Anda di halaman 1dari 32

Trauma Listrik (tersambar petir)

Oleh :
dr. Muhamad Robert Erixson

Pendamping :
dr. Agung Mudapati, Sp. A
dr. Adriansyah

Laporan kasus RS. Mitra Husada Pringsewu


Identitas Pasien

• Nama : Tn. D
• Umur : 28 tahun
• Jenis kelamin : Laki - laki
• Status : Petani
• Alamat : Pesawaran
• Suku : Jawa
• Agama : Islam
• Tanggal masuk : 15 Juni 2019
• No RM : 206505
Anamnesa

Keluhan Utama:

Osb post tersambar petir, datang


dengan sesak.

MASUK UGD RS. MITRA 15 Juni 2019, jam 18.10 wib


Riwayat Penyakit Sekarang

Osb datang ke IGD RS. MITRA HUSADA dengan keluhan


sesak. Keluhan mulai dirasakan post tersambar petir 2 jam
smrs. Saat kejadian os sedang memancing dan tersambar petir
dengan 5 orang lainnya. Os sempat mengalami penurunan
kesadaran kurang dari 2 menit setelah kejadian. Selain itu os
mengeluh nyeri disekitar dada, keluar darah dari hidung dan
juga merasa lemas. Mual dan muntah disangkal. Bab dan bak:
dbn.
• Riwayat penyakit dahulu:
Ht ( - ), asam urat ( - ), dm ( - ), asma ( - ), peny. Jantung ( - ), peny.
Ginjal ( - ), riw. Batuk lama ( - ), pen. Berat badan ( - ).

• Riwayat alergi:
Os tidak memiliki alergi, baik obat-obatan, cuaca maupun makanan.

• Riwayat pengobatan:
Sebelumnya os dirawat di puskesmas, mendapatkan terapi:
- Ranitidine 1 amp.
- Asam tranexamat 1 amp.
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : tampak sakit sedang

• Kesadaran : GCS 15 ( E4M6V5 )

• Kesadaran : compos mentis

• Vital sign : tekanan darah : 110/78 mmHg


pernafasan : 28 x/menit
nadi : 118 x/menit
suhu : 36,4⁰C
SpO2: 88 %
..
Status generalisata
Kepala : normochepali, hematome (-)

Mata : conjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-


pupil bulat, 3mm/3mm isokor
refleks cahaya +/+

Hidung : pernafasan cuping hidung (-)


mukosa hiperemis (+)
sekret (+/+, crusta darah)
..
Mulut : sianosis (-)
perdarahan gusi (-)
lidah kotor (-)

Telinga : otorea (-)

Leher : jvp : ↑ jvp (-)


kgb : pembesaran kgb (-)
tiroid : pembesaran tiroid (-)
..
Thorax :
inspeksi : normochest, b/g simetris, Aborecence mark (+)
palpasi : krepitasi (-)
perkusi : sonor kedua lapang paru
auskultasi : vbs ki = ka, ronkhi +/+, wheezing -/-

Jantung :
inspeksi : tidak tampak iktus kordis
palpasi : tidak teraba iktus kordis
perkusi : batas kanan atas : ics ll, parasternal dex
batas kanan bawah : ics IV, parasternal dex
..
batas kiri atas : ics II, parasternal sin
batas kiri bawah : ics IV, midclavicula sin
Auskultasi : bunyi jantung s1, s2 murni, regular
gallop (-), murmur (-)

Abdomen : inspeksi : simetris, datar, benjolan(-),


Aborecence mark (+)
auskultasi : bising usus (+) normal
palpasi : massa (-), hepar dan lien ttb
perkusi : timpani (+)
..
Ekstremitas : look : deformitas (-), sianosis (-), oedem (-)
feel : krepitasi (-), turgor kulit baik
move: crt < 2 detik, nyeri sumbu(-)
Aborecence mark

Terapi/tindakan :
Diagnosis kerja :
- Lapor dr. Gambiro, Sp. B
Obs dyspneu + - Ivfd rl 20 gtt
Trauma petir. - O2 4-6 lpm sungkup/nrm
- Ranitidine 1x1amp
(puskes)
- As. Tranexamat 1x1amp
(puskes)
- Obs KU.
UGD RS. MITRA HUSADA, jam 18.10 wib

Penilaian awal UGD RS.


MITRA HUSADA: Anjuran pemeriksaan :
- Hematologi (Hb,Ht, Leukosit,
Tekanan darah: 110/78 mmHg Tromobit)
Nadi: 118 x/menit -kimia darah (GDS)
-Ro Thorax
Respirasi: 28 x/menit -Ekg
Suhu: 36,4⁰C
SpO2: 88 %

Cek Lab

15 Juni 2019, alih ruang perawatan


Hasil lab

Hb: 17.000
Leu: 24.000
Erit: 5.9
Trom: 315.000
Ht:49%.
Ro Thorax
Ekg
Diagnosis dan terapi UGD

Diagnosis kerja : Terapi/tindakan :


- Lapor dr. Gambiro, Sp. B
Obs dyspneu + - Ivfd rl 20 gtt
Trauma petir. - O2 4-6 lpm sungkup/nrm
- Ranitidine 1x1amp
(puskes)
- As. Tranexamat 1x1amp
(puskes)
- Obs KU.
Tinjauan pustaka

Trauma Listrik
Definisi

Luka listrik
adalah luka yang disebabkan oleh trauma listrik, yang merupakan
jenis trauma yang disebabkan oleh adanya persentuhan dengan
benda yang memiliki arus listrik, sehingga dapat menimbulkan
luka bakar sebagai akibat berubahnya energi listrik menjadi
energi panas.
Etiologi

trauma listrik terjadi saat


seseorang menjadi bagian dari
sebuah perputaran aliran listrik
atau bisa disebabkan pada saat
berada dekat dengan sumber
listrik. Klasifikasi yang paling
sering untuk membagi trauma
karena listrik adalah karena
petir.
Etiologi

Luka listrik
adalah luka yang disebabkan oleh trauma listrik, yang merupakan
jenis trauma yang disebabkan oleh adanya persentuhan dengan
benda yang memiliki arus listrik, sehingga dapat menimbulkan
luka bakar sebagai akibat berubahnya energi listrik menjadi
energi panas.
..

Seseorang yang disambar petir pada tubuhnya terdapat kelainan


yang disebabkan oleh faktor arus listrik, faktor panas dan faktor
pemindahan udara.
1. Efek Listrik
o Ada tanda listrik (electrick mark)
o Aborecence mark : gambaran seperti percabangan pohon oleh
karena vasodilatasi pembuluh darah vena pada kulit akibat
bersentuhan dengan petir, gambaran ini akan menghilang setelah
beberapa jam.
..

2. Efek panas
o Rambut, pakaian,sepatu, bahkan seluruh tubuh akan
terbakar/hangus
o Metalisasi : Logam yang dikenakan korban akan meleleh (
perhiasan, arloji).
..

3. Efef ledakan (pemindahan udara)


o Setelah kilat udara setempat menjadi vacum lalu diisi oleh
udara kembali sehingga timbul suara menggelegar/guntur .
o Akibat pemindahan udara ini, pakaian korban koyak, korban
terlontar sehingga terdapat luka akibat persentuhan dengan benda
tumpul, misalnya abrasi, kontusi, patah tulang tengkorak,
epidural/subdural bleeding.
o Bila tidak meninggal mungkin didapatkan : lumpuh, tuli, buta
yang sifatnya sementara.
Gejala Klinis

Arus listrik paling sering masuk melalui tangan, kemudian kepala


dan paling sering keluar dari kaki. Arus yang melewati kepala
bisa menyebabkan:
a. Kejang.
b. Pendarahan otak.
c. Kelumpuhan pernapasan.
d. Perubahan psikis (misalnya gangguan ingatan jangka pendek,
perubahan kepribadian, mudah tersinggung dan gangguan
tidur)
e. Irama jantung yang tidak beraturan.
f. Kerusakan pada mata bisa menyebabkan katarak.
..
F. Kerusakan pada mata bisa menyebabkan katarak.
G. Luka bakar.
Semakin lama terkena listrik maka semakin banyak jumlah
jaringan yang mengalami kerusakan. Seseorang yang terkena arus
listrik bisa mengalami luka bakar yang berat.
Pemeriksaan penunjang

- Darah lengkap,
- Golongan darah,
- Gula darah, dan
- Elektrolit.
- Pemeriksaan foto toraks dapat dilakukan beberapa kali jika
diperlukan.
Diagnosa

Ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.


1. Untuk memantau denyut jantung korban dilakukan
pemeriksaan EKG (elektrokardiogram). Jika diperkirakan
jantung telah menerima kejutan listrik, pemantauan EKG
dilakukan selama 12-24 jam.
2. Jika korban tidak sadar atau telah mengalami cedera kepala,
dilakukanCT scan untuk memeriksa adanya kerusakan pada
otak.
Tatalaksana

Penatalaksanaannya secara umum sesuai dengan penatalaksanaan


cedera yang diterapkan menurut Advanced Trauma Life Support
(ATLS).

1. Penilaian jalan nafas (Airway)


Penilaian jalan nafas harus diperhatikan sejak awal pasien
diterima dan harus dipastikan bahwa tidak ada hambatan jalan
napas. Manuver chin lift, jaw thrust, pemasangan oropharingeal
tube pada pasien tidak sadar atau pertimbangan pemasangan
endotrakeal tube dapat dilakukan untuk pembebasan jalan napas.
..

2. Penilaian mekanisme bernafas (Breathing)


Ventilasi membutuhkan paru, dinding dada, dan diafragma dalam
keadaan yang fungsional dan harus dievaluasi pada survey
primer.
Melihat dinding dada atau diafragma mengembang
Mendengar dan merasakan suara napas.
Memberikan terapi oksigen high flow 15 L pada setiap pasien
dengan menggunakan masker non-rebreathing.
..
3. Penilaian sirkulasi (Circulation)
Resusitasi cairan merupakan tindakan prioritas ketiga pada
penatalaksanaan ABC pada kasus luka bakar akut (setelah
tatalaksana gangguan jalan nafas dan gangguan mekanisme
bernafas).

4. Simtomatik.

Anda mungkin juga menyukai