Anda di halaman 1dari 69

Rahmat Hidayat Djalil

Definition

 Putusnya hubungan kesinambungan


(diskontinuitas) tulang dan atau tulang rawan
 Break in continuity of a bone (LeMone & Burke, 2000)
 Separation of a bone into two, or more pieces
under the action of stress
 Any disruption, complete or incomplete, in the
continuity of a bone (Maher, Salmond, & Pellino, 2002)

10/02/2020
Kapan Fraktur Terjadi?

Fraktur terjadi ketika tulang yang


mendapatkan beban melebihi
dari kemampuan absorbsinya

10/02/2020
(Maher, Salmond, & Pellino, 2002)
Mekanisme injury

 beban/kekuatan langsung
 beban/kekuatan tdk langsung
 kondisi patologis

10/02/2020
Kapan terjadi fraktur

more force applied to the


bone than the bone can
absorb

Breaks in bones

10/02/2020
(Maher, Salmond, & Pellino, 2002)
Patofis

 Ketika terjadi fraktur, otot yang melekat pada


ujung tulang menjadi rusak. Otot tersebut akan
mengalami spasme dan menarik fragmen
fraktur ke luar dari posisinya. Kelompok otot
yang besar dapat menghasilkan spasme yang
masif dan men-displace (mengubah posisi)
tulang besar, seperti tulang femur. Meskipun
bagian proksimal dari tulang yang fraktur tetap
dalam tempatnya, bagian distal dapat
mengalami dispalce ke samping, membentuk
sudut (angulasi), rotasi, atau posisi lainnya.
Patofis
 Selain itu periosteum dan pembuluh darah pada
kortek dan sumsum pada tulang yang fraktur
mengalami kerusakan. Kerusakan jaringan lunak
seringkali terjadi. Perdarahan juga dapat terjadi baik
dari jaringan lunak maupun dari ujung-ujung tulang
yang mengalami kerusakan.
 Pada kanal medula, hematome terbentuk antara
fragmen fraktur dan dibawah periosteum. Jaringan
tulang disekitar tempat fraktur menjadi mati, dan
menimbulkan respon inflamasi hebat. Akibatnya
akan terjadi vasodilatasi; edema; nyeri; hilangnya
fungsi; eksudasi plasma, leukosit, dan sel darah
putih lainnya. Proses ini berperan sebagai tahap
awal dalam penyembuhan tulang
Manifestasi Klinik
 Deformitas—posisi abn tulang akibat fr & tarikan otot
 Shortening—pemendekan tulang
 Swelling—edema, krn cairan serosa & bleeding lokal
 Pain/tenderness—spasme otot, trauma langsung jaringan,
nerve pressure, gerakan patahan tulang.
 Numbness—kerusakan saraf
 Guarding—perilaku protective akibat nyeri
 Crepitus—adanya udara yg terperangkap; gesekan fragmen
tulang.
 Hypovolemic shock—blood loss
 Muscle spasms—kontraksi otot yg terdekat dg fr.
 Echymosis—ekstravasasi darah di subkutan

10/02/2020 (LeMone & Burke, 2000)


Fracture site and potential
blood loss
Fr site Potential blood loss (Liter)
Humerus 1.0-2.0
Elbow 0.5-1.5
Forearm 0.5-1.0
Pelvis 1.5-4.5
Hip 1.5-2.5
Femur 1.0-2.0
Knee 1.0-1.5
Tibia 0.5-1.5
Ankle 0.5-1.5
Spine/ribs 1.0-3.0

10/02/2020
Klasifikasi:
berdasarkan garis patah
 Fr. Komplit
 Tulang patah mjd 2 fragmen atau lebih
 Contoh: incomplete
 Fr. Transversal; Fr. Oblique/spiral
 Fr. impacted
 Fr. kominutif
 Fr. Inkomplit
 Tulang patah tidak komplit
 Biasanya periosteum utuh, contoh :
 Fr. Greenstick complete
 Fr. Compression
 Fr. Buckle

10/02/2020
Klasifikasi:
berdasarkan jumlah garis patah

1. Simple 2. Kominutif 3. Segmental

10/02/2020
Klasifikasi:
berdasarkan pola patahan

1. Transversal 2. Oblique 3. Spiral 4. Kompresi

10/02/2020
Klasifikasi:
berdasarkan lokasi
 Tulang Panjang
 1/3 proksimal
 1/3 tengah
 1/3 distal

 Tulang Melintang
 Medial
 Mid/tengah
 Lateral

10/02/2020
Klasifikasi:
berdasarkan dislokasi fragmen
 Undisplaced
 Displaced
 Fragmen tlg searah (ad latus)
 Fragmen tlg membentuk sudut (ad axim)
 Fragmen distal menjauh (ad periferum)

10/02/2020
Klasifikasi:
berdasarkan hubungannya dg atmosfir

1 Tertutup 2 Terbuka

10/02/2020
Classification
Trauma Jaringan Lunak pd Fraktur Terbuka
menurut Gustilo-Anderson

I. Luka < 1 cm
II. Luka 1 – 10 cm
III. Luka > 10 cm, tdd:
IIIA: Soft tissue coverage
IIIB: Bone exposed
IIIC: Neurovascular injury

10/02/2020
Classification
Trauma Jaringan Lunak pd Fraktur Terbuka
menurut Gustilo-Anderson

10/02/2020
Stages of Fracture Healing

10/02/2020

(Maher, Salmond, & Pellino, 2002)


The Time factor

Penyembuhan fraktur tergantung dari :


 Tipe tulang (cancellous lebih cepat dari kortikal)
 Tipe fraktur (fr. tranversal lebih lama dari jenis
spiral)
 Aliran darah (pembuluh darah rusak, lebih lama
sembuh)
 Keadaan umum (tulang sehat lebih cepat
sembuh)
 Usia (anak > cepat sembuh)

10/02/2020
KOMPLIKASI

 Komplikasi akibat fraktur yang mungkin


terjadi menurut Doenges (2000) antara lain:
 Shock
 Infeksi
 Nekrosis difaskuler
 Cidera vaskuler dan saraf
 Mal union
 Sindrom kompartemen
10/02/2020
Assessment

10/02/2020
Anamnesa

 The fracture is not always at the site


of the injury
 Periksa sistem organ lainnya (lebih
penting pada saat trauma)
 ABC dst
 5 B : brain , breath , bowel, back
and…....bone

10/02/2020
Anamnesa
 Umur
 Jenis kelamin
 Pekerjaan
 Pendidikan
 Lingkungan rumah
 Riwayat trauma:
 Arah
 Jenis
 Lokalisasi nyeri
 Gangguan fungsi
10/02/2020
LFM
Look:
 Pembengkakan (swelling)
 Ekskoriasi (bruising)
 Deformitas : angulasi , rotasi dan pemendekan (shortening)
 Luka , periksa darah yg keluar !!!!!
Feel:
 Nyeri tekan
 Periksa NVD (neurovaskular distal) pulsasi arteri dan
sensibilitas
 Compartement syndrome ?
Move:
 Krepitasi dan pergerakan abnormal
 Sangat penting pasien diminta menggerakkan sendi distal dari
bagian yang mengalami trauma
10/02/2020
Pemeriksaan penunjang

 X-ray
 Tomography
 CT- scan
 MRI: utk menilai comlpicated fr
 Radioisotope scanning; bone scanning
 Intraarticular fr—arthroscopy
 Blood test

10/02/2020
(LeMone & Burke, 2000; Swearingen, 2007)
Radiologi
Rule of 2 :
 2 proyeksi (mis: AP/Lat)
 2 sendi
 2 ekstremitas

10/02/2020
Prinsip
Penanganan
Fraktur

10/02/2020
Prinsip Penanganan Fraktur

 Rekognisi
 Reduksi
 Reposisi
 Rehabilitasi

10/02/2020
First Aid
 Pastikan airway lancar, breathing adekuat
 Jika ada luka, bersihkan dan tutup dg bahan steril
 Hentikan perdarahan dg menekan bagian
berdarah secara lokal
 Berikan obat anti nyeri yg kuat
 Jika terjadi trauma pada leher atau tulang
belakang, prevensi gerakan fleksi utk
menghindarkan kerusakan medula spinalis (neck
collar, log roll, gunakan long spine board)
 Jika ada patah tulang, prevensi gerakan
ekstremitas tsb

10/02/2020
Evaluasi di Rumah Sakit

 Periksa jalan napas dan atasi asfiksia


 Pastikan kemampuan bernapas normal
 Atasi perdarahan yang terjadi
 Evaluasi jumlah perdarahan dan atasi syok
 Cek trauma tulang belakang
 Cari trauma abdomen dan organ dalam
 Periksa apakah ada fraktur dan dislokasi
 Cari kerusakan jaringan lunak, terutama saraf
dan pembuluh darah
 Siapkan pemeriksaan x-ray

10/02/2020
Penanganan Fraktur Tertutup
Secara Definitif
 Manipulasi untuk memperoleh
kedudukan fragmen fraktur lebih baik
dan...
 Pertahankan dengan pemasangan
gips/back slabs sampai terjadi
penyambungan tulang (union),...
 Di lain pihak pertahankan gerakan dan
fungsi sendi semaksimal mungkin
(ROM)
10/02/2020
Reposisi

 Mengembalikan kedudukan tulang


 Cara:
 Tertutup (manual)
 Traksi

 Terbuka (operatif)

10/02/2020
Reposisi

10/02/2020
Indikasi Konservatif
 Anak dalam masa pertumbuhan
 Jenis fraktur tidak cocok untuk ORIF
 Toleransi operasi tidak baik
 Pasien menolak operasi

10/02/2020
Indikasi Operasi
 Sukar reposisi tertutup
 Fraktur multipel
 Fraktur patologis

10/02/2020
Immobilisasi
(mempertahankan reposisi)
 Fiksasi eksterna
 Gips
 Roger Anderson

 Fiksasi interna (ORIF)


 K-nail
 Plate + Screw
 DLL

 Fiksasi eksterna (OREF)


10/02/2020
Indikasi ORIF

 Fraktur, dimana tanpa operasi tidak dapat


dicapai reposisi
 Fraktur dg posisi unstable
 Fargmen farktur sulit union dan perlu waktu
lama (collum femur)
 Fraktur pathologis
 Fraktur multiple
 Fraktur pada pasien yang memerlukan
kemudahan perawatan

10/02/2020
Komplikasi ORIF

 Infeksi
 Non–union
 Patah plate/screw (implant failure)
 Refracture

10/02/2020
10/02/2020
10/02/2020
10/02/2020
Ankle Fracture dg ORIF

10/02/2020
10/02/2020
10/02/2020
Fibula Fracture, Swelling
10/02/2020
10/02/2020
internal fixation device

10/02/2020
Indikasi OREF

 Fraktur dg kerusakan jaringan lunak luas


 Fraktur dg kerusakan saraf tepi atau
pembuluh darah
 Fraktur kominutif berat dan sangat
unstable
 Fraktur pelvis
 Fraktur disertai infeksi berat

10/02/2020
10/02/2020
10/02/2020
Komplikasi OREF

 Osteoporosis, akibat gaya beban tidak


lewat tulang tetapi dialihkan ke external
fixator, 6 – 8 minggu harus dicabut atau
konversi dg ORIF
 Pin tract (pin site) infection

10/02/2020
Gips

10/02/2020
Fraktur terbuka (OPEN
FRACTURE)
 EMERGENCY
 GOLDEN PERIOD : 6 – 8 jam

10/02/2020
OPEN FRACTURE;
assesment
 Sirkulasi ke distal intact ?
 Saraf perifer intact ?
 Kulit sekitar luka sehat atau rusak ?
 Apakh ada hubungan fraktur dengan
luka ? Ingat periksa darah keluar dari
luka !!!!!

10/02/2020
Fraktur Terbuka
 Perbaiki KU
 Debridement, kultur/resistensi
 ATS-Toxoid, Antibiotik
 Tutup luka dengan kasa steril/bersih
 Reposisi
 Imobilisasi

10/02/2020
Antibacterial

 Antibiotics
 Kombinasi ampicilline and cloxacillin, 6
jam , jika luka kotor tambahkan
gentamycin or metronidazole for 4-5 do
 Profikasis Tetanus

10/02/2020
Treatment of Wound

 Bersihkan luka dari benda asing


 Angkat jaringan non vital (debridement)
4 C : Colour
Consistency
Contractility
Capacity of bleeding

10/02/2020
10/02/2020
Komplikasi fraktur
General complication
 Shock
 Crush syndrome
 Thrombosis vena emboli paru
 Tetanus
 Emboli lemak

10/02/2020
Komplikasi lokal (tulang dan
sekitar)
 Infeksi
 Delayed union dan non union
 Malunion
 Gangguan pertumbuhan
 Avascular necrosis

10/02/2020
Komplikasi jaringan lunak

 Trauma vascular
 Compartement syndrome (Volkmann”s
ischaemia)
 Trauma saraf perifer
 Trauma pembuluh darah

10/02/2020
Komplikasi pada sendi

 Joint stiffness (kaku )


 Osteoarthritis
 atrophy

10/02/2020
Common Nursing Diagnosis
in Fractures Management

10/02/2020
Nursing Interventon Classification

10/02/2020
Self care deficit r.t. cast,
immobilizer or orthotic devices
Hasil yg diharapkan Intervensi
Dlm 48 jam dari dimulainya • Lakukan exercise pasif (utk yg tdk mampu)
immobilisasi, pasien • Gunakan alat bantu utk maksimalkan
memperlihatkan kemandirian ADL
kemandirian dalam ADL. • Gunakan pakaian yg mudah dipakai
• Ajarkan keluarga utk membantu klien dlm ADL.

10/02/2020
Risk for impaired skin integrity/impaired tissue
integrity r.t. iritation or pressure secondary to
presence of an immobilization devices (e.g. cast,
splint)

Hasil yg diharapkan Intervensi


Dlm 8 jam dari • Pastikan bantalan pada area tonjolan tulang cukup.
pemakaian alat • Hindarkan klien memasukan apapun diantara alat
immobilisasi, pasien immobilisasi dan kulit.
mengetahui indikator • Jika gatal hebat, gunakan medikasi sesuai
nekrosis karena program
tekanan. • Ajarkan ttg indikator nekrosis krn tekanan, dibawah
alat immobilisasi: nyeri, rasa terbakar, baru, atau
drainage.

10/02/2020
Conctipation r.t. decrease mobility & use of opioid
analgesic

Hasil yg diharapkan Intervensi


Dlm 8 jam dari • Ajarkan apa saja yg mempengaruhi eliminasi
pemakaian alat bowel (penurunan mobilisasi, penggunaan
immobilisasi, pasien analgetik opioid, diet)
memahami strategi utk • Diet tinggi serat
memelihara eliminasi • Minum dlm jumlah cukup
bowel normal. • Jika diperlukan beri laxative
Pola eliminasi bowel • Motivasi utk mobilisasi
normal

10/02/2020
Terima Kasih

Wassalam

10/02/2020

Anda mungkin juga menyukai