(“Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada
seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka
sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya” (QS
al-Jin:26-27
Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu syaikh ketika menjelaskan makna sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal kemudian
membenarkan ucapannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap agama yang
diturunkan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam”[14].
Beliau berkata: “Dalam hadits ini terdapat dalil yang menunjukkan kafirnya
dukun dan tukang sihir, karena mereka mengaku-ngaku mengetahui ilmu gaib,
yang ini merupakan kekafiran”[15]
“Dan bahwasannya ada beberapa orang dari (kalangan) manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari
(kalangan) jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” (QS al-Jin:6).
Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman,
َ ج ْل
،ت لَنَا َّ َض َوبَلَ ْغنَا أَجَلَ َنا ال َّ ِذي أ ُ ع ب َْع
ٍ ضنَا بِب َْع ْ است
َ َم َت ْ س َربَّنَا ِ م ِمنَ اْل ْنْ ه ُ ل أَ ْولِي
ُ َاؤ َ و ََقا،س ْ ُاست َْك َث ْرت
ِ م ِمنَ اْل ْن ِِّ ِش َر ْالج
ْ ن َق ِد َ مي ًعا يَا م َْع ُ ش ُر
ْ ه
َ م
ِ ج ُ َح
ْ مي
َ { َويَ ْو
ٌ َ
}حكِيم علِيمٌ َ ك َّ َّ
َ َّللا إِن َرب َّ
ُ شا َء َ ْ ُ ْ
َ ل النار َمثوَاكم خالِ ِدينَ فِيهَا إِال مَا ُ َّ َ
َ قا
“Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan Dia berfirman): “Hai golongan jin (syaitan),
sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia”, lalu berkatalah teman-teman dekat mereka dari golongan manusia
(para dukun dan tukang sihir): “Ya Rabb kami, sesungguhnya sebagian dari kami telah mendapatkan kesenangan/manfaat dari
sebagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”. Allah berfirman: “Neraka
itulah tempat tinggal kalian, sedang kalian kekal didalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)”. Sesungguhnya
Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui” (QS al-An’aam:128).
Mendatangi dan bertanya kepada mereka tentang sesuatu, tanpa
membenarkannya (hanya sekedar bertanya), maka ini hukumnya dosa yang
sangat besar dan tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari[24],
berdasarkan sabda Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa yang
mendatangi tukang ramal (orang yang mengaku mengetahui ilmu gaib,
termasuk dukun dan tukang sihir[25]), kemudian bertanya tentang sesuatu
hal kepadanya, maka tidak akan diterima shalat orang tersebut selama
empat puluh malam (hari)”[26].
Mendatangi dan bertanya kepada mereka tentang sesuatu, kemudian
membenarkan ucapan/berita yang mereka sampaikan, maka ini adalah
kufur/kafir terhadap Allah Ta’ala[27], berdasarkan sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal
kemudian membenarkan ucapannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap
agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam”[28].
Oleh karena itu, dalam hadits yang shahih, ketika Rasulullah r ditanya
tentang an-Nusyrah (cara mengobati sihir) yang biasa dilakukan orang-orang
di jaman Jahiliyah, yaitu dengan meminta tukang sihir/dukun atau memakai
sihir untuk menghilangkan sihir tersebut[31], Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab, “Itu termasuk perbuatan syaitan”[32]