Sekresi
neurotransmitter Merangsang Iskemia jaringan
bradikinin, serotonin reseptor saraf paru
dan histamin
Nyeri
Reaksi radang Peningkatan Akumulasi
paru produksi sekret sekret
Batuk-batuk
Obstruksi jalan
dan pola nafas
nafas
tidak efektif
Pemecahan KH, protein,
Peningkatan aktivitas lemak dan adanya
Metabolisme meningkat
seluler penekanan pada pusat
lapar di otak
Riwayat Pengobatan :
Orang tua pasien mengatakan sebelumnya sudah
berobat ke bidan dan dokter, diberikan obat batuk
tetapi orang tua pasien tidak tahu obat batuk apa
yang diberikan.
.
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : Nadi : 104 x/mnt, reguler, Isi dan
tegangan cukup
RR : 22 x/mnt
Suhu : 36,7°C (aksiler)
Spo2 : 97%
BB : ; TB: ; BMI: kg/m2
Status Gizi :
TB/U : cm / tahun = < SD ()
BB/U : Kg / tahun = < SD ()
BB/TB : Kg / cm = < SD ()
Kepala : Bentuk normal
Mata : Konjungtiva pucat (-/-), perdarahan
konjungtiva (-/-)
sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), sekret (-/-),pupil
isokor
Hidung : Dyspneu (-), nafas cuping hidung (-),
epistaksis (-), deformitas (-),
deviasi (-), sekret (-/-),
Mulut : Bibir pucat (-), perdarahan gusi (-)
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening dan tiroid, deviasi trakea (-)
Thorax : Bentuk normal, emfisematus (-), sela iga tidak melebar,
Retraksi intercosta dan supraclavicula (-)
- Pulmo (Paru depan-belakang)
Inspeksi : Retraksi intercosta (-)
Palpasi : Stem Fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Rhonki -/- wheezing -/-
- Cor
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V ± 1 cm lateral midclavicula line
sinistra,
kuat angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi epigastrial (-)
Perkusi : Batas kanan jantung SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri jantung SIC V 2 cm medial linea midclavicularis sinistra
Batas pinggang jantung SIC III linea sternalis sinistra
Kesan tidak terdapat kardiomegali
Auskultasi : HR: 102x/menit, reguler
S1S2 tunggal
Murmur sistolik (-), Gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak ada jejas, venektasi (-),
kelainan kulit (-)
Auskultasi : Bising usus positif normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Hepar tidak teraba, lien tidak
teraba
Genitalia : DBN
Extremitas : Edem (-), Akral hangat, CRT
< 2 detik
Darah Lengkap Hasil Nilai Normal/Satuan
LYM% 68,0
NEU% 23,7
MONO% 4,9
EU% 3,2
BASO% 0.2
Anamnesa Batuk sudah lebih dari 2 Batuk lebih dari 3 minggu Demam
LAPORAN KASUS
minggu
Batuk paroksismal yang
Riwayat kontak positif
dengan pasien TB dewasa
Batuk dengan nafas cepat
Merintih (grunting)
diikuti dengan whoop, Berat badan menurun Sianosis
muntah, sianosis atau Demam lebih dari 2 Sesak
• Diagnosis Banding apneu minggu tanpa sebab Bisa kejang, letargi atau
Tanpa/dengan demam Tidak ada nafsu makan, tidak sadar
Imunisasi DPT berkeringat malam Tidak dapat menyusu atau
belum/sudah lengkap makan/minum
Dapat disertai penurunan Bisa sampai muntah
berat badan
Pemeriksaan Fisik dan Perdarahan Pembengkakan kelenjar Pernafasan cuping hidung
Penunjang subkonjungtiva atau limfe leher, aksila, Retraksi otot bantu nafas
epistaksis inguinal yang spesifik Rhonki (+), wheezing
Distress pernafasan Pembengkakan (+)/(-)
Rhonki (+)/(-), Wheezing tulang/sendi punggung, Foto thorax: infiltrat luas,
(+)/(-) panggul, lutut, phalanx konsolidasi
Rhinore Uji Tuberkulin (+)
Hitung gizi baik/buruk Gizi buruk (< -2SD)
Foto thorax: normal/ Foto thorax: cavitas apex
infiltrat di regio hiler dan pulmo (+), infiltrat dan
parahiler fibrosis di kedua lapang
paru
Terapi yang diberikan pada pasien ini tanggal
31 januari 2020 yaitu:
Infus D5 ½ NS 10 tpm
Inj. Azitromicin 1x150mg diencerkan dalam
NS 50cc habis dalam 1 jam
Inj. Sanmol 150mg K/P jika demam
Puyer batuk 2x1
Nebulizer Combivent 1 resp + Nacl 3cc / 8
jam
S: Orang tua pasien mengeluh anaknya masih batuk, selama
dirumah sakit sudah kambuh 5x, setiap serangan durasi
sekitar 1-2 menit, disertai suara menarik nafas pada saat
akan batuk. Pasien juga dikeluhkan muntah setiap habis
batuk. Diluar serangan pasien tidak ada keluhan, makan dan
minum masih banyak. Tidak ada keluhan lainnya.
O: KU: Baik
Kepala-Leher: a/i/c/d: -/-/-/-, sianosis (-), PCH (-)
Thorax: Jantung dalam batas normal. Tidak ada suara
tambahan jantung ( S1 S2 reguler). Paru-paru: vesikuler +/+ ,
tanpa rhonki wheezing
Abdomen: Datar dan tidak ada nyeri tekan atau pembesaran
pada palpasi hepar dan lien, bising usus (+) meningkat,
meteorismus (-)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik
A: Pertusis
P: Terapi lanjut
Sebagian besar anak akan membaik,
mengalami perbaikan epitel pada saluran
respiratori dan fungsi paru yang normal
setelah sembuh. Pada anak dengan usia lebih
muda akan cenderung membutuhkan rawat
inap, hal ini disebabkan memiliki angka
kematian lebih besar. Pada anak yang terkena
pertusis dapat mengalami gangguan
disabilitas akibat ensefalopati (Marcdante et
al., 2011).