Anda di halaman 1dari 62

Evolusi Bintang

Evolusi Awal (Praderet Utama)

Profesor, apa
yang dimaksud Evolusi bintang adalah proses
dengan evolusi panjang yang dialami sejak
bintang? kelahiran hingga kematian.
Bintang lahir, berkembang
dan akhirnya padam.
Kita bangun teori ber-
dasarkan pengamatan atas
bintang-bintang pada ber-
bagai usia dan tahap
evolusi yang terdapat di
alam semesta ini.

Bagaimana cara
kita mempelajari
evolusi bintang?
Skema global evolusi
bintang ditunjukkan
dalam gambar di
bawah ini.
 Ruang di antara bintang-bintang diisi oleh materi
antarbintang berupa gas dan debu.
 Di beberapa tempat gas dan debu tersebut
membentuk awan antarbintang (nebula).
 Kerapatan awan antarbintang hanya 10.000 atom per
cm3 (kerapatan udara di permukaan laut di Bumi: 1019
molekul per cm3).

Dari awan
itukah bintang-
bintang
terbentuk,
Prof?

Betul. Dan jangan lupa,


meski kerapatan awan
antarbintang terbilang kecil
namun volumenya sangat
besar sehingga cukup untuk
membentuk ribuan bintang!
Tolong jelaskan, bagaimana
kalian bisa yakin kalau
bintang-bintang terbentuk
dari awan antarbintang
tersebut.

Kalau tidak dari awan


tersebut, dari mana lagi
kita bisa berharap bin-
tang-bintang terbentuk?
 Kesimpulan ini pun didukung oleh hasil pengamatan:
“bintang-bintang muda masih diselimuti oleh
awan antarbintang”.

Bintang-bintang muda
di gugus Pleiades.
Masih ingat hipotesis Lord Kelvin dan
saya tentang “Pengerutan Gravitasi”?
Meski pengerutan gravitasi gagal
menjelaskan pembangkitan energi di
pusat bintang, kami masih boleh lega
karena proses ini memegang peranan
SANGAT PENTING dalam pembentukan
bintang-bintang.

Helmholtz
(1821-1894)

Maaf, bisa tolong di-


jelaskan bagaimana pro-
ses awal terbentuknya
bintang-bintang menurut
hipotesis Anda tersebut?
 Akibat suatu ledakan yang sangat hebat,
(misalnya peristiwa supernova atau pelontaran
massa oleh bintang):
 Sekelompok materi antarbintang menjadi
lebih mampat daripada sekitarnya
 Bagian luar awan akan tertarik oleh gaya
gravitasi materi di bagian dalam
 Akibatnya awan akan mengerut dan menjadi
makin mampat
 Peristiwa ini disebut kondensasi
Ahaa…! Jadi awan akan terus
mengerut hingga terbentuk
bintang, bukan begitu? Mudah
sekali ya proses pembentukan
bintang.

Sebenarnya
Benar. Jangan tidaklupakan
sesederhana
juga
itu.
kehadiran Kondensasi
medan magnet yangakan
meningkatkan
melawan tekanan yang
pengerutan. Bila justru
kita
melawan efek
abaikan pengerutan.
spin dan Selain itu,
medan
spin awan
magnet ini, pun harus menghindari
pengerutan gravitasi
efek mengalahkan
bisa relativistik. tekanan bila
memenuhi syarat tertentu.
 Syarat agar terjadi pengerutan gravitasi: “Massa awan
antarbintang harus melebihi massa kritis yang disebut Massa
Jeans (MJ)”.
1 T 3/2
Mj = 1,23 x 10-10 (7.1)
 μ

MJ dinyatakan dalam M,  = rapat massa awan


(gr/cm3), μ = berat molekul rata-rata dan T =
temperatur (K).
 Di
Ini dalam
disebutawan
dengan:
induk yang berkondensasi akan terjadi
kondensasi-kondensasi yang lebih kecil. Riwayat
awan induk akan terulang di dalam kelompok awan
yang lebih kecil. Di situ akan terjadi kondensasi yang
lebih kecil lagi. Demikian seterusnya.
 Awan induk yang telah terpecah menjadi ribuan awan-
awan kecil terus mengalami pengerutan gravitasi.

 Temperatur di masing-masing awan menjadi cukup


tinggi untuk membuatnya memijar.

Ya. Sampai proses ini


terbentuklah
protobintang. Kita boleh
menyebutnya sebagai
“embrio bintang”.
Hmm, bukankah penge-
rutan akan membuat
energi potensial bintang
berkurang?

Ya, betul! Energi potensial gravitasi ini


Pertanyaan bagus. Setengah dari
adalah energi yang mengikat bintang
pengurangan energi potensial gravitasi akan
sebagai kesatuan. Selain itu, di dalam
disimpan sebagai energi termal yang
bintang juga terkandung energi lain, yaitu
membuat temperatur di dalam bintang
energi termal yang merupakan energi kinetik
makin tinggi, dan setengah lainnya akan
partikel-partikel
Bila gas di
energi potensial dalam bintang.
gra-
dipancarkan keluar. Inilah yang disebut
vitasi
sebagaibintang
TEOREMA berkurang,
VIRIAL.
bagaimana bintang bisa
bersinar?
 Secara matematis, terorema virial dituliskan sebagai:

(7.2)

Energi termal Energi potensial


gravitasi

atau

DH = ½ D (7.3)
Penambahan energi termal
akibat pengurangan energi
potensial gravitasi sebesar D.
Bagaiamana menghenti-
kan proses fragmentasi
yang terjadi sebelum-
nya?

Pertanyaan
Kami tahu…! Karena kedap, bagus,
tekanan dan temperatur Tuan
menjadi bertambah besar Insinyur.
sehingga pengerutan melam-
Pada
bat saat terbentuk proto-
dan fragmentasi pun
bintang,
TERHENTI. Betul Prof? yang
materi awan
semula transparan terhadap
radiasi kini menjadi kedap.
Energi tidak bebas lagi keluar.
Akibatnya…
 Protobintang yang telah mengakhiri proses
fragmentasi melanjutkan pengerutan gravitasinya.

Temperatur dan luminositas


protobintang masih rendah,
sehingga dalam diagram H-R
letaknya di sebelah kanan bawah
(titik A).
log L/L

log Te
 Astronom Jepang, Hayashi, menunjukkan bahwa
bintang dengan temperatur efektif yang terlalu rendah
TIDAK MUNGKIN berada dalam kesetimbangan
hidrostatik. Daerah keTIDAKsetimbangan hidrostatik
ini, disebut sebagai Daerah Terlarang Hayashi.
log L/L

log Te
Di titik B luminositas Protobintang menyeberang dae-
bintang sangat rah terlarang Hayashi menjadi
tinggi. Bintang Dengan temperatur efektif bintang praderet utama.
kemudian mengerut yang rendah, hampir
dengan lambat seluruh bintang berada
dengan radius dalam keadaan konveksi.
maksimum yang
diizinkan oleh
kesetimbangan
hidrostatik. B

Bintang terus
mengerut
log L/L

selama
luminositas A
meningkat.
Temperatur D Tercapai
C
meningkat kesetimbangan
hingga cukup pancaran di pu-
untuk memulai sat bintang. Lu-
pembakaran minositas naik
hidrogen. kembali.
log Te
Evolusi Bintang
Evolusi Deret Utama

 Pada temperatur sekitar 10 juta Kelvin, dimulai reaksi


fusi hidrogen membentuk helium di pusat bintang.
 Reaksi fusi (termonuklir) akan menaikkan tekanan di
dalam bintang yang akan menahan pengerutan.
Pengerutan terhenti Bintang menjadi mantap

Kita katakan saat itu bintang men-


capai Deret Utama Usia Nol (Zero
Age Main-Sequence; ZAMS). Kom-
posisi kimia bintang masih homogen &
masih mencerminkan komposisi awan
pembentuknya.
 Letak bintang deret utama usia nol dalam diagram HR
bergantung pada komposisi kimianya; berapa besar
fraksi hidrogen (X), helium (Y) dan unsur-unsur berat
(Z) di dalam bintang.

1,0
X = 0,75
Tidak ada batas yang
4
y = 0,001
Deret utama bagian
tegas antara bagianatasatas
0,8 1,0
ditempati
dan oleh Batasnya
bawah. bintang-
berkisardengan
bintang antara luminositas
1,5 –
X = 0,999
2,5massa
dan M. yang besar;
Mbol

6 Z = 0,001

0,6 0,8 L~Ma


dengan harga a berkisar
0,6 antara 3 dan 4.
8

3,8 log Te 3,6

ZAMS untuk bintang berbagai massa


(M) dengan komposisi kimia berbeda
 Reaksi termonuklir mengubah komposisi kimia di pusat
bintang
hidrogen berkurang sementara
helium bertambah.
 Letak bintang dalam diagram HR berubah dengan
lambat, namun belum bergeser terlalu jauh dari deret
utama.
 Bintang menjadi lebih terang (luminositas bertambah);
radius bertambah BESAR namun temperatur efektif
berkurang.

Tahap evolusi ini disebut tahap


DERET UTAMA yang berawal dari
DERET UTAMA USIA NOL. Jejak
dalam diagram HR ditunjukkan oleh
angka 1,2 & 3 dalam grafik.
Sampai di titik 3, bintang
masih berada di tahap
DERET UTAMA. Jadi,
4
deret utama merupakan
kedudukan bintang dengan
3
4
6
komposisi kimia di pusat
3
1
2
5
yang relatif masih homo-
5 M 6
gen.
log L/L

2
Sesudah titik 3 radius
bintang mengembang de-
1 ngan cepat dan bintang
3
4 5 menjadi RAKSASA ME-
0 2 RAH. Letak bintang rak-
1
1 M sasa merah dalam diagram
HR yang jauh dari deret
4,6 4,4 4,2 4,0 3,8 3,4
utama menunjukkan kom-
pisisi kimia yang tidak
log Te
homogen lagi.
 Reaksi termonuklir yang mengubah hidrogen menjadi
helium dapat berlangsung dalam dua cara:
(1) reaksi proton-proton
(2) reaksi daur karbon
 Dibandingkan reaksi proton-proton, reaksi daur karbon
sangat peka terhadap temperatur.

1,0
X = 0,75
Bintang di deret utama bagian
4
y = 0,001

atas (massa lebih besar) memiliki


0,8 1,0 temperatur pusat yang lebih tinggi
daripada bintang deret utama di
X = 0,999
bagian bawah (massa lebih kecil).
Mbol

6 Z = 0,001

0,6 0,8

0,6
8

3,8 log Te 3,6


Di bintang bermassa besar,
pembangkitan energi teruta-
ma berasal dari reaksi daur
4
karbon.
4
3 3 6
1
2
5 M 5
6
log L/L

2
Di bintang bermassa kecil,
pembangkitan energi teruta-
1
ma berasal dari reaksi
4 5
3
proton-proton.
0 2
1
1 M

4,6 4,4 4,2 4,0 3,8 3,4

log Te
Daur Karbon vs Proton-Proton
 Daur Karbon  Proton-Proton
1) terjadi di bintang bermassa 1) terjadi di bintang bermassa
besar kecil
2) peka terhadap temperatur 2) kurang peka terhadap tem-
3) sangat terkonsentrasi ke peratur
arah pusat 3) kurang terkonsentrasi ke
4) membentuk pusat konvektif pusat
dan selubung radiatif 4) membentuk inti radiatif dan
5) berlangsung dengan laju selubung konvektif
reaksi yang sangat cepat 5) berlangsung dengan laju
reaksi yang lebih lambat
Reaksi termonuklir akhirnya
akan membentuk pusat
Kapankah bintang
akhirnya helium yang bersifat iso-
meninggal-kan termal di pusat bintang.
deret utama,
Prof?

Schönberg
Ya. Setelah& keruntuhan
Chandrasekhar
yang
men-dapati bila bintang
cepat, struktur pusat berubah
helium
mencapai 10 –luar20%
drastis. Bagian massa
mengembang
bintang, tekanan
dengan cepat tidak akan
membentuk RAK-
mengimbangi
SASA MERAH. berat bagian luar.
Akibatnya pusat helium akan
runtuh dengan cepat.

Apa yang
terjadi setelah
itu?
 Bila X menyatakan fraksi massa hidrogen dalam tiap
gram materi bintang, f persentase massa pusat helium
dan M sebagai massa bintangnya, berarti jumlah
hidrogen yang harus diubah menjadi helium sebelum
bintang meninggalkan deret utama adalah:
f X M.
 Karena 1 gram hidrogen yang diubah menjadi helium
membebaskan energi sebesar 6,4x1018 erg, maka
energi yang dibebaskan selama bintang berada di
deret utama memenuhi hubungan:

E (dalam erg) = 6,4 x 1018 f X M (7.4)


atau
E (dalam erg) = 1,3 x 1052 f X (M /M) (7.5)
 Usia bintang di deret utama selanjutnya dapat ditaksir
sebagai:
T=E/L (7.6)
atau

T = 1,1x1011 f X (M / L) (7.7)

 Dalam pers. (7.7) massa dan luminositas bintang


dinyatakan dalam satuan Matahari.
Usia deret utama
bintang berbagai
M / M T (tahun)
massa. Semakin besar
massa-nya, semakin
cepat me-ninggalkan
15,0 1,0 x 107
tahap deret utama.
9,0 2,2 x 107

5,0 6,8 x 107

2,2 5,0 x 108

1,0 8,2 x 109


Evolusi Bintang
Evolusi Pasca Deret Utama

Hmm, lapisan luar bintang akan


mengembang dan bintang pun
ber-evolusi cepat menjadi
RAKSASA MERAH. Jejaknya
dalam diagram HR terlihat
menuju ke kanan.

S. Chadrasekhar
Apa yang terjadi dengan
(1910-1995)
lapisan luar bintang
keti-ka pusat helium
runtuh dengan cepat?
Di titik 6, berlangsung reaksi
4 triple alpha di pusat bintang
Di titik 5,
yang bintang memben-
mengubah helium
3
4
6
tuk lapisan
menjadi karbon.konveksi
Dua sumber luar
3
1
2 yang tebal. Pusat
pembangkitan energi: helium
reaksi
5 M 5
6
isotermal makin
pembakaran tinggidi tem-
hidrogen kulit
peraturnya.
pusat helium dan reaksi
log L/L

2
pembakaran helium di pusat.

1
4 5
3

0 1
2
Evolusi lebih lanjut sangat
1 M bergantung pada massa
bintangnya.

4,6 4,4 4,2 4,0 3,8 3,4

log Te
 Untuk bintang bermassa kecil, reaksi pembakaran
helium baru akan berlangsung apabila rapat
massa di pusat bintang sudah demikian besar,
sehingga materi di pusat berada dalam keadaan
terdegenerasi sempurna.
 Untuk bintang bermassa besar, reaksi
pembakaran helium tidak perlu menunggu
kerapatan materi di pusat terlampau besar karena
temperatur di pusat sudah cukup tinggi sebelum
keadaan terdegenerasi tercapai.
Tolooong! Saya
terdegenerasi

Apa sich
keadaan
terdegenerasi
itu?

 Dalam tinjauan mikroskopis, elektron tidak bisa


sembarangan menempati “kulit-kulit” atom.
 Di dalam “kulit-kulit” tersebut terdapat “kamar-
kamar” yang disebut orbital. Orbital-orbital tersebut
maksimum dihuni oleh 2 elektron saja.
 Bila satu orbital dihuni oleh lebih dari 2 elektron,
keadaan ini disebut dengan “terdegenerasi”.
Pada bintang bermassa besar,
pembakaran helium berlangsung man-
tap. Karena materi bintang berke-
lakuan sebagai gas ideal, naiknya
temperatur akan diikuti oleh naiknya
tekanan. Di sini kuncinya.

Selanjutnya, dari teori kinetik gas


kita tahu peningkatan tekanan akan
membuat gas memuai. Di sisi lain,
pemuaian membuat temperatur
menurun. Demikian pula dengan laju
pembangkitan energinya.
Pada tahap evolusi
berikutnya, bintang
menuju ke kanan
diagram HR menjadi
Temperatur naik, Maharaksasa
tekanan pun naik. MERAH

Selanjutnya, dari teori kinetik gas


kita tahu peningkatan tekanan akan
membuat gas memuai. Di sisi lain,
pemuaian membuat temperatur
menurun. Demikian pula dengan laju
pembangkitan energinya.
 Pada bintang bermassa kecil, pembakaran helium
terjadi di pusat yang terdegenerasi sempurna dan
tekanan mayoritas berasal dari elektron terdegenerasi.
 Tekanan elektron terdegenerasi TIDAK BERGAN-
TUNG pada temperatur, sehingga naiknya temperatur
akibat pembakaran helium tidak mengubah tekanan.

Di sini menariknya. Temperatur yang


makin meningkat –yang mempercepat
laju pembangkitan energi- ternyata
juga membuat materi terdegenerasi
BERUBAH menjadi tak
terdegenerasi.
 Materi bintang yang sekarang berkelakuan sebagai
gas ideal setelah tidak lagi terdegenerasi, akan
berusaha MENYESUAIKAN TEKANANnya dengan
TEMPERATUR yang sudah terlalu tinggi.
 Peristiwa yang berawal dari pembakaran helium
hingga penyesuaian tekanan secara mendadak di
pusat bintang ini disebut kilatan helium (helium flash).

Peristiwa ini seperti ledakan bom,


namun tidak cukup kuat untuk
menghancurkan bintang karena gaya
berat lapisan luar bintang yang
menghimpit dengan kuat bagian
dalamnya.
Oops, ledakan yang tidak
“mematikan”. Apa yang terjadi
dengan struktur bintang, Prof?

Helium
4 Flash

3
Cabang
log L/L Raksasa
Perubahan
2
struktur bintang yang
Merah
semula memakan waktu milyaran
tahun, saat terjadinya kilatan
helium
1 berlangsung dalam hitungan
detik saja. Akibatnya sulit untuk
mengikuti
0
perubahan yang cepat itu.

4,6 4,4 4,2 4,0 3,8 4,4


log Te
 Setelah terjadinya kilatan helium kedudukan bintang
dalam diagram HR menyeberang ke cabang
horisontal. Bintang pun sekarang menjadi bintang
cabang horisontal (horizontal branch star).

Helium
Flash
4
Cabang Horizontal

3
Cabang
Raksasa
log L/L

2 Merah

4,6 4,4 4,2 4,0 3,8 4,4


log Te
 Kedudukan persis bintang di
sini bergantung pada massa dan
komposisi kimianya. Makin kecil
massa bintang & makin sedikit
unsur beratnya, semakin biru pula
warnanya sehingga posisinya
berada di cabang horisontal ba- Helium
gian kiri. Flash
4
Cabang Horizontal
 Struktur bintang di cabang
horisontal: 3
Cabang
Raksasa

log L/L
hidrogen di selubung 2 Merah

4,6 4,4 4,2 4,0 3,8 4,4


log Te
fusi hidrogen di kulit

fusi helium di inti


 Setelah helium di pusat bintang habis, terbentuk pusat
karbon-oksigen di dalam bintang.
 Bintang berdenyut Terjadi lontaran massa yang
menyingkap pusat bintang yang panas.
 Pusat bintang yang panas yang dikelilingi cincin gas
mengembang disebut planetary nebula. Pusat bintang
akhirnya akan mengerut menjadi bintang katai putih
sebelum akhirnya “padam” sebagai katai gelap.

Cat’s eye nebula (NGC 6543)


dengan bintang katai putih di
pusatnya.
Saya
Bila ini
telah
terjadi,
menghitung
katai bahwa
putih akan
bintang
katai
mengalami
putihkeruntuhan
yang menjadi
yang komponen
cepat
bintang
sambil membebaskan
ganda berdekatan
energi poten-
dapat
memiliki
sial gravitasi
massayang
lebih
besar.
besarTerjadi-
dari 1,44
M
lah
 akibat
peristiwa
aliran supernova
materi dari yang
bintang
pasangan.
membentuk bintang netron.

Yayasan Nobel berkenan meng-


anugrahi “Si Cemerlang dari
Hindustan” ini hadiah Nobel
pada tahun 1983 untuk karya-
nya tersebut.

Alfred Bernhard Nobel


(1833 – 1896)
Maaf, tunggu sebentar! Anda bicara
tentang bintang netron. Anda tidak
sungguh-sungguh bermaksud bahwa …..

Tepat dugaan Anda, Tuan Insinyur.


Sedemikian mampatnya, sampai-
sampai elektron terdesak masuk ke
dalam inti atom dan bersama-sama
proton akan membentuk netron.
Persis!
 Pada bintang bermassa 6 – 10 M (batas massa ini
belum pasti), reaksi pembakaran karbon dalam
keadaan terdegenerasi di pusat bintang bersifat sangat
eksplosif. Bintang meledak sebagai supernova.
 Pada bintang bermassa > 10 M, reaksi pembakaran
karbon berlangsung mantap sebab berlangsung dalam
keadaan tak terdegenerasi. Reaksi termonuklir terus
berlangsung sampai terbentuknya inti yang mantap,
yakni inti besi di pusat bintang.
 Pada temperatur dan tekanan yang sangat tinggi ini,
inti besi akan terurai menjadi inti helium kembali.
Karena reaksi ini bersifat endotermal (menyerap
energi), tekanan di pusat turun mendadak sehingga
mengalami keruntuhan yang dahsyat akibat himpitan
beban berat di atasnya.
Keruntuhan dahsyat yang terjadi, akan
membawa lapisan luar yang kaya bahan
bakar nuklir ke pusat. Akan terjadi
reaksi inti dengan laju cepat (dalam
orde detik!) yang menimbulkan ledakan
maha dahsyat. Peristiwa supernova yang
lain terjadi.

Pusat bintang yang tersisa sangat mampat,


dengan kerapatan mencapai 1015 gram/cm3.
Mayoritas materi berupa netron. Netron
terdegenerasi ini akan memberikan tekanan
yang menghentikan pengerutan lebih lanjut,
sehingga terbentuklah bintang netron de-
ngan radius hingga belasan kilometer saja.

bintang netron
Supernova yang terjadi
juga menyisakan nebula,
seperti nebula Kepiting
(M1) di samping, yang sinarnya
mencapai Bumi pada tahun
1054 silam.
 Teori tentang bintang netron yang dapat terbentuk dari
peristiwa supernova sudah ada sejak tahun 1934 yang
diajukan oleh Walter Baade dan Fritz Zwicky.
 Meskipun demikian, bintang netron sendiri baru
ditemukan pada tahun 1967 oleh kelompok astronom
radio asal Cambridge, Inggris.

Bulan Oktober 1967 saya melihat


sinyal radio aneh pada pita
pencatat kami. Sinyal radio itu
berulang setiap 1 1/3 detik. Kami
pernah menyebutnya LGM (Little
Green Man), tapi sekarang objek
seperti ini dinamai PULSAR
(Pulsating Radio Sources).

Jocelyn Bell Burnell


(1943 - ….)
Seperti inilah pulsa yang
kami dapatkan. Dulu sem-
pat muncul dugaan bahwa
sinyal tersebut berasal
dari bintang variabel.

Tapi, saat itu bintang variabel dengan periode


perubahan cahaya tercepatnya hanya 1/3 hari!
 Pulsar ini memancarkan gelombang radio dari kutub
magnetnya (yang tidak berimpit dengan kutub
rotasinya) pada arah tertentu, sehingga pulsar tampak
seperti berdenyut yang dikenal pula sebagai efek
mercusuar.

Earth
Melalui penemuan tim kami tersebut,
pada tahun 1974 saya dianugrahi
hadiah Nobel. Penghargaan ini saya
dedikasikan bagi kelompok riset
astronomi radio di Cambridge.

Teori yang kuat waktu itu menyatakan


bahwa pulsar adalah objek kompak
yang berputar. Bintang katai putih
Antony Hewish tidak dipertimbangkan sebagai kandi-
(1924 - ….) dat karena putaran yang diperlukan
akan melanggar postulat Einstein.
Apa
hubunganny
a dengan
bintang Jadi satu-satunya ke-
netron? mungkinan, pulsar
ada-lah bintang
netron yang berputar
cepat.
Bagaimana bintang
netron bisa ber-
putar secepat itu?

Ya, karena
dipenuhinya Hukum
Kekekalan Mo-mentum
Sudut.

kecepatan sudut;
membesar ketika
momen inersia
berkurang

momentum sudut
momen inersia; untuk bola
pejal I = 2/5 M R2
Kecepatan sudut Matahari adalah
1 putaran tiap 30 hari. Perkecil
radiusnya hingga tinggal 10 km
saja. Kemudian terapkan Hukum
Kekekalan Momentum Sudut.
Matahari akan berputar sebanyak
1890 putaran tiap detiknya!

 Dengan kecepatan sudut sebesar itu Matahari akan


tercerai berai. Itulah mengapa tidak mungkin
“bintang biasa” yang menjadi sumber sinyal radio
yang berhasil dipindai.
 Pada tahun 1982 ditemukan pulsar dengan periode
yang sangat singkat, sehingga disebut pulsar
milidetik.
 Medan magnet suatu bintang yang
mengalami keruntuhan gravitasi,
dapat terjerat oleh materi dan
termampatkan hingga berlipat ganda
kekuatannya.
 Pulsar memancarkan energi dalam
bentuk pancaran dwikutub magnet &
pancaran partikel relativistik.
Energi yang dE B2 R6 4 2
dipancarkan
= 3
ω sin θ (7.8)
per detik: dt 6c

kehilangan energi
B = medan magnet di kutub magnet
R = radius
ω = kecepatan sudut rotasi
c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa

θ
 Energi yang dipancarkan pulsar berasal dari energi
kinetik rotasinya:

dE dω
= Iω (7.9)
dt dt

 Untuk perhitungan hampiran, dapat diambil sin   1.


Dengan menggabungkan pers. (6.8) dan (6.9)
diperoleh:

3 I c3 dP (7.10)
B2 = P
2π R2 6 dt
Ada sesuatu yang menarik dengan massa
pusat bintang yang mengalami keruntuhan.
Bila massa tersebut sampai dengan 3 M,
ternyata tekanan netron terdegenerasi
masih mampu menahan keruntuhan lebih
lanjut dan membentuk bintang netron yang
mantap.
Dalam paper saya pada tahun
1916, saya memberikan deskripsi
yang berbeda dengan pendahulu
saya, Isaac Newton. Bagi saya,
gravitasi tidak lain adalah keleng-
kungan ruang-waktu di sekitar
benda bermassa.

Albert Einstein
(1879 - 1955)

 “Semakin masif suatu benda, semakin besar pula


kelengkungan ruang-waktu di sekitarnya. Demikian
pula sebaliknya.”
 Karl Schwarzschild adalah orang pertama yang berhasil
memecahkan persamaan Medan Einstein yang
membahas tentang gravitasi tersebut.
 Dari perhitungan teori diperoleh bahwa jika pusat
bintang yang runtuh tersebut massanya lebih dari
Maka kelengkungan ruang waktu
3 M,, tekanan neutron terdegenerasi pun tak
sudah sedemikian besar sehingga
akan mampu menghentikan keruntuhan gravitasi
cahaya pun tak dapat lepas
bintang.
dari pemukaannya. Bintang disebut
Lubang
 Bintang Hitam
semakin (Black medan
mampat, Hole), gravitasi di
sedangkan
permukaannya Rs disebut
semakin kuat.
radius Schwarzschild.
 Kelengkungan ruang-waktu di sekitar bintang
pun semakin besar.

 Menurut Karl Schwarzschild, apabila radius


bintang mencapai:
2GM (7.11)
Rs =
c2
Meski cahaya sekalipun tidak dapat
lolos dari lubang hitam, ada “daerah
aman” yang disebut horison peristiwa
(event horizon). Di luar daerah ini
kita dapat memperoleh informasi
karena foton dapat melepaskan diri
dari medan gravitasi lubang hitam.

 Permukaan bola yang radiusnya sama


dengan radius Schwarzschild disebut
Stephen Hawking horison peristiwa (event horizon). Di
(1942 - …..) pusat lubang hitam terdapat singularitas
(singularity), yaitu daerah ketidak-
berlakuan hukum-hukum fisika yang ada
karena lingkungan yang sangat ekstrem.
Lubang Hitam di galaksi NGC 4261 yang berhasil
diamati teleskop ruang angkasa ini berada di jarak
100 juta tahun cahaya.

Anda mungkin juga menyukai