Anda di halaman 1dari 10

ASAS-ASAS USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

ANTARA LAIN:

1. kekeluargaan;
2. demokrasi ekonomi;
3. kebersamaan;
4. efisiensi berkeadilan;
5. berkelanjutan;
6. berwawasan lingkungan;
7. kemandirian;
8. keseimbangan kemajuan;
9. kesatuan ekonomi nasional.
PRINSIP PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN
MENENGAH, ANTARA LAIN:
1. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan dan kewirausahaan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk berkarya dengan
prakarsa sendiri;
2. Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel dan
berkeadilan;
3. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan
berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah;
4. Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
5. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian secara terpadu.
TUJUAN PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN
MENENGAH, ANTARA LAIN:

1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang


seimbang, berkembang dan berkeadilan;
2. Menumbuhkan dan mengembangkan Kemampuan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah menjadi sistem usaha yang
tangguh dan mandiri;
3. Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja,
pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan
pengentasan rakyat dari kemiskinan.
CIRI-CIRI USAHA MIKRO, ANTARA LAIN:
1. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu
dapat berganti;
2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat
pindah tempat;
3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun,
dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;
4. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa
wirausaha yang memadai;
5. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;
6. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari
mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank;
7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas
lainnya termasuk NPWP.
PERBEDAAN USAHA KECIL DENGAN USAHA LAINNYA, SEPERTI
USAHA MENENGAH DAN USAHA MIKRO, DAPAT DILIHAT DARI:

1. Usaha kecil tidak memiliki sistem pembukuan, yang menyebabkan


pengusaha kecil tidak memiliki akses yang cukup menunjang
terhadap jasa perbankan.
2. Pengusaha kecil memiliki kesulitan dalam meningkatkan usahanya,
karena teknologi yang digunakan masih bersifat semi modern,
bahkan masih dikerjakan secara tradisional.
3. Terbatasnya kemampuan pengusaha kecil dalam mengembangkan
usahanya, seperti: untuk tujuan ekspor barang-barang hasil
produksinya.
4. Bahan-bahan baku yang diperoleh untuk kegiatan usahanya, masih
relatif sulit dicari oleh pengusaha kecil.
PENGGOLONGAN USAHA KECIL

1. Industri kecil, seperti: industri kerajinan tangan, industri


rumahan, industri logam, dan lain sebagainya.
2. Perusahaan berskala kecil, seperti: toserba, mini market,
koperasi, dan sebagainya.
3. Usaha informal, seperti: pedagang kaki lima yang menjual
barang-barang kebutuhan pokok.
CIRI-CIRI USAHA MENENGAH

1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih


baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas
yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan
bagian produksi;
2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem
akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan
penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;
3. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi
perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;
CIRI-CIRI USAHA MENENGAH

4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga,


izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;
5. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;
6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih
dan terdidik.
PERMASALAHAN DALAM UMKM

1. Terbatasnya modal dan akses kepada sumber


dan pelaku lembaga keuangan.
2. Masih rendahnya kualitas SDM pelaku usaha.
3. Kemampuan pemasaran yang terbatas.
4. Akses informasi usaha rendah.
5. Belum terjalin dengan baik kemitraan saling
menguntungkan antar pelaku usaha (UMKM,
Usaha Besar dan BUMN).
STRATEGI DALAM MENGATASI PERMASALAHAN
PENGEMBANGAN UMKM

1. Penyediaan modal dan akses kepada sumber dan lembaga


keuangan.
2. Meningkatkan kualitas dan kapasitas kompetensi SDM.
3. Meningkatkan kemampuan pemasaran UMKMK.
4. Meningkatkan akses informasi usaha bagi UMKMK.
5. Menjalin kemitraan yang saling menguntungkan antar
pelaku usaha (UMKM, Usaha Besar dan BUMN).

Anda mungkin juga menyukai