Anda di halaman 1dari 43

Cost Volume Profit Analisys

Analisis Break Event Point


ANALISIS BIAYA, VOLUME, LABA
(Cost , Volume, Profit Analysis)

Salah satu fungsi manajemen adalah planning


atau perencanaan. Perencanaan merupakan
faktor yang sangat penting dalam suatu
perusahaan, karena berpengaruh secara
langsung terhadap kelancaran maupun
keberhasilan manajemen dalam pencapaian
tujuan.
.
Organisasi bisnis didirikan untuk mencari
laba, maka manajemen dapat melakukan
alternatif misalnya ;
1. Menekan biaya produksi maupun biaya
operasi serendah mungkin.
2. Menentukan harga jual yang tepat sesuai
dengan laba yang diinginkan. Bisa
bersaing dengan harga kopetitor
3. Meningkatkan volume penjualan sehingga
dapat mencapai sasaran
Dengan implementasi analisis cost-volume-
profit dapat menjawab pertanyaan terkait
dengan jumlah penjualan yang
dibutuhkan, untuk mendapatkan sejumlah
laba tertentu.
Untuk menentukan laba tersebut, perlu
diketahui hubungan biaya, volume dan
harga jual. Kita akan ketahui bagaimana
ke tiga unsur tersebut bersinergi.
Pengertian Analisis Break Even Point

Analisa Break Even Point (BEP) adalah


suatu teknik analisa untuk mempelajari
hubungan antara Fixed cost, Variable
cost, profit dan Volume. Umum disebut
“Cost - Profit - Volume analysis (C.P.V.
analysis).
Biaya tetap: gaji bagian adm, biaya
asuransi, biaya penyusutan, biaya sewa

Biaya variabel: bahan baku, tenaga kerja


langsung, biaya pemeliharaan, biaya utility
Break Even Point keadaan suatu usaha ketika
tidak memperoleh laba dan tidak rugi.

Untuk meanalisa BEP maka kita mempelajari


kaitan antara Revenue, Cost, Nett Profit

Dengan BEP pebisnis dapat mengambil


keputusan yang berkaitan dengan
pengurangan atau penambahan harga jual,
biaya dan laba
BEP merupakan salah satu bentuk analisis biaya-
volume-laba yang sangat erat hubungannya
dengan anggaran.
BEP dijadikan suatu titik di mana dalam operasi
suatu perusahaan tidak memperoleh laba atau
kerugian (TR = TC).
Biaya Tetap, Biaya yang jumlahnya (total) tak
berubah dalam range out put tertentu.
Biaya Variabel, biaya yang berubah secara
proposional dengan aktivitasnya.
Tujuan Analisis Break Even Point

Adapun tujuan BEP :

untuk mengetahui pada volume penjualan


atau produksi berapakah suatu
perusahaan akan mencapai laba tertentu .
Tujuan Analisis Break Even Point

Untuk menetapkan kebijakan pada bisnis


yang profitable dibutuhkan analisa untuk
melihat “ apakah margin kontribusi sudah
dapat menutup fixed cost ? “

(sales – variable cost) = margin kontribusi

Jika Mc = Fc akan terjadi BEP


Secara umum tujuan Analisa BEP

1. Mengetahui jumlah penjualan minimal yang


harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian

2. Mengetahui jumlah penjualan yang harus


dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan
tertentu
3. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya
penjualan agar perusahaan tidak
menderita kerugian

4. Mengetahui bagaimana efek perubahan


harga jual, biaya dan volume penjualan
terhadap keuntungan.
Asumsi asumsi untuk mencapai
BEP
1. Perilaku penerimaan dan pengeluaran
dicatatkan dengan akurat dan bersifat
linier dalam kesinambungan bisnis yang
relevan
2. Biaya dapat dipisahkan antara biaya
tetap dan biaya variable.
3. Efisiensi dan produktivitas tidak berubah
4. Harga jual tidak mengalami perubahan
5. Biaya biaya tidak berubah

6. Bauran penjualan akan konstan

7. Tidak ada perbedaan yang signifikan


antara persediaan awal dan persediaan
akhir
Pendekatan menghitung BEP

Ada beberapa pendekatan yang


digunakan dalam menghitung
BEP yaitu:
1. Pendekatan persamaan
2. Pendekatan margin kontribusi
3. Pendekatan grafik
1.Pendekatan persamaan
Rumus : Y = cx - bx - a
Y = laba
c = harga jual per unit
X = jumlah produk yang dijual
b = biaya variabel per satuan
a = biaya tetap total
cx = hasil penjualan
bx = biaya variabel total

Maka dapat dibuatkan rumus:
BEP dalam Unit =
a / (c-b)

BEP dalam Rupiah =


a / 1 – (bx/cx)
Rumus analisis CVP

• Biaya yang jumlah tetapnya akan


berubah/naik sebanding dengan hasil
produksi atau volume kegiatan.
• BE per-unit = FC
MC/unit/(S-VC)
• BE /Rp = FC
MC Ratio(1-S/VC unit)
Laporan laba rugi(Income Statement)
Penjualan 5.000 unit @ Rp 10.000 Rp 50.000.000

HARGA POKOK PENJUALAN :


Biaya Tetap Biaya Variabel
Bahan Langsung - Rp 6.700.000
Tenaga Langsung - Rp 5.600.000
BOP Rp 2.300.000 Rp 5.700.000
Jumlah Rp 2.300.000 Rp 18.000.000 Rp 20.300.000

Biaya Usaha :
Biaya Penjualan Rp 3.100.000 Rp 2.900.000
Biaya Adm Rp 1.900.000 Rp 3.100.000
Jumlah Rp 5.000.000 Rp 6.000.000 Rp 11.000.000
Total Biaya Rp 7.300.000 Rp 24.000.000 Rp 31.300.000

LABA USAHA ………………………………………. Rp 18.700.000


Biaya v per unit 24.000.000/5000 =4.800
Biaya tetap 7.300.000
7.300.000/(S-VC)
9.600.000/(10.000-4.800)= 5.200unit
Atau
Penjualan 10.000 x 5.000 unit = 50.000.000
Biaya variabel (5.000x4.800) 24.000.000
Margin kontribusi 26.000.000
Biaya tetap 7.300.000
Keuntungan 18.700.000
Hitunglah BEP

Maka BEP dapat dihitung


dalam unit :

BEP dalam rupiah penjualan :


2. Pendekatan Margin Kontribusi

Margin Kontribusi dapat dihitung dengan 2


cara :
– Total Revenue dikurang Total Variable Cost
– Mengurangkan Harga Jual per unit dengan Biaya
Variabel per unit

BEP (unit) = Biaya Tetap / Margin Kontribusi

BEP (rupiah) = Biaya Tetap / Ratio MK



Margin Kontribusi per unit =

BEP (unit) =

Ratio MK =

BEP (rupiah) =
3. Pendekatan grafik
Dibentuk dengan garis
Y = garis vertikal total revenue
X = garis horizontal total unit
Garis Sales
Garis total cost
Garis Variable cost
Garis Fixed Cost
Y Rupiah SALES

TC

BEP
0

FC

X UNIT
Sesi ke dua
Suatu analisa yang menggambarkan
bagaimana perubahan biaya variabel,
biaya tetap, harga jual, volume penjualan
dan bauran penjualan akan
mempengaruhi laba
Break Event Point (BEP), atau lebih dikenal
dengan titik pulang pokok adalah seuatu
kondisi dimana jumlah pendapatan dan
jumlah pengeluaran adalah seimbang.
Secara umum perhitungan analisa pulang
Pokok adalah menyamakan nilai Total
Pendapatan (TR) dan Nilai Total Biaya
(TC).
Nilai Total Pendapatan (TR= total revenue)
adalah merupakan jumlah uang yang
diterima dari penjualan suatu produk
yanitu perkalian antara jumlah harga (P)
dan jumlah barang (Q) atau dapat
dirumuskan sebagai TR = P x Q (1) ,
dimana TR adalah total revenue (total
Pendapatan ) , P adalah Harga jual produk
dan Q adalah jumlah barang.
Biaya tetap jumlahnya relative tetap pada
setiap periode, baik periode bulan atau
tahun.
Biaya Variabel adalah komponen biaya yang
jumlahnya bervariasi tergantung pada
jumlah barang yang diproduksi.
Nilai Total Biaya (TC=Total Cost)
merupakan jumlah biaya total yang
diperlukan untuk suatu produk. Total biaya
adalah merupakan jumlah dari biaya Tetap
(Fixced Cost) dan Biaya Variabel (Variable
Cost).
jika dirumuskan maka
TC = FC + V.Q (2);
Dimana TC adalah total biaya, FC adalah
biaya tetap dan V adalah biaya Variabel
dan Q adalah jumlah barang
Break event point didapat ketika jumlah
Pendapatan sama dengan jumlah biaya .
Total Biaya, atau TR= TC.
Jika persamaan 1 dan 2 dimasukan maka
P.Q = FC+V.Q ; Q(P-V)=FC ; dan Q =
FC/(P-V). dimana Q adalah jumlah barang
, FC adalah biaya tetap , V adalah biaya
Variabel dan P adalah harga barang.
Manfaat BEP

Alat perencanaan untuk hasilkan laba

Memberikan informasi mengenai berbagai


tingkat volume penjualan, serta
hubungannya dengan kemungkinan
memperoleh laba menurut tingkat
penjualan yang bersangkutan
• Mengevaluasi laba dari perusahaan
secara keseluruhan
• Mengganti sistem laporan yang tebal
dengan grafik yang mudah dibaca dan
dimengerti
Keterbatasan Analisis BEP,

Fixed cost haruslah konstan selama periode


atau range of out put tertentu
Variabel cost dalam hubungannya dengan
sales haruslah konstan
Sales price perunit tidak berubah dalam
periode tertentu
Sales mix adalah konstan
Hubungan unsur BEP
Dari rumus diatas dapat diketahui:
a.Hubungan antara penjualan, biaya, dan
laba
b.Struktur biaya tetap dan variable
c.Kemampuan perusahaan memberikan
margin untuk menutupi biaya tetap
d.Kemampuan perusahaan dalam menekan
biaya dan batas dimana perusahaan tidak
mengalami laba dan rugi
Rumus analisis CVP
• Biaya yang jumlah tetapnya akan
berubah/naik sebanding dengan hasil
produksi atau volume kegiatan.
• BE per-unit = FC
MC/unit(S-VC)
• BE /Rp = FC
MC Ratio(1-S/VC unit)
Pengaruh Kenaikan Biaya Variabel, Biaya
tetap dan harga jual terhadap laba
Seperti soal di atas, biaya variabel naik sebesar Rp. 15,- per unit.
Maka BEP per unit
FC = 1.200.000,-
MC/unit - (S-VC) 100-(60-15)

= 1.200.000 = 48000 unit


25
Jika VC naik sebesar Rp. 15 per unit, maka banyak unit BEP akan naik
an sebesar 18000 unit (30.000-48.000)
Jika biaya V/VCost turun Rp. 10,-, maka BEP per unit ;
FC = 1200.000
100-(60-10) 50
= 24.000 unit
Kenaikan Harga Jual

Jika harga jual dinaikkan sebesar 10% (menjadi


110 %), sedangkan FC dan VC tetap, maka
akan terjadi pada perubahan volume penjualan.

BE/unit dapat dicari.

Sebelum dan sesudah perubahan akan terlihat


jumlahnya.
Perubahan Berbagai Faktor
Dengan adanya perubahan factor yang
mempengaruhi analisis breakdown dapat
dilakukan penilaian dan evaluasi tujuan
sebagai keputusan manajemen untuk
menyusun anggaran.
Perubahan biaya tetap
Perubahan ini akan berpengaruh pada
jumlah biaya secara keseluruhan pada
tingkat penjualan. Besarnya penjualan
pada tingkat breakdown.
Terima kasih

Selanjutnya studi kasus

Anda mungkin juga menyukai