Anda di halaman 1dari 40

ONKOLOGI, IMUNOLOGI, NUTRISI,

VAKSIN
Kelompok 1 :
1. Ripan Julhakim
2. Riska Mulyasari
3. Risfa Indayanti
4. Tuti Gantini
5. Sarah Stefani W
6. Yogi Pangestu
7. Yunisa Nurmaulida
8. Yuti Rosyanti
9. Yulia Prita
10. Aditya Martha N
11. Alifianti Raehana
12. Alma Siti H
Onkologi
• Onkologi
Adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari berbagai
aspek pertumbuhan jaringan sel abnormal yang disebut
neoplasma yang dalam bahasa sehari hari disebut tumor
(Tjindarbumi,2009). Onkologi Berasal dari bahasa yunani yaitu
Oncos : Tumor, Massa
Logos : Ilmu

• Tumor
Tumor atau neoplasma dibagi dalam dua golongan yaitu
tumor jinak dan tumor ganas (kanker). Pada stadium awal kadang
kadang sukar membedakan antara antara proses pertumbuhan
tumor yang jinak dan yang ganas.tumor ganas dibedakan dari
tumor jinak antara lain oleh karena kemampuannya mengadakan
penyebaran(metastatis), juga hubungannya dengan jaringan
sekitarnya berbeda dengan tumor jinak
kanker
• Adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan
bersifat ganas (maligne).
• Suatu sekelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan
memperbanyak diri menjadi liar dan mempercepat diri
secara pesat dan terus menerus (proliferasi).
• Suatu penyakit dengan ciri gangguan atau kegagalan
mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi hemeostasis
lainnya pada organisme multiselular lainnya.
Patofisiologi kanker
• Tumor bisa jinak atau ganas.
• Tumor jinak adalah non-kanker yang tumbuh secara
teratur, terlokalisir, dan indolen. Massa ini jarang
bermetastasis, dan sekali diangkat mereka jarang
kambuh.
• Sel-sel tumor ganas secara genetik tidak stabil, dan
hilangnya hasil struktur sel normal dalam sel yang tidak
khas dari jaringan atau sel asalnya. Sel-sel ini kehilangan
kemampuan untuk melakukan fungsi-fungsi mereka yang
biasa.
ETIOLOGI KANKER
(carcinogenesis)
PENGOBATAN KANKER DAN
CHEMOTHERAPY
Empat modalitas utama digunakan dalam pendekatan
pengobatan kanker:
1. operasi,
2. radiasi,
3. Kemoterapi
pengobatan kanker dengan zat atau obat → berkhasiat
membunuh sel kanker.
4. terapi biologis.
Contoh pengobatan kemoterapi

• CHOP = digunakan pada limpoma non


hodgkin
• MACOP-B = untuk limpoma non hodgkin
• FAC = untuk kanker payudra
• FUFA = pada kanker usus
• Clorambucil = pada kronik limpositik leukimia
imunologi
• imunologi: ilmu yang mempelajari proses-proses yang
dipergunakan oleh hospes untuk mempertahankan
kestabilan dalam lingkungan internalnya bila dihadapkan
pada benda asing •
• sistem imun: mekanisme yang dipergunakan tubuh untuk
mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan
terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai
bahan dalam lingkungan hidup
• imunitas: semua mekanisme fisiologis yang membantu
untuk - mengenal benda asing (self/non-self) - menetralkan
dan mengeliminasi benda asing - memetabolisme benda
asing tanpa menimbulkan kerusakan jaringan sendiri
fungsi pertahanan
• pertahanan thd invasi mikroorganisme
• bila hiperaktif : hipersensitif alergi
• bila hipoaktif : defisiensi imun
ALERGI
• Alergi adalah reaksi hipersentivitas yang diperantarai oleh
mekanisme imunologi.
• Pada keadaan normal mekanisme pertahanan tubuh baik
humoral maupun selular tergantung pada aktivasi sel B dan
sel T.
• Aktivasi berlebihan oleh antigen atau gangguan mekanisme
ini akan menimbulkan suatu keadaan imunopatologik yang
disebut reaksi hipersensitivitas .
Tipe hipersensitivas tipe I-IV
Etiologi alergi
 Alergi obat – obatan
 Alergi makanan
 Alergi udara
 Dermatis kontak
 Alergi serbuk bunga
 Alergi hewan
Tanda dan gejala alergi
• Bersin-bersin.
• Batuk-batuk
• Sesak napas.
• Ruam pada kulit
• Hidung beringus.
• Terjadi pembengkakan di bagian tubuh yang
berpapasan dengan alergen, misalnya wajah,
mulut dan lidah.
• Gatal dan merah pada mata.
• Mata merah, berair.
• Sakit perut, muntah-muntah, atau diare
Mekanisme terjadinya alergi
Tatalaksana
PENGERTIAN VAKSIN
Vaksin
 Imunisasi adalah proses memperkenalkan suatu antigen ke dalam
tubuh untuk mendorong perlindungan terhadap agen infeksi tanpa
menyebabkan penyakit.
 Vaksin berasal dari kata vacca (sapi). Ditemukan oleh Edward
Jenner pada tahun 1976.
 Vaksin menginduksi imunitas aktif  kekebalan yang dihasilkan
oleh respons imunologi alami terhadap antigen.
 Vaksin dapat berupa vaksin hidup yang dilemahkan (live
attenuated) atau tidak aktif (inactivated)
Vaksin hidup-dilemahkan menginduksi respons imunologis yang lebih
konsisten, terjadi dengan infeksi alami.
Vaksin inaktif dapat terdiri dari keseluruhan atau partikel yang patogen
yang menginduksi respon imun protektif. Vaksin bakteri umumnya
adalah antigen bakteri atau konjugat yang tidak aktif.

DiPiro edisi. 10, 2017. Hal. 5482


PEMBERIAN VAKSIN
Suntikan subkutan ke paha pada bayi dan di daerah lengan
atas pada anak-anak / orang dewasa. Injeksi intramuskular (IM)
Bokong tidak boleh digunakan karena potensi respon imunologi
yang tidak adekuat dan potensi risiko cedera saraf sciatik.
Suntikan intradermal harus diberikan pada permukaan volar
lengan bawah, kecuali untuk vaksin sel diploid manusia (rabies)
(HDCV), yang seharusnya diberikan ke daerah deltoid untuk
mengurangi reaksi.
Vaksin rotavirus diberikan secara oral. Tabung vaksin harus
diremas di dalam mulut bayi ke arah pipi bagian dalam sampai
tabung dosis kosong. Jika bayi memuntahkan atau
mengeluarkan vaksin, pemberian ulang tidak dianjurkan
Jenis Vaksin
1. Vaksin Hairmophillus Influenza tipe B (HIB)
Hib konjugasi vaksin diindikasikan untuk penggunaan rutin
pada semua bayi dan anak-anak > 5 tahun.
2. Vaksin Hepatitis
Vaksin ini digunakan sebagai tindakan preventif hepatitis.
Terdapat berbagaI jenis vaksin hepatitis, yaitu Hepatitis A, Hepatitis B,
Hepatitis C.
– HAV (Hepatitis A Virus) 
– HBV (Hepatitis B Virus) Vaksi Usia Dosis Volume Jumlah Jadwal
Terdapat dua produk yang dapat digunakan n vaksin (ml) dosis pemberia
untuk mencegah infeksi hepatitis b, yaitu Vaksin (tahun) n vaksin
Hepatitis B dan ImunoGlobulin Hepatitis B (HBGI). havrix 2-18 720 unit 0,5 2 0,6-12
ELISA
>19 1440 unit 1 2 0,6-12
ELISA
Vaqta 1-18 25 unit 0,5 2 0,6-18
>19 50 unit 1 2 0,6-18
Jenis Vaksin
3. Vaksin Campak
Vaksin campak adalah vaksin yang dilemahkan yang menghasilkan
infeksi subklinis. Vaksin diberikan pada anak berumur 12-15 bulan atau lebih.
Biasanya berupa kombinasi dari campak , gondok dan runbella (measles,
mumps, rubella /MMR). Dosis kedua direkomendasikan pada tahun ke empat
hingga tahun ke enam.
4. Vaksin Rubella
Rubella (campak Jerman) ditandai dengan ruam eritematosa,
limfadenopati, artralgia, dan demam ringan. Vaksin rubella mengandung virus
rubela hidup-dilemahkan yang tumbuh dalam kultur sel diploid manusia. Vaksin
ini tersedia dalam kombinasi dengan vaksin campak dan mumps (seperti
MMR), atau varicella (MMRV).
5. Vaksin Mumps (Gondok)
Vaksin biasanya diberikan dalam kombinasi dengan vaksin campak
dan rubella (sebagai MMR) dan diberikan sebagai injeksi subkutan 0,5 mL di
lengan atas. Vaksin gondok sebaiknya tidak diberikan pada wanita hami atau
pasien yang tertekan sistem imunnya.
Jenis Vaksin

6. Vaksin Pneumococcal
Disebabkan S. pneumoniae, Dua persiapan vaksin
pneumokokus, 23-valent pneumococcal polysaccharide vaksin
(PPV23) dan vaksin konjugat pneumokokus heptavalen (PCV7).
7. Vaksin Pertussis
Pertussis infeksi bakteri dengan. Bordetella pertussis. Penyakit
ini ditandai dengan batuk untuk mengusir mucus tebal. Vaksin
pertussis acellular direkomendasikan untuk semua dosis jadwal
pertusis di
2, 4, 6, dan 15 hingga 18 bulan.
Jenis Vaksin
8. Vaksin Rabies

Rabies adalah infeksi yang secara universal hampir fatal pada


manusia. Human Diploid Cell Vaccine dan Purified Chick Embryo Cell
Rabies Vaccine adalah vaksin mati yang digunakan untuk pra paparan
dan profilaksis virus rabies pasca paparan.
9. Vaksin BCG
– Indikasi : imunisasi aktif terhadap tuberkulosis
– Kontraindikasi : penyakit kulit berat atau menahun seperti eksim,
furunkulosis dan penderita TBC.
– Sediaan : vaksin BCG kering bio farma, vaksin bacilluc calmette-
Guerin
Jenis Vaksin
10. Vaksin Poliovirus
Poliomielitis adalah infeksi virus menular yang biasanya
menyebabkan infeksi tanpa gejala tetapi dalam bentuk yang serius
menyebabkan paralisis flaksid akut. Seri IPV diberikan secara rutin
untuk anak-anak pada usia 2, 4, dan 6 hingga 18 bulan, dan 4 hingga
6 tahun.
11. Vaksin Verisella
Varicella adalah penyakit yang sangat menular yang
disebabkan oleh virus varicella-zoster. Vaksin vecella hidup-
dilemahkan mengandung strain Oka / Merck dari virus varicella, yang
dilemahkan oleh propagasi melalui beberapa jalur kultur sel yang
berbeda
Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia
menggunakan makanan untuk membentuk
energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi
normal setiap organ baik antara asupan nutrisi
dengan kebutuhan nutrisi.
Malnutrisi kep (Gizi Buruk)
Merupakan konsekuensi dari ketidakseimbangan nutrisi
berkaitan dengan intake, absorpsi, dan pemakaian

Klasifikasi Malnutrisi KEP

Marasmic –
Marasmus Kwashiorkor
Kwashiorkor
Marasmus merupakan bentuk malnutrisi
protein kalori, terutama akibat kekurangan
kalori berat dan kronis, paling sering terjadi DEFINISI
selama tahun pertama kehidupan, disertai
retardasi pertumbuhan serta atrofi lemak
subkutan dan otot.

• Pemasukan kalori yang tidak cukup


• Kelainan metabolik ETIOLOGI
• Malformasi kongenital

1. Anak tampak sangat kurus, tinggal


tulang terbungkus kulit
2. Wajah seperti orang tua
3. Perut cekung TANDA & GEJALA
4. Tekanan darah, detak jantung dan
pernafasan berkurang
Kwashiorkor merupakan bentuk malnutrisi
protein-energi yang disebabkan defisiesi
protein yang berat, asupan kalori biasanya DEFINISI
juga mengalami defisiensi.

• Inadekuatnya intake protein yang


ETIOLOGI
berlangsung kronis

1. Edema
2. Wajah membulat dan sembab;
3. Rambut tipis, kemerahan seperti warna
Pitting Edema
rambut jagung, mudah dicabut tanpa
rasa sakit, rontok
4. Pembesaran hatii TANDA & GEJALA
5. Otot mengecil (hipotrofi)
6. Kelainan kulit berupa bercak merah
muda yang meluas
Marasmic – Kwashiorkor merupakan suatu
keadaan defisiensi kalori dan protein,
disertai penyusutan jaringan yang hebat, DEFINISI
hilangnya lemak subkutan, dan biasanya
dehidrasi.

• Malnutrisi primer (intake protein-energi


ETIOLOGI
tidak adekuat)
• Malnutrisi sekunder (peningkatan
kehilangan protein maupun energi dari
tubuh)

Campuran dari beberapa gejala klinis


kwashiorkor dan marasmus dengan TANDA & GEJALA
disertai edema yang tidak mencolok.
1. Stabilisasi
• Asupan nutrisi cukup
• Pencegahan

2. Transisi
• Atasi gangguan keseimbangan
elektrolit,infeksi
• Perbaiki kekurangan zat gizi

3. Rehabilitasi
• Perbaiki kekurangan zat gizi (sudah
termasuk besi)

4. Tindak lanjut
• Nutrisi untuk tumbuh kembang

Diagnosis :
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
Klasifikasi Etiologi Gambaran Klinis Tatalaksana
1. Anak tampak sangat kurus,
• Pemasukan kalori tinggal tulang terbungkus kulit
yang tidak cukup 2. Wajah seperti orang tua 1. Stabilisasi
Marasmus • Kelainan metabolik 3. Perut cekung • Asupan nutrisi cukup
• Malformasi 4. Tekanan darah, detak jantung • Pencegahan
kongenital dan pernafasan berkurang
2. Transisi
• Atasi gangguan
1. Edema keseimbangan
2. Wajah membulat dan sembab; elektrolit,infeksi
3. Rambut tipis, kemerahan seperti • Perbaiki kekurangan zat
warna rambut jagung, mudah gizi
• Inadekuatnya intake dicabut tanpa rasa sakit, rontok
Kwashiorkor protein yang 4. Pembesaran hatii 3. Rehabilitasi
berlangsung kronis 5. Otot mengecil (hipotrofi) • Perbaiki kekurangan zat
6. Kelainan kulit berupa bercak gizi (sudah termasuk
merah muda yang meluas besi)

4. Tindak lanjut
• Nutrisi untuk tumbuh
kembang
• Malnutrisi primer
(intake protein-energi
tidak adekuat) Diagnosis :
Campuran dari beberapa gejala klinis
Marasmus- • Malnutrisi sekunder 1. Anamnesis
kwashiorkor dan marasmus dengan 2. Pemeriksaan fisik
Kwashiorkor (peningkatan
disertai edema yang tidak mencolok. 3. Pemeriksaan
kehilangan protein
maupun energi dari penunjang
tubuh)
• Merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh
menggunakan berbagai cara untuk menemukan suatu populasi
atau individu yang memiliki risiko satus gizi kurang maupun gizi
lebih.

• Penilaian status gizi terdiri dari dua jenis :


a. Penilaian Langsung
b. Penilaian Tidak Langsung
 Antropometri
Penilaian status gizi yang berhubungan dengan ukuran tubuh yang
disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi seseorang.

 Klinis
Dapat dilihat pada jaringan epitel yang terdapat di mata, kulit,
rambut, mukosa mulut, dan organ yang dekat dengan permukaan tubuh
(kelenjar tiroid)

 Biokimia
Disebut juga cara laboratorium, terutama Hb, albumin, serum
ferritin

 Biofisik
Melihat kemampuan fungsi jaringan dan perubahan struktur
jaringan yang dapat digunakan dalam keadaan tertentu
• Survei konsumsi makanan
Melihat jumlah dan jenis makanan yang diknsumsi

• Statistik Vital
Data-data mengenai statistik kesehatan yang
berhubungan dengan gizi

• Faktor ekologi
Faktor bologis, faktor fisik, dan lingkungan budaya
Anemia adalah sekelompok penyakit yang
ditandai dengan penurunan hemoglobin
atau volume sel darah merah, yang
mengakibatkan berkurangnya kapasitas
pembawa oksigen dari darah.

Berdasarkan kegagalan produksi sel darah


merah:
A. Gangguan sel induk hematopoesis
 Anemia Aplastik
B. Gangguan sintesis DNA
 Anemia Megaloblastik
C. Gangguan sintesis Hemoglobin (Hb)
 Anemia Defisiensi Besi, Thalasemia
• Penyebab  gangguan eritropoesis absorbsi dari
usus kurang  eritrosit dan Hb menurun  anemia
defisiensi besi

• Penyebab  jumlah sel eritropoitin (sel induk) di


sumsum tulang menurun  gangguan sel induk di
sumsum tulang  produksi eritrosit menurun 
pansitopenia  anemia aplastik

• Penyebab  sintesis DNA terganggu  gangguan


maturasi inti eritrosit  megaloblas (eritroblas yang
besar)  eritrosit immamatur & hipofungsi  anemia
megaloblastik
PENGOBATAN
GEJALA
Suplemen zat besi dapat digunakan untuk
Kelelahan, pusing, sesak nafas,
kekurangan zat besi
sakit dada. Gejala neurologis
seperti mati rasa Suplemen vitamin B dapat digunakan
untuk kadar vitamin rendah
TANDA
Transfusi darah digunakan untuk
Penampilan pucat, penurunan kehilangan darah
ketajaman mental.
Obat untuk mendorong pembentukan
darah dapat digunakan jika produksi darah
tubuh berkurang.
Daftar Pustaka

Barnes Lewis, Curran John. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1


Edisi 15. Jakarta: EGC; Halaman 179 – 232.
DiPiro, J.T., et al. 2005. Pharmacotherapy Handbook. Sixth
edition. USA: The Mc. Graw Hill Education.
DiPiro, Joseph T., et al. 2017. Pharmacotheraphy: A
Pathophysiologic Approach Tenth Edition. USA: The
Mc. Graw Hill Education.
Ganiswarna, S. G., Setiabudy, R., Suyatna, F. D., Ascobat, P.,
Nafrialdi, Ganiswarna, V. H. S., dkk., 2007, Farmakologi
dan Terapi Edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai