Anda di halaman 1dari 73

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA Tn.

R DENGAN
PRILAKU KEKERASAN DIRUANG DAHLIA
RUMAH SAKIT JIWA PROF.HB.SA'ANIN
PADANG

DI Susun Oleh:
AYU SANDRA SASKIA
FITRA LISMA
LOLA MARLIN
RIVA SYAFSILA PUTRI
WAHYU TEGUH PRASETIO

AKADEMI KEEPERAWATAN BAITURRAHMAH PADANG


2019/2020
1.Pengertian
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan bentuk
perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik
maupun psikologis. Marah tidak memiliki tujuan khusus, tapi
lebih merujuk pada suatu perangkat perasaan–perasaan tertentu
yang biasanya disebut dengan perasaan marah (Dermawan &
Rusdi, 2013).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik,
baik kepada diri sendiri maupun orang lain dan lingkungan
yang dirasakan sebagai ancaman (Kartika, 2015).
2.Rentang Respon dari Perilaku Kekerasan

Respon kemarahan dapat berfluktasi dalam rentang adaptif-mal adaptif.


Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut:

Respon Respon mal


adaptif adaptif

Asertif Frustasi fasif Agresif Amuk


a.Respon Adaptif
1)Asertif, adalah mengemukakan pendapat atau mengekspresikan rasa tidak
senang atau tidak setuju tanpa menyakiti lawan bicara.
2)Frustasi, adalah suatu proses yang menyebabkan terhambatnya seseorang
dalam mencapai keinginannya.

b.Respon Transisi
Pasif adalah suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu untuk
mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan hak-haknya.

c.Respon Mal adaptif


1)Agresif, adalah suatu perilaku yang mengerti rasa marah.
a)Pasif agresif, adalah perilaku yang tampak dapat berupa pendendam,dan
bermalas-malasan.
b)Aktif agresif, adalah sikap menentang, suka membantah, bicara keras.

2)Amuk, adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai kehilangan
kontrol diri. (Fitria, 2010)
3.Faktor Penyebab dari Perilaku Kekerasan

a.Faktor Predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor
predisposisi, artinya mungkin terjadi / mungkin tidak terjadi perilaku
kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu:
1)Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau amuk.
2)Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan,
sering mengobservasi kekerasan di rumah atau di luar rumah.
3)Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan
kontrol sosial yang tidak pasti terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan
seolah-olah perilaku kekerasan yang diterima (permissive).
4)Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistim limbik, lobus frontal, lobus
temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter turut berperan dalam
terjadinya perilaku kekerasan.
b.Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi dapat bersumber dari pasien,


lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Kondisi
pasien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik),
keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri yang
kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan.
4.Proses Terjadinya

Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain:

a.Menyerang atau menghindar (fight of flight)


b.Menyatakan secara asertif (Assertiveness)
c.Memberontak (acting out)
d.Perilaku kekerasan
Penyebab prilaku kekerasan
a. Frustasi
b. Hilangnya harga diri/perasaan ditolak/tidak di
terima/di aniaya.
c. Kebutuhan akan status/pretise
d. Pengalaman masa lalu atau masa kanak-kanak yang
tidak menyenang
Tanda –tanda gejala
a. Muka merah dan tegang
b. Padangan tajam
c. Mengatupkan rahang dengan kuat
d. Mengepalkan tangan
e. Jalan mondar mandir
f. Bicara kasar
g. Merusak barang/benda
5.Mekanisme koping dari Perilaku Kekerasan

Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada pasien marah untuk


melindungi diri antara lain:
a.Sublimasi; menerima suatu sasaran pengganti yang mulia
b.Proyeksi; menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau
keinginannya yang tidak baik.
c.Represi; mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke
alam sadar..
d.Reaksiformasi; mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan,
dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan
menggunakannya sebagai rintangan.
e.Displacement; melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan,
pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang
membangkitkan emosi itu.
6.Penatalaksaan dari Perilaku Kekerasan
a.Farmakoterapi
1)Obat anti psikosis, phenotizin (cpz/hlp)
2)Obat anti depresi, amitriptyline
3)Obat anti ansietas, diazepam, bromozepam, clobozam
4)Obat anti insomnia, phneobarbital
7.Prinsip Tindakan Keperawatan pada Perilaku
Kekerasan
a.Manajemen krisis: terapi somatis (restrain, isolasi,
ECT, depriasi tidur, pototerapi).
b.Mengidentifikasi perilaku kekerasan dan cara
mengontrolnya.
B.Asuhan Keperawatan Teoritis
Pengkajian
1.Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, tanggal pengkajian, tanggal dirawat, tanggal
masuk RS, No. MR dan alamat.

2.Alasan masuk
Biasanya pasien masuk dengan memukul keluarganya bahkan orang lain,
merusak alat rumah tangga, marah dan mengamuk.

3.Faktor predisposisi
a.Pasien pernah mengalami gangguan jiwa dan kurang berhasil dalam
pengobatan.
b.Pasien pernah mengalami aniaya fisik, penolakan dan HDR.
c.Pasien dengan perilaku kekerasan dapat Herediter.
d.Pernah mengalami trauma masa lalu yang sangat mengganggu / tidak
menyenangkan.
4.Fisik
Biasanya tekanan darah, nadi, pernafasan akan meningkat ketika pasien marah.
5.Psikososial
a.Genogram
b.Konsep diri

1)Gambaran diri.
2)Identitas diri
3)Perasaan diri
4)Ideal diri
5)Harga diri.
6)Hubungan sosial
7)Spiritual
6.Status Mental

a.Penampilan
b.Pembicaraan
c.Aktivitas motorik
d.Alam perasaan
e.Afek
f.Interaksi selama wawancara
g.Proses pikir
h.Isi fikir.
i.Tingkat kesadaran
j.Memori
k.Tingkat konsentrasi dan berhitung
7.Kebutuhan Persiapan Pulang

a.Makan
b.BAB/BAK
c.Personal hygiene
d.Berpakaian
e.Istirahat dan tidur.
f.Aktivitas dalam rumah
8.Mekanisme Koping.
9.Masalah psikososial
10.Pengetahuan
11.Aspek medis
C.Daftar Masalah

1.Perilaku kekerasan
2.Halusinasi
3.Defisit perawatan diri
4.Harga diri rendah
5.Isolasi sosial
6.Gangguan proses fikir
7.Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
D.Pohon Masalah

Resiko menciderai diri sendiri,


orang lain dan lingkungan

Prilaku kekerasan

Harga diri rendah


E.daftar diagnosa keperawatan

1.Prilaku kekerasan
2.Harga diri rendah
3.Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
F. Intervensi keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya


b. Diskusikan bersama klienpenyebab perilaku kekerasan ini
c. Diskusikan bersama pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
d. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan saat
marah
e.Diskusian bersama pasien akibat perilakunya
f. Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan
g. Latih cara mengontrol perilaku kekerasannya
h.Llatih cara mengontrol perilaku kekerasannyz denganminum obat.
i. Latih pasien cara mengintrol perilsku kekerasannya dengan verbal
j. Latih klien cara mengontrol perilaku kekerasannya dengan spiritual
k.Ikut sertakan pasien dalam TAK stimulasi presepsi mengontrol perilaku
kekerasan
G.Strategi Pelaksanaan Pasien

1.Strategi Pelaksanaan I
a.Identifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan yang dilakukan,
akibat perilaku kekerasan.
b.Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik, obat, verbal dan
spiritual.
c.Latih cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik: tarik nafas dalam,
pukul bantal dan kasur.
d.Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik.
2.Strategi Pelaksanaan II
a.Evaluasi kegiatan secara fisik, beri pujian.
b.Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan obat (jelaskan 6 benar;
jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat).
c.Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik dan obat.
 3.Strategi Pelaksanaan III
 a.Evaluasi kegiatan latihan fisik, obat dan beri pujian.
 b.Latih cara mengontrol perilaku kekerasan secara verbal (3 cara;
mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar).
 c.Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, obat dan verbal.
 4.Strategi Pelaksanaan IV
 a.Evaluasi kegiatan latihan fisik, obat, verbal dan beri pujian.
 b.Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual (dua
kegiatan)
 c.Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, obat, verbal dan
spiritual
Strategi Pelaksanaan Keluarga
1.Strategi Pelaksanaan I
a.Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
b.Jelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya perilaku kekerasan.
c.Jelaskan cara merawat perilaku kekerasan.
d.Latih salah satu cara merawat perilaku kekerasan dengan melakukan kegiatan
fisik.
e.Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian.
2.Strategi Pelaksanaan II
a.Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/ melatih pasien secara fisik dan beri
pujian.
b.Jelaskan enam benar cara memberikan obat.
c.Latih cara memberikan/ membimbing minum obat.
d.Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian.
3.Strategi Pelaksanaan III
a.Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih pasien secara fisik dan
memberikan obat, beri pujian.
b.Latih cara membimbing: cara bicara yang baik.
c.Latih cara kegiatan spiritual.
d.Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian.
4.Strategi Pelaksanaan IV
a.Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/ melatih pasien secara fisik, obat,
latihan bicara baik dan kegiatan spiritual, beri pujian.
b.Jelaskan follow up ke RSJ, tanda kambuh dan rujukan.
c.Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian
H.Evaluasi
1.Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku
kekerasan, tanda perilaku kekerasan, jenis perilaku
kekerasan yang pernah dilakukan, akibat perilaku
kekerasan yang dilakukan, menyebutkan cara
mencegah / mengontrol perilaku kekerasan.
2.Pasien dapat mencegah/ mengontrol perilaku
kekerasannya secara fisik, spiritual, sosial dan dengan
terapi psikofarmako.
LAPORAN KASUS

A.PENGKAJIAN
Ruang Rawat : Dahlia
Tanggal Masuk : 12 Desember 2019
Tanggal dirawat : 13 Desember 2019

I.Identitas Pasien
Inisial Pasien : Tn. R
Umur : 39 tahun
No. Rekam Medik : 00-06-91
Tanggal Pengkajian : 24 Januari 2020
Informan : pasien,keluarga dan rekam medik
Alamat Lengkap :Banuaran RT 01 RW 04 banuaran nan
xx, lubuk begalung, padang.
II.Alasan Masuk
Pasien masuk tanggal 12 desember 2019 diantar oleh
keluarganya melalui IGD dengan keluhan, gelisah,emosi
labil saat di igd teriak-teriak,banyak bicara tidak jelas,
bicara tidak nyambung,curiga, pasien pergi dari rumah
sudah seminggu dan ditemukan pada malam hari. pasien
makan obat tidak teratur, nada bicara pasien tinggi, emosi
pasien labil, pasien cenderung menuruti kata hati sendiri,
merasa jadi orang hebat.
III.Faktor Predisposisi
a.Gangguan jiwa dimasa lalu
Pasien mengalami gangguan jiwa sejak 20 tahun yang lalu,
klien sakit karna ingin menjadi polisi.pasien sering
melakukan kekerasan yaitu sering memukul jika
kemaunya tidak dituruti
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan
b.Pengobatan sebelumnya
Keluarga Pasien mengatakan kontrol di Rumah Sakit
jiwa HB Sa anin padang ,tetapi pasien tidak teratur dalam
minum obat, karena pasien beranggapan dirinya tidak
mengalami gangguan jiwa. Peran keluarga dalam
mengontrol pasien minum obat kurang, karena keluarga
sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
c.Trauma
1)Aniaya fisik
Keluarga mengatakan pasien tidak pernah melihat kekerasan fisik.
2)Aniaya seksual
Keluarga mengatakan pasien tidak pernah melihat aniaya seksual.
3)Penolakan
Keluarga mengatakan pasien tidak pernah menyaksikan penolakan dari
keluarga.
4)Kekerasan dalam keluarga
Keluarga mengatakan pasien tidak pernah menyaksikan kekerasan dalam
keluarga, keluarga mengatakan tidak pernah melakukan kekerasan dalam
keluarga, keluarga mengatakan pasien tidak pernah menjadi korban
kekerasan dalam keluarga
5)Tindakan kriminal
Keluarga mengatakan pasien tidak pernah melakukan tindakan kriminal.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
d.Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita gangguan
jiwa.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
e.Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Keluarga mengatakan pasien tidak ada pengalaman masalalu yang tidak
menyenangkan.
Masalah Keperawatan: tidak ada
IV.Pemeriksaan Fisik
A. TTV saat pengkajian tanggal : 24 Januari 2020
TD : 120/70 mmHg Nadi : 88 x/i
S : 36,5 P : 17 x/i
b.Ukuran
TB : 169 cm BB : 50 kg
c.Keluhan Fisik
Pada saat pengkajian pasien mengatakan tidak ada
keluhan yang berarti terkait dengan kondisi fisik.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
V.Psikososial
a.Genogram
Keluarga mengatakan pasien tinggal serumah dengan saudarannya. Pasien anak
keenam dari tujuh bersaudara. Dalam berinteraksi keluarga menggunakan bahasa
minang .Keluarga mengatakan dalam mengambil keputusan biasanya dilakukan
secara musyawarah keluarga, namun pasien tidak diikut sertakan dalam
pengambilan keputusan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
b.Konsep diri
1)Citra tubuh
Pasien menyukai semua anggota tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki
dan pasien mengatakan anggota tubuhnya berfungsi dengan baik.
2)Identitas diri
Pasien mengatakan dia seorang laki-laki dewasa dan belum menikah.
3)Peran diri
keluarga mengatakan pasien anak keenam dari tujuh bersaudara.
4)Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat pulang kerumah kembali ke keluarga dan
lingkungannya
5)Harga diri
Keluarga mengatakan pasien tidak di hargai karena sakit jiwa yang di alaminya.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah
C.Spiritual
1)Nilai dan keyakinan
keluarga mengatakan pasien beragama islam.
2)Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan malas sholat, dan beranggapan sholat itu tidak penting.
Pasien tidak menyesal meninggalkan sholatnya.
Masalah Keperawatan: Distress spiritual

VI.Status Mental
a.Penampilan
Pasien berpenampilan kurang rapi, mandi bila di ingatkan oleh perawat, pasien
tidak mencukur kumis dan jenggot badan berbau. Gigi pasien tampak kotor
dan berbau penggunan pakaian sesuai ketentuan rumah sakit.
Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri
b.Pembicaraan
Pasien tidak kooperatif saat ditanya dan menjawab dengan spontan
Masalah Keperawatan: gangguan komunikasi
c.Aktivitas motorik
Pasien tampak gelisah, pasien tampak mondar-mandir tanpa tujuan yang jelas,pasien
tampak mengikuti kemauan sendiri,emosi pasien mudah terpancing.
Masalah Keperawatan: resiko perilaku kekerasan.

d.Alam perasaan
Klien mengatakan ingin pulang bertemu keluarga dan ponakan nya.
Masalah Keperawatan: Ketidakberdayaan

e.Afek
Saat berinteraksi dengan pasien, afek pasien labil, pasien mempunyai emosi yang cepat
berubah-ubah. Sesekali pasien bicara dengan nada tinggi.
Masalah Keperawatan:Resiko Perilaku Kekerasan
f.Interaksi selama wawancara
Saat di wawancara pasien tidak mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan, dan pasein mudah tersinggung
apabila pertanyaan yang diajukan tidak disukainya atau
menyinggung masalah pribadinya.
Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan
g.Persepsi
Pasien seperti ada mendengar bisikan-bisikan pada saat
sendiri, suara seperti bisikan, pasien tampak senyum-senyum
sendiri dan tertawa ,pasien tidak ada melihat bayangan atau
hantu bahkan monster.
Masalah Keperawatan: Gangguan Persepsi Sensori:
Halusinasi Pendengaran
h.Proses pikir
Pembicaraan pasien tidak jelas, pembicaraan berbelit-belit dan tidak sampai
pada tujuan. Ketika ditanya perawat tentang penyebab sakitnya, pasien tidak
mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat dengan baik.
Masalah Keperawatan: Gangguan Proses Pikir
i.Isi pikir
Pasien depersonalisasi sebab pasien mengatakan Pasien mengatakan dirinya
orang hebat, pasien mengatakan ia ingin jadi polisi.
Masalah Keperawatan: Waham Kebesaran
j.Tingkat kesadaran
Pasien sadar jika dirinya dirawat di rsj. Namun pasien mengingkari
penyakitnya. Saat di Tanya tentang penyakitnya pasien mengatakan tidak sakitt
dan kjlien tampak kesal.
Masalah Keperawatan: Gangguan Proses Fikir
k.Memori
Pasien tidak dapat mengingat kejadian saat dibawa ke rumah sakit diantar
oleh kakaknya. Pasien tidak dapat mengingat dan menceritakan
pengalamannya ketika pasien melakukan kekerasan.
Masalah Keperawatan: Gangguan Proses Pikir
l.Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien diminta menghitung 1-20 namun Pasien mudah di teralihkan , tidak
mampu berkonsentrasi
Masalah Keperawatan: Gangguan Proses Pikir
m.Kemampuan penilaian
Pasien tidak mampu menilai suatu masalah dan tidak dapat mengambil
keputusan sesuai tingkat atau mana yang lebih baik untuk dikerjakan
pertama kali, misalnya mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan
Masalah Keperawatan: Gangguan proses pikir
n.Daya tilik diri
Pasien mengingkari penyakit yang ia derita, dan pasein mengatakan dia tidak
mengalami gangguan jiwa. Bahkan pasien beranggapan bahwa obat yang
dimakannya bukanlah obat untuk gangguan jiwa.
Masalah Keperawatan: Gangguan proses fikir
VII.Kebutuhan Persiapan Pulang
a.Makan
Pasien mampu makan dengan mandiri dengan cara yang baik seperti
biasanya, pasien makan 3x sehari pagi, siang dan sore. Minum lebih
kurang 5-7 gelas sehari. Berdasarkan observasi selama di rumah sakit,
sebelum dan sesudah makan pasien harus diingatkan untuk cuci
tangan. Setelah makan, pasien kadang lupa untuk meletakkan tempat
makan pada tempat yang telah disediakan. Pasien selalu lupa mencuci
gelas setelah dipakainya.
b.BAB/ BAK
Pasien BAB 1x sehari, dan BAK lebih kurang 4x sehari dan mampu
melakukan eliminasi dengan baik. Pada saat observasi pasien selama di
rumah sakit pasien mampu membersihkan dan merapikan pakaian
setelah kembali dari kamar mandi, dan pasien tampak BAK pada
tempatnya.
c.Mandi
Pasien mandi 2x sehari bila diingatkan oleh perawat pada pagi dan sore
hari, pasien tampak menggosok giginya, kebersihan diri sudah mulai
baik.
d.Berpakaian/ berhias
Pasien mengganti pakaian 1x sehari dengan pakaian yang disediakan rumah
sakit, pasien dapat memilih dan mengambil pakaian dengan baik dan sudah
sesuai dengan aturan rumah sakit.
e.Istirahat dan tidur
Selama di rumah sakit, pasien selama ini tidak mengalami gangguan tidur,
karena pasien minum obat teratur dan dapat tidur dengan berkualitas 6-8 jam
perhari, baik malam maupun siang.
f.Penggunaan obat
Pasien selama di rumah sakit selalu minum obat, ketika ditanya cara
penggunaan obat, dan efek samping obat yang diminumnya, pasien tidak dapat
menjawab pertanyaan dengan baik.
g.Pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan pasien jika di rumah saudaranya selalu mendukung
pasien untuk mencapai kesembuhannya, pasien tidak membantah apa
yang dikatakan saudaranya untuk terus rutin mengontrol di rumah
sakit jiwa hb saanin padang.
h.Kegiatan di dalam rumah
Keluarga mengatakan pasien di rumah dihabiskan waktu dengan tidur
dan kadang membantu saudaranya membersihkan rumah.
i.Kegiatan/ aktivitas di luar rumah
Keluarga mengatakan pasien hanya tidur-tiduran dan meminta unag
jajan.
VIII.Mekanisme Koping
a.Koping mal adaptif
Pasien tidak bicara dengan teman seruangannya, pasien tidak mampu
menyelesaikan masalah yang terjadi. Pasien tidak mampu mengikuti senam
dengan baik
Masalah Keperawatan:Koping individu tidak efektif

IX.Masalah Psikososial dan Lingkungan


a.Masalah dengan dukungan kelompok
Psien mengatakan tidak ada masalah dalam kelompok.

b.Masalah berhubungan dengan lingkungan


Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam berhubungan dengan lingkungan
Rumah Sakit

c.Masalah dengan pendidikan


keluarga mengatakan pasien menyelesaikan sekolahnya sampai SMA. Karna
kondisi dan ekonomi
d.Masalah dengan pekerjaan
Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki pekerjaan dan di rumah
pasien hanya tidur dan mengikuti kemauanya sendiri.

e.Masalah dengan perumahan


keluarga mengatakan pasien tidak ada masalah dengan rumah, sekarang
tinggal dengan saudara perempuannya.

f.Masalah dengan ekonomi


keluarga mengatakan pasien tidak ada masalah ekonomi, karena
keluarga pasien membantu bersama-sama membiayai pasien.

g.Masalah dengan pelayanan kesehatan


Pasien dirawat dan ditanggung oleh BPJS pada kelas tiga.
X.Pengetahuan
Pasien tidak mengetahui tentang penyakitnya, tanda dan gejala
kekambuhan, obat yang diminum dan cara menghindari
kekambuhan. Tetapi pasien beranggapan dia tidak mengalami
gangguan jiwa dan obat yang diminumnya bukan obat untuk
pasien jiwa.
Masalah Keperawatan: Kurang pengetahuan

XI.Aspek Medik
Diagnosa medik : Skizofrenia
Terapi medik : Risperidone 2 x 2 mg
Lorazepam 1 x 2 mg
XII.ANALISA DATA
no data Masalah
1. DS : Resiko
1. Keluarga mengatakan klien sering memukul jika kemauan nya tidak di Perilaku
turuti. Kekerasan
2. Keluarga mengatakan klien bicara dengan nada tinggi dan sering emosi
DO :
1. Klien tampak menjawab dengan nada tinggi
2. Klien tampak tersinggung
3. Raut wajah klien terlihat kesal
4. Tatapan klien tajam
5. Emosi klien tampak labil
6. Pasien tampak gelisah7.

2. DS : Harga Diri
1. Keluarga mengatakan pasien tidak dihargai karna gangguan jiwa yang Rendah
dialaminya.

DO :
1. Klien tampak suka menyendiri
2. Klien sering murung
3. Klien tampak tidak bersemangat
no data Masalah

3. DS : Isolasi sosial
1. klien mengatakan tidak mau berinteraksi dengan pasien lain.
2. Klien Mengatakan tidak memiliki teman dekat
DO :
1. Klien tampak asik sendiri
2. Klien tampak banyak diam

4. DS : Hambatan
1. Keluarga mengatakan mudah tersinggung Komunikasi
2. Keluarga mengatakan pasien tidak suka saat di Tanya.
3. Keluarga mengatakan pasien tidak suka di Tanya berulang-ulang
DO:
1. Pasien tampak tidak mau menjawab pertanyaan yang di berikan.
2. Pasien acuh saat di Tanya

5. DS : Defisit
1. Klien mengatakan ada melakukan perawatan diri tapi harus diingatkan oleh perawat. Perawatan Diri

DO :
1. Kumis tampak tidak dicukur
2. Gigi klien tampak kotor
3. Mulut berbau
No Data Masalah
6. DS : Intoleransi
1. Klien mengatakan dirinya gelisah dan bingggung aktivitas
2. Klien mengatakan tidak nyaman

DO : 1. Klien tampak gelisah


2 Klien tampak mondar mandir

7. DS : Ketidakberdayaan
1.Klien mengatakan ingin pulang dan bertemu keluarga nya
DO : 1. Klien Nampak bicara sendiri mau pulang dan meminta perawat untuk menelpon
keluarganya.

8. DS : Gangguan proses
1. Klien mengatakan tidak bisa menjawab pertanyaan yg diajukan pikir
1. Klien mengatakan dirinya bingung
2. Klien mengatakan tidak tau kenapa dirinya dibawa ke rsj
3. Klien mengatakan dirinya sehat dan tidak sakit
4. Klien mengatakan dirinya sulit berkonsetrasi
5. Klien mengatakan tidak tau mencici tangan terlebih dahulu sebelum makan

DO :
1. Klien Terlihat kebingungan
2. Klien sulit berkonsentrasi
3. Perhatian klien mudah dialihkan
4. Klien tampak mengingkari penyakitnya
No Data Masalah

9. DS : Gangguan
1. Klien mengatakan seperti ada mendengar bisikan-bisikan, persepsi
2.Klien mengatakan mendengar suara, sensori:
halusinasi
DO : pendengaran
1.Klien tampak berbicara sendiri
2.Klien tampak tertawa sendiri
3.Klien tampak ngawur

10 DS: Koping
1. Klien mengatakan tidak mau bicara dengan teman seruangan individu
DO: tidak efektif
1. Pasien tampak menolak di suruh untuk interaksi dengan teman seruangan
2. Klien tampak menghindar
no,. data Masalah
11. Kurang pengetahuan
DS:
1. Klien mengatakan
tidak ada sakit
DO:
1. Klien mengingkari
penyakitnya
2. Klien tidak bisa
tanda dan gejala penyakitnya
DaftarMasalah
1. Perilaku kekerasan
2. Harga diri rendah
3. Hambatan komunikasi
4. Intoleransi aktivitas
5. Distress spiritual
6. Defisit perawatan diri
7. Ketidak berdayaan
8. Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
9. Gangguan proses piker
10. Waham kebesaran
11. Koping individu afektif
12. Kurang pengetahuan
Pohon masalah
Resiko prilaku kekerasan diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Hambatan komunikasi Halusinasi

Gangguan proses pikir Isolasi sosial DPD

Harga diri rendah

Koping individu tidak efektif

Kurang pengetahuan Ketidakberdaaan


Daftar Diagnosa Keperawatan
1.Resiko Perilaku kekerasan
2.Harga Diri Rendah
3.Halusinasi
intervensi
no. diagn tujuan Kriteria evaluasi intervensi rasional
osa
1. Perila Pasien mampu: Setelah … pertemuan SP 1 Pasien ( tgl:… pertemuan:…) • Langkah awal untuk
ku Pasien dapat Pasien: 1. Bina hubungan intervensi selanjutnya dengan
keker 1. • Dapat saling percaya dengan tindakan: harapan klien percaya dan terbuka
asan Meng menyebutkan penyebab, • Mengucap salam dalam mengucapkan
identifikasi tanda dan gejala, jenis terapeutik. permasalahannya pdengan rasa
penyebab perilaku perilaku kekerasan yang • Berjabat tangan. aman.
kekerasan tanda- biasa dilakukan dan • Menjelaskan tujuan • Memberikan
tanda perilaku akibat perilaku interaksi. pemahaman tentang perilaku
kekerasan jenis kekerasan. • Membuat kontrak kekerasan pada klien sehingga
perilaku kekerasan • Dapat topic, waktu dan tempat setiap kali memungkinkan klien untuk
yang pernah menyebutkan cara bertemu pasien. menghindari penyebab rasa marah.
dilakukannya akibat mencegah/mengontrol 2. Identifikasi • Menilai
dari perilaku perilaku kekerasan dan • Penyebab perasaan pengetahuan klien tentang efek
kekerasan yang dapat mencegah perilaku marah, tanda dan gejala yang perilaku agresif terhadap diri
dilakukannya. kekerasan secara fisik. dirasakan. sendiri dan orang lain.
2. • Perilaku kekerasan • Memberi gambaran
Pasie yang dilakukan, akibatnya. pada klien cara menyalurkan marah
n dapat • Serta cara secara konstruktif.
menyebutkan cara mengontrol secara fisik: o Dengan nafas dalam
mencegah/mengontr o Tarik nafas dalam. mampu mengurangi ketegangan
ol perilaku o Pukul kasur dan otot saat marah, sehingga dapat
kekerasannya. bantal. menurunkan energi emosi.
3. • Masukkan dalam o Dapat menyalurakan
Pasie jadwal kegiatan harian energy secara positif tanpa
n dapat mencederai diri sendiri dan orang
mencega/mengontro lain.
l perilaku • Membantu
kekerasannya secara menetapkan kegiatan yang
fisik, spiritual, dan memungkinkan terselesaikan
dengan terpi dengan baik dan dapat dilakukan
psikofarmak. secara teratur.
No diagnos tujuan Kriteria evaluasi intervensi rasional
a
Setelah… pertemuan SP 2 Pasien ( •Menilai
Pasien: tgl:…pertemuan:…) kemajuan
• Mampu 1.Evaluasi kegiatan yang perkembangan
menyebutkan kegiatan klien.
yang sudah dilakukan.
lalu ( SP 1 ) beri pujian.
• Mampu 2.Latih dan ajarkan pasien •Melatih minum
memperagakan cara minum obat secara teratur obat teratur
mengontrol perilaku dengan prinsip ( 6 benar) memberi
kekerasan secara patuh benar ( jenis, guna, dosis, pemahaman
minum obat. frekuensi, cara, dan pentingnya
kontinuitas minum obat ). motivasi rasa
klien untuk
Jelaskan mandiri dan
manfaat/keuntungan minum menyadari
obat dan kerugian tidak kebutuhannya
minum obat. akan pengobatan
3.Susun jadwal minum obat yang optimal.
secara teratur dan
memasukkan dalam jadwal •Membantu
menetapkan
kegiatan harian pasien kegiatan yang
memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dapat dilakukan
secara teratur.
no diagnos tujuan Kriteria evaluasi intervensi rasional
a
Setelah….pertemuan SP 3 pasien ( tgl:… •Menilai kemajuan
Pasien: pertemuan:…) dan perkembangan
• Mampu 1.Evaluasi kegiatan pasien.
menyebutkan kegiatan yang lalu ( sp 1 dan
yang sudah dilakukan. sp 2) beri pujian •Dengan
• Mampu mengungkapkan arah
memperagakan cara secara verbal klien
mengontrol perikau 2.Latihan mampu
kekerasan secara mengungkapkan mengungkapkan
social/verbal. rasa marah dengan marah secara asertif
secara verbal: sehingga orang lain
•Menolak dengan lebih memahami
baik keinginan/ maksud
•Meminta dengan klien maupun
baik perasaan emosi
•Mengungkapkan sedang dialaminya.
perasaan dengan
baik •Membantu
menetapkan kegiatan
3.Susun jadwal yang memungkinkan
latihan terselesaikan dengan
mengungkapkan baik dan dapat
marah secara verbal dilakukan secara
dan masukkan teratur
dalam jadwal
kegiatn pasien
no diagnosa tujuan Kriteria intervensi rasional
evaluasi
Setelah..pertemuan SP 4 pasien( tgl:…  Menilai
kemajuan
Pasien: pertemuan:…)
perkembangan
Mampu 1.Evaluasi kegiatan klien
menyebtukan yang lalu ( sp1, 2, dan  Mengontrol pk
kegiatan yang sudah 3 ) beri pujian. dengan cara
spiritual dengan
dilakukan 2.Latih menontrol pk cara berdoa,
Mampu dengan cara spiritual ( berdzikir,
memperagakan cara sholat, berdoa, dzikir, wudhu, sholat
dapat
mengontrol perilaku wudhu )
menurunkan
kekerasan secara 3.Susun jadwal ketegangan fisik
spiritual. latihan sholat/berdoa dan psikologis
dan masukkan dalam  Memvantu
menetapkan
jadwal kegiatan
kegiatan yang
pasien. memungkinkan
terselesaikan
dengan baik dan
dapat dilakukan
secara teratur.
no diagno tujuan Kriteria evaluasi intervensi rasional
sa
Klien mampu: Setelah dilakukan pertemuan SP 1
2 Harga 1.Klien mampu klien: 1.Identifikasi kemampuan
diri mengidentifikasi 1.Mampu mengidentifikasi
dan aspek positif yang
rendah kemampuan dan aspek kemampuan dan aspek positif
dimiliki klien.
positif yang dimiliki. yang dimiliki
2.Mampu menilai 2.Mampu menilai kemampuan
kemampuan yang bisa yang dapat digunakan 2.Bantu klien menilai
digunakan. 3.Mampu menetapkan / memilih kemampuan yang masih
3.Mampu menetapkan kegiatan yang sesuai dapat di gunakan, dengan
atau memilih kegiatan kemampuan
tindakan
yang sesuai dengan 4.Mampu melatih kegiatan yang
kemampuan. sudah di pilih sesuai
4.Mampu melatih kemampuan 3..Bantu klien memilih
kegiatan yang dipilih 5.Mampu menyusun jadwal atau menetapkan
sesuai kemampuan. untuk melakukan kegiatan yang kemampuan yang akan
5.Mampu menyusun sudah di pilih dilatih
jadwal untuk melakukan
4.Latih kemampuan yang
kegiatan yang sudah
dipilih.
dipilih klien
diagnosa tujuan Kriteria evaluasi intervensi Rasional

Klien mampu dan Setelah di lakukan pertemuan SP 2


dapat melatih klien: 1.Evaluasi kegiatan
kegiatan yang di 1.Melatih kegiatan kedua yang yang lalu (SP 1).
pilih sesuai sudah di pilih sesuai Beri pujian
kemampuan kemampuan. 2.Latih kemampuan
2.Maou menyusun jadwal untuk kedua yang dipilih
kegiatan kedua yang sudah di Beri reinforcement
latih positif masukkan
dalam jadwal
kegiatan
no Diagnosa tujuan Kriteria evaluasi intervensi rasional
Klien mampu Setelah di lakukan SP 3
dan dapat pertemuan klien: 1.Evaluasi kegiatan yang
melatih 1.Melatih kegiatan kedua lalu (sp 1 dan sp 2) beri
kegiatan yang yang sudah di pilih sesuai pujian
di pilih sesuai kemampuan. 2.Latih kemampuan
kemampuan 2.Mampu menyusun ketiga yang di pilih
jadwal untuk kegiatan 3.Beri reinforcement (+)
ketiga yang sudah di latih Masukkan dalam jadwal
kegiatan harian

Klien mampu Setelah di lakukan SP 4


dan dapat pertemuan klien: 1.Mengevaluasi kegiatan
melatih 1.Melatih kegiatan kedua yang lalu (sp 1,2, & 3) beri
kegiatan yang yang sudah di pilih sesuai pujian
di pilih sesuai kemampuan. 2.Melatih kemampuan
kemampuan 2.Mampu menyusun kegiatan ke empat yang di
jadwal untuk kegiatan pilih
keempat yang sudah di 3.Beri reinforcement (+)
latih Masukkan dalam jadwal
kegiatan harian
no diagnosa tujuan Kriteria evaluasi intervensi rasional

Halusinasi Pasien mampu : Setelah 2x pertemuan pasien : SP 1


1.Mengidentifik 1.Mampu menyebutkan 1.Identifikasi halusinasi :
asi hakusinasi : isi,waktu,frekuensi,situasi pecetus
isi,frekuensi,waktu
isi dan perasaan saat halusinasi
,frekuensi,wakt muncul
terjadi,situasi
u terjadi, 2.Menyebutkan cara mengontrol pencetus,perasaan,respon
pencetus,,perasa halusinasi dengan cara 2.Jelaskan cara
an dan respon menghardik mengontrol halusinasi :
2.Menyebutkan hardik,obat,bercakap
cara menontrol
cakapdan melakukan
halusinasi
3.Mengontrol
kegiatan
halusinasi 3.Latih cara mengontrol
dengan cara halusinasi dengan cara
menhardik, menghardik
minum obta , 4.Masukan pada jadwal
bercakap cakap,
kegiatan untuk latihan
dan melakukan
kegitan
menghardik
No diagnosa tujuan Kriteria evaluasi intervensi rasional

Setelah 2x pertemuan SP 2:
pasien : 1.Mengevaluasi
1.Mamou mengontrol kegiatan
halusinasi dengan cara menghardik,beri pujian
minum obat 2.Latih cara
mengontrol hakusinasi
2.Mampu mengetahui 6
denagan minum obat
benar minum obat
(cara,jenis,guna,dosis,f
(cara,jenis,guna,dosis,fr
rekuensi dan
ekuensi dan kontuinitas
kontuinitas minum obat
minum obat)
3.Masukan kejadwal
kegiatan
no diagno tujuan Kriteria evaluasi intervensi rasion
sa al
Setelah 2x pertemuan pasien SP 3 ;
: 1.Mengevaluasi kegiatan latihan
1.Mampu mengontrol menghardik dan minum obar, beri
halusinasi dengan cara pujian
bercakap cakap 2.Latih cara mengontrol halusinasi
2.Mampu bercakap cakap dengan bercakap cakap saat terjadi
dengan perawat maupun halusinasi
pasien lain 3.Masuakan kejadwal kegiatan
untuk latihan menghardik,minum
obat dan bercakap cakap

Setelah 2x pertemuan pasien SP 4 :


: 1.Mengevaluasi kegiatan latihan
1.Mampu mengontrol menghardik,minum obat, bercakap
halusinasi dengan cakap, beri pujian
melakukan kegiatan harian 2.Latih cara mengontrol halusinasi
dengan melakukan kegiatan harian
3.Masukan kejadwal kegiatan
harian latihan menghardik,minum
obat,bercakap cakap dan
melakukan kegiatan harian.
Implementasi dan evaluasi
No Diagnosa implementasi evaluasi
Resiko Perilaku Hari/ Tanggal : Jumat 25 januari 2020 Hari/Tanggal : Jumat 25 januari 2020
1 kekerasan Jam : 09.30 WIB Jam ; 13.00 WIB
SP : 1

1. Bina hubungan saling percaya S : klien mengatakan belum bisa


2. Membantu pasien mengidentifikasi mengontrol emosinya dengan cara tarik
penyebab, tanda gejala,dan akibat dari nafas dalam dan pukul bantal/kasur.
perilaku kekerasan O ;Pasien tampak belum bisa melakukan
3. Menjelaskan cara mengontrol kemarahan atau mempraktiakn cara menontrol
secara fisik emosinya
4. Melatih mengontrol kemarahan secara fisik A : Cara mengontrol emosi dengan tarik
: tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal nafas dalam pikul kasur/bantal belum
5. Memasukan kejadwal kegiatan harian mandiri
pasien P:
1. Pantau keadaan umum klien

1. Pantau keadaan pasien setelah


menontrol kemarahan dengan cara
fisik
Harga Diri Rendah Hari/tanggal : Kamis 25 Hari/Tanggal : Kamis 25
januari 2020 januari 2020
Jam : 15.00 WIB
Jam : 15.00 WIB
SP 1
S : Klien mengatakan tidak
tau mau melakukan apa
1. Identifikasi kemampuan selama dirawat
dan aspek postif yang
dimilki klien O: Klien tampak malas
2. Bantu klien menilai melakukan kegiatan
kemampuan yang masih
A: Latihan kemampuan yg
dapat digunakan
sudah dipilih
3. Bantu klien melatih dan
menetapkan kemampuan P: Pantau sp 1
yang akan dilatih
4. Latih kemampuan yang
dipilih klien
5. Bantu menyusun jadwal
pelaksaanan kemampuan
yang dilatih
Halusinasi Hari/Tanggal : Jumat 25 Hari/tanggal : Jumat 25
3 Januari 2020 januari 2020
Jam : 16.00 WIB Jam : 17.00 WIB
SP 1
S : klien mengatakan belum
1. Membina hubungan paham cara menontrol
saling percaya halusinasi dengan
2. Identifikasi hakusinasi : menghardik
isi frekuensi,waktu
terjadi, pencetus O : klien tampak belum
perasaan, respon mampu
3. Jelaskan mengontrol Klien tampak
halusinasi : kebingungan
hardik,obat,bercakap
cakap,kegiatan harian A : halusinasi dengan cara
4. Melatih mengontrol menghardik belum mandiri
halusinasi dengan
menghardik P : Mevaluasi mengontrol
5. Masukan pada jadwal halusinasi dengan cara
kegiatan untuk latihan menghardik.
menghardik
Perilaku kekerasan Hari/tanggal : Sabtu 26 Hari/tanggal : Sabtu 26 januari 2020
januari 2020 Jam : 12.00 WIB
Jam : 09.30 WIB
SP 2 S:
1. Pasien mengatakan sudah bisa mengontrol
1. Mengevaluasi kegiatan kemarahan dengan cara fisik
yang sudah 2. pasien mengatakan sudah bisa minum obat
dilakukannya dengan benar tapi diingatkan perawat
2. Melatih mengontrol
kemarahan dengan obat O:
(jelaskan 6 benar minum 1. Pasien tampak sudah bisa mengontrol
obat,jenis,dosis kemarahan dengan fisik secara mandiri
ferkuensi, cara dan 2. Cara mengontrol kemarahan dengan minum
kontuinitas) obat belum mandiri
3. Masukan kejadwal
pasien
A:
1. cara mengontrol kemarahan sudah mandiri
2. cara mengontrol kemareahan minum obat
belum mandiri

P:
1. pantau keamanan umum pasien
2. berikan pujian setiap keberhasilan pasien dalam
mengontrol kemarahan dengan cra fisik dan
minum obat
Harga diri rendah Hari/tanggal : sabtu 26 janyari 2020 Hari/tanggal : sabtu 26 januari
Jam : 10.30 2020
SP 2 Jam : 12.30 WIB

1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1) S:


2. Latih kemampuan keuda yang dipilih berikan 1. Pasien mengatakan tidak
reinforcement(+) tau melakukan apa selama
3. Masukan kedalam jadwal kegiatan harian dirawat
O : Pasien tampak malas
melakukan kegiatan
A : Latih kemampuan kedua
yang dipilih sudah mandiri
P : Pantau SP 2
6. Halusinasi Hari/Tanggal : Sabtu 26 januari Hari/tanggal : sabtu 26 januari 2020
2020 Jam : 13.00 WIB
Jam : 10.00 WIB
S:
SP : 2 1. Pasien mengatakan sudah paham dan sudah
melakukan cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik
1. Evaluasi kegiatan 2. Pasien mengatakan sudah bisa minum obat secara
menghardik mandiri
2. Latih cara mengontrol O:
halusinasi dengan minum 1. Pasien tampak mpaham dengan cara menghardik
obat 2. Pasien mampu melakukan cara mengontrol
3. Masukan pada jadwal halusinasi dengan menghardik
kegiatan 3. Pasien sudah bisa minum obat secara mandiri

A:
1. Mengontrol halusinasi menghardik sudah mandiri
2. Mengontrol halusinasi dengan minum obat sudah
mandiri
P:
1. Mengevaluasi kegiatan pasien selamjutnya
2. Masukan pada jadwal kegiatan harian setiap
kegiatan yang dilakukan
Prilaku kekerasan Hari/ Tanggal : Minggu 27 Hari/ tanggal :minggu ,27 januari
januari 2020 2020
Jam : 10.00 WIB Jam : 13.00 WIB
SP : 3
1. mengevaluasi kegiatan S
pertama dan 1. pasien mengatakan sudah bisa
kedua.Berikan pujian melakukan cara mengontrol
kemarahan dengan minum
1. melatih dengan cara obat
mengontrol kemarahan 2. pasien mengatakan belum bisa
dengan cara verbal mengontrol kemarahan dengan
(meminta,menolak, dan cara verbal
memberikan pendapat O
dengan baik.) 1. pasien tampak sudah bisa
minum obat
1. masukan pada jabwal 2. pasien belum bisa mengontrol
kegiatan untuk latihan kemarahan secara verbal.
verbal. A
1. cara mengontrol kemarahan
dengan minum obat sudah
mandiri
2. cara mengontrol kemarahan
dengan verbal belum mandiri.
P
1. mengevaluasi cara mengontrol
kemarahan dengan cara verbal
2. masukan pada jabwal kegiatan
untuk latihan fisik
Harga diri rendah Hari /Tanggal : Minggu 27 Hari/ tanggal :minggu 27
januari 2020 januari 2020
Jam : 09.00 WIB Jam : 09.00 WIB

SP ; S :pasien mengatakan tidak


1. mengevaluasi kegiatan mau melakukan apa selama
yang lalu (sp 1,sp 2) dirawat
2. latih kemampuan yang O :pasien tampak malas
ketiga yang dipilih melakukan kegiatan
3. beri reinforment positif A :latih kemampuan kedua
4. masukan pada jabwal yang dipilih sudah mandiri
kegiatan P : pantau sp 3
9 Halusinasi Hari/Tanggal: Minggu 27 januari 2020 Hari/ tanggal :minggu 27
januari 2020
Jam : 10.00 WIB
Jam : 13.00 WIB
SP 3
S :pasien mengatakan belum
1. mengevaluasi kegiatan pertama dan kedua .Berikan
paham cara mengontrol
pujian.
halusinasi dengan cara
2. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap
bercakap-cakap.
3. Masukan pada jabwal kegiatan O: pasien tampak belum
melakukan cara mengontrol
halusinas dengan bercakap –
cakap

A :cara mengontrol
halusinasi dengan cara
bercakap-cakap belum
mandiri

P:

1. Mengevaluasi pasien
dengan cara mengntrol
halusinasi dengan
bercaka-cakap
2. Masukan ke jadwal
kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai