DISINSENTIF DALAM
PERATURAN PEMERINTAH N
O. 46 TAHUN 2017
Herbert A. P. Silalahi (22119019)
Rani Annisa Royani (25319016)
Dewi Suryanindah Supramono (25319019)
Chandra Iramawati (25319029)
Meidina Zulfa Hanie (25319309)
Annisa Virdianasari (25318316)
INSENTIF DAN/ATAU DISENT
IF
01 Pengembangan Asuransi
Lingkungan Hidup
04
PENGEMBANGAN ASURANSI
LINGKUNGAN HIDUP
Asuransi Lingkungan Hidup adalah produk asuransi yang
memberikan perlindungan pada saat terjadi pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
Pihak Pemerintah
02 Pengawasan oleh KLH dan OJK
Penerapan di Indonesia
sistem kompensasi berlapis UU
Pengelolaan Lingkungan Hidup
No. 23/1997 (UUPLH) berubah
menjadi UU Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
KONSEP ASURANSI LINGKUNGAN
Perusahaan memiliki sistem
manajemen pengelolaan limbah
PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN HARUS PIHAK YANG MENGALAMI
KERUGIAN MENGASURANSIKAN KERUGIAN:
LINGKUNGAN TEMPAT ATAU RESIKO • PIHAK TERTANGGUNG
DARI KEGIATAN/ • PIHAK KETIGA
USAHANYA.
Saran Asuransi Lingkungan
01 Sukarela
Bukan regulasi tetapi perlu payung hukum
Berbasis performa
02
Tidak sekedar kegiatan CSR dan bukan penggelontoran dana
lingkungan
03 Beyond regulation
04
Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Pelaksanaan
Kompensasi/Imbal dan Pembayaran Jasa Lingkungan
Penyedia Pemanfaat
Penyedia jasa lingkungan melaksanakan Pemanfaat jasa lingkungan memberikan
kegiatan pengelolaan sumber daya alam kompensasi atau imbalan bagi penyedia
yang berkontribusi terhadap penyediaan sesuai dengan kinerja dari penyedia dalam
jasa lingkungan, dan untuk itu mendapatkan A B pengelolaan sumber daya alam untuk
kompensasi/imbal/pembayaran sesuai penyediaan jasa lingkungan
dengan kesepakatan dalam perjanjian kerja
sama jasa lingkungan
C D
Fasilitator Lembaga Perantara
orang per orangan yang bertugas wadah/forum yang merupakan lembaga
mendampingi, memberi pengetahuan, multi-pihak yang menjembatani kepentingan
bantuan, saran pada suatu kelompok dalam para-pihak dan memfasilitasi pelaksanaan
memecahkan permasalahan program PJL melalui peningkatan kapasitas
, monitoring dan evaluasi, dan
penyadartahuan
Compensation For Environmental Services
Costa
Rica
Konsep kompensasi ekonomi untuk jasa lingkungan di Costa
Rica dimulai sejak tahun 1996 melalui amandemen UU
Kehutanan. Skema resmi dari konsep ini berpusat pada pemilik
tanah swasta besar dan menengah. Meskipun skema resmi telah
tersedia, namun pemerintah lokal juga menerapkan kriteria-
kriteria yang cukup fleksibel.
Hal yang diperoleh dari pengalaman Costa Rica
Pentingnya partisipasi yang serius dan menyeluruh dalam
tahap awal pelaksanaan skema kompensasi untuk
01 memastikan legitimasi dan keberlanjutan jangka
panjangnya
Mexico
Inisiatif yang dilakukan di Meksiko mengenai kompensasi jasa
lingkungan hidup adalah inisiatif berbasis masyarakat, di
antaranya dalam hal perlindungan keanekaragaman hayati,
penyerapan karbon, ekowisata dan produksi ramah lingkungan.
Hal yang diperoleh dari pengalaman Meksiko
Ketika terdapat jaminan akses secara luas dalam hal sumberdaya,
maka kapasitas organisasi akan menjadi faktor penentu. Kapasitas
01 tersebut penting untuk membangun perjanjian, mematuhi norma,
mengelola konflik, serta menerapkan strategi manajemen teritorial
yang dapat menjamin penyediaan layanan lingkungan
Brazil
Dibandingkan Meksiko, akses terhadap sumber daya alam oleh
masyarakat adat dan petani di Brazil jauh lebih tidak aman.
Dengan demikian, hal yang dapat dipelajari dari Brazil adalah
terkait dengan perluasan, inovasi, serta pertahanan hak-hak
masyarakat terhadap basis sumber daya dan hak-hak dasar
lainnya.
Hal yang diperoleh dari pengalaman Brazil
Konservasi tradisional dan mekanisme kompensasi untuk mendukung
01 skema konservasi dapat berdampak negatif pada masyarakat yang
bergantung pada akses sumber daya.
*Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2014
PERBANDINGAN PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN
DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI BEBERAPA NEGARA
Skala Penerapan Nasional Regional (1998 – 200), Nasional Regional (Lviv Oblast)
kemudian Nasional
Sumber Polutan Sektor Industri dan P Sektor Industri Manufaktur dan Perta Sektor Industri
ertambangan mbangan
Sistem Peringkat (dari te Hitam, Merah, Biru, Hitam, Merah, Kuning, Merah, Jingga, Biru, Hi Hitam, Merah, Kuning,
rburuk ke paling baik) Hijau, Emas Biru, Hijau jau, Emas Biru, Hijau
PERBANDINGAN PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN
DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI BEBERAPA NEGARA
Kriteria Penilaian • Penerapan sistem manajeme • Efluen memenuhi stan • Masalah hukum; • Memenuhi batas emi
n lingkungan; dar konsentrasi; • Pengelolaan limbah b si, termasuk untuk lim
• Pencapaian di bidang efisiensi • Pengolahan limbah be erbahaya; bah cair, emisi udara,
energi; rbahaya; • Efluen Beracun dan Ti dan limbah padat.
• Pengurangan dan pemanfaata • Efluen memenuhi stan dak Beracun; • Memenuhi standar sa
n limbah bahan berbahaya da dar berbasis beban; • Pemantauan dan pela nitasi dan air bersih;
n beracun; • Perilaku ilegal; poran; • Pelanggaran undang-
• Penerapan prinsip pengurang • Hukuman administratif • Praktik terbaik berbasi undang lingkungan;
an, penggunaan kembali, dan ; s lingkungan;
• Kecelakaan dengan d
daur ulang limbah padat non b • Persyaratan manajem • Keluhan masyarakat;
ampak lingkungan da
erbahaya dan beracun; en internal; • Tanggung jawab sosia
n kesehatan manusia
• Pengurangan pencemar udar • Pemanfaatan limbah p l perusahaan (CSR)
;
a dan emisi gas rumah kaca; adat;
• Pencapaian di bidang efisiensi • Keluhan publik; • Pencapaian kualitas li
air dan penurunan beban pen • Produksi bersih; ngkungan yang diingi
cemaran air; • ISO 14000. nkan;
• Perlindungan keanekaragama • Karakteristik teknis in
n hayati; stalasi (Penggunaan
• Pemberdayaan masyarakat. energi dan langkah-la
ngkah penghematan
sumber daya);
• Menerapkan sistem
manajemen lingkung
an.
Konsep Penerapan dan Pengembangan