1806140363 Sesak Napas atau Dispnea • Kesulitan atau kesukaran untuk bernapas dan keluhan subjektif akan kebutuhan oksigen yang meningkat. • Saat terjadi sesak napas terdapat peningkatan kerja akibat bertambahnya resistensi elastis paru (seperti pada pneumonia, atelaktasis, dan penyakit pleura), dinding data (obesitas, kifoskoliosis), atau menigkatnya resistensi nonelastisitas (emfisema, asma, dan bronchitis Mekanisme Dyspnea • Mekanisme pertama yaitu stimulasi paru-paru reseptor. Reseptor ini distimulasi oleh kontraksi otot polos bronkial, dinding bronkial, kongesti paru, dan kondisi yang menurunkan penyesuaian paru-paru. • Mekanisme kedua berfokus pada mekanisme sistem saraf pusat yang mentransmisikan informasi ke korteks tentang kelemahan otot pernapasan atau perbedaan antara upaya peningkatan pernapasan dan kontraksi otot pernapasan yang tidak memadai. • Mekanisme ketiga berfokus pada pengurangan kapasitas ventilasi atau cadangan pernapasan. Pengurangan cadangan pernapasan hingga kurang dari 65%-75%. Lanjutan • Mekanisme keempat yaitu stimulasi reseptor otot dan sendi di otot pernapasan karena perbedaan dalam ketegangan yang dihasilkan oleh otot-otot dan volume tidal yang dihasilkan. • Reseptor ini, sekali distimulasi, mengirimkan sinyal yang membawa kesadaran dari perbedaan pernapasan. Pengobatan dispnea tergantung pada penyebabnya. Misalnya, orang dengan gangguan fungsi pernapasan mungkin membutuhkan terapi oksigen, dan mereka yang menderita edema paru mungkin memerlukan langkah- langkah untuk meningkatkan fungsi jantung. Referensi • Muttaqin, A. (2008). Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta: Salemba Medika, 41. • Somantri, I. (2008). Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Merdeka