Anda di halaman 1dari 31

- PATIENT SAFETY -

[[]]] Pembimbing : Erfin Firmawati, S.Kep.,Ns.,MNS [[[]]


KELOMPOK
2 Sriyati Tina Muzaenah Wa Ode Vita S
(20171050014) (20171050015) (20171050016)
5 6 7

Ahmad Muzaki Muhammad Azis Nurul Ahdiah Slamet Purnomo


(20171050003) (20171050010) (20171050012) (20171050013)
1 2 3 4
KONSEP
TEORI
DEFINISI
Patient safety adalah prinsip dasar dari perawatan kesehatan (WHO)
PATIENT
SAFETY
Keselamatan pasien adalah ada tidak adanya kesalahan atau
bebas dari cidera karena kecelakaan (Sunaryo, 2009)
Terciptanya budaya keselamatan pasien Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit
di rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat

1 2

Tujuan
Keselamatan
Pasien

3 4
Kemenkes RI Terlaksananya program–program
Menurunnya kejadian tidak (2011) pencegahan sehingga tidak terjadi
diharapkan (KTD) di rumah sakit pengulangan kejadian tidak
diharapkan (KTD)
7
STANDAR
KESELAMATAN Keselamatan Penggunaan
PASIEN metode peningkatan kinerja
untuk melakukan evaluasi dan Mendidik staf
Kemenkes RI (2011)
Mendidik pasien program peningkatan tentang keselamatan
& keluarga keselamatan pasien pasien

1 2 3 4 5 6 7

Hak Keselamatan Peran kepemimpinan Komunikasi


Pasien pasien dalam dalam meningkatkan merupakan kunci
kesinambungan keselamatan pasien bagi staf untuk
pelayanan mencapai
keselamatan pasien
6 SASARAN
KESELAMATAN
PASIEN
Di Adopsi dari : International Patient Safety Goals (IPSG)

Pengurangan Risiko Infeksi terkait


Pengurangan Risiko Pasien Jatuh 6 5 Pelayanan Kesehatan

Kepastian Tepat-lokasi, Tepat- Peningkatan Kewaspadaan


prosedur, & Tepat-pasien Operasi 4 3 Terhadap High Alert Drug

Peningkatan Komunikasi yang Efektif 2 1 Ketepatan Identifikasi Pasien


5 MACAM KEJADIAN
KESELAMATAN
PASIEN
Kemenkes RI (2011)

Kejadian Potensial Cedera (KPC)


7 LANGKAH MENUJU
KESELAMATAN
PASIEN RUMAH SAKIT
Kemenkes RI (2011)

Memimpin & Mengembangkan


Belajar & Berbagi
Pengalaman Tentang
Mendukung Staf Sistem Pelaporan Keselamatan Pasien

1 2 3 4 5 6 7

Membangun Kesadaran Mengintegrasikan Melibatkan & Mencegah Cedera


Akan Nilai Keselamatan Aktivitas Berkomunikasi Melalui Implementasi
Pasien Pengelolaan Risiko Dengan Pasien Sistem Keselamatan
Pasien
HASIL OBSERVASI &
WAWANCARA FIELD TRIP
KEGIATAN
Hari, Tanggal : Rabu, 28 Maret 2018
FIELD
TRIP
Tempat : RS PKU Muhammadiyah Gamping

Kegiatan : Observasi dan Wawancara Patient Safety


1. IDENTIFIKASI
PASIEN
Melakukan identifikasi pasien diminta menyebutkan 2 dari 3
1. IDENTIFIKASI identitas pasien kemudian dicocokan dengan data lain yang
sesuai dengan momen saat melakukan tindakan

Identifikasi visual 2 dari 3 identitas pasien pada gelang pasien.


Identitas pada gelang meliputi (No. Register, Nama, Tanggal
Lahir, Alamat)
PASIEN

Tanda identifikasi lain pada gelang


• Gelang/Kliper warna kuning, untuk pasien resiko tinggi jatuh
• Gelang/Kliper warna merah, untuk pasien alergi
• Gelang/Kliper warna ungu, untuk pasien DnR
2. KOMUNIKASI
EFEKTIF
Komunikasi antara tenaga medis dilakukan dengan lisan secara
langsung dan lisan secara tidak langsung (telepon).
2. KOMUNIKASI

Komunikasi lisan secara langsung biasanya jarang digunakan di


RS PKU Muhammdiyah Gamping, untuk komunikasi langsung
biasanya ditulis langsung oleh yang bersangkutan pada catatan
perkembangan pasien, tidak dilakukan secara lisan
EFEKTIF

Komunikasi lisan secara tidak langsung melalui telepon


menggunakan standar TULBAKON (Tulis-Baca-Konfirmasi)

Sebelum ada perintah secara lisan, pemberian informasi


menggunakan prinsip komunikasi SBAR (Situation, Background,
Assessment, Recommendation).
3. HIGH ALERT
MEDICATION
Obat-obatan High Alert meliputi:
• Obat yang mempunyai efek resiko tinggi jika terjadi kesalahan sedikit
• Obat yang mempunyai resiko terjadinya kesalahan NORUM (nama obat
dan rupa obat mirip) atau LASA (look alike, Sound alike)
3. HIGH ALERT
MEDICATION • Obat-obatan yang mempunyai konsentrat tinggi

Dalam pemberian obat-obat High Alert harus dilakukan dengan


double check (minimal pengecekan 5 benar obat dari 6 benar
prinsip pemberian obat)

Penyimpanan obat high alert dilakukan dengan pemberian


label pada obat tersebut dengan tulisan “HIGH ALERT”. Jika
obat mempunyai nama dan rupa yang mirip obat lain maka
ditambah label NORUM atau LASA

Obat yang memiliki konsentrat tinggi disimpan di dalam troli


emergency yang tersegel dan diberi nomer pada tiap segel,
sehingga obat yang diakses atau orang yang mengambil obat
tersebut bias ditelusuri. Segel pada troli emergency prinsipnya
harus mudah dibuka.
4. SAFETY SURGERY
SAFE LIFES
4. SAFETY SURGERY Tepat pasien, tepat lokasi dan tepat prosedur operasi

Rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping menggunakan


surgical check list yang dikeluarkanoleh WHO (Sign in, Time
Out, Sign Out).

Selain surgical check list, rumah sakit melakukan penandaan


lokasi operasi yang mempunyai dua sisi (kanan/kiri) atau level-
SAFE LIFES

level seperti pada lumbal

Penandaan lokasi operasi dilakukan oleh dokter operator yang


akan melakukan operasi dan juga melibatkan pasien dengan
cara penandatanganan form penandaan operasi.

Penandaan lokasi operasi menggunakan tanda lingkaran pada


bagian yang akan dioperasi. Tanda silang justru menandakan
tidak boleh atau terdapat kontraindikasi.
5. PENCEGAHAN
PENYAKIT INFEKSI
Di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping, PPI lebih cenderung menggalakkan
cuci tangan karena sebagian infeksi yang terjadi pada pelayanan kesehatan terjadi
5. PENCEGAHAN karena kontak dan yang paling sering kontak tangan.

PENYAKIT INFEKSI
Kegiatan cuci tangan harus tepat langkahnya (6 langkah) dan
tepat momentnya (5 moment).

Selain mencuci tangan penggunaan APD yang rasional sebagai upaya


pencegahan infeksi.

Pengelolaan pembuangan limbah di rumah sakit dibagi menjadi 3 golongan


limbah. Pertama pembuangan limbah warna hitam untuk limbah/sampah
domestik (sampah plastik, bekas makanan, dll). Kedua pembuangan limbah warna
kuning untuk limbah-limbah medis (handscoon, kassa, dll) untuk limbah medis
benda tajam seperti jarum suntik, ampul bekas obat di buang pada tempat
khusus. Ketiga pembuangan limbah berwarna ungu untuk limbah toksik, biasanya
ditempatkan di ruang-ruang radioterapi.
5. PENURUNAN
RESIKO JATUH
Melakukan pendekatan terhadap resiko jatuh. Assessment resiko jatuh dibagi
menjadi 2, yaitu assessment resiko jatuh awal dan ulang.

PENYAKIT INFEKSI
5. PENCEGAHAN

Melakukan tindakan pencegahan umum & khusus

Assessment/pengkajian resiko jatuh di RS PKU Muhammadiyah Gamping


menggunakan:
• Anak-anak : Humpty Dumpty Fall Scale
• Dewasa : Morse Fall Scale
• Usia>60 tahun : Sydni Scale
PEMBAHASAN
Proses pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat
berpotensi untuk terjadinya kesalahan yang merugikan maka
perlu menerapkan budaya keselamatan pasien

Dalam proses menjalankan program keselamatan pasien akan ada


kendala & hambatan-hambatan.

Cahyono (2012) Hambatan :


• Ketakutan terhadap hukuman
• Persepsi perawat terhadap Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
• Pelaporan KTD
• Hubungan antara petugas kesehatan
• Situasi mendesak dan pribadi dari masing-masing petugas
kesehatan yang ada

Lestari et al (2013) Penyebab hambatan & kendala :


• Program keselamatan pasien belum menjadi agenda prioritas
• Tidak adanya tenaga penggerak
• Masih adanya resistensi yang kuat dari sejumlah elemen rumah sakit
• Kurangnya pemahaman implementasi dari program keselamatan kerja.
Wawancara Manajer Bidang Pelayanan Keperawatan RS PKU Muhammadiyah
Gamping :
• “Sebagian besar perawat mengetahui 6 Sasaran Keselamatan Pasien
namun perawat cenderung kurang menyadari pentingnya implementasi
dari program keselamatan kerja ini.”
• “Masih ada insiden KTD yang terjadi di bangsal”

Budaya keselamatan pasien merupakan kesadaran konstan dan potensi aktif


oleh sebuah organisasi dalam mengenali sesuatu yang tampak tidak beres.
Staf dan organisasi yang mampu mengakui kesalahan, belajar dari kesalahan,
dan masa mengambil tindakan untuk mengadakan perbaikan dikatakan sudah
melakukan budaya keselamatan (NHS, 2013).
Beberapa langkah yang dapat dilakukan
untuk menuju keselamatan pasien:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
3. Bangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tetang keselamatan pasien
4. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko
5. Kembangkan sistem pelaporan: pastikan staf agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian/insiden, serta rumah sakit
6. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien: kembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien.
7. Dorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana
dan mengapa
8. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien: Gunakan
informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan perubahan
sistem
‫ب ْال ُم ْح ِس ِني‬ َ ‫َّللا َو ََل ت ُ ْلقُوا ِبأ َ ْي ِدي ُك ْم ِإلَى الت ه ْهلُ َك ِة ۛ َوأ َ ْح ِسنُوا ۛ ِإ هن ه‬
ُّ ‫َّللا يُ ِح‬ َ ‫َوأ َ ْن ِفقُوا ِفي‬
ِ ‫س ِبي ِل ه‬

“Dan belanjakanlah harta bendamu di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu

sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah, menyukai orang-
orang yang berbuat baik.” (Al Baqarah : 195)

“Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh ''Sikap berhati-hati itu dari Allah dan sikap
pula membahayakan orang lain” (HR. Ibnu Majah). tergesa-gesa itu dari syaitan'' (HR. Baihaqi
dari Anas Bin Malik ra)

“Barang siapa yang membahayakan orang lain maka ''Sikap pelan-pelan dan hati-hati dalam
Allah akan membahayakan dirinya, dan barang siapa segala urusan adalah suatu kebaikan,
yang memberatkan orang lain maka Allah akan kecuali dalam beramal untuk akhirat''
memberatkannya.” ( HR. Imam Abu Dawud ) (HR. Abu Dawud).
PATIENT Pelaporan adanya kejadian terkait patien safety dilakukan
melalui elektronik aplikasi untuk melaporkan insiden.
SAFETY
PKU-GAMPING Sosialisasi patient safety dilakukan pada perawat ketika orientasi untuk perawat baru
dan pada mahasiswa sebelum melakukan praktik lapangan di RS.

RS PKU Muhammadiyah Gamping berdasarkan SK Direktur Nomor:


1024/SK.3.2/XII/2015 telah mempunyai Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
Al-Qur’an dan Al-Hadist
Cahyono. (2012). Membangun budaya keselamatan pasien dalam praktik kedokteran. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius
Depkes RI. (2008). Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP). (Edisi2). Jakarta. Bhakti
Husada
DAFTAR
Depkes RI. 2011. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI
PUSTAKA KARS. 2012. Instrumen Akreditasi Rumah Sakit standar Akreditasi versi 2012. Jakarta.
Kemenkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.
KEPMENKES RI. 2011. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. KKP-RS: Jakarta.
Komite Keselamatan Pasien RS (KKPRS). 2010. Laporan Insiden Keselamatan Pasien Kuartal 2.
Sunaryo. 2009. Keselamatan Pasien dan risiko klinis. Diponegoro Universty Press. Semarang.
World Health Organization. 2007. Patient Identification. Patient Safety Solutions; 1 (2).
World Health Organization. 2009.Human Factors in Patient Safety Review of Topics and Tools
World Health Organization. 2013. WorldAlliance for Patient Safety
TERIMAKASIH BANYAK
THANK YOU VERY MUCH | MATUR SUWUN

Anda mungkin juga menyukai