Anda di halaman 1dari 88

Pendahuluan

• Mengurangi kematian akibat TB 90% dan menurunkan insidens TB 80%


pada tahun 2030
• Pencegahan dan pengendalian infeksi TB
• Mencegah komunitas dari penularan kuman TB
• Mencegah health care-associated infection (HAIs)
• Implementasi biosafety laboratorium
• Mengurangi resistensi antimikroba

Implementasi PPI TB RS 1
Latar Belakang
Tuberkulosis
• Penyakit menular langsung
• Disebabkan oleh kuman tuberkulosis (TB)  Mycobacterium
Tuberculosis.
• Sebagian besar kuman BTA menyerang paru, dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya.
• Pasien TB paru menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
droplet (percikan dahak).
• Sumber penularan adalah pasien TB paru terkonfirmasi
bakteriologis
• Pencegahan utama dengan menemukan pasien TB secara
dini serta mengobati sampai tuntas
Tertular kuman M.Tb  imunitas tubuh rendah  sakit TB

Implementasi PPI TB RS 3
Lingkungan kerja dengan risiko penularan kuman M.Tb

Implementasi PPI TB RS 4
Penularan kuman M.Tb

Implementasi PPI TB RS 5
Rekomendasi PPI TB WHO 2019

• Pengendalian administratif
• Pengendalian lingkungan
• Perlindungan respirasi

Implementasi PPI TB RS 7
Pengendalian Administratif

Rekomendasi 1
• Pemilahan (triage) orang dengan gejala dan tanda TB
atau pasien TB direkomendasikan untuk mengurangi
transmisi atau penularan M.Tb ke petugas kesehatan
(termasuk petugas kesehatan komunitas), pengunjung
RS atau orang lain dalam lingkungan risiko tinggi
penularan

Implementasi PPI TB RS 8
Formulir skrining batuk

Implementasi PPI TB RS 9
Rekomendasi 2
• Pemisahan/isolasi respirasi pasien terduga atau
terbukti TB direkomendasikan untuk mengurangi
penularan/transmisi M.Tb ke petugas kesehatan atau
orang lain yang datang ke fasyankes

Implementasi PPI TB RS 10
Pemisahan pasien TB (poliklinik paru)

Implementasi PPI TB RS 11
Rekomendasi 3
• Pemberian OAT dengan segera pada pasien TB
direkomendasikan untuk mengurangi transmisi M.Tb
ke petugas kesehatan atau orang lain yang datang ke
fasyankes atau lingkungan dengan risiko tinggi
penularan

Implementasi PPI TB RS 12
Implementasi PPI TB RS 13
Rekomendasi 4
• Kebersihan/higene respirasi (termasuk etiket batuk)
pada pasien suspek TB atau terbukti TB
direkomendasikan untuk mengurangi transmisi M.Tb
ke petugas kesehatan atau orang lain yang datang ke
fasyankes atau lingkungan dengan risiko tinggi
penularan

Implementasi PPI TB RS 14
Implementasi PPI TB RS 15
Pengendalian Lingkungan

Rekomendasi 5
• Penggunaan sistem upper-room germicidal ultraviolet
(GUV) direkomendasikan untuk mengurangi transmisi
M.Tb ke petugas kesehatan atau orang lain yang
datang ke fasyankes atau lingkungan dengan risiko
tinggi penularan

Implementasi PPI TB RS 16
Germicidal ultraviolet

Implementasi PPI TB RS 17
Rekomendasi 6
• Sistem ventilasi (alamiah, campuran, mekanis atau
aliran udara resirkulasi melalui HEPA filter)
direkomendasikan untuk mengurangi transmisi M.Tb
ke petugas kesehatan atau orang lain yang datang ke
fasyankes atau lingkungan dengan risiko tinggi
penularan

Implementasi PPI TB RS 18
Sistem ventilasi untuk ruang rawat inap TB RO dan poliklinik TB SO

Implementasi PPI TB RS 19
Perlindungan Respirasi
Rekomendasi 7
• Respirator partikulat dalam kerangka program
perlindungan respirasi direkomendasikan untuk
mengurangi transmisi M.Tb ke petugas kesehatan atau
orang lain yang datang ke fasyankes atau lingkungan
dengan risiko tinggi penularan

Implementasi PPI TB RS 20
Respirator partikulat sebagai APD

Implementasi PPI TB RS 21
Komponen Pelayanan TB RS
• Tim TB
• Pelaksana pelayanan
• Dokter, dokter spesialis (DPJP)
• Perawat
• Petugas administrasi
• Data entry officer
• Petugas farmasi
• Staf lainnya: pemeriksaan penunjang, gizi, rehabilitasi medis, dll
• Tim PPI RS

Epidemiologi TB-PPI TB 0719 22


Implementasi PPI TB RS

• Pengendalian administratif
• Membuat SPO mengenai PPI TB  alur pasien batuk > 2 minggu, pemisahan,
pasien suspek TB, pasien TB terkonfirmasi, pasien TB konversi, bekas TB,
penyakit paru lainnya, tempat pelayanan TB (rawat jalan, inap, IGD,
laboratorium, ruang tunggu, farmasi, kamar operasi, dan lainnya)
• Sosialisasi  semua unit terkait
• Implementasi
• Monitoring dan evaluasi
• Pengendalian lingkungan
• Pelayanan pasien TB  rawat jalan, inap, IGD, perawatan intensif, ruang
tunggu, radiologi, farmasi dan lainnya

Epidemiologi TB-PPI TB 0719 23


• Perlindungan personal
• Penyediaan masker respirator untuk petugas kesehatan terutama di tempat-
tempat risiko tinggi penularan

Epidemiologi TB-PPI TB 0719 24


Alur Diagnosis TB Paru pada Orang Dewasa
(Tidak memiliki akses TCM)
Alur Diagnosis TB Paru pada Orang Dewasa
(Memiliki akses TCM)
TERDUGA TB

Pasien baru, tidak ada riwayat pengobatan TB, tidak ada riwayat kontak erat Pasien dengan riwayat pengobatan TB, pasien dengan riwayat
dengan pasien TB RO, pasien dengan HIV (-) atau tidak diketahui status HIV nya kontak erat dengan pasien TB RO, pasien dengan HIV (+)

Pemeriksaan Klinis dan Pemeriksaan bakteriologis dengan Mikroskop atau Tes Cepat Molekuler (TCM)

Memiliki akses untuk TCM TB

Pemeriksaan TCM TB

MTB Pos, Rif


MTB Pos, Rif MTB Pos, Rif
Resistance
MTB Neg
Indeterminate
Sensitive
Foto Toraks Mengikuti alur yang
sama dengan alur pada hasil
Ulangi pemeriksaan
pemeriksaan mikrokopis BTA
TCM
negatif (- -)
TB Terkonfirmasi Mulai Pengobatan TB RO; Lakukan pemeriksaan
Bakteriologis Biakan dan Uji Kepekaan OAT Lini 1 dan Lini 2

TB RR; TB TB XDR
MDR
TB Pre XDR

Lanjutkan Pengobatan TB RO
Pengobatan TB Lini 1 Pengobatan TB RO dengan Paduan Baru
Definisi Kasus
• Definisi Pasien TB:
1. Pasien TB Terkonfirmasi Bakteriologis
a. Pasien TB Paru BTA Positif
b. Pasien TB Paru hasil biakan MTb positif
c. Pasien TB Ekstra Paru terkonfirmasi Bakteriologis
 BTA, Biakan, Tes Cepat
Definisi Kasus (Lanjutan)
2. Pasien TB Terdiagnosis secara Klinis
a. Pasien TB Paru BTA negatif/Tes cepat MTb negatif
hasil foto toraks mendukung TB
b. Pasien TB Paru BTA negatif/Tes cepat MTb negatif
tidak ada perbaikan paska pemberian Antibiotik
non OAT
c. Pasien TB ekstra Paru terdiagnosis secara
klinis/laboratoris/histopatologis tanpa ada
konfirmasi bakteriologis
Identifikasi Terduga TB RO
Terduga TB-RO yaitu pasien yang mempunyai gejala TB yang
memiliki riwayat satu atau lebih di bawah ini (9 kriteria
dugaan TB RO):
1) Pasien TB gagal pengobatan Kategori 2.
2) Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi
setelah 3 bulan pengobatan.
3) Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang
tidak standar serta menggunakan kuinolon dan obat
injeksi lini kedua paling sedikit selama 1 bulan.
4) Pasien TB gagal pengobatan kategori 1.
Identifikasi Terduga TB RO lanjutan..

5) Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tidak konversi setelah 2


bulan pengobatan.
6) Pasien TB kasus kambuh (relaps), dengan pengobatan OAT
kategori 1 dan kategori 2.
7) Pasien TB yang kembali setelah loss to follow-up (lalai
berobat/default).
8) Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan
pasien TB- RO (warga binaan yang ada di Lapas/Rutan, hunian
padat seperti asrama, barak, buruh pabrik).
9) Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respons secara
bakteriologis maupun klinis terhadap pemberian OAT
Identifikasi Terduga TB RO lanjutan…
Pasien dengan risiko rendah TB-RO:
Kasus TB-RO dapat juga dijumpai pada kasus TB baru,
sehingga pada kasus ini perlu dilakukan penegakan
diagnosis dengan TCM TB.

Pada kelompok ini, jika hasil pemeriksaan tes cepat


memberikan hasil TB RR, maka pemeriksaan TCM TB perlu
dilakukan sekali lagi. Untuk menegakan diagnosis digunakan
hasil pemeriksaan yang kedua.
Jenis Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Keterangan
Bakteriologis  Pemeriksaa Dahak Mikroskopik Langsung
 Pemeriksaan Biakan
 Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM)TB
Penunjang Lain  Pemeriksaan Foto Toraks
 Pemeriksaan Histopatologi pada kasus terduga TB Ekstra
Paru
Uji Kepekaan Obat o Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan jenis obat
yang sudah resisten.
o Uji kepekaan obat dilakukan di laboratorium yang sudah
tersertifikasi secara nasional maupun internasional.

Pemeriksaan serologis  Sampai saat ini belum direkomendasikan


Pengelolaan Contoh Uji untuk Pemeriksaan
Laboratorium
Contoh uji  dahak dan non dahak
1.Contoh Uji Dahak:
• Dikumpulkan ditempat terbuka kena sinar matahari
• Gunakan pot dahak diameter 5-6 cm, tutup berulir,
• Petugas mendampingi pasien saat mengeluarkan dahak di
fasyankes
 Dahak dikumpulkan Sewaktu Pagi (SP) atau Sewaktu
Sewaktu (SS) dengan jarak waktu 1 jam, dengan kualitas
baik
 Petugas menilai kualitas dahak
 Faskes tidak boleh menunda penegakkan diagnosis
Pengelolaan Contoh Uji untuk Pemeriksaan
Laboratorium
Mendapatkan kualitas dahak yang baik:
• Petugas kesehatan memberi penjelasan mengenai pentingnya
pemeriksaan dahak.
• Petugas kesehatan memberi penjelasan tentang cara batuk yang
benar .
• Dahak yang baik kental berwarna kuning kehijau-hijauan
(mukopurulen) dengan volume 3-5 ml. Apabila mutu dahak tidak
memenuhi syarat (air liur), petugas minta terduga mengulang
pengeluaran dahak;

Catatan: Jika tidak ada dahak yang keluar, pot dahak


dianggap sudah terpakai dan harus dimusnahkan sesuai
prosedur keamanan dan keselamatan kerja di
laboratorium TB
Pengelolaan Contoh Uji untuk Pemeriksaan
Laboratorium

2. Contoh Uji Non Dahak:


•Cairan serebrospinal,
•Dari kelenjar getah bening
•Jaringan lain
Penetapan Klasifikasi Pasien TB

1. Lokasi • TB paru
Anatomi • TB ekstra paru
• pasien baru
• pasien kambuh
• pasien diobati kembali
2. Riwayat setelah gagal
Pengobatan • pasien diobati kembali
Sebelumnya setelah putus obat
• riwayat pengobatan
sebelumnya tidak diketahui
• lain-lain
Penetapan Klasifikasi Pasien TB

• Mono Resistant
3. Hasil Uji • Poli Resistant
Kepekaan • Multi Drug Resistant
Obat • Extensive Drug Resistant
• Resistant Rifampicine

• HIV Positif
4. Status HIV • HIV Negatif
• Status HIV Tidak Diketahui
PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS
(TB) di FKTP/FKRTL

KOPI TB PUSAT
Prinsip Pengobatan TB di Fasyankes
• Prinsip pengobatan yang adekuat memenuhi :
• Minimal 4 macam obat

• Dosis yang tepat

• Ditelan teratur dan diawasi PMO (Pengawas Menelan


Obat) sampai selesai pengobatan.

• Pengobatan diberikan dalam dua (2) tahap yaitu tahap


awal dan tahap lanjutan
Prinsip Pengobatan TB di Fasyankes (lanjutan)

5. Persiapan Sebelum Pengobatan


• Anamnesis ulang untuk memastikan kemungkinan terdapatnya riwayat dan
kecenderungan alergi obat tertentu, riwayat penyakit terdahulu seperti
status HIV, diabetes mellitus, hepatitis, dll.

• Penimbangan berat badan

• Identifikasi kontak erat/serumah

• Memastikan data dasar pasien terisi dengan benar dan terekam dalam
sistem pencatatan yang digunakan.
Lanjutan ...
• Penetapan PMO

• Pemeriksaan adanya penyakit komorbid (HIV, DM)

• Kunjungan rumah dilakukan oleh petugas fasyankes


wilayah jika diperlukan, untuk memastikan alamat
yang jelas dan kesiapan keluarga untuk mendukung
pengobatan melalui kerjasama jejaring eksternal.

• Pemeriksaan baseline penunjang sesuai dengan


indikasi yang diperlukan
PENGOBATAN TB SENSITIF
OBAT (SO)
Tatalaksana Pengobatan TB

1.Pengobatan TB Sensitif obat


a.Pengobatan TB dewasa
Memakai OAT lini satu :
Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3 atau 2(HRZE)/4(HR)
diberikan pada pasien:
• TB paru baru terkonfirmasi bakteriologis,
• TB paru baru terdiagnosis klinis,
• TB ekstra paru
Tatalaksana Pengobatan TB (lanjutan)
Dosis paduan OAT KDT Kategori 1: 2(HRZE) / 4(HR)3

Tahap Awal Tahap Lanjutan


tiap hari selama 56 hari 3 kali seminggu
RHZE (150/75/400/275) selama 16 minggu
Berat Badan
RH (150/150)

30 – 37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT


38 – 54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
55 – 70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
≥ 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT
Tatalaksana Pengobatan TB (Lanjutan)
Pengobatan TB dewasa
1. Pengobatan TB Sensitif obat
- Memakai OAT lini satu
Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E
diberikan pada pasien:
• Pasien kambuh,
• Pasien gagal pada pengobatan Kategori ,
• Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (loss
to follow-up)
Tatalaksana Pengobatan TB (Lanjutan)
Dosis paduan OAT KDT Kategori 2 : 2(HRZE)S / (HRZE) /5(HR)3E3
Tahap Awal Tahap Lanjutan
tiap hari 3 kali seminggu
Berat Badan
RHZE (150/75/400/275) + S RH (150/150) + E(400)
Selama 56 hari Selama 28 hari selama 20 minggu
30-37 kg 2 tab 4KDT 2 tab 4KDT 2 tab 2KDT
+ 500 mg Streptomisin + 2 tab Etambutol
inj.
38-54 kg 3 tab 4KDT 3 tab 4KDT 3 tab 2KDT
+ 750 mg Streptomisin + 3 tab Etambutol
inj.
55-70 kg 4 tab 4KDT 4 tab 4KDT 4 tab 2KDT
+ 1000 mg + 4 tab Etambutol
Streptomisin inj.
≥71 kg 5 tab 4KDT 5 tab 4KDT 5 tab 2KDT
+ 1000mg Streptomisin + 5 tab Etambutol
inj.
Tatalaksana Pengobatan TB (Lanjutan)
Dosis paduan OAT Kombipak Kat 2: 2HRZES / HRZE / 5H3R3E3

Etambutol

Kaplet
Tablet Jumlah
Lama Tablet Rifamp Strepto
Tahap Pirazinam Tablet Tablet hari/kali
Pengob Isoniasid isin @ misin
Pengobatan id @ 500 @ 250 @ 400 menelan
atan @ 300 mgr 450 injeksi
mgr mgr mgr obat
mgr

Tahap Awal 2
(dosis harian) bulan 1 1 3 3 - 0,75 gr 56
1 1 1 3 3 - - 28
bulan
TahapLanjutan
5
(dosis 3x 2 1 - 1 2 - 60
bulan
semggu)
Tatalaksana pasien berobat tidak teratur
Hasil Pengobatan Pasien TB
PENGOBATAN TB
RESISTAN OBAT (TB RO)
• TBC resistan Obat adalah TBC yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang telah
mengalami kekebalan terhadap OAT.
Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) atau
TBC MDR adalah TBC resistan Obat terhadap
minimal 2 (dua) obat anti TBC yang paling poten
yaitu INH dan Rifampisin secara bersama sama atau
disertai resisten terhadap obat anti TBC lini pertama
lainnya seperti etambutol, streptomisin dan
pirazinamid.
Extensively Drug Resistant Tuberculosis atau XDR
TBC adalah TBC MDR disertai dengan kekebalan
terhadap obat anti TBC lini kedua yaitu golongan
fluorokuinolon dan setidaknya satu obat anti TBC lini
kedua suntikan seperti kanamisin, amikasin atau
kapreomisin.
Paduan Pengobatan TB RO

Jangka Paduan Individual


Pendek OAT (min. 20
(9 – 11 bulan)
bulan)
A
L
U
R

P
E
N
G
O
B
A
T
A
N
Pengobatan Jangka Pendek
Cara Pemberian OAT
Pengobatan Jangka Pendek 9 – 11 bulan :

• Obat Oral dan Injeksi


Tahap Awal • Diberikan setiap hari (7
(4 – 6 hari, Senin s.d Minggu)
bulan)

Tahap • Hanya obat oral saja


• Diberikan setiap hari (7
Lanjutan hari, Senin s.d Minggu)

(5 bulan)
Cara Pemberian OAT
Konversi BTA ≤4 Durasi tahap Durasi tahap
bulan awal = 4 bulan lanjutan = 5 bulan
Pengobatan
jangka pendek

Belum konversi Teruskan tahap


pada bulan ke-4 awal s/d 6
bulan

Tidak terjadi
Terjadi konversi BTA pada
konversi s/d bulan
bulan ke-5 atau ke-6
ke-6

Pasien dinyatakan gagal Lanjutkan pengobatan


pengobatan jangka ke tahap lanjutan
pendek selama 5 bulan

Pasien dirujuk untuk


mendapatkan paduan
invidual
Pengobatan individual
Kriteria Pemberian Paduan Individual

1) TB Pre-XDR 2) TB XDR 3) TB MDR Kambuh

5) TB MDR yang 6) Pasien LFU dari


intoleransi salah
4) Gagal Pengobatan Pengobatan yang
satu/lebih OAT Lini 2
Jangka Pendek pada Paduan Jangka
kembali berobat (lama
Pendek pengobatan>1 bulan)
Prinsip Pengobatan Individual (1)

Setidaknya terdiri dari 5 obat efektif :


4 OAT Lini 2 (obat inti)
Pirazinamid (Z)
Dosis Paduan Individual (1)
Dosis Dosis untuk kelompok berat badan (BB)
OAT
(per hari) 30–33 kg 36–45 kg 46–55 kg 56–70 kg >70 kg

Levofloksasin 750–1000
750 mg 750 mg 750 mg 750 mg 1000 mg
(dosis standar) mg

Levofloksasin
1000 mg 1000 mg 1000 mg 1000 mg 1000 mg 1000 mg
(dosis tinggi)

Moksifloksasin 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg

875–1000
Kanamisin 15-20 mg/kg 500 mg 625–750 mg 1000 mg 1000 mg
mg

Kapreomisin 15-20 mg/kg 500 mg 600–750 mg 750–800 mg 1000 mg 1000 mg

Etionamida 500–750 mg 500 mg 500 mg 750 mg 750 mg 1000 mg

Protionamida 500–750 mg 500 mg 500 mg 750 mg 750 mg 1000 mg

Linezolid 600 mg 600 mg 600 mg 600 mg 600 mg 600 mg


Dosis Paduan Individual (2)
Dosis Dosis untuk kelompok berat badan (BB)
OAT
(per hari) 30–33 kg 36–45 kg 46–55 kg 56–70 kg >70 kg

Clofaziminb 200–300 mg 200 mg 200 mg 200 mg 300 mg 300 mg

Sikloserina 500–750 mg 500 mg 500 mg 750 mg 750 mg 1000 mg

Pirazinamid 20–30 mg/kg 800 mg 1000 mg 1200 mg 1600 mg 2000 mg

Etambutol 15–25 mg/kg 600 mg 800 mg 1000 mg 1200 mg 1200 mg

Isonizid (dosis 10 mg/kg,


300 mg 400 mg 500 mg 600 mg 600 mg
tinggi) maks 600 mg

400 mg satu (1) kali per hari selama 2 minggu, dilanjutkan 200 mg tiga kali
Bedaquiline
seminggu

Delamanid 100 mg dua (2) kali per hari (total dosis harian = 200 mg)

PASa 8 g/hari 8g 8g 8g 8g 8g
Durasi Pengobatan Individual
Lama Lama Total durasi
Tipe pasien Bulan konversi
tahap awal tahap lanjutan pengobatan

Baru Bulan 0-4 8 bulan 12 bulan 20 bulan

9 – 12 bulan
Bulan 5-8 (tambah 4 bulan
12 bulan 21–24 bulan
dari bulan
konversi)

Pernah
diobati atau Bulan 0-4 12 bulan 12 bulan 24 bulan
TB pre-/XDR

Bulan 3-4 15-16 bulan 12 bulan 27-28 bulan


Pemantauan Pengobatan Paduan
Individual
Bulan pengobatan
Pemantauan
0 1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 18 20 22

Evaluasi Utama
Pemeriksaan apusan dahak dan Setiap bulan pada tahap awal, setiap 2 bulan pada tahap
biakan dahak √
lanjutan
Evaluasi Penunjang
Evaluasi klinis (termasuk BB)
Setiap bulan sampai pengobatan selesai atau lengkap
Uji kepekaan obat √ Berdasarkan indikasi
Foto toraks √ √ √ √
Ureum, Kreatinin √ 1-3 minggu sekali
selama suntikan
Elektrolit (Na, Kalium, Cl) √ √ √ √ √ √ √
EKG √ Setiap 3 bulan sekali
Thyroid stimulating hormon √ √ √ √
(TSH)
Enzim hepar (SGOT, SGPT) √ Evaluasi secara periodik
Tes kehamilan √ Berdasarkan indikasi
Darah Lengkap √ Berdasarkan indikasi
Audiometri √ Berdasarkan indikasi
Kadar gula darah √ Berdasarkan indikasi
Asam Urat √ Berdasarkan indikasi
Test HIV √ dengan atau tanpa faktor risiko
Hasil akhir pengobatan TB RO
N Hasil Akhir Jangka Pendek Individual
o Pengobatan
1. Sembuh 1. Menyelesaikan pengobatan sesuai durasi yang ditetapkan
2. Hasil pemeriksaan biakan negatif, 3x berturut-turut pada tahap
lanjutan
3. Hasil pemeriksaan BTA negatif
pada bulan ke-9 atau ke-11
2. Pengobatan 1. Menyelesaikan pengobatan sesuai durasi yang ditetapkan
Lengkap 2. Tidak ada bukti untuk dinyatakan sembuh atau gagal

3. Gagal 1. Hasil pemeriksaan BTA bulan ke-6 Pengobatan dihentikan atau


positif membutuhkan perubahan
2. Hasil pemeriksaan BTA di akhir paduan pengobatan TB RO
pengobatan positif secara permanen terhadap 2
3. Terjadi reversi pada tahap lanjutan atau lebih OAT RO, karena :
– Periksa BTA ulang 1. Tidak terjadi konversi
4. Penghentian pengobatan karena sampai bulan ke-8 tahap
ESO berat awal
5. Resistansi tambahan OAT lini 2 2. Terjadi reversi pada tahap
golongan kuinolon dan/ SLI lanjutan
3. Resistansi tambahan OAT
lini 2 golongan kuinolon
dan/ SLI
N Hasil Akhir Jangka Pendek Individual
o Pengobatan

4. Meninggal Pasien meninggal dalam masa pengobatan


oleh sebab apapun
5. Putus Pasien berhenti berobat selama 2 bulan
Berobat berturut-turut atau lebih
(LFU)
6. Tidak 1. Pasien pindah berobat tapi hasil akhir
Dievaluasi pengobatan tidak diketahui atau tidak
dilaporkan
2. Pasien tidak ada hasil pengobatan sampai
periode pelaporan
Efek samping ringan OAT
Efek samping berat OAT
Penatalaksanaan pasien efek samping
pada kulit
• Pasien keluhan gatal tanpa rash dan penyebab lain,
pengobatan anti histamin serta pelembab kulit.
• Pengobatan TB tetap dapat dilanjutkan dengan
pengawasan ketat.
• Bila terjadi rash, semua OAT dihentikan dan segera rujuk
kepada dokter atau fasyankes rujukan
• Mengingat perlunya melanjutkan pengobatan TB hingga
selesai, di fasyankes rujukan dilakukan upaya mengetahui
OAT mana yang menyebabkan terjadinya reaksi dikulit
dengan cara” Drug Challenging”.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
PROGRAM PENGENDALIAN
TUBERKULOSIS
Disampaikan dalam:
Pelatihan Fasilitator IO PPM
Jakarta, 23 Agustus 2019
PMK NO.67 TAHUN 2016 :
KASUS TB WAJIB DILAPORKAN
SE DIRJEN YANKES:
KASUS TB WAJIB DILAPORKAN & JUKNIS INTEGRASI SITT-SIMRS
PENCATATAN & PELAPORAN
• Medical record sesuai peraturan pelayanan medik untuk :
1. Keperluan pasien (rahasia)
2. Kepentingan :
a. Bukti hasil pemeriksaan
b. Kepentingan lain (Misalnya: catatan hukum, analisis data)

• Jenis
1. Formulir TBC
2. Sistem Informasi Tuberkulosis (SITT, eTB Manager, WiFi TB)
FORMULIR TBC DI FASYANKES
Pencatatan dan Pelaporan di fasilitas kesehatan:
1. Daftar terduga TBC (TBC.06)
2. Formulir hasil pemeriksaan bakteriologis TBC (TBC.05)
3. Kartu Pengobatan Pasien TBC (TBC.01 SO, TBC.01 RO)
4. Kartu Identitas Pasien TBC (TBC.02 SO, TBC.02 RO)
5. Register pasien TBC (TBC.03 SO Faskes, TBC.03 RO Faskes)
6. Formulir Investigasi Tuberkulosis (TBC.16)
7. Register Pemberian PP INH pada anak (TBC.15)
8. Kartu Pengobatan Pencegahan dengan INH (TBC.01 PP INH)
9. Formulir Rujukan/ Pindah Pasien TB (TBC.09)
10. Formulir Hasil akhir Pengobatan Pasien TBC Pindah (TBC.10)
ALUR PENCATATAN DAN PELAPORAN DI FASYANKES
FASYANKES LAIN POLI DOTS / TB
RO TBC
Terduga 1
SO / RO Register
Form Permintaan
(TBC.06)
Pasien TBC Pemeriksaan Lab Lab
pindah 4 Pasien TBC
(TBC.05)
(TBC.04)
(TBC.09, copy TBC.01) (TBC.01 SO dan TBC.02
SO atau 2
TBC.01 dan TBC.02 RO)
5 6
Hasil Akhir
3
Pengobatan Rekapitulasi Pasien
TBC
Pasien Pindah (TBC.03 Fasyankes
(TBC.10) SO / RO)
SISTEM INFORMASI TUBERKULOSIS TERPADU (SITT)

• Berbasis online (sitt.kemkes.go.id) dan offline


• Alamat website: sitt.kemkes.go.id
• Mencatat dan melaporkan TB sensitif obat
- Data kasus (Detection Cases and Treatment Result)
- Data logistik (OAT lini pertama)
- Data laboratorium (cross check slide)
- Data base (jumlah puskesmas, rumah sakit, lapas/rutan
DPM, dll)
E-TB MANAGER

• Alamat website: etbmanager.sitb.id


• Mencatat dan melaporkan TB resistan obat
• Data kasus (Detection Cases and Treatment Result)
• Data logistik (OAT lini kedua)
• Data laboratorium
WAJIB NOTIFIKASI TB (WiFi TB V.2)

• Aplikasi yang dikembangkan di 2 platform: Android & Web


• Alamat Web :
http://wifitb.sitb.id:8080/adminconsole/#/login
• Target pengguna :
• DPM/Klinik Pratama (aplikasi android)
• Petugas TB di PKM, Dinkes Kab/Kota, Dinkes Provinsi, dan Pusat
(Web)
• Sebagai alat bantu untuk pencatatan dan pelaporan kasus
TB yang sederhana
WAJIB NOTIFIKASI TB (WiFi TB V.2)
• Implementasi WiFi TB berada di bawah koordinasi PKM dan Dinas
Kesehatan
• Database WiFi TB sudah terkoneksi dengan SITT versi 10.04
• Kasus yang sudah tercatat di WiFi TB tidak perlu diinput ulang ke SITT
• Persyaratan agar data WiFi TB bisa masuk ke SITT 10.04:
Akun Petugas Puskesmas didaftarkan melalui website WiFi TB.
Wasor kab/Kota atau Puskesmas melakukan verifikasi akun DPM melalui
website WiFi TB.
PERAN PUSKESMAS DAN DINKES KAB/KOTA
TERHADAP WEB WIFI TB V.2
PUSKESMAS DINKES KAB/KOTA
• Memantau data dari WiFi TB • Membantu puskesmas dalam
melakukan verifikasi akun DPM.
• Melakukan verifikasi akun DPM, agar
data dari DPM bisa masuk ke SITT • Memantau data dari WiFi TB masuk
ke SITT online.
• Memberikan bantuan teknis
penggunaan aplikasi android WiFi TB • Membuat akun petugas TB
kepada DPM/klinik di wilayah Puskesmas di wilayahnya.
kerjanya. • Memfasilitasi dan memantau
pelaksanaan sistem notifikasi wajib
di fasyankes di wilayahnya sebagai
bagian rutin kegiatan Public Private
Mix (PPM)
CAPAIAN PENGGUNAAN WIFI TB DI DELI SERDANG

2018 Jan-Jul 2019


Jumlah DPM/klinik yang melapor ke WiFi TB 13 16
Terduga TBC yang ditemukan 36 69
Terduga TBC dirujuk 4 17
Pasien TBC yang diobati di DPM/klinik 32 52

Data per tanggal 21 Agustus 2019


SISTEM INFORMASI TUBERKULOSIS (SITB)
- Mencatat kasus TB Sensitif Obat dan
Resistan Obat
- Berbasis Online maupun Offline
- Dapat diintegrasikan dengan sistem
informasi lain (P-Care, WiFi TB, CSO,
SIHA, dll)
- Saat ini sedang dalam tahap piloting di
Deli Serdang dan Jakarta Barat
- Tahun 2020 dapat diimplementasikan
secara nasional
- Modul Utama SITB:
Kasus TBC Logistik Peta Administrasi
Lab Laporan Referensi
INTEGRASI SIMRS & SITT/SITB
Tujuan Integrasi SIMRS & SITT/SITB
• Melaporkan missing cases TB di RS (jangka menengah: 2018-2020)
Variabel Wajib yang perlu diisi di SIMRS (dalam Juknis Integrasi)
• Nama • Tanggal Mulai Pengobatan
• NIK • Paduan OAT
• Jenis Kelamin • Hasil Laboratorium
• Tanggal Lahir • sebelum pengobatan
• Alamat lengkap pasien (TCM/mikroskopis/biakan)
• Provinsi pasien • Mikroskopis bulan ke-2, bulan ke-3,
• Kabupaten pasien bulan ke-5
• Kode ICD X • Mikroskopis bulan akhir pengobatan
• Tipe Diagnosis • Tanggal Hasil Akhir Pengobatan
• Klasifikasi Berdasarkan Lokasi Anatomi • Hasil Akhir Pengobatan
• Klasifikasi Riwayat Pengobatan • Asal Poli
LINK TUTORIAL PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TB

Tutorial SITT dan e-TB Manager dapat diakses di


Channel Youtube Surveilans Subdit Tuberkulosis
https://www.youtube.com/channel/UCgGo5_GxCvZ8Jkl
bWCJCNJA/videos

Tutorial WiFi TB Versi 2 dapat diakses di


http://bit.ly/VideoTutorialWiFiTBversi2

Anda mungkin juga menyukai