Anda di halaman 1dari 59

KEANEKARAGAMAN

HAYATI
DAFTAR ISI

1 Konsep Keanekaragaman Hayati

2 Tingkat Keanekaragaman Hayati

3 Tipe Ekosistem

4 Penyebaran Flora dan Fauna

5 Klasifikasi Makhluk Hidup


KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI
 Keanekaragaman hayati (biodiversity): variasi organisme hidup dari semua
sumber.
 UU No. 5 Tahun 1994:

“Keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber,


termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain, serta
kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya…”
 Soerjani (1996):

“Keanekaragaman hayati mencakup keunikan suatu spesies dan genetic,


di mana makhluk hidup tersebut berada.”
TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI
KEANEKARAGAMAN TINGKAT GEN
 Variasi gen di antara organisme yang
menentukan fenotipnya (penampakan
fisik).
 Dikendalikan oleh gen yang
dimilikinya, diperoleh dari kedua
induknya.
 Ekspresi gen dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan tempat hidupnya.
 Hibridisasi (perkawinan silang) dan
domestikasi menyebabkan
peningkatan keanekaragaman gen.
 Domestikasi: budidaya hewan atau
tumbuhan liar oleh manusia.
KEANEKARAGAMAN TINGKAT JENIS (SPESIES)
Perbedaan di antara
spesies yang hidup
di suatu tempat.
Contoh:
Dalam suatu
komunitas padang
rumput ditemukan
semut, jangkrik,
belalang, lipan, kaki
seribu, dan
kumbang.
KEANEKARAGAMAN TINGKAT EKOSISTEM
Terbentuk karena berbagai kelompok spesies
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, lalu
terjadi hubungan di antara berbagai spesies
tersebut serta hubungan antara spesies dengan
lingkungan abiotik tempat hidupnya.

Spesies sejenis  Populasi  komunitas  ekosistem


Ditentukan oleh faktor-factor
berikut:
 Garis lintang suatu tempat
 Ketinggian tempat
 Iklim
 Cahaya matahari
 Kelembaban
 Suhu
 Kondisi tanah (pH, suhu,
struktur)
CONTOH KEANEKARAGAMAN TINGKAT EKOSISTEM

 Ekosistem lautan  Ekosistem tepi  Eko. padang


pantai rumput
 Ekosistem laut dalam
 Eko. hutan sagu  Eko. tebing batu
 Ekosistem pantai
(pantai pasir dangkal,  Eko. hutan rawa  Dlsb.
terumbu karang, gambut
pantai karang, pantai
 Eko. vegetasi
darat)
hutan
 Hutan bakau pegunungan
TIPE EKOSISTEM
Ekosistem Perairan (Akuatik)
Ekosistem Daratan (Terestrial)
EKOSISTEM
AKUATIK
EKOSISTEM AKUATIK
 Berdasarkan jenis organisme (komponen biotik):
1. Plankton: bergerak/berpindah tergantung pengaruh
arus air (pasif).
2. Nekton: bergerak aktif, bebas.
3. Neuston: mengapung di permukaan air
4. Bentos: hidup di dasar perairan
5. Perifiton: melekat pada organisme atau substrat lain
cursa.ihmc.us
EKOSISTEM AKUATIK

Ekosistem Air Tawar Ekosistem Air Laut


EKOSISTEM AIR TAWAR
Danau Asmara,
Flores Timur

Ciri: Ekositem air tawar


1. Salinitas rendah dibedakan menjadi:
2. Dipengaruhi iklim dan cuaca lentik: air tenang Air Terjun Situmurun
3. Penetrasi cahaya matahari lotik: berarus
kurang
EKOSISTEM AIR TAWAR

Berdasarkan intensitas cahaya matahari:


1. Zona litoral  daerah dangkal, cahaya matahari
tembus hingga ke dasar  zona foton/zona cahaya.
2. Zona limnetic  daerah terbuka, jauh dari tepi
hingga kedalaman yang masih tertembus cahaya.
3. Zona profundal  daerah dalam, tidak dapat
ditembus cahaya  afotik.
EKOSISTEM AIR LAUT

Ciri:
1. Salinitas tinggi
2. Tidak dipengaruhi iklim dan cuaca
3. Terdapat variasi suhu yang berbeda
4. Terdapat arus laut yang dipengaruhi arah angin,
perbedaan densitas (massa jenis) air, suhu, tekanan air,
gaya gravitasi, dan gaya tektonik batuan bumi.
EKOSISTEM AIR LAUT
Berdasarkan intensitas cahaya matahari:
1. Zona fotik (epipelagic) daerah yang dapat ditembus
cahaya matahari (kedalaman: < 200 𝑚). Banyak
produsen.
2. Zona twilight (disfotik atau mesopelagic)  Cahaya
matahari remang-remang, fotosintesis tidak efektif
(kedalaman: 200 → 2000 𝑚).
3. Zona afotik (bathypelagic)  Tidak dapat ditembus
cahaya (kedalaman: > 2000 𝑚).
EKOSISTEM AIR LAUT
Pembagian zona, dlsb. laut dalam
pantai → tengah laut: (kedalaman:
2. Zona neritik  200 → 2000 𝑚).
1. Zona litoral laut dangkal Produsen tidak
(pasang surut)  (kedalaman: < ada, nekton ada.
terendam saat 200 𝑚). Dapat
pasang, seperti ditembus cahaya 4. Zona abisal 
daratan saat surut. matahari, banyak Daerah palung laut,
Berbatasan dengan ganggang laut dan gelap (kedalaman:
daratan. Kelompok ikan. > 2000 𝑚). Dihuni
hewan: bintang predator, detrivor,
laut, bulu babi, 3. Zona batial  decomposer.
udang, cacing laut, Remang-remang,
EKOSISTEM AIR LAUT
a. Ekosistem laut dalam
Tidak ada produsen. Organisme dominan adalah jenis predator dan ikan yang
penutup kulitnya mengandung fosfor  dapat bercahaya di tempat gelap.
b. Ekositem terumbu karang
Terdapat di laut dangkal dengan air jernih. Organisme: Coelenterata, Porifera,
Mollusca, bintang laut, ikan, dan ganggang. Misal: Taman Bunaken
c. Ekosistem estuary
Daerah pertemuan air laut dengan air sungai. Salinitas 5 – 25 ppm. Ekosistem
khas: padang lamun (seagrass) dan hutan mangrove.
EKOSISTEM AIR LAUT
 Padang lamun (seagrass)  Seagrass tumbuh menyebar
membentuk padang rumput di dalam air dengan perpanjangan
rizom. Hewan: duyung (Dugong dugon), bulu babi (Tripneustes
gratilla), kepiting renang (Portunus pelagicus), udang, dan penyu.
 Ekosistem hutan mangrove  ada di daerah tropis hingga
subtropics. Didominasi oleh tanaman bakau (Rhizophora sp.), kayu
api (Avicennia sp.), dan bogem (Bruguiera sp.). Hewan: burung,
buaya, ikan, biawak, kerang, siput, kepiting, dan udang.
Pesisir Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Papua, Bali, Sumbawa.
EKOSISTEM AIR LAUT
d. Ekosistem pantai pasir
Jenis hewan, misalnya: kepiting dan burung. Vegetasi dominan:
 Formasi pes-caprae: tanaman dengan batang lunak dan berbiji
(terna), misal: Ipomea pes-caprae, Vigna marina, dan Spinifex
littoreus.
 Formasi barringtonia: terdiri atas perdu dan pohon, misal:
Barringtonia asiatica, Terminalia catappa, Eryhtrina, Hibiscus
tiliaceus, dan Hernandia.
Terdapat di Bali, Lombok, Papua, Bengkulu, dan Bantul (Yogyakarta)
EKOSISTEM AIR LAUT

e. Ekosistem pantai batu


Organisme dominan: ganggang cokelat, ganggang
merah, siput, kerang, kepiting, dan burung.
Terdapat di pantai selatan Jawa, pantai barat
Sumatra, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku.
EKOSISTEM
TERESTRIAL
EKOSISTEM DARAT

 Meliputi area yang


sangat luas (bioma).
Tipe bioma dipengaruhi
oleh iklim. Iklim
dipengaruhi letak
geografis garis lintang
dan ketinggian tempat.
EKOSISTEM DARAT
1. Hutan Hujan Tropis
Terdapat di daerah khatulistiwa (lembah Sungai Amazon, lembah Sungai
Kongo, Amerika Selatan, Asia Tenggara: Indonesia, Thailand, dan Malaysia).
Ciri:
 Curah hujan sangat tinggi, 200 – 450 cm/tahun.
 Matahari bersinar sepanjang tahun, suhu lingkungan 21-30°C.
 Kelembaban udara relative tinggi sepanjang waktu.
Pohon-pohon di hutan hujan
tropis dapat tumbuh tinggi
hingga mencapai 55 m dan
membentuk kanopi. Di bawah
kanopi terbentuk iklim mikro.
Tumbuhan di bagian dasar
berupa semak belukar dan
herba yang daunnya tidak
lebar. Beberapa tumbuh
merambat (liana) atau
menempel (epifit).
Jenis hewan: burung,
kelelawar, serangga, monyet,
ular, tupai, macan tutul,
jaguar, dan babi hutan.
EKOSISTEM DARAT
2. Hutan Gugur hibernasi, contoh kelelawar dan
hamster.
 Curah hujan 75 – 100 cm/tahun
Amerika Serikat bagian timur, Chili,
 Terdapat di daerah dengan iklim Eropa Barat, dan Asia Timur.
subtropics
 Tumbuhan yang hidup umumnya
berdaun lebar, misal: elm, beech, oak,
dan maple.
 Pada musim dingin, daun berguguran.
Sedangkan hewan mengalami
EKOSISTEM DARAT
3. Sabana  Sabana murni: satu jenis pohon
Ekosistem padang rumput yang  Sabana campuran: beberapa jenis
diselingi pohon-pohon. Rumput pohon
dengan tinggi > 2 meter, pohon dengan
tinggi 10 m bersifat luruh dan Jenis tumbuhan pembentuk bioma
berpencar. Curah hujan 90 – 150 sabana: Eucalyptus, Acacia, dan
cm/tahun. Sabana bersifat woodland Corypha utan (gebang).
 tidak/sedikit diganggu oleh Jenis hewan: serangga, rayap, kuda,
manusia. gajah, kijang, zebra, macan tutul,
singa.
EKOSISTEM DARAT
4. Padang Rumput Sifat rumput: titik pertumbuhan basal
 tahan perumputan & pembakaran.
Terdapat di daerah tropis hingga
beriklim sedang. Curah hujan 25 – 50 Hewan: serangga, hewan pengerat,
cm/tahun , tidak menentu. reptile, ular, burung, bison, kanguru,
zebra, jerapah, serigala, singa, jaguar,
PRAIRI: Tempat dengan curah hujan dan cheetah.
tinggi, rumput tumbuh subur (mencapai
3 m), misal bluestem grasses Amerika Selatan, Australia, Hungaria,
Rusia Selatan, Nusa Tenggara.
STEPA: Di tempat dengan curah hujan
rendah, rumput tumbuh pendek, missal:
grama grasses dan buffalo grasses.
EKOSISTEM DARAT
5. Gurun Dihuni oleh tumbuhan xerofit
dengan ciri: akar Panjang, sukulen,
 Curah hujan sangat rendah: < 25
batang atau daunnya memiliki
cm/tahun  zona arid lapisan lilin  kaktus. Ada pula
 Suhu ekstrim, perbedaan siang tumbuhan kurma & semak belukar.
malam  56 – 60°C. Rantai makanan pendek, hewan
 Evaporasi tinggi irifagik. Siklus nutrisi juga rendah.
 Kecepatan angin tinggi Hewan: semut, kalajengking, kadal,
ular, tikus, burung, unta.
 Komunitas tumb.: struktur
sederhana, tidak ada tumb. tinggi. Contoh: Gurun Gobi, Gurun Sahara.
EKOSISTEM DARAT

6. Taiga
Disebut juga hutan boreal atau hutan konifer,
terdapat di daerah subtropis dan kutub (Amerika
Utara, Alaska, Semenanjung Skandinavia, dan Rusia)
serta di pegunungan beriklim dingin. Tumbuhan yang
dominan: spruce, birch, alder, juniper, dan cemara.
Hewan: moose, ajak, beruang hitam, lynx, serigala,
serangga, dan burung.
EKOSISTEM DARAT
7. Tundra

Merupakan bioma paling dingin. Struktur vegetasi sederhana. Hewan: caribou,


muskox, rubah, burung ptarmigan.
 Tundra Arktik: di daerah kutub utara (Arktik), Rusia, Siberia, Kanada, dan
Finlandia. Tanaman tumbuh pendek dan berkumpul. Tidak ada system
perakaran jauh.
 Tundra Alpin: berada di puncak pegunungan yang tinggi, contoh puncak
gunung Jaya Wijaya, dengan elevasi di mana pohon tidak bias tumbuh.
Vegetasi meliputi rumput tussock serta semak berdaun kecil.
Tundra Alpin

Tundra Arktik
KEANAKERAGAMAN
HAYATI INDONESIA
PENYEBARAN FLORA INDONESIA
Flora Indonesia termsuk flora Malesiana.
Menurut Van Welzen & Silk, flora Malesia terbagi menjadi:
 Flora dataran Sunda: Famili Dipterocarpaceae (pohon keruing,
meranti) dan Nepenthaceae (kantong semar)
 Flora dataran Sahul: sagu serta tumbuhan dari family
Myristicaceae (pala, Myristica, Virola, otoba)
 Flora daerah tengah (Wallacea): leda yang batangnya
berwarna-warni, langsei, aghatis, rotan, damar, dlsb.
PENYEBARAN FAUNA DI INDONESIA
Kawasan Indonesia Barat (fauna oriental atau Asiatis) dan kawasan tengah
(peralihan) dipisahkan oleh garis Wallace.
Kawasan Tengah atau peralihan dan kawasan Indonesia Timur (fauna Australis)
dipisahkan oleh garis Weber.
Garis Lydekker: batas paling barat dari kawasan Indonesia timur.
Kawasan Indonesia barat: Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali.
Kawasan Peralihan: Sulawesi, Maluku, Sumbawa, Sumba, Lombok, Timor.
Kawasan Indonesia timur: Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Garis Wallace

Garis Weber

Garis Lydekker
CONTOH FAUNA ASIATIS/ORIENTAL
(KAWASAN INDONESIA BARAT)
CONTOH FAUNA PERALIHAN
(KAWASAN INDONESIA TENGAH)
CONTOH FAUNA AUSTRALIS
(KAWASAN INDONESIA TIMUR)
MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA
A. Sumber Pangan
- Makanan pokok, contoh: Padi, jagung, singkong, ubi jalar, ikan mas, sapi (susu, daging), ayam
(telur, daging), domba (susu, daging), ikan, dll.
- Buah-buahan, contoh: jeruk, apel, pisang, papaya, jambu, jambu air, nangka, semangka, dll.
- Sayuran, contoh: sawi, kangkong, sawi putih, bayam, kol, seledri, dll.
B. Sumber Biofuel
Kemiri, kedelai, bunga matahari, kapuk, kacang tanah, jarak pagar, kayu manis, dll
C. Sumber Biopestisida
Temulawak, papaya, daun pacar cina, kenikir, serai wangi, bunga krisan, dll
MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA
D. Sumber Obat-Obatan
Buah merah: mengobati kanker (tumor), kolesterol tinggi, diabetes  antioksidan
(beta karoten)
Mengkudu: menurunkan tekanan darah tinggi. Scopletin pada mengkudu 
melebarkan pembuluh darah
Quinine pada kulit kina untuk obat malaria
Madu
Dll.
MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA
E. Sumber Kosmetik
Bunga yang mengandung minyak atsiri untuk parfum. Contoh: mawar, melati,
cendana, kenanga kemuning
Kesehatan kulit (menghaluskan kulit): kemuning, beras, bengkuang, alpukat
Pelumas dan penghitam rambut: urang aring, lidah buaya, mangkokan, pandan,
minyak kelapa.
D. Sumber Sandang
Pisang abaca, rami, jute, kapas, kenaf, sisal,ulat sutera, kulit hewan, bulu
burung, dll.
MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA
E. Sumber Papan 3. Upacara Ngaben di Bali: memakai 39 jenis
tumbuhan yang mengandung minyak
Kayu jati, kayu mahoni, beberapa jenis atsiri berbau harum
tumbuhan palem serta daun untuk atap
rumah, bamboo, meranti, rasamala, dll. 4. Umat Islam: memakai kerbau, sapi,
kerbau untuk hewan Qurban
F. Sebagai Aspek Budaya
5. Umat Nasrani: memanfaatkan pohon
1. Budaya nyekar: memakai berbagai jenis cemara untuk perayaan Natal.
bunga-bungaan
2. Upacara kematian di Toraja:
menggunakan berbagai jenis tumbuhan
yang dianggap memiliki nilai magis
MENGHILANGNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI

(a) Perburuan Satwa Liar


(b) Kebakaran Hutan
FAKTOR HILANGNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI
 Hilangnya habitat: pembukaan lahan  Adanya spesies pendatang yang
untuk pertanian, lahan industry, mendominasi dan memangsa satwa
perumahan, kebakaran hutan dll endemic yang ada. Contoh: ikan mas
dari Jepang menjadi spesies invasif di
 Pencemaran tanah, air, dan udara Danau Ayamaru yang menjadi habitat
 Perubahan iklim: es di kutub mencair, dari satwa endemic di sana (ikan
satwa kutub seperti beruang kutub pelangi)
terancam kehilangan tempat tinggal  Industrialisasi pertanian dan hutan
 Eksploitasi tanaman dan hewan: illegal  Penambangan liar
logging, pertunjukkan satwa di acara
sirkus, dll
UPAYA MELESTARIKAN DAN MENINGKATKAN KEHATI
 Melestarikan  Meningkatkan
Konservasi Insitu: pelestarian di Pembukaan/pembukaan taman kota
habitat asli. Contoh: taman nasional,
cagar alam, suaka margasatwa Pemuliaan hewan dan tumbuhan
Konservsi Eksitu: pelestarian di luar Reboisasi
habitat asli. Contoh: taman safari,
kebun raya, dll.

Cari: UU No. 5 Tahun 1990 Mengapa pembukaan taman kota


dapat meningkatkan
keanekaragaman hayati?

Anda mungkin juga menyukai