Anda di halaman 1dari 24

NAMA KELOMPOK: 2

1. Silvia Junelda
2. Ayu sandra
3. Nindya febri hasri
4. Riyan febrianto
5. Wahyu teguh
6. Hilmadri azis
7. Insanul arif
8. teguh ramadhan
9.

AKADEMI KEPERAWATAN BAITURRAHMAH PADANG


Menurut Christine Efendy (1995), DHF adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong virus arbovirus
dan mauk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegepty. Sedangkan
menurut Mansjoer (2000), DHF adalah penyakit
demam akut dengan cirri cirri demam ,
manisfestasi pendarahan yang dapat
menyebabkan kematian.
Sudoyo (2010) juga berpendapat bahwa DHF
adalah penyakit infwksi yg disebkan oleh virus
dengue dengan manifestasu klinis demam ,
nyeri otot nyeri sendi
 Hipertermia (demam) adalah peningkatan titik patokan (set
point) suhu di hipotalamus (Corwin, Elizabeth J,
2000).Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih
dari 37,5 ºC (Oswari, E, 2006). Demam terjadi karena
pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya
telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal
dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi
imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Noer,
Sjaifoellah,2004).Pengaruh pengaturan autonom akan
mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi perifer sehingga
pengeluaran (dissipation) panas menurun dan pasien
merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi lagi
karena meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga
mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena
kurang adekuat penyalurannya ke permukaan maka rasa
demam bertambah pada pasien.

Menurut Muwarni (2011), Penyebab penyakit Dengue
Hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah
adalah virus dengue sejenis virus yang tergolong
arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan dari vector nyamuk Aedesaegypti.
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari
kelompok arbovirus B, yaitu arthropod-born
envirus atau virus yang disebarkan oleh
artropoda. Vector utama penyakit DBD adalah
nyamuk aedes gypti Sifat nyamuk senang
tinggal pada air yang jernih dan tergenang,
telurnya dapat bertahan berbulan-bulan pada
suhu 20-420C. Bila kelembaban terlalu rendah
telur ini akan menetas dalam waktu 4 hari,
kemudian untuk menjadi nyamuk dewasa ini
memerlukan waktu 9 hari. Nyamuk dewasa
yang sudah menghisap darah 3 hari dapat
bertelur 100 butir.
Hipertermi dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pada
pasien DHF, hipertermia disebabkan oleh karena
adanya proses penyakit ( infeksi virus dengue)
didalam tubuh yang yang disebarkan oleh nyamuk
aedes aegepty (PPNI, 2016).
 Arbovirus masuk melalui gigitan nyamuk aedes
aegepty pada tubuh manusia yang beredar dalam aliran
darah sehingga terjadi infeksi virus dengue yang
menyebabkan pengaktifan sistem komplemen ( zat
anafilatoksin) yang membentuk dan melepaskan zat
C3a, C5a dan merangsang PGE2 yang selanjutnya akan
meningkatkan seting point suhu di hipotalamus.
Kenaikan seting pint ini akan menyebabkan perbedaan
suhu seting lebih tinggi darpada suhu tubuh. Untuk
menyamakan perbedaan ini, suhu tubuh akan
meningkat sehingga akan terjadi hipertermi.
 Hipertermi menyebabkan peningkatan
reabsorpsi Na dan H2O sehingga
permiabilitas membran meningkat.
Meningkatnya permeabilitas membran
menyebabkan cairan dari intravaskular
berpindah ke ektravaskular sehingga terjadi
kebocoran plasma. Kebocoran plasma akan
mengakibatkan berkurangnya volume plasma
sehingga terjadi hipotensi dan kemungkian
terjadi syok hipovolemik ( Nurarif dan
kusuma, 2015).

Kasus DHF ditandai oleh manifestasi klinik,
yaitu:demam tinggi dan mendadak yang dapat
mencapai 40⁰C atau lebih dan terkadang disertai
dengankejang, demam, sakit kepala,anoreksia,
mual muntah, epigastrik, discomfort, nyeri
perut kanan atasatau seluruh bagian perut dan
pendarahan, terutama pendarahan kulit, walaupun
hanya berupa ujitourniquet positif. Selain itu,
pendarahan kulit dapat terwujud memar atau juga
berupa pendarahanspontan mulai dari petekie pada
ektremitas, tubuh, dan muka, sampai epistaksis
dan pendarahan gusi.
Sementara pendarahan gastrointestinal masih
lebih jarang terjadi dan biasanya hanya
terjadi padakasus dengan syok yang
berkepanjangan atau setelah syok yang
tidak dapat teratasi. Pendarahan lainseperti
pendarahan sub konjungtiva terkadang
juga ditemukan. Pada masa konvalisen
seringkaliditemukan eritema pada telapak
kaki dan hepatomegali.Hepatomegali
biasanya dapat diraba padapermukaan
penyakit dan pembesaran hati ini
tidak sejajar dengan beratnya penyakit.Nyeri
tekanseringkali ditemukan tanpa
ikters maupun kegagalan pendarahan.
 a.Pemeriksaan Laboratorium :
 1. Trombosit menurun
 2. Hematokrit meningkat 20% atau lebih
 3. Leukosit menurun pada hari kedua dan ketig
a
 4. Kadar albumin menurun dan bersifat sement
ara
 5. Hipoproteinemia( Protein darah rendah )
 6. Hiponatremia( NA rendah )
 b. Pemeriksaan RadiologiPada foto trorax( pada
DHF grade III/ IV dan sebagian besar grade II)
di dapatkan efusi pleura


 a. Tirah baring
 b. Pemberian makanan lunak
 c. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)
 d. Pemberian cairan melalui infuse
 e. Pemberian obat-obtan; antibiotic, antipiretik
 f. Antikonulsi jika terjadi kejang
 g. Monitor TTV
 h. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
 i. Monitor tanda-
tanda pendarahan lanjut j. Periksa HB, HT, dan
trombosit setiap hari
 Adapun komplikasi dari DHF (Hadinegoro, 2006: 23)
adalah:
 1. Perdarahan Disebabkan oleh perubahan vaskuler,
penurunan jumlah trombosit dan koagulopati, dan
trombositopeni dihubungkan meningkatnya
megakoriosit muda dalam sel-sel tulang dan pendeknya
masa hidup trombosit. Tendensi perdarahan dapat
dilihat pada uji torniquet positif, ptekie, ekimosis, dan
perdarahan saluran cerna, hematemesis, dan melena
2. Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Syock
Syndrom) terjadi pada hari ke 2-7 yang disebabkan
oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga
terjadi kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke
ronnga pleura dan peritoneum, hiponatremia,
hemokonsentrasi, dan hipovolemi yang
mngekaibatkan berkurangnya alran balik vena,
penurunan volume sekuncup dan curah jantung
sehingga terjadi 13 disfungsi atau penurunan
perfusi organ. DSS juga disertai kegagalan
hemeostasis yang mengakibatkan aktivitas dan
integritas sistem kardiovaskular, perfusi miokard
dan curah jantung menurun, sirkulasi darah
terganggu dan terjadi iskemi jaringan dan
kerusakan fungsi sel secara progresif dan
irreversible, terjadi kerusakan sel dan organ
sehingga pasien akan meninggal dalam wakti 12-
24 jam .
3. Hepatomegali Hati umumnya membesar
dengan perlemakan yang dihubungkan dengan
nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada
lobulus hati dan sel-sel kapiler. Terkadang
tampak sel metrofil dan limphosit yang lebih
besar dan lebih banyak dikarenakan adanya
reaksi atau komplek virus antibody.
4. Efusi Pleura Terjadi karena kebocoran plasma
yang mngekibatkan ekstrasi cairan intravaskuler
sel, hal tersebut dibuktikan dengan adanya
cairan dalam rongga pleura dan adanya dipsnea .
PENGKAJIAN
Data pasien yang harus dikaji mencakup beberapa hal
yaitu:
1. Identitas Pasien
Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur,
jenis kelamin, agama, suku bangsa/ras, pendidikan,
bahasa yang dipakai, pekerjaan, penghasilan dan alamat.

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien biasanya mengeluh Suhu tubuh meningkat,
mukosa mulut kering, terdapat ruam pada kulit.
3. Riwayat Penyakit Terdahulu
Berisikan riwayat penyakit yang pernah dialami klien ,dan
pada anak yang menderita DHF biasanya mengalami serangan
ulangan DHF dengan tipe virus lain.
Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai konsumsi makanan
dan cairan, tipe intake makan dan minum sehari, penggunaan suplemen,
vitamin makanan.dan biasanya klien bermasalah dalam nafsu makan,mual,
rasa panas diperut, lapar dan haus berlebihan

EliminasiMenggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai


pola BAB, BAK frekwensi karakter BAB terakhir, frekwensi BAK.

Aktivitas – Latihan Meliputi informas iriwayat pasien tentang pola latihan,


keseimbangan energy, tipe dan keteraturan latihan, aktivitas yang dilakukan
dirumah, atau tempat sakit.

Istirahat tidur Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekwensi dan durasi
periode istirahat tidur, penggunaan obattidur, kondisi lingkungan saat tidur,
masalah yang dirasakan saat tidur.
Kognitif- perceptualMeliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori,
kenyamanan dan nyeri, fungsi kognitif, statuspendengaran, penglihatan,
masalah dengan pengecap dan pembau, sensasi perabaan, baal,kesemutan

Konsep diri-persepsi diri Meliputi riwayat pasien tentang peran dalam


keluarga dan peran social, kepuasan dan ketidakpuasandengan peran
Seksual reproduksi Meliputi informasi tentang focus pasutri terhadap
kepuasan atau ketidakpuasan dengan seks, orientasi
seksual Koping toleransi stress Meliputi informasi riwayat pasien tentang
metode untuk mengatasi atau koping terhadap stressv Nilai kepercayaan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang nilai, tujuan, dan kepercayaan
berhubungan dengan pilihanmembuat keputusan kepercayaan spiritual
1. Hipertermi b/d proses infeksi virus dengue
2. Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan
dengan kurangnya cairan tubuh
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan t
ubuh b/d intake nutrisi yang tidak adekuat akibat
mual dan nafsu makan yang menurun.
No Diagnosa kep Noc Nic
1 Hipertermi b.d NOC: NIC:
proses infeksi Thermoreguration: Fever treathment
virus dengue Setelah dilakukan -Monitor suhu
tindakan keperawatan -Monitor warna kulit apakah ada
selama 2x24 jam dengan sianosis atau tidak
Kriteria Hasil : -Monitor tekanan darah, nadi dan
-Suhu tubuh dalam RR
rentang normal (37’C) -Monitor penurunan tingkat
-Nadi dan RR dalam kesadaran
rentang normal (60- -Monitor WBC, Hb dan Hct
100x/i) perhari
-Tidak ada erubahan -Monitor tanda-tanda hipertermi
warna kulit dan tidak dan hipotermi
ada pusing, merasa -Anjurkan klien banyak minum
nyaman -Kolaborasi pemberian antipiretik
2 Resiko terjadinya NOC NIC:
syok hipovolemik Keparahan Manajeman hipovolemi
b.d kurangnya syok:Hipovolemik -Monitor adanya tanda-tanda
cairan tubuh Setelah dilakukan dehidrasi
tindakan -Monitor adanya sumber-
keperawatan sumber kehilangan cairan
selama 2x24 jam -Tawarkan pilihan minum setiap
dengan Kriteria 1-2 jam saat terjaga,jika tidak
Hasil : adakontra indikasi
-Ttv dalam batas -Monitor rongga mulut dari
normal kekeringan dan/atau membran
-Tidak adanya mukosa yang pecah
pucat -Sediakan cairan oral sesring
-Tidak adanya mungkin untuk memelihara
kehausan integritas membran mukos
mulut
3 Ketidakseimbanga NOC: NIC:
n nutrisi kurang Nutritional status: food Nutrition management
dari kebutuhan and fluid intake -Anjurkan makan sedikit
tubuh b.d intake Setelah dilakukan tapi sering
nutrisi yag tidak tindakan keperawatan -Anjurkan klien makan
adekuat akibat selama 2x24 jam dengan selagi hangat
mual dan nafsu kriteria hasil: -Kaji adanya alergi
makan yang -Adanya peningkatan makanan
menurun berat badan -Kolaborasi dengan ahli
-Berat badan ideal sesuai gizi dalam pemberian
dengan tinggi badan makanan
-Mampu -Anjurkan pasien untuk
mengidentifakasi meningkatkan protein vit C
kebutuhan nutrisi -Monitor jumlah nutrisi
-Tidak ada tanda tanda
malnutrisi
-Tidak terjadi penurunan
berat badan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai