Anda di halaman 1dari 15

Sejarah penemuan virus diawali pada tahun 1876

ketika Adolf Edward Meyer (Gambar di bawah),


seorang guru besar pada sekolah tinggi pertanian dan
balai percobaan pertanian Wegeningen, Belanda,
mengamati adanya penyakit pada daun tanaman
tembakau yang sangat menular. Penyakit tanaman itu
ia beri nama penyakit mosaik. la kemudian meneliti
dan menyimpulkan bahwa penyakit itu tidak
disebabkan oleh mikroorganisme ataupun
kekurangan unsur hara. la menduga bahwa penyakit
itu ditularkan oleh “zat semacam enzim yang larut”.
 Pada tahun 1892, seorang ahli botani Rusia bernama Dmitri
Ivanovski (Gambar di bawah) meneliti penyakit mosaik
pada tanaman tembakau (suatu penyakit yang
menyebabkan daun tembakau berkerut dan berbintik-
bintik). Caranya, ia membuat filtrat daun tembakau yang
terkena penyakit tersebut. Ternyata, filtrat tersebut dapat
menyebabkan penyakit yang sama pada tanaman lain yang
sehat. Ketika perlakuan tersebut diulang, hasilnya tetap
sama.
 Dmitri IvanovskiPengamatan dengan menggunakan
mikroskop berdaya perbesaran kuat terhadap filtrat
tersebut, tidak memperlihatkan adanya benda atau
mikroorganisme apa pun. Ivanovski menyimpulkan bahwa
yang ditemukannya itu adalah suatu patogen baru yang
diberi nama “filterable virus” atau virus yang dapat melewati
saringan. Pada permulaan abad ke-19, kata “virus” berarti
setiap zat beracun (Latin: virus = racun), termasuk bisa ular.
Dia juga membuktikan bahwa patogen tersebut dapat
melewati saringan bakteri Chamberland yang terbuat dari
porselin.
 Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)


 2. Virus berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 mµ -
300mµ (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya diperlukan mikroskop
elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.

 3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)
 4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi.
Ada yang berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk
seperti kecebong dengan "kepala" oval dan "ekor" silindris.

 5. Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut
ekor.
 6. virus memiliki lapisan protein yang disebut kapsid

 7. Virus hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada
bakteri, hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.
 8. Virus tidak dapat membelah diri.
 9. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.
 BAKTERIOFAGE (VIRUS PEMAKAN BAKTERI)
 Salah satu contoh virus yang terkenal adalah bakteriofage.
Bakteriofage memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
Kepala : kepala mengandung asam nukleat berupa DNA.
Bagian luar kepala diselubungi oleh kapsid berbentuk
polihedral.
 Ekor : ekor virus berperan sebagai alat penancap ke tubuh
organisme yang diserangnya. Ekor ini terdiri atas tabung
yang bersumbat yang dilengkapi dengan benang atau
serabut.
 Kaki serabut (serabut ekor) : merupakan perpanjangan ekor
yang berfungsi untuk menancapkan diri ke bagian tubuh
bakteri.

 Perkembangbiakan virus sering disebut
dengan replikasi/sintesa protein virus, dimana
protein adalah materi genetik dasar yang
menunjukkan kehidupan. Faga adalah jenis
virus yang paling dipahami dibandingkan
jenis-jenis virus lainnya, walaupun beberapa
faga ini memiliki struktur yang kompleks.
Penelitian pada faga ini menghasilkan
penemuan bahwa beberapa virus DNA untai
ganda dapat bereproduksi dengan
menggunakan dua mekanisme alternatif, yaitu
siklus litik dan siklus lisogenik.
 Peranan Menguntungkan
 1. Pembuatan Antitoksin
 Antitoksin dapat dibuat dengan menggabungkan DNA virus dan gen yang
mempunyai sifat menguntungkan sehingga jika virus menginfeksi bakteri,
di dalam sel bakteri tersebut terkandung gen yang menguntungkan. Gen
manusia adalah gen yang menguntungkan yang dapat mengendalikan
produksi antitoksin. Jika oleh DNA virus, DNA manusia disambungkan
dengan DNA bakteri, sel bakteri tersebut akan mengandung gen manusia
penghasil antitoksin
 2. Melemahkan Bakteri
 Virus yang menyerang bakteri patogen merupakan virus yang
menguntungkan. Jika DNA virus lisogenik menginfeksi DNA bakteri
patogen, bakteri tersebut menjadi melemah atau tidak berbahaya.
 3. Memproduksi Vaksin
 Vaksin digunakan manusia untuk memperoleh kekebalan tubuh/antibodi.
Vaksin ini sebenarnya merupakan bibit penyakit yang telah dilemahkan
dan apabila menyerang manusia tidak akan berbahaya lagi.
 Contoh Vaksin : vaksin cacar, vaksin polio, campak, sebagai Vektor dalam
Teknik Rekayasa Genetika
 a. Penyakit pada Manusia
 1) AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom)
 AIDS adalah penyakit yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh. Penyakit ini
disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiensy Virus). Penyakit itu dapat
ditularkan melalui kontak biasa seperti melauli luka-luka di kulit, selaput lendir,
hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, dari ibu
yang menderita penyakit AIDS kepada anak yang sedang dikandungnya. Hingga kini
belum ada vaksin untuk mencegah penyakit AIDS
 2) Hepatitis (Pembengkakan Hati)
 Disebabkan oleh virus hepatitis. Ada tiga tipe hepatitis, yaitu hepatitits A, hepatitis B,
dan hepatitis C. Gejala-gejalanya: demam, mual, muntah-muntah, perubahan warna
kulit dan selaput lendir berwarna kuning.
 Hepatitis A cenderung menimbulkan hepatitis akut, hepatitis B cenderung
menimbulkan kronis, hepatitis C cenderung beresiko menderita kanker hati.
Penularannya melalui minuman yang terkontaminasi virus, jarum suntik yang tidak
steril, dan transfusi darah.
 3) DB (Demam Berdarah)
 Disebabkan oleh virus dengue. Virus ini dapat menyebabkan menurunnya kadar
trombosit dan menyebabkan pecahnya kapiler darah sehingga gejala-gejala yang
tampak adalah adanya bercak-bercak merah pada kulit, demam panas tinggi, sakit
kepala, mimisan lebih parah lagi pendarahan pada organ-organ tubuh dan dapat
menyebabkan kematian. Vektor penyebab penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti.
DLLL.
 Vaksin (dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar sapi yang ketika diberikan
kepada manusia, akan menimbulkan pengaruh kekebalan terhadap cacar),
adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif
terhadap suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus, sehingga
dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau
"liar".
 Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan, sehingga
tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau
hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus). Vaksin akan
mempersiapkan sistem imunmanusia atau hewan untuk bertahan terhadap
serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga
bisa membantu sistem imun untuk melawan sel-sel (kanker).
 Edward Jenner menyadari bahwa mereka yang telah terinfeksi oleh cacar sapi
(cowpox) sebelumnya, maka tidak akan terkena smallpox (Variola vera). Pada
tahun 1796, Edward Jenner menggunakan sapi yang diinfeksi dengan cacar
sapi (variolae vaccinae) untuk membuat vaksin yang melindungi masyarakat
dari smallpox.[1] Ia menginokulasi seorang anak dengan cowpox dan
kemudian menginfeksinya dengan smallpox. Anak tersebut tetap sehat, karena
telah terkena cowpox sebelumnya. Inokulasi cowpox menyebabkan yang sakit
lebih sedikit daripada inokulasi smallpox.
 Sekarang ini telah terdapat berbagai macam vaksin untuk bermacam-macam
penyakit, walaupun demikian vaksin belum ada untuk beberapa penyakit
penting, seperti vaksin untuk malaria, HIV.[1] atau demam berdarah.

Seorang anak yang terinfeksi oleh smallpox
(Variola vera) di Bangladesh, 1973.
 Klasifikasi dan rujukan luar
 Zoar y a bobii
 Ahyan b r I
 Andi irma
 Ona meri tidak aktif
 Albertinatidak aktif
 Parolian s

Anda mungkin juga menyukai