Referat
Referat
Pembimbing :
dr. Hamida, Sp.P
BAB I
PENDAHULUAN
TB abdomen adalah jenis yang paling umum dari tuberkulosis ekstra-paru, yang terdiri dari
tuberkulosis dari saluran pencernaan, peritoneum, omentum, mesenterikum dan kelenjar
getah bening dan organ perut lainnya seperti hati, limpa dan pankreas.
TB ekstra paru melibatkan 11-16% dari semua pasien tuberkulosis, 3-4% diantaranya
merupakan TB abdomen 2
PENDAHULUAN
– TB abdomen mungkin terjadi karena reaktivasi dari fokus aktif. Fokus infeksi pada
gastrointestinal disebabkan karena penyebaran bakteri melalui hematogen dari fokus
paru yang diperoleh selama infeksi primer.
– Status sosial ekonomi yang rendah, gizi dan kebersihan yang buruk, imunosupresi
(seperti HIV atau AIDS), penggunaan steroid, riwayat transplantasi organ (terutama
ginjal), dan diabetes, meningkatkan risiko penyebaran dan terjadinya tuberkulosis
ekstraparu.
– TB abdomen dapat diklasifikasikan lebih lanjut sesuai dengan pola infeksi yakni luminal
atau usus, peritoneal, visceral (yang melibatkan organ padat seperti hati, pankreas, dan
limpa), atau kelenjar getah bening
TINJAUAN BAB II
PUSTAKA
TUBERKULOSIS
ABDOMEN
- Tuberkulosis abdomen (TB
Abdomen) didefinisikan
sebagai infeksi pada saluran
pencernaan, peritoneum,
organ padat abdomen,
dan/atau kelenjar limfe
abdomen oleh
Mycobacterium tuberkulosis
4
Epidemiologi
– TB ekstra paru melibatkan 15-20% dari
semua pasien tuberkulosis, 3.0-6.7%
diantaranya merupakan TB abdomen.
– Jarang terjadi
– Selain gejala konstitusional, disfagia, odinofagia dan rasa tidak
nyaman pada retrosternal atau rasa nyeri adalah gejala yang
umum dijumpai.
Ultrasonografi (USG)
• Bermanfaat dalam menilai adanya TB ekstraintestinal (peritoneal, kelenjar getah bening)
• menunjukkan massa matted loops usus kecil dengan dinding menebal, dan ascites yang terlokasi
• Septa halus (lengkap atau tidak lengkap), debris echogenik (terlihat sebagai untaian halus dan partikel)
dapat dilihat dalam asites tuberkular.
• Penebalan mesenterika usus kecil (15 mm atau lebih) dengan peningkatan echogenisitas ditambah
adanya limfadenitis mesenterika khas TB abdomen (mesenterika) dini
• Membantu mendeteksi TB usus dilatasi pada loop usus kecil, penebalan dinding usus menunjukkan
halo hypoechoic berukuran> 5 mm
Beberapa pemeriksaan radiologis yang dapat digunakan
Kolonoskopi
• Diagnosis banding utama pada endoskopi adalah Crohn’s disease
• Ulkus TB cenderung melingkar dan biasanya dikelilingi oleh mukosa yang meradang.
• Katup yang tidak jelas dengan lipatan yang bertumpuk di sekitarnya lebih mungkin
disebabkan oleh TB daripada Crohn’s disease
CT scan Abdomen
• Diagnosis banding biasanya mencakup Crohn’s disease, limfoma, atau karsinoma
• CT scan membantu untuk menilai patologi intraluminal dan ekstra luminal, dan luasnya
penyakit
• Temuan CT scan yang paling umum adalah penebalan mural konsentris dari daerah ileocecal,
dengan atau tanpa dilatasi usus proksimal
• CT scan menunjukkan bahwa limfadenopati tuberkulosis abdomen melibatkan sebagian
besar daerah mesenterika, para-aorta atas dan bawah, periportal, dan pankreatikoduodenal
Evaluasi Diagnostik untuk Tuberkulosis Peritoneum
KESIMPULAN
- Tuberkulosis abdomen merupakan infeksi
Mycobacterium tuberkulosis pada saluran
pencernaan, peritoneum, organ padat
abdomen, dan/atau kelenjar limfe abdomen
- Manifestasi klinis TB abdomen tergantung
pada lokasi dan organ yang terlibat.
Modalitas investigasi untuk diagnosis TB
abdomen termasuk radiologis, biokimia,
histologi atau sitologi, dan mikrobiologis,
termasuk tes molekuler dan pemeriksaan
penunjang
32
Saran
– Mengingat besarnya beban penyakit
pada pasien TB Abdomen, ditemukan
sebuah kebutuhan mendesak untuk
melakukan uji coba terapi berkualitas
tinggi dalam rangka menentukan
strategi manajemen yang paling
optimal, terutama mengenai waktu
pengobatan TB abdomen. Selain itu,
dibutuhkan pula biomarker yang
mudah dan murah serta akurat untuk
diagnosis TB abdomen, terutama untuk
menyingkirkan diagnosis banding
seperti Crohn’s disease.