Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel pada kulit, atau
dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil menyebabkan cedera dari tubuh
dengan adanya reaksi kimia. Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik
kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya yang mengganggu
kesehatan bahkan dapat menimbulkan kematian. Sekitar 7% dari semua pengunjung
departemen kedaruratan datang karena masalah toksik.
Keracunan atau intoksikasi adalah keadaan patologik yang disebabkan oleh obat, serum,
alkohol, bahan serta senyawa kimia toksik, dan lain-lain. Keracunan dapat diakibatkan
oleh kecelakaan atau tindakan tidak disengaja, tindakan yang disengaja seperti usaha
bunuh diri atau dengan maksud tertentu yang merupakan tindakan kriminal. Keracunan
yang tidak disengaja dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, baik lingkungan rumah
tangga maupun lingkungan kerja.
Penyebab dan Jenis Keracunan
HCN Senyawa ini sangat beracun. Hindarkan kontak dengan kulit. Jangan menghirup gas ini karena dapat
menyebabkan pingsan dan kematian.
HF Gas/uap maupun larutannya sangat Dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernafasan.
beracun.
HNO3 Senyawa ini bersifat korosif. Dapat menyebabkan luka bakar, menghirup uapnya
dapat menyebabkan kematian.
AgNO3 Senyawa ini beracun dan korosif. Simpanlah dalam botol Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh.
berwarna dan ruang yang gelap serta jauhkan dari bahan- Gas/uapnya juga menebabkan hal yang sama.
bahan yang mudah terbakar.
HCl Senyawa ini beracun dan bersifat korosif terutama dengan Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh.
kepekatan tinggi. Gas/uapnya juga menebabkan hal yang sama.
H2S Senyawa ini mudah terbakar dan beracun Menghirup bahan ini dapat menyebabkan pingsan,
gangguan pernafasan, bahkan kematian.
H2SO4 Senyawa ini sangat korosif, higroskopis, bersifat membakar Jangan menghirup uap asam sulfat pekat karena dapat
bahan organik dan dapat merusak jaringan tubuh menyebabkan kerusakan paru-paru, kontak dengan kulit
Gunakan ruang asam untuk proses pengenceran dan menyebabkan dermatitis, sedangkan kontak dengan
hidupkan kipas penghisapnya. mata menyebabkan kebutaan.
NaOH Senyawa ini bersifat higroskopis dan menyerap gas CO2. Dapat merusak jaringan tubuh.
Berikut adalah beberapa alternatif obat yang dapat anda
gunakan untuk pertolongan pertama terhadap korban
keracunan bahan kimia:
Jenis Peracun Pertolongan Pertama
Asam-asam korosif seperti asam sulfat (H2SO4), fluoroboric Bila tertelan berilah bubur aluminium hidroksida atau milk of
acid, hydrobromic acid 62%, hydrochloric acid 32A%, magnesia diikuti dengan susu atau putih telur yang dikocok dengan
hydrochloric acid fuming 37%, sulfur dioksida, dan lain-lain. air.
Bila tertelan berilah bubur aluminium hidroksida atau milk Jangan diberi dengan karbonat atau soda kue.
of magnesia diikuti dengan susu atau putih telur yang
dikocok dengan air.
Alkali (basa) seperti amonia (NH3), amonium hidroksida Bila tertelan berilah asam asetat encer (1%), cuka (1:4), asam sitrat
(NH4OH), Kalium hidroksida (KOH), Kalsium oksida (CaO), (1%), atau air jeruk. Lanjutkan dengan memberi susu atau putih
soda abu, dan lain-lain. telur.
Kation Logam seperti Pb, Hg, Cd, Bi, Sn, dan lain-lain Berikan antidote umum, susu, minum air kelapa, norit, suntikan
BAL, atau putih telur.
Pestisida Minum air kelapa, susu, vegeta, norit, suntikan PAM
Mengatasi Efek dan Gejala Keracunan
Efek dan gejala keracunan pada manusia dapat timbul setempat (lokal) atau sistemik setelah racun
diabsorpsi dan masuk ke dalam sistem peredaran darah atau keduanya.
A. Lokal
Racun yang bersifat korosif akan merusak atau mengakibatkan luka pada selaput lendir atau jaringan yang
terkena. Beberapa racun lain secara lokal mempunyai efek pada sistem saraf pusat dan organ tubuh lain,
seperti jantung, hati, paru, dan ginjal tanpa sifat korosif dan iritan.
B. Sistemik
Setelah memberikan efek secara lkal, biasanya racun diabsorpsi dan masuk ke dalam sistem peredaran
darah dan akan mempengaruhi organ-organ tubuh yang penting.
Efek dan gejala yang ditimbulkan akibat keracunan terjadi antara lain pada sistem pernapasan,
pencernaan, kardiovaskuler, urogenital, darah dan hemopoitika, serta sistem saraf pusat (SSP).
Tata cara mencegah atau menghentikan penyerapan racun
A. Racun melalui mulut (ditelan / tertelan) B. Mengeluarkan racun yang telah
diserap
• Encerkan racun yang ada di lambung dengan
: air, susu, telor mentah atau norit Dilakukan dengan cara:
Kosongkan lambung (efektif bila racun
1. Diuretic: lasix, manitol
tertelan sebelum 4 jam) dengan cara:
2. Dialisa
Dimuntahkan: bisa dilakukan dengan cara
3. Transfusi exchange
mekanik (menekan reflek muntah di
tenggorokan), atau pemberian air garam atau
sirup ipekak.
Ada tiga famili ular yang berbisa, yaitu Elapidae, Hydrophidae, dan Viperidae. Bisa
ular dapat menyebabkan perubahan lokal, seperti edema dan perdarahan.
Beberapa bisa Elapidae tidak terdapat lagi dilokasi gigitan dalam waktu 8 jam
Untuk sementara akan terakumulasi dengan kadar yang tinggi dalam kelenjar
getah bening, jika tidak dilakukan tindakan pertolongan pertama, dalam waktu 2
jam setelah gigitan akan terdeteksi dalam plasma atau urin dengan kadar tinggi.
Balutan yang kuat dapat dilakukan beberapa jam tanpa membahayakan peredaran
darah keseluruhan anggota tubuh. Balutan yang kuat membatasi perubahan lokal
di daerah gigitan dan juga untuk meningkatkan reaksi terhadap antibisa
Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari air liur, sifat bisa
tersebut adalah:
• Neurotoksin yang berakibat pada saraf perifer atau sentral.
• Haemotoksin, berakibat haemolitik dengan zat antara fosfolipase dan
enzim lainnya yang mengaktifkan protombin.
• Myotoksin, menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat
kerusakan sel-sel otot.
• Kardiotoksin, merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan
kerusakan otot jantung.
• Cytotoksin, dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktif lainnya
yang berakibat terganggunya kardiovaskuler.
• Cytolitik, zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrosis di
jaringan tempat patukan.
• Enzim-enzim, termasuk hyalurondase sebagai zat aktif pada
penyebaran bisa.
Tanda Dan Gejala serta Tindakan Penanggulangan
a. Tanda dan gejala yang umum ditemukan pada pasien bekas gigitan ular adalah; lokal
sakit bukan gambaran umum, tanda-tanda bekas taring, laserasi, bengkak dan kemerahan,
sakit kepala, muntah, rasa sakit pada otot dan dinding perut, demam serta berkeringat
dingin.
b. Tindakan penanggulangan
Dalam mengatasi gigitan ular berbisa, pemberian serum antibisa yang cukup dan
pengaturan ventilasi yang memadai merupakan tindakan yang utama. Sedangkan tindakan
yang bersifat supportif merupakan tindakan sekunder dan dilakukan sesuai dengan kondisi
penderita.
1. Premedikasi
2. Pemberian serum antibisa
2. Pada Lebah
Akibat yang ditimbulkan oleh sengatan serangga biasanya ringan dan tidak banyak
bahayanya. Dasar timbulnya reaksi dari penderita adalah suatu reaksi alergi. Reaksi
alergi ini tergantung pada individu. Kematian disebabkan reaksi anafilaksis dan timbul
biasanya akibat sengatan.
Manifestasi Klinis
Manfestasi klinis dalam bentuk urtikaria eksterna sampai reaksi alergi kronis yang
muncul hebat dengan reaksi anafilaksis didahului oleh reaksi setempat berupa
kemerahan, bengkak, rasa terbakar kemudian mual, muntah dan kesadaran menurun.
Jika seseorang disengat lebah untuk pertama kali biasanya akan menimbulkan rasa
sakit lokal yang spontan, pembengkakan lokal, dan pruritus.
Penangannya
Gambaran klinis:
1. Bekas gigitan tidak sakit, hanya bengkak dengan cairan
seromorrhagis.
2. Beberapa menit kemudian muncul gejala keracunan, dengan
bentuk paralisis otot, kadang-kadang diikuti mual, muntah,
hipotensi dan bradikardia. Gejala ini biasanya berakhir setelah
beberapa jam.
Pertolongan:
1. Luka gigitan dicuci, sebelum dipasang torniquet arterial.
2. Jalan napas dipertahankan kalau perlu resusitasi.
3. Simptomatis
c. Ikan beracun
Tusukan dari salah satu sirip bila ereksi yang memang mengandung bisa. Bisa ini bersifat hyaluronidase yang
menyebabkan jaringan nekrosis, vasokonstriksi dan myotoksin.
Gambaran klinik:
o Rasa sakit yang hebat pada saat tertusuk, sering menyebabkan pingsan.
o Reaksi radang tampak pada bekas sengatan, lemas, di daerah regional terasa sakit.
o Sistemik berupa kegagalan kardiovaskuler akibat depresi miokardial dan hilangnya tonus pembuluh darah.
Paralise umum yang kadang-kadang diikuti koma.
o Apabila masa akut dilewati, penyembuhan lamban berupa luka lama sembuh akibat keadaan umum yang buru.
Pertolongan:
1. Pasang torniquet arterial
2. Suntik anestesi lokal untuk mengurangi sakit
3. Daerah luka dihangati dan rendam dengan air hangat kuku atau larutan kalium permanganan (PK)
4. Obat-obatan: narkotik, ATS, toksoid, antibiotik
5. Debridemen luka
Asuhan Keperawatan Pada Sengatan Dan Gigitan Binatang
Berbisa