Anda di halaman 1dari 10

BRUNNSTROM

FAJAR SETYO UNTORO


ROFANA AGHNIYA
• 2.2.2 Latihan Pasif Gerak pasif dihasilkan oleh
kekuatan “eksternal” ketika otot-otot tidak bisa
berkontraksi atau otot berelaksasi secara
volunter untuk melakukan pergerakan (Gardiner,
1964). Dengan kata lain gerak pasif adalah gerak
yang digerakkan oleh orang lain (Soeparman,
2004). Pada latihan gerak pasif dibantu oleh
Fisioterapis maupun oleh keluarga atau
pengasuh penderita (Mulyatsih dan Ahmad,
2008). Latihan pasif dilakukan sedini mungkin
walaupun pasien belum sadar.Menurut
Mulyatsih dan Ahmad (2008), latihan pasif pada
penderita stroke adalah:
• 2.2.2.1 Latihan Pasif Anggota Gerak Atas
• 1) Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu
• 2) Gerakan menekuk dan meluruskan siku
• 3) Gerakan memutar pergelangan
• 4) Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan
• 5) Gerakan memutar ibu jari
• 6) Gerakan menekuk dan meluruskan jari tangan

• 2.2.2.2 Latihan Pasif Anggota Gerak Bawah


• 1) Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha
• 2) Gerakan menekuk dan meluruskan lutut
• 3) Gerakan latihan pangkal paha
• 4) Gerakan memutar pergelangan kaki
• 2.2.3 Latihan Aktif Gerak aktif adalah gerak yang
dihasilkan oleh kontraksi otot sendiri (Gardiner, 1964 dan
Soeparman, 2004). Latihan aktif dilakukan bila kondisi
pasien telah stabil dan kooperatif (Mulyatsih dan Ahmad,
2008). Menurut Mulyatsih dan Ahmad (2008), latihan aktif
pada penderita stroke meliputi,
• Latihan I:
• 1) Anjurkan penderita mengangkat tangan yang lemah/
lumpuh menggunakan tangan yang sehat ke arah atas.
• 2) Letakkan kedua tangan di atas kepala. Kembalikan
tangan ke posisi semua (ke bawah).

• Latihan II:
• 1) Anjurkan penderita mengangkat tangan yang lemah/
lumpuh melewat dada ke arah tangan yang sehat.
• 2) kembalikan ke posisi semula
• Latihan III:
• 1) Anjurkan penderita mengangkat tangan yang lemah/ lumpuh ke
atas kepala.
• 2) Kembalikan ke posisi semula.

• Latihan IV:
• 1) Tekuk siku yang lemah/ lumpuh menggunakan tangan yang
sehat.
• 2) Luruskan siku, kemudian angkat ke atas.
• 3) Letakkan kembali tangan yang lemah di tempat tidur.

• Latihan V:
• 1) Pegang pergelangan tangan yang lemah/ lumpuh menggunakan
tangan yang sehat, angkat ke atas dada.
• 2) Putar pergelangan tangan ke arah dalam dan ke arah luar.
• 3) Kembalikan ke posisi semula.
• Latihan VI:
• 1) Tekuk dan luruskan jari-jari yang lemah dengan tangan yang sehat.
• 2) Lakukan gerakan memutar ibu jari yang lemah dengan tangan yang
sehat.

• Latihan VII:
• 1) Anjurkan penderita meletakkan kaki yang sehat di bawah lutut yang
lemah.
• 2) Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang sehat
bersentuhan dengan pergelangan kaki yang lemah.
• 3) Angkat kedua kaki ke atas dengan bantuan kaki yang sehat, kemudian
turunkan pelan-pelan.

• Latihan VIII:
• 1) Angkat kaki yang lemah menggunakan kaki yang sehat ke atas sekitar 3
cm.
• 2) Ayunkan kaki sejauh mungkin ke arah ke kanan dan ke kiri. Kembali ke
posisi semula dan ulangi lagi.
• Bila tidak ada komplikasi dan memungkinkan,
pada hari ketiga posisi kepala tempat tidur
ditinggikan secara bertahap, mulai dari 45°,
60°, dan akhirnya pasien berlatih duduk
bersandar di tempat tidur. Hari berikutnya
penderita berlatih duduk berjuntai tanpa
bersandar di tempat tidur, dan bila pasien
telah mampu duduk minimal 30 menit pada
hari berikutnya pasien dilatih duduk di kursi
roda, selanjutnya dilatih berdiri dan berjalan.
Example of exercise:
• Trunk balance in sitting
– The patient is asked to assume sitting position,
lifting the affected upper extremity by the
unaffected one and do actively trunk movements
in all directions.
sumber
• Wina Yulinda : Pengaruh Empat Minggu Terapi Latihan
Pada Kemampuan Motorik Penderita Stroke Iskemia Di
RSUP H.Adam Malik Medan, 2009.

• Pedretti L and Early M: Occupational Therapy: Practice


skills for physical dysfunction. 5th ed., Mosby, London,
2001.
• Sawner K and La Vigne J: Brunnstrom's Movement
Therapy in Hemiplegia: A neurophysiological approach.
2nd ed., J.B.Lippincott Company, Philadelphia, 1992.

Anda mungkin juga menyukai