Anda di halaman 1dari 14

KODE ETIK

PROFESI AKUNTAN
MENUJU ERA
GLOBAL
Di susun oleh kelompok 6.
Evi puspita sari
Ami andela
Megawati
Zakia mirantika e
Aji muharom
Wegi susanto
Tantangan Profesi Akuntan Global
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi system informasi
dan komunikasi telah ikut mendorong perkembangan ekonomi menuju penyatuan system
ekonomi global. Pernyataan system ekonomi global ini makin mendorong tumbuhnya
perusahaan-perusahaan multinasional yang beroperasi melampaui batas-batas suatu negara.
Kesatuan aktivitas perekonomian ini terlihat jelas yang dicapai oleh para pemimpin negara-
negara di dunia, antara perjanjian ASEAN, APEC, Uni Eropa, dan terakhir perjanjian WTO,
makin mendorong ke arah pernyataan system ekonomi dunia. Sejalan dengan perkembangan
ekonomi global dan dalam rangka mengantisipasi keberadaan profesi akuntan bertaraf
internasional, maka dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, organisasi IAI telah sepakat
untuk mengadopsi standar audit, akuntansi, dan kode etik internasional yang dikeluarkan oleh
IFAC.
Kode Etik Profesi Akuntan Di As
manfaat dari kode etik profesi,yaitu:

1. Dapat memberikan motivasi melalui penggunaan tekanan dari rekan sejawat


(peer pressure) dengan memelihara seperangkat harapan perilaku yang diakui umum
yang harus dipertimbangkan dalam proses keputusan.

2. Dapat memberikan pedoman yang lebih stabil tentang benar atau salah daripada
mengandalkan kepribadian manusiawi atau keputusan yang selalu bersifat ad hoe.

3. Dapat memberikan tuntunan, terutama dalam menghadapi situasi yang abu-abu


(ambiguous situational).
Sarbanes – Oxley Act

A. Sarbanes – Oxley Act

Badai skandal keuangan yang mempertontonkan pelanggaran etika secara


nyata yang dilakukan oleh para eksekutif puncak perusahaan-perusahaan public
multinasional yang berkantor pusat di AS yang juga melibatkan profesi akuntan
public ternama, sempat menggoncang bursa saham dan perekonomian AS. Akibat
berbagai skandal ini, pemerintah dan lembaga legislative AS segera mengeluarkan
undang-undang yang sangat terkenal dengan nama Sarbanes-Oxley Act (SOX).
Kode Etik Profesi Akuntan: Internasional Federation
Of Accountants (Ifac)

organisasi profesi IFAC telah menerbitkan kode etik secara lengkap dan sangat
rinci. Pedoman kode etik ini tersiri atas tiga bagian ; Bagian A berisi prinsip-prinsip
fundamental Etika Profesi yang berlaku untuk seluruh profesi akuntan dan juga berisi
kerangka konsep untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut; Bagian B berisi penjelasan
lebih lanjut mengenai penerapan kerangka konsep dan prinsip-prinsip fundamental pada
bagian A untuk situasi-situasi khusus, terutama bagi mereka yang berpraktik sebagai
akuntan publik; dan bagian C berisi penjelasan lebih lanjut mengenai kerangka konsep
dan prinsip-prinsip fundamental pada bagian A untuk diterapkan pada situasi-situasi
khusus, terutama bagi profesi akuntan bisnis (akuntan manajemen).
Struktur dan Kerangka Dasar Kode Etik IFAC

Ciri yang membedakan profesi akuntan yaitu kesadaran bahwa kewajiban akuntan adalah untuk
melayani kepentingan publik.

1. Harus dipahami bahwa tanggungjawab akuntan tidak secara eklusif hanya melayani klien (dari
sudut pandang akuntan publik), atau hanya melayani atasan (dari sudut pandang akuntan bisnis
), melainkan melayani kepentingan public dalam arti luas.

2. Tujuan (objective) dari profesi akuntan adalah memenuhi harapan profesionalisme, kinerja, dan
kepentingan publik

3. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan empat kebutuhan dasar, yaitu kredibilitas,
profesionalisme, kualitas jasa tertinggi, dan kerahasiaan.
Prinsip-prinsip Fundamental Etika
Prinsip-prinsip Fundamental Etika terdiri atas:

1. Integritas (integrity)..

2. Objektivitas (objektivity.

3. Kompetensi profesional dan kehati-hatian.

4. Kerahasiaan (confidentiality).

5. Perilaku profesional (profesional behavior).


Independensi
ada dua jenis independensi yang dikenal, yaitu independensi dalam fakta dan
independensi dalam penampilan. Untuk independensi dalam fakta, IFAC menggunakan
istilah lain, yaitu independensi dalam pikiran.

Dalam pikiran: suatu keadaan pikiran yang memungkinkan pengungkapan suatu


kesimpulan tanpa terkena pengaruh yang dapat mempromosikan penilaian profesional.

Dalam penampilan: penghindaran fakta dan kondisi yang sedekimian signifikan


sehingga pihak ketiga yang paham dan berpikir rasional dengan memiliki pengetahuan.
Ancaman terhadap Independensi
Seperti telah diungkapkan sebelumnya, ancaman terhadap independensi dapat
berbentuk:

1. Kepentingan diri (self-interest)

2. Review diri (self-review)

3. Advokasi (advocacy)

4. Kekerabatan (familiarity)

5. Intimidasi (intimidation).
Ancaman Independensi Akuntan Publik
Ancaman kepentingan diri dapat timbul akibat ada kepentingan
keuangan, atau ada kepentingan dari keluarga langsung atau keluarga
dekat, atau kepentingan lain dari akuntan yang bersangkutan.
Kepentingan diri adalah wujud sifat yang lebih mengutamakan
kepentingan pribadi atau keluarga dibandingkan dengan kepentingan
public yang lebih luas.
Pengamanan terhadap ancaman
Ada dua kategori pengamanan terhadap Ancaman Independensi, yaitu: Pengamanan melalui profesi,
legislasi, atau regulasi; Pengamanan lingkungan kerja.

Berikut ini merupakan hal-hal yang termasuk dalam pengamanan melalui profesi, legislasi, dan
regulasi, namun tidak terbatas pada:

1. Persayaran pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.

2. pengembangan profesi berkelanjutan.

3. Peraturan tata kelola korporasi.

4. Standar-standar profesional

5. Prosedur pemantauan dan pendisiplinan profesi atau peraturan.

6. Reviw eksternal oleh pihak ketiga yang berwewenang atas laporan, pemberitahuan, komunikasi, dan
informasi yang dihasilkan oleh akuntan professional
Profesi Akuntan Indonesia Dan Ifac
Saat ini profesi akuntan di Indonesia, baik akuntan publik maupun akuntan
manajemen, mengikuti standar kompetensi yang beralku di AS. Namun dengan ke
cenderungan terjadinya penyatuan sistem perekonomian dunia, mau tidak mau sel
uruh profesi akuntan di dunia juga harus mendukung ke arah penyatuan sistem ek
onomi global tersebut. Saat ini, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, kecend
erungan timbulmya kesatuan sistem ekonomi global ini belum diikuti oleh keserag
aman atau keharmonisan penerapan standar-standar teknis akuntansi, auditing, dan
kode etik profesi akuntan di seluruh dunia.
Lanjutan….

Menyadari hal tersebut, para pengurus dan anggota IAI telah berkali-kali m
engadakan diskusi dan pembicaraan sekitar kesiapan IAI untuk mengadopsi standar-
standar teknis dan kode etik internasional dengan memanfaatkan berbagai forum,
seperti kongres, seminar, lokakarya, pelatihan, dan sejenisnya. Kabar terakhir,
pengurus IAI bertekad untuk sesegera mungkin agar profesi akuntan Indonesia
mengadopsi standar teknis dan perilaku yang dikeluarkan oleh International
Federation of Accountans (IFAC).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai