Anda di halaman 1dari 17

TEAM CMHN

Propinsi Jawa Timur


Pelatihan CMHN bagi Kader Kesehatan Jiwa Masyarakat
Jember, 21 juni 2016
TIM CMHN JATIM

 Ns. Heni Dwi Windarwati.,MKep.,SpKepJ


 Ns. Eko Arik Susmiatin, MKep.,SpKepJ
 Ns. Nancye Pandeirot, MKep.,SpKepJ
 Ns. Komarudin, MKep.,SpKepJ
 Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, MKep.,SpKepJ
1. Penemuan kasus

2. Penggerakan keluarga sehat untuk mengikuti


penyuluhan kesehatan jiwa

3. Pergerakan keluarga risiko untuk mengikuti


penyuluhan kesehatan jiwa

4. Penggerakan keluarga gangguan jiwa untuk


penyuluhan cara merawat

5. Pergerakan pasien gangguan jiwa untuk


mengikuti terapi aktivitas kelompok dan
rehabilitasi
6. Kunjungan rumah pasien mandiri

7. Melakukan rujukan kasus

8. Mendokumentasikan semua kegiatan

9. Pergerakan kegiatan kelompok swabantu


pasien dan keluarga gangguan jiwa
Pengertian

Deteksi adalah kemampuan kader


kesehatan jiwa untuk mengetahui
kondisi kesehatan jiwa keluarga yang
tinggal di desa siaga sehat jiwa. Hasil
deteksi adalah sehat jiwa, risiko masalah
psikososial, dan gangguan jiwa.
Jumlah
Jumlah keluarga yang
keluarga mempunyai
yang pasien
gangguan
sehat Jumlah
jiwa
keluarga yang
beresiko
mengalami
masalah
psikososial
Keluarga
sehat

Keluarga yang sehat jiwa adalah


keluarga yang anggota
keluarganya tidak ada gangguan
jiwa atau risiko masalah
psikososial
Persiapan
deteksi dini
1. Kader mempelajari buku pedoman deteksi keluarga

2. Kader mempelajari tanda-tanda orang/keluarga yang


beresiko mengalami masalah psikososial/keluarga yang
mengalami gangguan jiwa

3. Kader mengidentifikasi orang/keluarga yang diduga


mengalami risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa

4. Melakukan kontrak atau janji untuk bertemu dengan pasien


dan keluarga
Kelompok umur 0 – 18 bulan
Kelompok umur 18 bulan – 3 tahun
Kelompok umur 3 – 6 tahun
Kelompok umur 6 – 12 tahun
Kelompok umur 12 – 18 tahun
Kelompok umur 18 – 25 tahun
Kelompok umur 25 – 45 tahun
Kelompok umur 45 – 60 tahun
Kelompok umur >60 tahun
Keluarga resiko
(psikososial)

1) Kehilangan anggota tubuh


2) Kehilangan/perpisahan dengan orang dicintai
3) Kehilangan pekerjaan, harta benda, tempat tinggal,
sekolah
4) Keluarga dengan penyakit kronis : TBC, darah
tinggi, sakit gula, penyakit jantung, ginjal dan
reumatik
5) Keluarga dengan ibu hamil atau ibu melahirkan
Keluarga dengan
gangguan

1. Sedih berkepanjangan dalam waktu lama


2. Kemampuan melakukan kegiatan sehari – hari
(kebersihan, makan, minum, aktivitas) berkurang
3. Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun
(malas)
4. Marah – marah tanpa sebab
5. Bicara atau tertawa sendiri
6. Mengamuk
7. Menyendiri
8. Tidak mau bergaul
9. Tidak memperhatikan penampilan/kebersihan diri
10. Mengatakan atau mencoba bunuh diri
Bermain Peran

Keluarga Bpk Y (60 thn), dengan anggota keluarga


sebagai berikut:
1. Ibu N ( 56 thn, Istri) Tekanan darah 180/120, setiap
malam sulit tidur , jantung sering terasa berdebar,
tangan sering berkeringat, mengatakan selalu
khawatir akan keselamatan anak bungsunya yang
bekerja sebagai TKI tidak resmi di Malaysia
2. R ( laki-laki, 17 thn, anak) pelajar di SMU Kornita,
aktif di kegiatan sekolah
3. U (perempuan, 8 thn, cucu), tidak mandiri, selalu
meminta bantuan, merasa takut bersaing dalam
berprestasi di sekolah
Pelaksanaan
deteksi dini

1. Kader membagi habis jumlah keluarga yang ada di wilayah


2. Kader menilai kesehatan jiwa tiap keluarga yang tinggal di
wilayahnya dengan cara wawancara dan pengamatan sesuai
dengan petunjuk pada buku deteksi keluarga
3. Untuk menilai perilaku yang menunjukkan adanya risiko
masalah psikososial atau gangguan jiwa maka kader kesehatan
perlu mengetahui tanda-tanda/perilaku yang menunjukkan
orang tersebut risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa
LATIHAN
YUK!!!
Keluarga Bpk K ( 40 thn), dengan anggota keluarga
sebagai berikut:
1. Ibu T ( 38 thn, Istri), Hamil enam bulan, anak ke
lima, tidak pernah kontrol ke puskesmas, Ibu T
mengatakan malu kontrol karena anak kelimanya
baru berusia 10 bulan.
2. N ( perempuan, 15 thn, anak) pelajar di SMU Kornita,
tidak pernah ikut kegiatan di sekolah, sering tidak
masuk sekolah
3. L (laki-laki, 13 thn, anak) pelajar SMP
4. K (laki-laki, 10 thn, anak), pelajar SD
5. S (perempuan, 10 bulan, anak), ibu T mengatakan S
anak yang rewel dan cengeng, apalagi setelah ibu T
hamil
Pelaporan
deteksi dini

1. Kader mencatat nama seluruh keluarga yang tinggal di


wilayahnya
2. Kader mencatat data-data keluarga yang mempunyai risiko
masalah psikososial
3. Kader mencatat data-data keluarga yang mengalami gangguan
jiwa
4. Hasil penghitungan jumlah keluarga untuk masing-masing
kelompok dicatat
5. Hasil pencatatan disampaikan pada perawat kesehatan jiwa
puskesmas
LATIHAN LAGI YAH……..

Keluarga Bpk K ( 40 thn), dengan anggota keluarga


sebagai berikut:
1. Ibu T ( 38 thn, Istri), Hamil enam bulan, anak ke
lima, tidak pernah kontrol ke puskesmas, Ibu T
mengatakan malu kontrol karena anak keempatnya
baru berusia 10 bulan.
2. N ( perempuan, 15 thn, anak) pelajar di SMU Kornita,
tidak pernah ikut kegiatan di sekolah, sering tidak
masuk sekolah
3. L (laki-laki, 13 thn, anak) pelajar SMP
4. K (laki-laki, 10 thn, anak), pelajar SD
5. S (perempuan, 10 bulan, anak), ibu T mengatakan S
anak yang rewel dan cengeng, apalagi setelah ibu T
hamil
SUKSES KADER
KESEHATAN
PROPINSI JAWA
TIMUR

Anda mungkin juga menyukai