Anda di halaman 1dari 19

HAK ASASI MANUSIA

Kelompok 7 :
• Aldi Firmansyah (20191220024)
• Alifia Salma (20191220026)
• Dena Erlinda (20181220034)
• Elfira Rosyadah (20191220018)
• Ismi Puspita (20191220010)
• Muhammad Syahrizal (20191220043)
• Novita (20191220011)
Teknik Lingkungan
PENGERTIAN DAN HAKIKAT HAM

Hak secara definitif merupakan unsur normatif yang berfungsi


sebagai pedoman berperilaku, melindungi kebebasan, kekebalan
serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga
harkat dan martabatnya
UNSUR-UNSUR DALAM HAK:

1. Pemilik hak,
2. Ruang lingkup penerapan hak,
3. Pihak yang bersedia dalam penerapan hak;

Dengan demikian, HAK merupakan unsur normatif yang melekat pada diri
setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak
persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara
individu atau dengan instansi
PENGERTIAN HAM

HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat
kodrat dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang
harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu,
masyarakat dan negara
1. HAM adalah hak yang melekat pada tiap manusia, yang
tampanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia
(Jan Materson);

2. HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan


sebagai hak kodrati (John Locke)
 Sifat mendasar (fundamental);
 Tidak dapat dicabut oleh siapapun;
 Melekat dalam diri manusia
UNDANG – UNDANG HAM

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM pasal 1


disebutkan:
‘HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia’
KESIMPULAN HAM

1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah


bagian dari manusia secara otomatis;

2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin,


ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal usul sosial dan bangsa;

3. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk


membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai
HAK meski negara membuat hukum yang tidak
melindungi/melanggar HAM
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM

1. Hukum Alam (natural law);

2. Magna Charta (1215); penghilangan hak absolutisme raja; yang


menginspirasi lahirnya Bill of Right di Inggris (1689) bahwa manusia
sama di muka hukum (equality before the law);

3. Lahirlah kemudian teori kontrak sosial (JJ. Rosseau), Trias Politika


(Montesquieu), teori hukum kodrati (John Locke)

4. The American Declaration of Independence, bahwa manusia merdeka


sejak dalam perut ibu, tidak logis bila lahir kemudian dibelunggu;
5. The French Declaration (1789); dimuat dalam The Rule of Law antara lain:

tidak boleh ada penangkapan dan penahanan yang semena-mena, tanpa


alasan, dsb; berlakulah prinsip presumption of innocent; bahwa orang yang
ditangkap dan ditahan berhak dinyatakan tidak bersalah sampai ada
keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum yang menyatakan ia
bersalah.

 Dipertegas dengan freedom of expression; freedom of religion, the right of


property.
6. The Four Freedoms dari Presiden Roosevelt (6 Januari 1941):

 Hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat;

 Hak kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai dengan


ajaran agama yang dipeluknya;

 Hak kebebasan dari kemiskinan dalam pengertian setiap


bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan
sejahtera bagi penduduknya; dan

 Hak kebebasan dari ketakutan, dalam bentuk apapun.


7. Deklarasi Philadelphia (1944) dalam Konferensi Buruh
Internasional: usaha untuk menciptakan perdamaian dunia
berdasarkan keadilan sosial dan perlindungan seluruh manusia
tanpa memandang ras, agama, dsb serta hak untuk mengejar
perkembangan material dan spiritual dengan bebas dan
bermartabat;

8. Lahirlah The Universal Declaration of Human Right PBB


(1948)
4 GENERASI PEMIKIRAN HAM

1. Pengertian HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan politik (akibat
dampat PD, totalitarianisme, kolonialisme, dsb);

2. HAM tidak hanya problem hak yuridis, melainkan hak sosial, ekonomi,
politik dan budaya;

3. Keadilan dan pemenuhan HAM haruslah dimulai sejak dimulainya


pembangunan, bukan setelah pembangunan selesai;

4. Dipelopori oleh negara di kawasan Asia (1983), yang mengkritik


peranan negara yang dominan dalam tiap proses pembangunan dan
menimbulkan dampak negatif terabaikannya kesejahteraan sosial.
PERKEMBANGAN HAM DI INDONESIA

1. Sebelum Kemerdekaan (1908-1945);


 Lahirnya Boedi Oetomo; adanya kesadaran berserikat dan mengeluarkan
pendapat
2. Pasca Kemerdekaan (1945-sekarang);
 Periode 1945-1950: hak untuk merdeka, hak berserikat, hak menyampaikan
pendapat;
 Periode 1950-1959: periode demokrasi parlementer (liberal); 1) lahirnya banyak
partai dengan ragam ideologi, 2) kebebasan pers, 3) adanya pemilu,4) adanya
parlemen, dan 5) kekuasaan yang memberi ruang kebebasan;
 Periode 1859-1966; demokrasi terpimpin dimana banyak terjadi sikap restriktif
(pembatasan yang ketat oleh kekuasaan) thd hak sipil dan hak politik;
 Periode 1966-1998:
 Periode 1998-sekarang:
BENTUK-BENTUK HAM

1. Hak Sipil;
2. Hak Politik;
3. Hak Ekonomi; dan
4. Hak Sosial Budaya
Dalam Deklarasi Universal tentang HAM (DUHAM), hak asasi terdiri
dari; 1) hak personal (hak jaminan kebutuhan pribadi), 2) hak legal (hak
jaminan perlindungan hukum), 3) hak sipil dan politik, 4) hak
subsistensi (hak jaminan adanya sumberdaya untuk menunjang
kehidupan, dan 5) hak ekonomi, sosial dan budaya
Hak Personal, hak legal, hak sipil dan politik (pasal 3-21) dan DUHAM:
1. Hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan pribadi;
2. Hak bebas dari perbudakan dan penghambaan;
3. Hak bebas dari penyiksaan atau perlakuan maupun hukuman yang
kejam, tak berperikemanusiaan/merendahkan derajat manusia;
4. Hak memperoleh pengakuan hukum;
5. Hak memperoleh pengampunan hukum secara efektif;
6. Hak bebas dari penangkapan yang sewenang-wenang;
7. Hak untuk peradilan yang independen dan tidak memihak;
8. Hak praduga tak bersalah;
9. Hak bebas dari serangan terhadap kehormatan dan nama baik;
10. Hak memperoleh suara;
11. Hak atas satu kebangsaan;
12. Hak untuk menikah dan membentuk keluarga;
13. Hak untuk mempunyai hak milik;
14. Hak bebas berpikir, berkesadaran dan menyatakan pendapat;
15. Hak berhimpun dan berserikat;
16. Hak untuk mengambil bagian dalam pemerintahan dan akses yang sama
terhadap pelayanan masyarakat
HAK ekonomi, sosial dan budaya berdasarkan DUHAM:
1. Hak atas jaminan sosial;
2. Hak untuk bekerja;
3. Hak atas upah yang sama untuk pekerjaan yang sama;
4. Hak untuk bergabung ke dalam serikat-serikat buruh;
5. Hak atas istirahat dan waktu senggang;
6. Hak atas standar hidup yang pantas di bidang kesehatan dan
kesejahteraan;
7. Hak atas pendidikan;
8. Hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan yang berkebudayaan dari
masyarakat
HAM DALAM UUD 1945

1. Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat;


2. Hak kedudukan yang sama di dalam hukum;
3. Hak kebebasan berkumpul;
4. Hak kebebasan beragama;
5. Hak penghidupan yang layak;
6. Hak kebebasan berserikat; dan
7. Hak memperoleh pengajaran dan pendidikan
NILAI-NILAI HAM:
PARTIKULAR DAN UNIVERSAL

1. Teori realitas (realistic theory); fakta adanya egoisme manusia;


2. Teori relativitas Kultural: bahwa nilai moral dan budaya bersifat
partikular;
3. Teori radikal universalisme (radical universalisme): bahwa HAM itu
universal dan tidak bisa dimodifikasi untuk menyesuaikan adanya
perbedaan budaya dan sejarah suatu negara

Anda mungkin juga menyukai