Anda di halaman 1dari 46

Penyakit penyerta

pada
Ibu Hamil

Puskesmas Batu Hampar


2019
TORCH

Toksoplasmosis
infeksi lain/Other infection(HIV AIDS, Sifilis)
Rubella,
Cytomegalovirus
Herpes simplex
Toxoplasmosis ....
Penyakit ini menular dari daging yang terinfeksi, tidak dimasak
hingga matang, buah/sayur yang tidak dicuci bersih, tanah
dengan kotoran kucing yang mengandung parasit.
Gejala :
Ditandai dengan kebutaan, mikrosefalus atau hidrosefalus.
anemia, kejang, radang paru-paru. Gejala-gejala tersebut tampak
setelah bayi berusia satu tahun atau lebih. Jika tidak ditangani
lebih lanjut, dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan
fisik dan mental.
HIV AIDS & SIFILIS
Sifilis atau penyakit raja singa disebabkan oleh virus Treponema
Pallidum.
Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung atau hubungan
seksual, melalui plasenta, serta tranfusi darah.
Akibat :
• Bisa menyebabkan keguguran
• Lahir dengan berat badan rendah, kelainan kulit, kelainan
tulang, kelainan organ-organ dalam, kelainan mata, hingga
kelainan darah.
• Lanjut ditandai dengan gigi seri yang tidak datar menyerupai
gergaji, terdapat kabut putih di kornea mata, dan gejala
ketulian5.
Rubella...
• Dikenal dengan campak jerman, disebabkan oleh virus rubella.
Penyakit rubella ditularkan melalui saluran nafas.
• Rubella menyebabkan demam, ruam pada kulit, batuk, nyeri
sendi, nyeri kepala, pembersaran kelenjar getah bening di
daerah telinga atau belakang kepala
Akibat
• Virus rubella bisa menyebabkan keguguran
• Pertumbuhan janin yang terhambat, gangguan pendengaran,
kelainan jantung, gangguan mata seperti katarak, retinopati,
gangguan sistem saraf pusat, pembesaran hati dan limpa,
sampai retardasi mental
CMV ( Citomegalo Virus )
• Termasuk dalam golongan virus herpes.
• Infeksi ini menular melalui kontak antar manusia.
• Gejala dari infeksi CMV adalah demam yang tidak
teratur selama tiga minggu atau lebih.
Akibat
Keguguran, kebutaan, radang hati, radang paru-paru,
bahkan kerusakan otak
Herpes Simpleks ...
• Ditularkan melalui kontak langsung pada hubungan
seksual, atau dari Ibu ke janin saat di dalam kandungan
maupun saat persalinan.
Akibat
• Virus Herpes Simpleks bisa menular melalui plasenta
sampai ke sirkulasi fetal dan menimbulkan kerusakan
atau kematian janin.
• Infeksi neonatal dengan angka mortalitas 60%, dan
menyebabkan setengah dari yang hidup menderita
cacat bawaan dan kelainan pada mata.
Cara Mencegah .... Lakukan Deteksi Awal !!!
• Skrining awal adanya tanda-tanda infeksi mulai saat
merencanakan kehamilan, seperti pemeriksaan TORCH, HIV,
infeksi menular seksual.
• Kontrol kandungan secara teratur, baik di bidan, dokter umum,
atau dokter spesialis kandungan.
• Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
• Menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi
• Melakukan hubungan seksual dan dengan satu pasangan yang
aman
• Segera periksakan ke dokter jika Ibu menemui tanda-tanda
infeksi seperti di atas atau memiliki faktor risiko infeksi.
Hipertensi Gestasional ...
• Hipertensi gestasional biasanya muncul setelah usia
kehamilan 20 minggu, dan setelah melahirkan hipertensi ini
bisa hilang. Biasanya hipertensi gestasional dialami oleh ibu
yang sebelum hamil tidak menderita tekanan darah tinggi.

• Ibu hamil yang sudah menderita tekanan darah tinggi (140/90


mmHg) sebelum hamil atau sebelum usia kehamilan 20
minggu disebut dengan hipertensi kronis. Biasanya hipertensi
kronis tidak akan hilang walaupun ibu sudah melahirkan
bayinya.
Faktor Resiko ....
• Pernah mengalami tekanan darah tinggi sebelum hamil
atau saat kehamilan sebelumnya
• Memiliki penyakit diabetes atau gangguan ginjal
• Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun saat
hamil
• Kehamilan kembar
Cara Mencegah ...
• Menjaga berat badan ideal sebelum hamil sehingga
tidak terlalu kurus ataupun terlalu gemuk.
• Aktif bergerak dan berolahraga guna mencegah
kenaikan berat badan yang tidak terkendali.
• Menyesuaikan kenaikan berat badan saat hamil dengan
indeks massa tubuh Anda sebelum hamil. Artinya,
kenaikan berat badan tidak boleh berlebihan jika
sebelumnya indeks massa tubuh Anda sudah berlebih,
serta tidak boleh kurang jika tubuh Anda tergolong
kurus.
• Tidak mengikuti anjuran makan yang menyesatkan,
• preeklampsi
Faktor Resiko ....
• Pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya.
• Kekurangan nutrisi.
• Sedang menderita beberapa penyakit tertentu, seperti sindrom
antifosfolipid, diabetes, lupus, hipertensi, atau penyakit
ginjal.
• Mengandung lebih dari satu janin.
• Hamil setelah jeda 10 tahun dengan kehamilan sebelumnya.
• Hamil di bawah usia 20 tahun atau di atas usia 40 tahun.
• Obesitas saat hamil dengan indeks massa tubuh 25 atau lebih.
Gejala ...
• Mengalami bengkak atau memar pada kaki dan tangan
• Tekanan darah tinggi (tekanan darah wanita dengan
preeklampsia dapat mencapai 140/90 mmhg atau lebih
tinggi )
• nyeri kepala hebat dapat disertai muntah-muntah.
• Preeklampsia dapat berlanjut ke keadaan yang lebih
berat, yaitu eklampsia ( kondisi di mana penderita
mengalami kejang dan koma )
Placenta Previa...
Adalah ....
kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bagian
bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh
jalan lahir. Selain menutupi jalan lahir, plasenta previa
dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik sebelum
maupun saat persalinan.
Jenis Placenta Previa ....
1. Plasenta previa komplit/ totalis
yaitu letak plasenta yang menutupi seluruh jalan lahir
2. Plasenta previa parsial
yaitu letak plasenta yang menutupi sebagian jalan lahir
3. Plasenta previa marginalis
yaitu letak plasenta yang berada di tepi jalan lahir
Penyebab Plasenta Previa ...
• Penyebab pasti belum diketahui hingga saat ini.
Namun terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan ibu
hamil yang rentan mengalami plasenta previa, seperti:
• Pernah menjalani operasi Caesar
• Pernah menjalani operasi di daerah rahim
• Menjalani kehamilan kembar
• Hamil pada usia 35 tahun atau lebih
• Memiliki riwayat kehamilan empat kali atau lebih
Gejala Plasenta Previa ....

• Sebagian kasus plasenta previa tidak menimbulkan


gejala apa pun. Sementara itu, banyak kasus plasenta
previa ditandai dengan adanya perdarahan yang keluar
dari vagina.
• Perdarahan akibat plasenta previa terjadi pada usia
kehamilan di atas 20 minggu.
• Darah yang keluar adalah darah segar
• Tidak disertai dengan rasa nyeri maupun kram di
perut.
Diabetes Gestasional
• Diabetes gestasional terjadi ketika tubuh tidak
memproduksi cukup insulin untuk mengontrol kadar
glukosa (gula) dalam darah pada masa kehamilan
• kondisi ini diduga terkait dengan perubahan hormon
dalam masa kehamilan.
• Pada masa kehamilan, plasenta akan memproduksi
lebih banyak hormon, seperti hormon estrogen, HPL
(human placental lactogen), termasuk hormon yang
membuat tubuh kebal terhadap insulin, yaitu hormon
Faktor Risiko Diabetes Gestasional

Semua ibu hamil berisiko mengalami diabetes gestasional,


akan tetapi lebih berisiko terjadi pada ibu hamil dengan faktor-
faktor berikut ini:
• Memiliki berat badan berlebih.
• Memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi).
• Pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan
sebelumnya.
• Pernah melahirkan anak dengan berat badan 4,5 kg atau
lebih.
• Memiliki riwayat diabetes dalam keluarga.
Komplikasi Diabetes Gestasional

• Kelebihan berat badan saat lahir yang disebabkan oleh


tingginya kadar gula dalam darah (macrosomia).
• Lahir prematur yang mengakibatkan bayi kesulitan bernafas
(respiratory distress syndrome). Kondisi ini juga dapat terjadi
pada bayi yang lahir tepat waktu.
• Lahir dengan gula darah rendah (hipoglikemia) akibat
produksi insulin yang tinggi. Kondisi ini dapat
mengakibatkan kejang pada bayi, namun dapat ditangani
dengan memberinya asupan gula.
• Risiko mengalami obesitas dan diabetes tipe 2 ketika dewasa.
Pencegahan Diabetes Gestasional

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menekan


risiko terserang penyakit ini, yaitu:
• Memperbanyak konsumsi makanan dengan serat
tinggi, seperti sayuran dan buah-buahan. Di samping
itu, hindari makanan yang mengandung lemak atau
kalori tinggi.
• Berolahraga secara teratur untuk menjaga kebugaran
tubuh sebelum dan saat hamil. Dianjurkan untuk
melakukan olahraga ringan hingga sedang.
Keputihan
• Leher rahim dan dinding vagina menjadi lebih lembut
dari biasanya sehingga menyebabkan produksi lendir
vagina menjadi lebih banyak. Produksi lendir dalam
jumlah yang lebih banyak dari biasanya ini turut
dipengaruhi oleh tingginya kadar hormon estrogen
dalam tubuh. Juga dipengaruhi oleh terjadinya
peningkatan aliran darah ke area leher rahim, yang
terjadi selama masa hamil.

• Selama keputihan yang dialami berwarna bening atau


Keputihan tidak normal bila ....
• Keputihan dengan warna kuning , hijau, atau abu-abu,
disertai dengan bercak darah, dapat menjadi tanda
adanya gangguan kehamilan atau gejala infeksi.
• Selain perubahan warna, keputihan yang tidak normal
bisa memiliki bau yang tajam dan disertai dengan gatal
atau bengkak pada bagian area vagina.
Cara Mengatasi Keputihan Saat Hamil
• Mengganti pakaian dalam lebih sering dari biasanya
• Gunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan dengan daya serap
yang baik, misalnya katun alami.
• Bila menggunakan pantyliner, maka pilihlah pantyliner yang tidak
mengandung parfum dan ganti sesegera mungkin jika dirasa telah
lembap.
• Hindari penggunaan pakaian atau pakaian dalam yang terlalu ketat.
Anemia
Anemia Defisiensi Besi (ADB) pada ibu hamil
meningkatkan risiko terjadinya :
• pendarahan
• Preeklampsia
• Infeksi
• Ibu hamil yang menderita ADB juga berisiko
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, bayi
dengan anemia ataupun kekurangan zat besi, kematian
pada bayi
Gejala ....
• Mudah lelah
• Lemas dan lesu
• Detak jantung lebih cepat dan tidak beraturan
• Sulit berkonsentrasi
• Napas pendek
• Kulit pucat
• Sakit di bagian dada
• Pusing atau berkunang-kunang
• Tangan dan kaki terasa dingin
Pencegahan ...
• Mengkonsumsi makanan kaya kandungan zat besi
seperti sayuran berdaun hijau, daging merah, kacang-
kacangan, buah kering, dan lain-lain.
• Perbanyak konsumsi buah yang mengandung vitamin
C untuk membantu penyerapan zat besi lebih
maksimal.
Perdarahan
Perdarahan Saat Hamil Trimester Pertama ( - 12 Minggu )
• KEGUGURAN
Selain perdarahan, gejala lain keguguran adalah kram atau
nyeri di perut bagian bawah dan keluarnya jaringan atau
gumpalan daging melalui vagina.

• KEHAMILAN EKTOPIK
Kehamilan ektopik sendiri terjadi ketika sel telur yang sudah
dibuahi menempel di tempat lain selain rahim, biasanya di
tuba falopi. Jika embrio terus berkembang, tuba falopi lama
kelamaan berisiko pecah hingga mengakibatkan perdarahan
yang berbahaya. Selain perdarahan, kehamilan ektopik
biasanya juga disertai dengan kram di perut bagian bawah
atau panggul, nyeri menjalar hingga ke bahu, merasa tidak
nyaman ketika BAB atau BAK, merasa lemas, pingsan.
• KEHAMILAN MOLA
PERDARAHAN SAAT HAMIL TRIMESTER KEDUA DAN KETIGA
• SOLUSIO PLASENTA
merupakan kondisi serius di mana plasenta mulai terlepas
dari dinding rahim, baik sebelum ataupun selama proses
persalinan. Kondisi ini bisa terjadi meskipun tanpa
menimbulkan perdarahan. Selain perdarahan, gejala lainnya
adalah nyeri punggung, nyeri perut, rahim yang terasa sakit,
hingga janin kekurangan oksigen.
• PLASENTA PREVIA

• BUKAAN LAHIR
Perdarahan saat hamil bisa juga diakibatkan oleh pembukaan
saat wanita hendak melahirkan. Hal ini mungkin akan terjadi
selama beberapa hari sebelum kontraksi mulai atau selama
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai