Anda di halaman 1dari 24

1

 Digunakan untuk memberantas / mengurangi cacing dalam


lumen usus atau jaringan tubuh

2
Beberapa Obat cacing
diberikan “efektif”
bersama
Laxative Thd 1 cacing

Butuh
Saat/ sesudah
diagnosis yg
makan
tepat

> oral

3
Lebih aman Efektif

Rasa tdk Tdk perlu obat


mengganggu pencahar

Bbrp dpt
diberikan scr oral
sbg dosis tunggal

4
 Obat cacing derivate benzimidazole.
 MEKANISME KERJA :
- Menghambat sekresi enzim asetilkolinesterase cacing
- Menghambat ambilan glukosa secara ireversibel
- Mengakibatkan sterilitas telur T. trichura, ascaris dan cacing tambang
 FARMAKOKINETIK :
- Absorpsi buruk di usus  bioavailabilitas rendah dalam darah  efek
toksik minimal (aman pada penderita anemia dan malnutrisi)
- Absorpsi meningkat bila dikonsumsi bersamaan dengan makanan
berlemak
 EFEK SAMPING : mual, muntah, diare, sakit perut.
 KI : bumil trimester pertama.
 INDIKASI :obat pilihan untuk enterobiasis, trichuriasis,
A.duodenale dan infeksi campuran. Alternatif untuk infeksi N. americanus
dan askariasis
 SEDIAAN DAN POSOLOGI OBAT
Sediaan obat : tablet 100 mg & sirup 50mg/mL.
Dosis anak & dewasa : 2 x 100 mg sehari selama 3 hari berturut-turut
(askariasis, trikuris, cacing tambang, trichostrongylus). Pengobatan ulang
2-3 minggu berikutnya
Cacing kremi  dosis tunggal 100 mg, diulang 2 & 4 minggu berikut.
Taeniasis  2 x 300 mg 3 – 4 hari (73-100%)
Kista hydatid  50 mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis, 3 bulan.
Visceral larva migrans  200-400mg/hari dosis terbagi selama 5 hari.
 Obat cacing derivate benzimidazole.
 FARMAKOKINETIK : absorpsi tidak teratur di usus. Dieksresi di urin dalam
bentuk metabolit albendazole sulfoksida, sedikit di feses. High fat  4x absorpsi.
Kadar puncak obat di plasma 3 jam. Obat ini terdistribusi hingga ke LCS dan
jaringan  kista hydatid.
 MEKANISME KERJA : hambatan pada polmerisasi mikrotubulus, glucose uptake
pada larva/cacing dewasa.
 INDIKASI : infeksi cacing kremi, cacing tambang, askaris/trikuris.
 EFEK SAMPING : keluhan GIT minimal
 SEDIAAN DAN POSOLOGI OBAT
 Dosis dewasa & anak > 2 tahun = 400 mg dosis tunggla bersama makan.
 Cacing kremi  terapi diulang 2 minggu berikut.
 N. americanus, trikuris dan askariasis berat  2 -3 hari.
 Strongiloidiasis  2 x 400 mg/hari 1-2 minggu bersama makan.
 Kista hydatid  800 mg/hari 30 hari, interval 2 minggu dapat diulangi 2-3x.
 Neurosistiserkosis  2 x 400 mg/hari 21 hari.
 Cutaneus larva migrans  400mg/hari 3 hari, kapilariasis intestinal 10 hari, trichinosis 1-
2minggu.
 Albendazol dosis tunggal 400 mg + DEC 6 mg/kgBB  obat antifilaria massal (WHO)
 Obat cacing derivate benzimidazole.
 INDIKASI : A. lumbricoides.
 KI : anak-anak BB < 15kg, aktivitas yang harus terus waspada, bumil.
 MEKANISME KERJA dan EFEK FARMAKODINAMIK : menghambat enzim fumarat reductase,
asetilkolinesterase, dan perkembangan serta migrasi larva T. spiralis. Menghancurkan sebagian larva
di otot, Efek imunostimulan dan antiinflamasi.
 FARMAKOKINETIK : absorpsi cepat di usus, kadar puncak 1- 2 jam. Ekskresi dalam urin hari ke 2
dalam bentuk hidroksi dan terkonjugasi. Obat ini diserap di kulit.
 EFEK SAMPING : nyeri epigastrium, gatal, kantuk, mual, muntah. Tinitus, hiperglikemi, konvulsi,
gangguan penglihatan, hematuria, kolestasi intrahepatik, rusak sel parenkim hati ireversibel, icterus.
Steven Johnson Syndrome.
 SEDIAAN DAN POSOLOGI :
 Dosis standar : 2 x 25 mg/kgBB (maks 1,5 gr), sehabis makan, dikunyah dengan
baik (Tablet)
 S. stercolaris  2 x 25 mg/kgBB 2 hari.

 Cutaneus larva migrans  2 x 25 mg/kgBB 2-5 hari  lesi aktif  selang 2 hari beri
lagi/ salep topikal tiabendazol 15% 5 hari.
 Trikinosis : Visceral larva migrans  2 x 25 mg/kgBB 2-4 hari ; dosis sama 7 hari.

 Kapilariasis intestinal  2 x 12 mg/kgBB/hari 30 hari.


 MEKANISME KERJA : sama dengan mebendazole
 FARMAKOKINETIK : Absorpsi sedikit di usus, ekskresi : sebagian besar di tinja,
<15% diekskresi di urin dalam bentuk utuh dan metabolit.
 EFEK SAMPING : keluhan GIT, demam, sakit kepala, meningkatkan SGOT.
 INTERAKSI OBAT : tidak boleh digunakan bersama dengan piperazin.
 INDIKASI : obat pilihan askariasis, ankilostomiasis, dan enterobiasis.
 KI : Ibu hamil, anak < 2 tahun.
 SEDIAAN DAN POSOLOGI OBAT
- Sirup 50 mg pyrantel basa/mL & tablet 125 mg dan 250 mg.
- Dosis tunggal yang dianjurkan : 10 mg/kgBB ( maks 1 gr ), dapat diberikan setiap
saat
- Enterobiasis  mengulang dosis setelah 2 minggu
- Infeksi N.americanus sedang & berat 3 hari berturut-turut.
 INDIKASI : A. lumbricoides.
 MEKANISME KERJA : Agonis GABA pada otot  blocking asetilkolin di
myoneural junction.
 FARMAKOKINETIK : absorpsi baik. Kadar puncak plasma 2-4 jam.
Ekskresi 20% di urin dalam bentuk utuh, 24 jam.
 EFEK SAMPING : margin of safety lebar. ESO ringan, seperti mual
muntah diare nyeri perut, sakit kepala, pusing, alergi.
 KI : epilepsi, gangguan faal ginjal dan hepar, anemia,
malnutrisi, bumil.
 SEDIAAN DAN POSOLOGI OBAT
 Sirup 1 gr/mL --> dosis dewasa acsariasis : 3,5 gr 1x/hari.

 Dosis anak : 75 mg/kgBB (maks 3,5 gr) 1x hari, 2 hari berturut-turut.

 Infeksi berat : obat diteruskan 3-4 hari/diulang 1 minggu berikut.

 Enterobiasis : dosis anak 65 mg/kgBB (maks 2,5 gr) 1x hari 7 hari


 INDIKASI : Obat pilihan untuk Ascaris lumbricoides
 MEKANISME KERJA :menstimulasi reseptor nikotinik pada
neuromuskular junction  paralisis spastik
 pengeluaran cacing
 EFEK SAMPING : nausea ringan dan muntah
 FARMAKOKINETIK : absorpsi baik di usus, T1/2 10-12 jam. Kadar
puncak tercapai dalam 4 jam. Tidak menembus BBB.
 FARMAKODINAMIK : cacing : agonis GABA  paralisis
mikrofilaria di jaringan + embryogenesis pada cacing betina.
 Hospes : tidak menembus BBB  tidak paralisis otot.

 Margin of safety lebar, alternative Strongiloidiasis bila tak tahan dengan


tiabendazol.
 INDIKASI : obat utama Onchocerca volvulus & strongyloidiasis.
 EFEK SAMPING : dosis tunggl 50 – 200 μg /kgBB dapat ditoleransi (demam, pruritus,
artralgia, myalgia, sakit kepala, hipotensi, nyeri kelenjar limfe).  reaksi Mazotti 
antipiretik & antihistamin. KI : bumil, fenobarbital, benzodiazepine, dan asam valproate.
 SEDIAAN DAN POSOLOGI OBAT
 Onkoserkariasis

Dosis 150 μg/kgBB  mikrofilaria di jaringan dan anterior chamber pada mata. Untuk cacing
dewasa diberikan 3 bulan selama 1 tahun  1x/tahun selama 10 tahun.
 Strongiloidiasis
Dosis tunggal 200 μg/kgBB  keberhasilan 80%.
 INDIKASI : pilihan utama filariasis (W.bancrofti, B.malayi, Loa-loa).
 FARMAKODINAMIK : paralisis otot & ↑ permeabilitas permukaan tubuh cacing 
mudah dihancurkan sistem imun. Mikrofilaria di darah dan di kulit akan tereliminasi. Namun
di nodulus dan hidrokel tidak.
 FARMAKOKINETIK : absorpsi cepat di usus, distribusi ke seluruh tubuh. Kadar puncak
1-2jam. T1/2 10 jam pada urin alkali, 2-3 jam urin asam. Metabolisme cepat, eksreksi di ginjal
bentuk utuh dan metabolit, sempurna 48 jam sertelah pemberian dosis tunggal.
 EFEK SAMPING : relatif aman. Reaksi alergi timbul akibat matinya mikrofilaria 
berikan antihistamin dan kortikosteroid.
 SEDIAAN DAN POSOLOGI OBAT
Sediaan tablet 50 mg.
Dosi oral dewasa & anak 2 mg/kgBB/hari setelah makan 10-30 hari.
Diawali dari dosis minimal
Hari I = 50 mg ( 1mg/kgBB anak)
Hari II = 3 x 50 mg
Hari III = 3 x 100 mg ( 2 mg/kgBB ), dst 3 x 2 mg/kgBB/hari hingga 2-3 minggu.
Untuk mencegah transmisi = 5-6 mg/kgBB PO 1 hari/minggu/ per bulan 6-12 dosis. DEC 6
mg/kgBB + albendazole 400 mg. (WHO)
 INDIKASI : pilihan utama cestoda dan trematoda hewan dan manusia.
 FARMAKODINAMIK :
1. meningkatkan hilangnya Ca+2 intrasel  kontraksi dan paralisis spastik reversible  cacing terlepas dari
vena masuk ke sistem enterohepatika.
2. dosis terapi lebih tinggi  vakuolisasi dan vesikulasi tegumen cacing  isi cacing keluar  terjadi
mekanisme penghancuran cacing oleh imun.
 FARMAKOKINETIK : absorpsi baik. Kadar maks dalam darah 1-3 jam. Metabolisme di hati dengan cepat,
proses hidroksilasi dan konjugasi. T1/2 0,8-1,5 jam. Ekskresi utama di urin, sisanya empedu.
 EFEK SAMPING : timbul beberapa jam – 1 hari, seperti reaksi alergi akibat protein cacing terlepas seperti
urtikaria, pruritus, diare, artralgia, myalgia, skin rashes, eosinophilia.
 KONTRAINDIKASI : bumil dan menyusui, pekerja yang butuh waspada. (efek kantuk), mutlak : ocular
cysticercosis.
 SEDIAAN DAN POSOLOGI OBAT
Dosis dewasa dan anak > 4 tahun.
Infestasi S. haematobium & S. mansoni dosis tunggal 40 mg/kgBB ; dosis tunggal 20 mg/kgBB diulangi lagi 4-6
jam.
S.Japonicum : dosis 30 mg/kgBB diulangi 4-6 jam.
T. Saginata & T. solium : dosis tunggal 5-10 mg/kgBB.
Obat ini harus diminum dengan air putih sesudah makan, tidak dikunyah karena rasa pahit.
 MEKANISME KERJA : merusak skoleks (pengait cacing) secara ireversibel  pelepasan
& pengeluaran cacing pita
 FARMAKOKINETIK : absorpsi sedikit, ESO minimal.
 Cukup aman bagi bumil dan pasien dengan KU buruk.

 Obat ini tidak mengganggu fungsi hati, ginjal darah, dan tidak iritasi lambung.

 INDIKASI : Infeksi cacing pita


 SEDIAAN DAN POSOLOGI OBAT
 Tablet kunyah 500 mg harus dimakan saat perut kosong.

 Orang dewasa dosis tunggal 2 gr, anak BB > 34 kg : 1,5 gr, anak BB 11-34 kg : 1 gr.

 Pencahar u/ mengeluarkan segmen cacing (proglotid) dapat digunakan


22
23

Anda mungkin juga menyukai