Anda di halaman 1dari 21

ASSALAMUALAIKUM

WR.WB.
ISOLASI LIGNAN
DARI DAUN SIRIH
(PIPER BETTLE)
KELOMPOK

 Ahmad Fauzi
 Anita Nurdewinta
 Damas Anjar Purnama
 Dhoni Nurdiansyah
 Dewi
 Resti Siti Rohmah
 Sri Ayu
PENDAHULUAN

Piper betle merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat


atau bersandar pada batang pohonlain. Adapun Deskripsi umum dari
tanaman Piper betle ialah merupakan tanaman perdu, merambat,
batang berkayu, berbuku-buku, bersalur, berwarna hijau keabu-abuan.
KLASIFIKASI
 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi : Magnoliphyta ( tumbuhan berbunga )
 Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )
 Sub kelas : Magnoliidae
 Ordo : Piperales
 Famili : Piperaceae
 Genus : Piper
 Spesies : piper betle L.
KANDUNGAN KIMIA

Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang


(betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan
kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan
fungisida, anti jamur. Kandungan kimia yang terdapat pada daun sirih
juga terdiri dari minyak atsiri hidroksikavicol, kavicol, kavibetol,
allylprokatekol, karvacrok, eugenol, pcymene, cineole, caryofelen,
kadimen estragol, terpenena, fenil propada, tannin, dan sebagainya.
LIGNAN

Senyawa-senyawa golongan fenil propanoid membentuk suatu


senyawa dimer dengan struktur lignin. Senyawaan lignan memiliki
struktur dasar (struktur induk) yang terdiri dari 2 unit fenil propanoid
yang tergabung melalui ikatan tertentu.
LIGNAN

Sifat Lignan

Senyawa lignan memiliki struktur dasar (struktur induk) yang terdiri


dari 2 unit fenil propanoid yang tergabung melalui ikatan tertentu.
Ikatan khas ini digunakan sebagai dasar penamaan lignan.
LIGNAN

Kegunaan

Sebanyak digunakan secara niaga sebagai antioksidan dan sebagai


komponen sinergistik dalam insektisida.. Salah satu senyawa golongan
lignan, yaitu podophyllotoxin, diketahui dapat menghambat tumor.
Dalam pengobatan Cina, lignan banyak dipakai untuk mengobati
penyakit hepatitis dan pengobatan.
SKRINING FITOKIMIA

Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawa-


senyawa metabolit sekunder. Suatu ekstrak dari bahan alam terdiri atas
berbagai macam metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas
biologinya. Senyawa-senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan
pereaksi-pereaksi yang mampu memberikan ciri khas dari setiap
golongan dari metabolit sekunder (Harborne, 1987).
SKRINING FITOKIMIA

Identifikasi senyawa lignan

Serbuk simplisia ditetesi dengan larutan floroglusin dalam asam


klorida membentuk warna merah.
ESTRAKSI

Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstur dan
kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis
senyawa yang diisolasi. Umumnya kita perlu membunuh jaringan
tumbuhan untuk mencegah terjadinya oksidasi enzim atau hidrolisis.
EKSTRASI MASERASI

Pelarut akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena ada
perbedaan konsentrasi antara tarutan zat aktif di datam sel dan di laur
sel mala lanitan yang lebih pekat akan didesak keluar, terjadi secara
berulang-ulang sampai tercapai kesetimbangan konsentrasi antara di
dalam dan di luar sel.
K RO M AT O G R A F I L A P I S T I P I S

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan


komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan
adsorben inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografi analitik.
KLT sering digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak
keuntungan menggunakan KLT, diantaranya adalah sederhana dan
murah. KLT termasuk dalam kategori kromatografi planar, selain
kromatografi kertas.
K R O M AT O G R A F I G A S -
S P E K T RO M E T E R M A S S A ( G C - M S )

Kromatografi gas-spektrometer massa(GC-MS) adalah metode yang


mengkombinasikan kromatografi gas dan spektrometer massa untuk
mengidentifikasi senyawa yang berbeda dalam analisis sampel. GS-MS
terdiri dari dua blok bangunan utama: kromatografi gas dan
spectrometer massa. Kromatografi gas menggunakan kolom kapiler
yang tergantung pada dimensi kolom itu.(panjang, diameter, ketebalan
film) serta sifat fase(misalnya 5% fenil polisiloksan).
METODE PENELITIAN

Alat
Corong, Gelas ukur, Gelas piala, Kertas saring, Mortir, Pemanas,
Penjepit, Pipet tetes, Plat tetes, Alat Maserasi, Tabung reaksi, Tisu,
Alat KLT dan GC-MS.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah daun sirih, etil
asetat,methanol,pereaksi H2SO4, pereaksi Dragendorff,n-heksan
PERSIAPAN BAHAN

Pengumpulan Bahan
Pengumpulan bahan dilakukan dengan mengambil batang pada
tanaman sirih segar.
Pengolahan Bahan
Batang dari sirih segar kemudian dibersihkan dari kotoran-kotoran
yang menempel dan bagian batang dengan bagian lainya dipisahkan.
Kemudian dikeringkan dalam oven di haluskan dengan menggunakan
blender.
PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Skrining Fitokimia
Serbuk simplisia ditetesi dengan larutan floroglusin dalam asam klorida
membentuk warna merah menunjukan adanya lignan.
2. Ekstraksi
Simplisia diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut metanol 80%.
Ke dalam ekstrak metanol ditambahkan campuran air dan diklorometan
dengan perbandingan yang sama (1:1). campuran diaduk dan disentrifuga
untuk mendapatkan dua lapisan (lapisan organik dan lapisan air).
PELAKSANAAN PENELITIAN

3. Kromatografi Lapis Tipis dan GC-MS


Lapisan organik dideteksi menggunakan KLT analitik dengan menggunakan
penampak bercak H2SO4 dan vanillin sulfat serta GC-MS. Selanjutnya dianalisis
tumbuhan yang mengandung lignan terbanyak. Tumbuhan yang telah diketahui
mengandung senyawa lignan terbanyak dilanjutkan ke proses karakterisasi simplisia
dan penapisan fitokimia. Proses karakterisasi simplisia meliputi analisis makroskopik
dan mikroskopik simplisia, penetapan parameter farmakognosi seperti kadar air,
kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar abu larut air, kadar sari larut air,
kadar sari larut etanol, dan penetapan susut pengeringan.
PELAKSANAAN PENELITIAN

Setelah dilakukan karakterisasi simplisia, proses dilanjutkan ke tahap


isolasi. Ekstraksi dilakukan sama dengan metode untuk skrining awal
tetapi dengan jumlah sample yang lebih besar. Lapisan organik selanjutnya
difraksinasi menggunakan kromatografi kolom menggunakan pelarut n-
heksana, diklorometan dan metanol dalam konsentrasi yang sesuai.
Seluruh fraksi yang didapat dilakukan pemantauan fraksi menggunakan
KLT analitik dan GC-MS. Dari skrining awal terhadap Piper bertle jenis
tumbuhan tersebut telah dapat ditentukan.
TERIMA KASIH

WASSALAMUALAIKUM WR. WB

Anda mungkin juga menyukai