DAN HIDRAULIKA
Priquela Aprilya
Siti Nurhaliza
Muhammad Dhifa Ramadhan
Alicia Lidwina A
Daniel Immanuel Cahyarini
KEHILANGAN
TINGGI TEKAN
KEHILANGAN TINGGI TEKAN
Tujuan:
1. Mempelajari pengaruh koefisien gesekan pada pipa.
2. Menghitung besarnya kehilangan tinggi tekan akibat :
◦ Gesekan pada pipa lurus
◦ Ekspansi tiba-tiba
◦ Kontraksi tiba-tiba
◦ Tikungan.
Prosedur Percobaan
PERHITUNGAN
◦ Mengitung debit aliran dan kecepatan air
→Menghitung debit menggunakan prinsip bangku hidrolik
3×𝑊
𝑄=
𝜌× 𝑡
3×2,5
𝑄= = 0,202 L/s
1000× 37,05
→Menghitung kecepatan
𝑄
𝑣=
𝐴
0,202
𝑣= = 1,393 m/s
0,0145267
Menghitung Kehilangan Tinggi Tekan
Akibat Gesekan Pada Pipa Lurus
Menghitung ℎ𝐿
ℎ𝐿 merupakan selisih pembacaan pizeometer nomor 3 dengan
nomor 4 (pipa biru) dan nomor 8 dengan nomor 9 (pipa abu)
Menhitung besarnya 𝐾𝐿
2𝑔 𝜋𝑅
𝐾𝐿 = (ℎ 𝑇 − [1 − ]ℎ𝑓 )
𝑣2 2𝐿
𝑚
2 9,8 2 𝜋 0
𝐾𝐿 = 𝑠
(0,31 − [1 − (0,194020347)]) = 1,036347755
1,481 2 2 0,9144
DATA PERCOBAAN
◦ Data Kehilangan Tekan Akibat Gesekan pada Pipa Lurus Biru
DATA PERCOBAAN
◦ Data Kehilangan Tekan Akibat Gesekan pada Pipa Lurus Abu-
Abu
DATA PERCOBAAN
◦ Data Kehilangan Tekan Akibat Ekspansi Tiba-Tiba
-3.675
-3.680
log Q -3.685
-3.700
-3.705
log Hf
fbla & fdarcy vs Re Pipa Biru
0.03
y = 0.316x-0.25
0.025 R² = 1
0.02
0.015
Grafik 1.2 Hubungan fblassius dan fdarcy
f
-0.67
-0.675
-0.68
-0.695
-0.7
-0.705
-0.71
log Hf
Grafik log Hf vs log Q dibuat untuk mengetahui hubungan antara debit (Q)
dengan kehilangan tinggi tekan (Hf). Hubungan tersebut digambarkan melalui log Hf dan
log Q untuk memperkecil skala grafik agar lebih mudah terlihat bagian linier grafik. Dari
Grafik 1.1 dan Grafik 1.3, terlihat bahwa semakin tinggi nilai debit, semakin tinggi juga nilai
kehilangan tinggi tekan. Hal ini log Q f menujukkan bahwa semakin besar debit air, maka
semakin besar kehilangan tinggi tekan yang diakibatkan oleh gesekan pipa lurus.
fbla & fdarcy vs Re Pipa Abu
0.03
0.025 y = 0.316x-0.25
0.02 R² = 1
0.015
f
0.01
0.005 y = 1E+28x-7.139
R² = 0.2663
0
20500 21000 21500 22000 22500 23000
Re
fbla vs Re fdarcy vs Re
Power (fbla vs Re) Power (fdarcy vs Re)
Grafik 1.4 Hubungan fblassius dan fdarcy dengan Re dalam pipa abu-abu
Grafik 1.2 dan Grafik 1.4 dibuat untuk membandingkan f dengan Re dan untuk melihat
perbedaan antara f blasius dan f darcy- weisbach. Pada pipa abu dan pipa biru, terlihat
bahwa f darcy dan f blasius pada Re yang sama memiliki nilai yang berbeda. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan ketelitian antara dua metode tersebut. Metode
Darcy-Weisbach memperhitungkan panjang pipa, gravitasi, dan kecepatan aliran
sehingga lebih tepat dan lebih mendekati keadaan sebenarnya. Sementara, nilai fblasius
tidak memperhitungan gesekan yang terjadi pada pipa, sehingga nilai fdarcy memiliki nilai
ketelitian yang lebih tinggi.
Analisis kehilangan tinggi tekan akibat ekspansi tiba-tiba
100
H hitung Vs H ukur
H hitung (mm)
80
Ekspansi dengan KTT
60 H hitung vs H ukur
Ekspansi tanpa KTT
40 X=Y
20 Linear (X = Y)
0
0 20 40 60 80
H ukur (mm)
Tujuan pembuatan grafik diatas adalah untuk melibat hubungan H secara perhitungan
dengan H yang diukur langsung dengan/tanpa kehilangan tinggi tekan. Berdasarkan grafik
diatas, H yang diukur tidak sesuai dengan H yang didapatkan dalam perhitungan. Nilai H
yang diukur dengan kehilangan tinggi tekan cenderung lebih mendekati garis ideal, yaitu
garis 𝑦 = 𝑥 (Hukur sama dengan Hhitung). Hal ini disebabkan karena perhitungan tanpa
headloss tidak memperhitungkan kehilangan energi yang terjadi pada kondisi aslinya.
Analisis kehilangan tinggi tekan akibat kontraksi tiba-tiba
H ukur vs H hitung Kontraksi
140
120
100
H hitung (mm)
H ukur vs H hitung
80
tanpa KTT
60 H ukur vs H hitung
dengan KTT
40
y=x
20
0
0 50 100 150 200
H ukur (mm)
R/D Vs k
9
3 kB
k
kL
1
-1 0 2 4 6 8 10 12
-3
R/D
Tujuan dibuatnya grafik diatas adalah untuk mengetahui hubungan antara Kb (koefisien
kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri pipa) dengan Kl (koefisien kehilangan
tinggi tekan akibat gesekan pipa). Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa nilai Kb dan Kl
sangat menyerupai, tapi ada perbedaan karena Kl memperhitungkan perubahan geometri
serta gesekan pada bentuk tikungan 1⁄4 lingkaran. Hal ini disebabkan karena nilai R yang
cukup besar dibandingkan nilai D, sehingga hasil Kl tidak terlalu jauh berbeda dengan Kb.
Saat R/D = 0, nilai Kb sama dengan nilai Kl dan semakin meningkatnya nilai R/D, semakin
ada perubahan nilai Kl yang meningkat dibandingkan nilai Kb.
KESIMPULAN DAN SARAN
◦ Kesimpulan
1. Pada pipa lurus, gesekan antara fluida dengan pipa akan menyebabkan kehilangan
tinggi tekan. Semakin besar debit, k semakin besar kehilangan tinggi tekan akibat
gesekan. Pada ekspansi tiba-tiba, grafik yang memperhitungkan kehilangan tinggi
tekan lebih mendekati kondisi ideal, yang menunjukkan bahwa terjadi kehilangan
tinggi tekan pada pipa tertutup dengan ekspansi tiba-tiba. Hal yang sama juga
seharusnya terjadi pada pipa tertutup yang mengalami kontraksi tiba-tiba. Pada
percobaan tikungan, nilai KL lebih besar dari nilai KB, walaupun kedua nilai cukup
menyerupai.
2. Besarnya kehilangan tinggi tekan akibat gesekan pada pipa lurus terlampir pada Tabel
1.4 dan Tabel 1.5.
3. Besarnya kehilangan tinggi tekan akibat ekspansi tiba-tiba terlampir pada Tabel 1.6.
4. Besarnya kehilangan tinggi tekan akibat kontraksi tiba-tiba terlampir pada Tabel 1.7.
5. Besarnya kehilangan tinggi tekan akibat tikungan terlampir pada Tabel 1.8
◦ Saran
1. Praktikan harus teliti dalam menhitung waktu untuk menentukan debit menggunakan
bangku hidraulik.
2. Pengamatan dalam pengambilan data harus dilakukan dengan lebih teliti.
3. Pada seluruh percobaan, praktikan harus memastikan tidak ada gelembung udara
pada pipa-pipa yang digunakan.
TUMBUKAN AKIBAT
PANCARAN FLUIDA
TUMBUKAN AKIBAT PANCARAN
FLUIDA
Tujuan:
◦ Mempelajari perilaku tumbukan pancaran fluida pada suatu
permukaan piringan yang dapat menghasilkan suatu energi
mekanis.
◦ Mengukur dan menghitung besarnya gaya yang diperoleh dari
dua macam piringan, yaitu plat datar dan plat cekung.
◦ Menentukan besarnya efisiensi masing-masing piringan.
◦ Mempelajari hubungan antara besarnya debit yang keluar
dengan gaya yang didapat dari hasil perhitungan.
Prosedur Percobaan
Perhitungan dan Pengolahan Data :
3 × 𝑊𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑣0 = 𝑣 2 − 0,726
𝑄=
𝜌× 𝑡
Dan kecepatan:
𝑄
𝑣=
𝐴
c) Menghitung Fhitung
Fhitung=2QρV0
d) Menghitung Fukur
Fukur = 4gy
𝐹𝑢𝑘𝑢𝑟
ƞ= × 100%
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
No. W (kg/s) Pergeseran Beban (mm) V (m/s) Vo F hitung F ukur Efisiensi (%)
Waktu (s) Berat (kg) Debit (m3/s)
1 58,95 2,5 0,000127 0,127 8,5 1,622137 1,380336828 0,351231 0,3332 94,8664104
2 42,63 2,5 0,000176 0,176 19 2,243139 2,075011069 0,730124 0,7448 102,010135
3 22,2 2,5 0,000338 0,338 55,5 4,307432 4,222318576 2,852918 2,1756 76,258765
4 25,42 2,5 0,000295 0,295 48 3,761802 3,66403497 2,162098 1,8816 87,026593
5 30,56 2,5 0,000245 0,245 34 3,12909 3,010848086 1,477838 1,3328 90,1858144
6 32,16 2,5 0,000233 0,233 30,5 2,973414 2,848717585 1,328693 1,1956 89,9831704
7 30,45 2,5 0,000246 0,246 33,5 3,140394 3,02259409 1,488963 1,3132 88,1956333
8 29,3 2,5 0,000256 0,256 38,5 3,263652 3,150464025 1,612866 1,5092 93,5725862
9 21,7 2,5 0,000346 0,346 72 4,406682 4,323522464 2,98861 2,8224 94,4385518
10 19,3 2,5 0,000389 0,389 77 4,954663 4,88084906 3,793406 3,0184 79,5696531
3 Fukur VS Fhitung
2.5 y = 0.93x
F ukur (N)
2
F ukur
1.5
F ukur vs F hitung (PIRINGAN CEKUNG)
X=Y
3.5
Linear (F ukur)
1 y = 0.8509x
3 R² = 0.9643
0.5
2.5
F ukur (N)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 2
F ukur
F hitung (N)
1.5 X=Y
Linear (F ukur)
1
Grafik 2.1 Fukur Vs Fhitung piringan cekung
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
F hitung (N)
2.5
y = 6.4873x
Fukur VS W
R² = 0.8086
2
F ukur
1.5
F ukur VS W (PIRINGAN DATAR)
2.5
1
y = 4.6961x
R² = 0.8966
0.5 2
0
0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.350 0.400 0.450
1.5
W
F ukur
Grafik 2.3 Fukur Vs W piringan cekung 1
0.5
0
0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.350 0.400 0.450 0.500
W
𝑃1 𝑃2
2𝑔 + 𝑍 −
𝛾 1 𝛾 + 𝑍2
2𝑔(ℎ1 − ℎ2 )
𝑉2 = =
𝐴22 𝐴22
1− 2 1− 2
𝐴1 𝐴1
3 ∙ 2,5
𝑄= 𝑄 = 0,00051546 𝑚3 /𝑠.
1000 ∙ 14,55
𝑐 = 1,33158647
Data Percobaan
◦ Saran
◦ Penggantian alat bangku hidraulik dengan yang lebih menentu agar diperoleh nilai debit
yang lebih akurat.
◦ Perawatan pipa venturimeter agar tidak timbul gangguan pada jalur aliran yang dapat
mengganggu nilai bacaan piezometer.
◦ Penambahan jumlah data yang diambil agar cukup untuk menarik kesimpulan yang lebih
pasti.
OSBORNE REYNOLDS
Osborne Reynolds
Tujuan :
◦ Mengamati dan mengklasifikasi sifat aliran secara visual
berdasarkan pola gerak zat warna tinta dalam aliran.
◦ Menghitung dan mengklasifikasi sifat aliran secara teoritis
berdasarkan Bilangan Reynolds.
◦ Membandingkan kesesuaian antara pengamatan visual dengan
perhitungan (teoritis).
Prosedur Percobaan
Rumus Perhitungan
◦ Perhitungan debit dan kecepatan ◦ Perhitungan faktor gesekan /
friksi
𝑉 ◦ Aliran laminar
𝑄=
𝑡
64
𝑓=
𝑄 𝑅𝑒
𝑢=
𝐴
◦ Perhitungan Bilangan Reynolds ◦ Aliran turbulen
𝑢×𝑑 0,316
𝑅𝑒 = 𝑓 = 0,25
𝑣 𝑅𝑒
Bilangan
No. Jam Pengukuran Debit Kecepatan Aliran Reynolds f log Re log f Tampak Visual Jenis Aliran berdasark
Percobaan t (s) Vol (mL) Q (i/dt) v(m/dt)
15,27 300 1,96464E-05 0,148014967 2154,753154 0,029701778 3,333397525 -1,527217551 Laminer Transisi
20,6 400 1,94175E-05 0,14629052 2129,649234 0,030051897 3,328308078 -1,522128104 Laminer Transisi
25,3 500 1,97628E-05 0,148892526 2167,52837 0,029526718 3,335964791 -1,529784817 Laminer Transisi
1 14:15 Harga Rerata 1,96089E-05 0,147732671 2150,643586 0,029758534 3,332568443 -1,526388469 Laminer Transisi
3,82 100 2,6178E-05 0,197224131 2871,123967 0,022290922 3,458051945 -1,651871971 Laminer Transisi
6,11 200 3,27332E-05 0,246610861 3590,079723 0,017826902 3,555104093 -1,748924119 Laminer Transisi
9,9 300 3,0303E-05 0,228301873 3323,543501 0,019256556 3,521601368 -1,715421394 Laminer Transisi
2 14:19 Harga Rerata 2,97381E-05 0,224045622 3261,5824 0,019622377 3,513428355 -1,707248381 Laminer Transisi
7,62 100 1,31234E-05 0,09887089 1439,329863 0,044465137 3,158160336 -1,351980362 Laminer Laminer
13,91 200 1,43781E-05 0,108324397 1576,950906 0,04058465 3,197818173 -1,391638199 Laminer Laminer
28,22 300 1,06308E-05 0,080091727 1165,948996 0,054890909 3,066679553 -1,260499579 Laminer Laminer
3 14:20 Harga Rerata 1,27108E-05 0,095762338 1394,076588 0,045908525 3,144286634 -1,33810666 Laminer Laminer
7,78 100 1,28535E-05 0,096837555 1409,729249 0,045398788 3,14913571 -1,342955736 Laminer Laminer
16,61 200 1,20409E-05 0,090715976 1320,613312 0,048462331 3,120775671 -1,314595697 Laminer Laminer
25,61 300 1,17142E-05 0,088254141 1284,774723 0,049814181 3,108826984 -1,30264701 Laminer Laminer
4 14:24 Harga Rerata 1,22029E-05 0,091935891 1338,372428 0,047819276 3,126576981 -1,320397007 Laminer Laminer
2,14 100 4,6729E-05 0,35205429 5125,090446 0,037347514 3,709701534 -1,427738301 Transisi Turbulen
5,45 200 3,66972E-05 0,276475663 4024,841671 0,039673442 3,604748801 -1,401500118 Transisi Turbulen
8,51 300 3,52526E-05 0,265592073 3866,401958 0,040073782 3,587307002 -1,397139668 Transisi Transisi
5 14:27 Harga Rerata 3,95596E-05 0,298040675 4338,778025 0,038935452 3,637367432 -1,409654775 Transisi Turbulen
2,65 100 3,77358E-05 0,284300445 4138,752285 0,039397596 3,616869434 -1,404530276 Transisi Turbulen
4,25 200 4,70588E-05 0,354539379 5161,267555 0,037281896 3,712756373 -1,428502011 Transisi Turbulen
6,15 300 4,87805E-05 0,367510332 5350,094417 0,036948492 3,728361446 -1,432403279 Transisi Turbulen
6 14:32 Harga Rerata 4,45251E-05 0,335450052 4883,371419 0,037801335 3,688719757 -1,422492857 Transisi Turbulen
2,93 200 6,82594E-05 0,514263604 7486,480242 0,03397173 3,874277683 -1,468882338 Turbulen Turbulen
6,46 400 6,19195E-05 0,466499183 6791,14152 0,034809789 3,831942781 -1,458298613 Turbulen Turbulen
10,15 600 5,91133E-05 0,445357348 6483,365648 0,035215751 3,811800516 -1,453263046 Turbulen Turbulen
7 14:33 Harga Rerata 6,30974E-05 0,475373378 6920,329137 0,034646183 3,84012675 -1,460344605 Turbulen Turbulen
2,6 200 7,69231E-05 0,579535523 8436,68735 0,032971909 3,926171955 -1,481855906 Turbulen Turbulen
5,89 400 6,79117E-05 0,511644265 7448,348764 0,034015126 3,872060004 -1,468327918 Turbulen Turbulen
9,25 600 6,48649E-05 0,488689414 7114,179603 0,034407718 3,852124825 -1,463344124 Turbulen Turbulen
8 14:35 Harga Rerata 6,98999E-05 0,526623068 7666,405239 0,033770628 3,884591772 -1,47146086 Turbulen Turbulen
2,71 200 7,38007E-05 0,556011941 8094,238786 0,03331525 3,908176012 -1,47735692 Turbulen Turbulen
5,51 400 7,25953E-05 0,546930076 7962,027989 0,033452699 3,9010237 -1,475568842 Turbulen Turbulen
8,34 600 7,19424E-05 0,542011641 7890,427018 0,033528333 3,897100507 -1,474588044 Turbulen Turbulen
9 14:37 Harga Rerata 7,27795E-05 0,548317886 7982,231264 0,033431511 3,902124306 -1,475843994 Turbulen Turbulen
2,5 200 0,00008 0,602716944 8774,154844 0,032650193 3,943205294 -1,486114241 Turbulen Turbulen
5,56 400 7,19424E-05 0,542011641 7890,427018 0,033528333 3,897100507 -1,474588044 Turbulen Turbulen
8,73 600 6,87285E-05 0,517798062 7537,933714 0,033913609 3,877252314 -1,469625996 Turbulen Turbulen
10 14:38 Harga Rerata 7,3557E-05 0,554175549 8067,505192 0,033342815 3,906739254 -1,476997731 Turbulen Turbulen
ANALISIS DATA
Grafik f VS Re
Aliran Laminer
0.06
0.05
◦ Membandingkan f dan Re
0.04
y = -2E-06x + 0.0481 ◦ Mirip diagram Moody
R² = 0.9981 Laminer
y = -1E-06x + 0.0424
0.03
R² = 0.9967 Transisi ◦ Kurva laminar terpisah dengan kurva
f
Turbulen
turbulen dan transisi
Power (Laminer)
0
0 2000 4000 6000 8000 10000
Bilangan Reynolds
Grafik f VS Re
Aliran Laminer
0.06
0.05
0.04
y = -2E-06x + 0.0481
R² = 0.9981
y = -1E-06x + 0.0424
R² = 0.9967
0.03
f
0.02
y = 64x-1
R² = 1
0.01
0
0 2000 4000 6000 8000 10000
Bilangan Reynolds
Grafik log f VS log Re
Aliran Laminer
0
0 1 2 3 4 5
-0.2
-0.4
-0.6
-1 Turbulen
Linear (Laminer)
-1.2
Linear (Transisi) semakin besar), semakin kecil
Linear (Turbulen)
log f (f semakin kecil).
-1.4 y = -0.25x - 0.5003
y = R²
-0.25x
= 1 - 0.5003
R² = 1
-1.6
y = -1x + 1.8062
-1.8 R² = 1
-2
log Re
Kesimpulan
◦ Terdapat 3 sifat aliran yaitu laminar, transisi, turbulen. Secara visual, aliran laminar
bergerak secara seragam, aliran turbulen bergerak secara tidak seragam, aliran
transisi bergerak secara peralihan (periodik) antara aliran laminar dan turbulen.
◦ Berdasarkan Bilangan Reynolds, aliran laminar adalah aliran dengan Re lebih kecil dari
2000, aliran transisi adalah aliran dengan Re diantara 2000 dan 4000, aliran turbulen
adalah aliran dengan Re lebih besar dari 4000.
◦ Antara pengamatan dan perhitungan, terdapat beberapa data yang cocok dan
terdapat beberapa data yang tidak cocok. Hal ini mungkin terjadi karena pengamat
kurang akurat dalam pengambilan data.
ALIRAN MELALUI
AMBANG TAJAM DAN
AMBANG LEBAR
ALIRAN MELALUI AMBANG TAJAM
DAN AMBANG LEBAR
Tujuan:
◦ Mempelajari karakterisitik aliran yang melalui ambang lebar dan ambang tajam
◦ Menentukan pengaruh perubahan keadaan tinggi muka air di hilir terhadap muka air
di hulu saluran
◦ Menentukan hubungan tinggi muka air di atas ambang terhadap debit air yang
melimpah di atas ambang.
Prosedur Percobaan
Perhitungan dan Pengolahan Data :
𝑄
𝐶=
𝐿. 𝐻𝑒 1.5
1 2 𝜌𝑟 − 𝜌𝑎 . 2𝑔. ∆ℎ
𝑄= 𝜋𝑑
4 1 𝑑1 4
𝜌𝑎 −1
𝑑2
σ𝑛𝑖=1 𝐶𝑖
𝐶𝑑 =
𝑛
Lembar 1
Loncat 1 (cm) Loncat 2 (cm) Peralihan (cm) Tenggelam 1 (cm) Tenggelam 2 (cm)
Titik
X Y X Y X Y X Y X Y
1 211 16,6 211 16,6 211 16,6 211 18,2 211 21,3
2 225 14 225 14,3 225 14 222 17,6 225 21,1
3 250 12,9 250 13 250 12,9 229 18 250 21,3
4 267 2,5 264,5 11,5 261 8,2 350 18,6 267 21,4
5 407,5 2,5 280 7 550 11,1 500 19 350 21,7
6 427 6,5 350 9 700 10,9 550 19 500 22,1
7 650 7 550 9,3 650 11 650 19,1 650 22,2
8 800 6 800 8,7 800 10,5 800 18,7 800 21,7
AMBANG LEBAR
Lembar 2
Manometer
Debit Q (cm3 / s) Jenis Aliran Y1(cm) Y2 (cm) He1 (cm) He2 (cm)
H1 (cm) H2 (cm) ∆h (cm)
24,7 9,5 14,6 1378,301273 L1 17 4,7 7 5,3
24,7 9,5 14,6 1378,301273 L2 17 8,7 7 1,3
Q1 24,7 9,5 14,6 1378,301273 P 17 13,7 7 -3,7
24,7 9,5 14,6 1378,301273 T1 18,8 19 8,8 -9
24,7 9,5 14,6 1378,301273 T2 20,7 21,2 10,7 -11,2
26,4 7,8 18 1530,396564 L1 17,3 4,7 7,3 5,3
26,4 7,8 18 1530,396564 L2 17,4 7,3 7,4 2,7
Q2 26,4 7,8 18 1530,396564 P 17,3 10,6 7,3 -0,6
26,4 7,8 18 1530,396564 T1 18,3 18,3 8,3 -8,3
26,4 7,8 18 1530,396564 T2 22,4 22,9 12,4 -12,9
27 7,2 19,2 1580,586775 L1 17,5 4,9 7,5 5,1
27 7,2 19,2 1580,586775 L2 17,5 8,3 7,5 1,7
Q3 27 7,2 19,2 1580,586775 P 17,5 13,3 7,5 -3,3
27 7,2 19,2 1580,586775 T1 18,2 18 8,2 -8
27 7,2 19,2 1580,586775 T2 22,5 22,4 12,5 -12,4
27,6 6,5 20,5 1633,219889 L1 17,6 5 7,6 5
27,6 6,5 20,5 1633,219889 L2 17,5 7,9 7,5 2,1
Q4 27,6 6,5 20,5 1633,219889 P 17,5 11,8 7,5 -1,8
27,6 6,5 20,5 1633,219889 T1 17,5 16,8 7,5 -6,8
27,6 6,5 20,5 1633,219889 T2 21,5 21,6 11,5 -11,6
25,5 8,5 16,4 1460,796278 L1 17,1 4,7 7,1 5,3
25,5 8,5 16,4 1460,796278 L2 17,1 6,9 7,1 3,1
Q5 25,5 8,5 16,4 1460,796278 P 17 12,1 7 -2,1
25,5 8,5 16,4 1460,796278 T1 17,4 16,8 7,4 -6,8
25,5 8,5 16,4 1460,796278 T2 21,4 21,1 11,4 -11,1
AMBANG TAJAM
Lembar 2
Data grafik He1 Vs He2 & He1 Vs Q
Manometer 3
Debit Q (cm /s) Jenis Aliran Y1 (cm) Y2 (cm) He1 (cm) He2 (cm)
H1 (cm) H2 (cm) ∆h (cm)
28 6,5 21,1 1656,948 L1 18 5,5 6,4 6,1
28 6,5 21,1 1656,948 L2 18,5 8 6,9 3,6
Q1 28 6,5 21,1 1656,948 P 18,5 11 6,9 0,6
28 6,5 21,1 1656,948 T1 21,5 20,5 9,9 -8,9
28 6,5 21,1 1656,948 T2 23 21,7 11,4 -10,1
26 8,3 17,3 1500,344 L1 17,9 4,6 6,3 7
26 8,3 17,3 1500,344 L2 17,8 7,8 6,2 3,8
Q2 26 8,3 17,3 1500,344 P 19,1 15,7 7,5 -4,1
26 8,3 17,3 1500,344 T1 21,4 20,2 9,8 -8,6
26 8,3 17,3 1500,344 T2 21 19,6 9,4 -8
23 11,2 11,4 1217,924 L1 17,2 4 5,6 7,6
23 11,2 11,4 1217,924 L2 17,4 6,4 5,8 5,2
Q3 23 11,2 11,4 1217,924 P 17,5 8,9 5,9 2,7
23 11,2 11,4 1217,924 T1 19,1 16,9 7,5 -5,3
23 11,2 11,4 1217,924 T2 20,4 18,8 8,8 -7,2
27,3 7,1 19,8 1605,093 L1 18,5 4,5 6,9 7,1
27,3 7,1 19,8 1605,093 L2 18,4 7,2 6,8 4,4
Q4 27,3 7,1 19,8 1605,093 P 19,5 15,2 7,9 -3,6
27,3 7,1 19,8 1605,093 T1 20,4 19,8 8,8 -8,2
27,3 7,1 19,8 1605,093 T2 21,9 20,1 10,3 -8,5
25,8 8,7 16,7 1474,097 L1 18 5,5 6,4 6,1
25,8 8,7 16,7 1474,097 L2 18 7,1 6,4 4,5
Q5 25,8 8,7 16,7 1474,097 P 18,1 9,8 6,5 1,8
25,8 8,7 16,7 1474,097 T1 20,3 18 8,7 -6,4
25,8 8,7 16,7 1474,097 T2 23 22 11,4 -10,4
Debit 2
6 Debit 3
• Tinggi aliran setelah melewati
Debit 4 ambang lebih tinggi daripada
4 Debit 5
tinggi ambang
2 • Ketika nilai He2 negatif, nilai He1
0
cenderung naik
-15 -10 -5 0 5 10 • Ketinggian air sebelum ambang
He2 (cm)
akan dipengaruhi oleh
ketinggian air setelah ambang
Grafik 5.2 He1 vs He2 ambang lebar • Semakin besar debit, tinggi aliran
sebelum ambang akan semakin
besar.
• Besarnya debit tidak mempengaruhi
tinggi aliran air setelah ambang.
He1 Vs Q
9
8 y = 0.0212x0.757
R² = 0.9951
7
3
mempengaruhi nilai koefisien
2
pengaliran.
1
• Nilai koefisien pengaliran untuk
setiap nilai He1 relatif sama.
0
0 10 20 30 40 50
C (cm0,5/s)
60 70 80 90 100 • Nilai koefisien pengaliran yang
berbeda mungkin disebabkan
Grafik 5.4 He1 vs C ambang lebar
oleh ketidaktelitian saat
melakukan pengukuran
• Titik-titik tersebar di daerah C =
14,7654693 cm0,5/s.
Q Vs C
3000
• Grafik 5.5 menunjukkan hubungan
2500 antara besarnya debit dan nilai
koefisien pengaliran.
• Kenaikan besarnya debit tidak
2000
Q (cm3/s)
5
serta menunjukkan hubungan
4
3
keakuratan nilai He terhadap
2 keakuratan nilai C.
1
• Nilai He/Hd relatif tersebar di
0
0 2 4 6 8 10 daerah 0,8-1,2. Nilai C/Cd relatif
tersebar pada nilai 0,9-1,2.
C/Cd
4
Debit 4
tinggi ambang
Debit 5 • Ketika nilai He2 negatif, nilai He1
2 cenderung naik
• Ketinggian air sebelum ambang
akan dipengaruhi oleh
0
-12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10
He2 (cm)
ketinggian air setelah ambang
• Semakin besar debit, tinggi aliran
sebelum ambang akan semakin
Grafik 5.8 He1 vs He2 ambang tajam besar.
• Besarnya debit tidak mempengaruhi
tinggi aliran air setelah ambang.
He1 Vs Q
8
3
sebelum ambang akan semakin
2 tinggi
1 • Hubungan antar He1 dan Q cenderung
0
membentuk grafik eskponensial
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Q (cm3/s)
5
pengaliran.
He1 (cm)
3
• Nilai koefisien pengaliran untuk
2 setiap nilai He1 relatif sama.
1 • Nilai koefisien pengaliran yang
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
berbeda mungkin disebabkan
C (cm0,5/s) oleh ketidaktelitian saat
Grafik 5.10 He1 vs C ambang tajam
melakukan pengukuran
• Titik-titik tersebar di daerah C =
17,02961 cm0,5/s.
• Grafik ini menunjukkan hubungan
antara besarnya debit dan nilai
3000
Q Vs C
koefisien pengaliran.
• Kenaikan besarnya debit tidak
2500
mempengaruhi nilai koefisien
2000 pengaliran.
• Nilai koefisien pengaliran untuk
Q (cm3/s)
1500
4.5
nilai He dan C terhadap nilai rata-
4 rata He dan C serta menunjukkan
3.5
hubungan keakuratan nilai He
terhadap keakuratan nilai C.
3
He1/Hd
2.5
0.5
tersebar pada nilai 0,9-1,1.
0
• Nilai koefisien pengaliran yang
berbeda mungkin disebabkan
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
C/Cd
Prosedur Percobaan
Percobaan dengan debit berubah
Prosedur Percobaan
◦ Menghitung debit teoretis dan aktual
Dengan nilai lebar saluran (b) sebesar 8 cm dan tinggi muka air tepat
sebelum air loncat (Ya) sebesar 3,5 cm, maka diperoleh bilangan
Froude
◦ Menghitung Yb/Ya teoretis dan pengukuran
Secara pengukuran, nilai tinggi muka air tepat setelah air loncat (Yb)
adalah 5 cm dan tinggi muka air tepat sebelum air loncat adalah 3,5
cm. Sehingga rasionya
Selisih titik koordinat x dari tinggi muka air tepat setelah loncat (Xb)
dan tepat sebelum loncat (Xa) masing-masing bernilai 529 cm dan
515 cm, sehingga diperoleh besar panjang loncatan L = 14 cm.
Cc
0.5
0.4
0.4
0.3 0.3
0.2 0.2
0.1 0.1
0 0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Yg/Y0 Yg/Y0
o Tujuan pembuatan grafik ini adalah untuk melihat nilai dari koefisien kontraksi (Cc) pada
setiap nilai Yg/Yo dari hasil percobaan.
o Besar nilai Cc selalu kurang dari satu, karena di hilir pintu sorong akan terjadi penyusutan
tinggi muka air.
o Pada aplikasinya, kegunaan Cc sebagai parameter desain bukaan pintu sorong dengan
bukaan optimal. Karena, menggunakan grafik Cc vs Yg/Yo, kita dapat mengetahui nilai
ekstrem (maksimum/minimum) koefisien kontraksi
Cv vs Yg/Yo
Cv Vs Yg/Y0 Debit Tetap
Cv Vs Yg/Y0 Debit Berubah
1.2
0.9
1 0.8
0.7
0.8
y= 451.44x4 - 850.69x3 +535.21x2 - 138.55x + 13.672 0.6
Cv
Cv
R² = 1
0.4
0.4
0.3
0.2 0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Yg/Y0
Yg/Y0
8 8
y = -29.941x + 20.558
Fg/Fh
Fg/Fh
R² = 0.8021
6 6
4 4
2 2
0 0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Yg/Y0 Yg/Y0
o Semakin besar Yg/Yo. semakin besar juga Fg/Fh. Hal ini terjadi karena
pengaruh bukaan pintu sorong berbanding lurus dengan faktor
ketahanan pintu.
o Ketidaksesuaian pada percobaan debit berubah disebabkan oleh
kurang idealnya pengambilan data yang dilakukan oleh praktikan.
o Idealnya, Fg>Fh agar pintu sorong dapat menahan gaya hidrostatis dari
air agar pintu sorong tidak mengalami geser atau hancur.
Analisis Air Loncat
Yb/Ya Pengukuran Vs Yb/Ya Teoritis
Debit Tetap
Yb/Ya Pengukuran Vs Yb/Ya Teoritis Debit Tetap
Linear (Yb/Ya Pengukuran Vs Yb/Ya Teoritis Debit Tetap)
5
Yb/Ya Pengukuran
y = 0.1853x + 0.6138
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Yb/Ya Teoritis
y = 0.24x + 0.8809
2
0
0 2 4 6 8 10 12
Yb/Ya Teoritis
5
4 y = 0.1324x2 - 1.2031x + 5.2085
L/Yb
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
3.5
3 y = -0.2971x2 + 3.3489x - 6.1482
2.5
2
L/Yb
1.5
1
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
𝐸𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 =3𝑌𝑐danΔE=Δh=(𝑌𝑏−𝑌𝑎)3. 2 4 ∗ 𝑌𝑎 ∗ 𝑌 𝑏
Dalam Grafik 6.11 dan Grafik 6.12, terlihat bahwa kurva mirip seperti
bentuk fungsi hiperbolik sehingga ada dua nilai kedalaman yang berbeda
untuk satu energi yang sama. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan
fenomena air loncat. Air loncat terjadi sebagai peredam dari keadaan
superkritis dan subkritis yang memiliki energi yang sama. Pada Grafik 6.11
dan Grafik 6.12, terlihat bahwa energi minimum terjadi pada saat aliran kritis.
Kesimpulan dan Saran
◦ Kesimpulan