Anda di halaman 1dari 29

Prastika Dica Izwara

G4A018001

Varicella Zoster
Virus (VZV)
Pembimbing:
dr. Nur Faizah, Sp.A
I. Pendahuluan
Latar Belakang Herpes zoster 0,45 per 1000 anak di
Varicella zoster virus bawah 14 tahun meningkat sesuai
Merupakan family human α- pertambahan umur
herpesvirus yang dapat menyebabkan
Indonesia 2011-2013 mencapai
dua jenis penyakit yaitu varicella
2232 kasus, terbanyak usia 45-64 th
(chickenpox) dan herpes zoster
(Depkes,2014)
(shingles).
Penyebab kematian
Insidensi
Pada pasien immunocompromised
Varicella semua kelompok umur,
90% di bawah umur 10 th  AS 4 juta Komplikasi
kasus menurun 84% karena vaksin Varicella: Varicella pneumonia,
Indonesia IKA-RSCM 5 th encephalitis, meningoencephalitis
terakhir77 kasus varicella tanpa Herpes Zoster: NPH, komplikasi okular,
penyulit Syndrom Ramsay Hunt, komplikasi
visceral
3
TUJUAN

Tatalaksana
Prognosis Komplikasi Diagnosis
Pencegahan

Manifestasi
Definisi Epidemiologi Patofisiologi Klinis
II. Tinjauan Pustaka
Definisi - Ukuran 120-300 nm
- Komposisi: kapsid, selubung virus,
Varicella zoster virus (VZV) adalah nukleokapsid melindungi DNA double
virus yang termasuk dalam stranded
kelompok α-herpesvirus bersifat - Nukleokapsidiksohedral diameter 100-
110 nm terdiri dari 162 protein (kapsomer)
sangat menular. - Inaktivasi suhu 56-60 C
- Penyebaran aerogen
Kelas : Kelas I (dsDNA)
Famili : Herpesviridae
Upafamili : Alphaherpesviridae
Genus : Varicellovirus
Spesies : Human herpes zoster

6
Infeksi primer varicella atau
"cacar air“latensi ganglia dorsal
rootreaktivasiherpes zoster
atau "shingles"

Varicella (chicken pox) Herpes zoster merupakan penyakit


didefinisikan sebagai infeksi neurokutan dengan manifestasi
akut primer yang disebabkan erupsi vesicular berkelompok
oleh virus varicella zoster dengan dasar eritematosa disertai
yang menyerang kulit dan nyeri radikular unilateral yang
mukosa. Masa inkubasi biasanya terbatas di satu sisi
varicella rata-rata 14-21 hari dermatom

7
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian varicella >90% pada anak usia 5-9
tahun di negara iklim sedang, PR>LK 1,75:1
(Sondakh et al, 2015)
Di IKA-RSCM 2005-2010 tercatat 77 kasus varicella, di
RSUD Wonosari DIY tahun 2010 mencapai jumlah
terbanyak infeksi kulit19 kasus (presentase 47,5%)
Insiden terjadinya herpes zoster meningkat sesuai
dengan pertambahan umur dan biasanya jarang
mengenai anak-anak 66% pada >50 th, 5% pada <15
th
Patofisiologi

9
10
Manifestasi Klinis
✘ Varicella ✘ Herpes Zoster
- Gejala Prodromal
- Masa Inkubasi
- Stadium Prodromal Nyeri daerah dermatom (terbakar,
tertusuk, baal)
Demam, malaise, nyeri kepala
- Gejala konstitusi
- Stadium erupsi
Malaise, nyeri kepala
Vesikel “tear drops”, gambaran
polimorfi, dapat muncul di - Stadium erupsi
mukosa, generalisata Makula, papul, vesikel berdinding
tipis tersebar sesuai dermatom,
unilateral

11
Manifestasi Klinis
✘ Varicella ✘ Herpes Zoster

12
Bentuk lain Herpes
Zoster
✘ Herpes zoster abortif: perjalanan penyakit berlangsung singkat dan
kelainan  kulit  hanya  berupa vesikel dan  eritema.
✘ Herpes  zoster  oftalmikus: Herpes zoster menyerang  cabang pertama
 nervus  trigeminus.  Erupsi  kulit  sebatas  mata   sampai  ke  verteks,
 tetapi tidak  melalui  garis  tengah dahi
✘ Sindrom  RamsayHunt: Herpes zoster mengenai N. vestibulokoklearis dan
N. Fasialis yaitu erupsi kulit di  liang telinga luar  atau membrana  timpani,
 disertai  paresis fasialis yang nyeri, gangguan  lakrimasi, gangguan
 pengecap  2/3 bagian   depan  lidah,  tinitus,  vertigo,  dan  tuli.
✘ Herpes  zoster  aberans:  Herpes zoster disertai  vesikel minimal  10   buah
 yang  melewati  garis  tengah
✘ Zoster sine herpete: Nyeri segmental tidak diikuti erupsi kulit

13
J ANG
Diagnosis Varicella PE NUN

F I SI K 05
AN
R IK S A
PEME 04
AMN ESI
S 03
AN Pemeriksaan
02 Tzanck Sel Datia
Stadium Erupsi berinti banyak
01 Papul eritematosa
Vesikel polimorfi Seroimunologi
Stadium Prodromal IgM, IgG
“tear drops”,
Peningkatan suhu Distribusi generalisata
Inkubasi Malaise
14-21 Nyeri kepala
• Riwayat varicella
• Riwayat kontak
dengan penderita
• Riwayat imunisasi
J ANG
Diagnosis Herpes Zoster PE NUN

F I SI K 05
AN
R IK S A
PEME 04
AMN ESI
S 03
AN Pemeriksaan
02 Tzanck Sel Datia
Stadium Erupsi berinti banyak
01 Makula eritroskuamosa
Papul Vesikel berdinding Seroimunologi
Gejala Konstitusi IgM, IgG
1-2 hari Tipis
Gejala Prodromal Malaise Unilateral
Lesi mengikuti dermatom PCRNucleic acid
1-5 hari Nyeri kepala VZVDapat
Nyeri segmental
membedakan virus
• Riwayat varicella Sensasi terbakar VZV dan HSV
• Riwayat imunisasi Baal
• Riwayat obat
imunosupresan
Tzanck Smear
✘ Dari kerokan dari dasar
vesikel yang kemudian
diletakkan di atas object
glass
✘ Difiksasi dengan
ethanol atau methanol
✘ Diwarnai dengan
pewarnaan
hematoxylin-eosin,
Giemsa,
Sel datia berinti banyak

16
Komplikasi
✘ Varicella ✘ Herpes Zoster
- Scar - NPH (Neuralgia Post Herpetic)
- Infeksi bakterial sekunder - Komplikasi okular: keratitis
- Pada immunocompromised: - Syndrom Ramsay Hunt: NVII dan
encephalitis, pneumonia, N. VIII
hepatitis - Komplikasi visceral: Hepatitis,
- Kematian (jarang) perikarditis
- Pada kehamilanvaricella
kongenital

17
TATALAKSANA
VARICELLA
Lotion calamine, bedak basah atau kering yang mengandung salisil 2%
Topikal atau mentol 2%, mandi air hangat

5 A: Analgetik, Antihistamin, Antivirus, Antipiretik, Antibiotik (bila


Oral timbul infeksi sekunder)

Jaga kulit tetap kering, jangan menggaruk lesi, Tetap di dalam


Edukasi rumah selam 6 hari

18

19

20
TATALAKSANA HERPES
ZOSTER
Untuk herpes zoster ophtalmic: Acyclovir topikal 3% 5 kali sehari selama
Topikal 14 hari dan rujuk ke Sp.M

Analgetic: Paracetamol 10-15 mg/kgBB atau ibuprofen 20-30


mg/kgBB/hari
Oral Kortikosteroid: Prednison 0.05-2 mg/kgBB/hari dibagi 1-4 kali
Antivirus: Acyclovir oral 20-30 mg/kgBB

Jaga kulit tetap kering, tidak menggaruk lesi, tidak bergantian


Edukasi handuk dan pakaian

21
Pencegahan
Anak – anak yang berusia 12 bulan hingga 12
tahun harus mendapatkan 2 dosis (0,5 ml secara
subkutan) vaksin cacar air, biasanya sebagai
berikut :
Dosis pertama : 12-15 bulan
Dosis kedua 4-6 tahun

22
Kontraindikasi

- Reaksi alergi yang parah (anafilaksis) dengan


komponen vaksin
- Orang dengan imunosupresi karena leukemia, limfoma,
keganasan umum, penyakit defisiensi imun, atau terapi imunosupresif.
Namun, pengobatan dengan dosis rendah (kurang dari 2 mg/kg/hari),
topikal, penggantian, atau steroid aerosol bukan merupakan
-Kehamilan Sebaiknya menunda kehamilan 1 bulan
setelah vaksin

23
Prognosis
✘ Varicella dan herpes zoster pada anak
yang sehat atau imunokompeten,
prognosisnya baik.
✘ Pada anak immunocompromized, angka
morbiditas dan mortalitas meningkat
signifikan (Lubis, 2008)

24
III. Kesimpulan
✘ Varicella zoster virus (VZV) adalah virus yang termasuk dalam kelompok α-herpesvirus,
dapat menyebabkan dua penyakit yaitu varicella (chickenpox) dan herpes zoster
(shingles).
✘ Kontak pertama dengan virus ini akan menyebabkan varisela, oleh karena itu varisela
dikatakan infeksi akut primer. Sedangkan reaktivasi dari virus ini bermanifestasi pad
herpes zoster.
✘ Pencegahan varicella dan herpes zoster dengan menggunakan vaksin varicella yang
berisi VZV hidup yang di lemahkan. Anak – anak yang berusia 12 bulan hingga 12 tahun
harus mendapatkan 2 dosis (0,5 ml secara subkutan) vaksin cacar air, biasanya sebagai
berikut : Dosis pertama 12-15 bulan/ Dosis kedua 4-6 tahun
✘ Pengobatan varicella dan herpes zoster bersifat simptomatik dengan antipiretik dan
analgesik. Pengobatan sistemik dapaat diberikan dengan antivirus yaitu acyclovir
✘ Prognosis anak imunokompeten baik, sedangkan pada imunokompromised angka
morbiditas dan mortalitas meningkat signifikan

26
Terimakasih

27
Daftar Pustaka
✘ Ayoade, F., Kumar, S. 2018. VaricellaZoster. StatPearls Publishing. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448191/
✘ Bostik, V., Sleha,R., Salavec, M., Janovska, S., Chilbek,R., et al. 2106. Review Article : Characteristics of
Varicella-Zooster Virus. Military Medical Science Letters. Vol 85(4) : 164-170
✘ Djuanda, A. 2011. Varisela. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 115-116.
✘ Gabutti, G., Franchi, M., Maniscalco, L., Stefanati, A. 2016. Varicella Zoster Virus: Current Perspectives On
Pathogenesis, Incidence Patterns And The Impact Of Vaccination Programmes. Minerva Pedriatica. Vol.68.
p: 1-13
✘ Gerhson, A.A., Breuer, J., Cohen, J., Cohrs, R., Gershon, M., et al. 2015. Varicella Zooster Viris Infection.
Macmillan Publisher. Vol 1. p: 1-15
✘ Handoko, R.P. 2010. Varisela. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. EdisiVI. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta:114-116.
✘ Harish dan Jamwal. 2010. Congenital Varicela Syndrome. Indian Journal of Pediatric vol 77
✘ Katakam, Kumar. 2016. A Prospective Study of Herpes Zoster in Children. Indian Journal of Dermatology.
61(5)
✘ Lubis. 2008. Varicella dan Herpes Zoster. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

28
Tambunan., et al. 2013. Formularium Spesialistik Kesehatan Anak. IDAI
Theresia, Sri, R.S., Hadinegoro. 2010. Terapi Asiklovir pada Anak dengan Varicela Tanpa Penyulit. Sari
Pediatri. Vol 11 (6) : 440-447
Pusponegoro, E., Nilasari,H., Lumintahng,H., Niode, N., Daili, S., et al. 2014. Buku Panduan Herpes
Zooster di Indonesia 2014. FK UI Jakarta.
NCIRS (National Centre For Immunisation Research & Surveilance). 2015. Varicella-Zoster
(Chickenpox) Vaccines For Australian Children. FactSheet
Zerboni, L., Nandini, S., Oliver, S.L., Arvin, A.M. 2014. Moleccular Mecanism of Varicella Zooster Virus
Phatoghenesis. Nat Rev Microbiol.Vol 12(3) : 197-210

29

Anda mungkin juga menyukai