Anda di halaman 1dari 11

Gangguan Kepribadian

Kelompok 4

Devi Ramadhan Afriansyah


Fadhillah Hidayanti
Indah Rahmawati
Rizky Aulia
Tsania Agniza
Definisi
Gangguan kepribadian adalah suatu kondisi yang
menyebabkan penderitanya memiliki pola pikir dan perilaku
yang tidak sehat dan berbeda dari orang normal. Selain pola
pikir yang tidak sehat, kondisi yang dikategorikan sebagai
penyakit mental ini juga bisa membuat penderitanya sulit untuk
merasakan, memahami, atau berinteraksi dengan orang lain.
Gangguan kepribadian dalam diri seseorang juga bisa
menyebabkan masalah dalam lingkungan sosial. Tidak jarang
hubungan antara penderita gangguan kepribadian dengan orang
lain di lingkungan rumah, sekolah, bisnis, atau pekerjaan
menjadi terbatas.
Penderita gangguan kepribadian bisa
dikenali dengan beberapa ciri-ciri berikut:

 Berperilaku aneh.
 Mengurung diri atau menghindari interaksi sosial.
 Sulit menjalin hubungan dekat dengan orang lain.
 Kesulitan mengendalikan pikiran dan sering berprasangka buruk.
JENIS-JENIS GANGGUAN KEPRIBADIAN
 Gangguan kepribadian skizotipal. Selain tingkah laku
yang aneh dan cara bicara mereka yang tidak wajar, penderita
gangguan kepribadian jenis ini kerap terlihat cemas atau tidak
nyaman dalam situasi sosial.
 Gangguan kepribadian skizoid. Ciri utama penderita
gangguan kepribadian jenis ini adalah sifat yang dingin.
 Gangguan kepribadian paranoid. Ciri-ciri utama
gangguan kepribadian jenis ini adalah kecurigaan dan
ketidakpercayaan terhadap orang lain secara
berlebihan, termasuk pada pasangan mereka.
 Gangguan kepribadian ambang (borderline). Orang yang
menderita kondisi ini biasanya memiliki emosi yang tidak stabil
dan memiliki dorongan untuk menyakiti diri sendiri, misalnya
dengan meminum banyak alkohol atau melakukan seks bebas.
 Gangguan kepribadian antisosial. Orang yang menderita
kondisi ini kerap mengabaikan norma sosial yang berlaku dan
tidak memiliki rasa simpati terhadap orang lain. Penderita
cenderung menyalahkan orang lain atas masalah yang terjadi
dalam hidup mereka.
 Gangguan kepribadian narsistik. Orang yang menderita
kondisi ini merasa yakin bahwa dirinya lebih istimewa
dibandingkan orang lain. Mereka cenderung arogan dan terus-
menerus mengharapkan pujian dari orang lain.
 Gangguan kepribadian histrionik. Orang yang menderita
kondisi ini biasanya terlalu mencemaskan penampilan, cenderung
dramatis dalam berbicara, dan selalu mencari perhatian.
 Gangguan kepribadian dependen. Penderita kondisi ini akan
merasa sangat tergantung pada orang lain dalam hal apa pun. Mereka
tidak bisa hidup mandiri dan selalu diliputi rasa takut akan ditinggalkan
orang lain. Saat mereka sedang sendiri, mereka akan merasa tidak
nyaman dan tidak berdaya.
 Gangguan kepribadian menghindar. Penderita kondisi ini sering
menghindari kontak sosial, terutama dalam kegiatan baru yang
melibatkan orang asing. Tidak sama seperti gangguan kepribadian
skizoid, penghindaran ini dilakukan penderita karena mereka malu dan
tidak percaya diri.
 Gangguan kepribadian obsesif kompulsif. Orang yang
mengalami kondisi ini bisa dikatakan “gila kendali”. Mereka sulit untuk
bisa bekerja sama dengan orang lain dan lebih memilih untuk mengatur
atau menyelesaikan tugasnya sendiri.
beberapa faktor yang diduga dapat
memicu atau meningkatkan risiko
terjadinya kondisi ini
 Adanya kelainan pada struktur atau komposisi kimia di dalam otak.
 Adanya riwayat gangguan kepribadian atau penyakit mental dalam
keluarga.
 Menghabiskan masa kecil di dalam kehidupan keluarga yang kacau.
 Perasaan sering diabaikan sejak masa kanak-kanak.
 Mengalami pelecehan sejak kanak-kanak, baik verbal maupun fisik.
 Tingkat pendidikan yang rendah.
 Hidup di tengah-tengah keluarga berekonomi sulit.
Diagnosis Gangguan Kepribadian
 Untuk mendiagnosis gangguan kepribadian, dokter mungkin akan menyarankan pasien
untuk menjalani evaluasi psikologis mengenai cara berpikir dan bertindak, serta perasaan
yang mereka rasakan. Keterangan dari pasien bisa didapat dokter dengan cara bertanya
langsung pada pasien atau melalui kuesioner.
 Selain evaluasi psikologis, pemeriksaan fisik juga diperlukan untuk mengetahui apakah
gangguan kepribadian pasien disebabkan oleh adanya gangguan pada kesehatan fisik
mereka. Dalam hal ini, dokter mungkin akan menanyakan gejala-gejala apa saja yang
dirasakan pasien atau melakukan pemeriksaan darah di laboratorium.
 Selain dua hal di atas, metode diagnosis yang tidak kalah penting untuk dilakukan untuk
memastikan terjadinya gangguan kepribadian adalah pemeriksaan kadar alkohol
atau obat-obatan terlarang di dalam tubuh pasien. Bisa saja hal itulah yang
memicu munculnya gejala-gejala gangguan kepribadian.
Pengobatan Gangguan Kepribadian

Cara utama dalam menangani gangguan kepribadian


adalah melalui terapi psikologis atau kejiwaan di bawah
bimbingan psikiater. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan pasien dalam mengendalikan emosi serta
pikirannya secara lebih baik. Umumnya terapi ini dilakukan
setidaknya selama enam bulan, namun durasinya bisa lebih
panjang jika kondisi kejiwaan pasien cukup parah.
Terapi psikologis terdiri dari tiga jenis,
yaitu:
 Terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan mengubah cara
berpikir dan perilaku pasien ke arah yang positif. Terapi ini didasarkan
kepada teori bahwa perilaku seseorang merupakan wujud dari
pikirannya. Artinya, jika seseorang berpikiran negatif, maka perilakunya
pun akan negatif, begitu pun sebaliknya.
 Terapi psikodinamik. Terapi ini bertujuan mengeksplorasi dan
membenahi segala bentuk penyimpangan pasien yang telah ada sejak
masa kanak-kanak. Kondisi semacam ini terbentuk akibat pengalaman-
pengalaman negatif yang dialami pasien di masa lalu.
 Terapi interpersonal. Terapi ini didasarkan kepada teori bahwa
kesehatan mental seseorang sangat dipengaruhi oleh interaksi mereka
dengan orang lain. Artinya, jika interaksi tersebut bermasalah, maka
gejala-gejala gangguan kepribadian bisa terbentuk. Karena itulah terapi
ini bertujuan untuk membenahi segala masalah yang terjadi di dalam
interaksi sosial pasien.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai