VERBAL MOTORIK
(reaksi membuka (pembicaraan) (gerakan)
mata)
•Eye (respon membuka mata) : (4) : spontan
atau membuka mata dengan sendirinya
tanpa dirangsang. (3) : dengan rangsang
suara (dilakukan dengan menyuruh pasien
untuk membuka mata). (2) : dengan
rangsang nyeri (memberikan rangsangan
nyeri, misalnya menekan kuku jari). (1) : tidak
ada respon meskipun sudah dirangsang.
•Verbal (respon verbal atau ucapan) : (5)
: orientasi baik, bicaranya jelas. (4) :
bingung, berbicara mengacau (berulang-
ulang), disorientasi tempat dan waktu.
(3) : mengucapkan kata-kata yang tidak
jelas. (2) : suara tanpa arti (mengerang)
(1) : tidak ada respon
• Motorik (Gerakan) : (6) : mengikuti perintah
pemeriksa (5) : melokalisir nyeri, menjangkau dan
menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri.
(4) : withdraws, menghindar atau menarik tubuh
untuk menjauhi stimulus saat diberi rangsang
nyeri. (3) : flexi abnormal, salah satu tangan atau
keduanya menekuk saat diberi rangsang nyeri. (2)
: extensi abnormal, salah satu tangan atau
keduanya bergerak lurus (ekstensi) di sisi tubuh
saat diberi rangsang nyeri. (1) : tidak ada respon
Nilai Tingkat Kesadaran GCS pada Bayi dan
Anak
Berikut nilai acuan dalam penilaian GCS pada
bayi/anak:
•Eye (respon membuka mata) : (4) : spontan
(3) : membuka mata saat diperintah atau
mendengar suara (2) : membuka mata saat
ada rangsangan nyeri (1) : tidak ada respon
• Verbal (respon verbal) : (5) : berbicara mengoceh
seperti biasa (4) : menangis lemah (3) : menangis
karena diberi rangsangan nyeri (2) : merintih
karena diberi rangsangan nyeri (1) : tidak ada
respon Motorik (Gerakan) : (6) : bergerak spontan
(5) : menarik anggota gerak karena sentuhan (4) :
menarik anggota gerak karena rangsangan nyeri
(3) : fleksi abnormal (2) : ekstensi abnormal (1) :
tidak ada respon
Menghitung Nilai GCS dan Intrepretasi Hasilnya
• Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan
GCS disajikan dalam simbol E-V-M dan
selanjutnya nilai GCS tersebut dijumlahkan. Nilai
GCS yang tertinggi atau GCS normal adalah 15
yaitu E4V5M6 , sedangkan yang terendah adalah 3
yaitu E1V1M1
•Nilai GCS (15-14) : Composmentis
•Nilai GCS (13-12) : Apatis
•Nilai GCS (11-10) : Delirium
•Nilai GCS (9-7) : Somnolen
•Nilai GCS (6-5) : Sopor
•Nilai GCS (4) : semi-coma
•Nilai GCS (3) : Coma
CARA PERHITUNGAN GCS
EYE 3 s/d 15
( nilai
minimal GCS
MOVEMENT adalah 3 dan
nilai
maksimal
adalah 15)
VERBAL
SKALA GCS (Glow coma scale)

• Penurunan kesadaran ringan GCS : 13-14

• Penurunan kesadaran sedang GCS : 9-12

• Penurunan kesadaran berat GCS : 3-8


PEMERIKSAAN GCS (Glasgow coma scale)
APVU (Alert, Pain, Verbal, Unresponsive)

Pasien diperiksa apakah sadar baik alert , berespon


dengan kata-kata Verbal , hanya berespon jika
dirangsang nyeri pain , atau pasien tidak sadar
sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi
rangsang nyeri unresponsive .
KELEMAHAN PADA SKALA APVU

• Tidakmembantu dalam pengelolaan pasien dengan


penurunan berkepanjangan dalam kesadaran.
• Meskipun digunakan dalam kasus-kasus keracunan, itu
kurang baik pada pasien di bawah pengaruh alkohol.
Cara Meningkatkan GCS
• Penurunan GCS dapat terjadi karena cedera yang terjadi pada kepala. Untuk
meningkatkan nilai GCS dibutuhkan beberapa tindakan seperti:
Pemberian Obat
• Obat diberikan untuk mencegah kerusakan pada organ otak setelah terjadi kecelakaan.
Obat yang diberikan dapat berupa:
• Obat Diuretik
• Digunakan untuk mengurangi jumlah cairan dalam lapisan tissur dan meningkatkan
pengeluaran urin. Obat diuretik diberikan untuk seseorang dengan cedera kepala untuk
mengurangi tekanan yang terjadi dalam otak.
• Obat Anti Kejang
• Seseorang yang mengalami cedera kepala ringan sampai berat mungkin mengalami
kejang selama minggu pertama setelah kecelakaan. Obat anti kejang mungkin diberikan
untuk menghidari resiko kerusakan lebih buruk pada otak yang diakibatkan karena
kejang.
Operasi
• Operasi darurat mungkin dilakukan untuk mengurangi
resiko kerusakan tambahan pada organ tissue otak.
Rehabilitasi
• Kebanyakkan orang yang mengalami kecelakaan otak
mungkin akan membutuhkan rehabilitasi. Pasien perlu
belajar kembali hal-hal dasar seperti berjalan dan
berbicara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kemampuannya dalam melakukan aktifitas harian.
PEMERIKSAAN APVU
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai