Anda di halaman 1dari 21

A.

FLORA NORMAL SERTA HUBUNGAN MIKROORGANISME


DENGAN HOSPES DAN LINGKUNGANNYA

 Mikroorgonasime yang terdapat dalam tubuh manusia tidak dapat


digolongkan dengan tegas, apakah bersifat komensal atau patogen
pada tubuh manusia.
 Flora dalam tubuh manusia dapat menetap(transient). Mikroba yang
menetap tersebut dapat dikatakan tidak menyebabkan penyakit dan
mungkin menguntungkan bila berada pada lokasi yang semestinya
dan tanpa keadaan abnormal. Sedangkan mo tersebut dapat
menyebabkan penyakit apabila dalam keadaan tertentu berada pada
tempat yang tidak semestinya atau bila ada faktor predisposisi.
 Sebagai contoh, flora normal di saluran pencernaan berperan dalam
sintesis vitamin K dan membantu absorbsi zat makanan tertentu.
Pada mukosa dan kulit, flora normal dapat mencegah kolonisasi
bakteri patogen melalui bacterial interference.
 Stretococcus viridans, bakteri yang sering ditemukan pada saluran
nafas atas, bila masuk aliran darah setelah ekstraksi gigi atau
tonsilektomi dapat sampai ke katup jantung yang abnormal dan
mengakibatkan subacute bacterial

 Lokasi atau tempat tinggal yang spesifik dari suatu organisme


disebut habitat, sedangkan suatu peranan atau fungsi yang spesifif
dalam komunitas (berbagai populasi yang berinteraksi satu dengan
yang lainnya). Sedangkan populasi adalah kelompok individu yang
mempunyai sifat-sifat yang sama dan hidup pada tempat yang
sama.

 Dalam suatu habitat terdapat faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor
biotik mencakup manusia, binatang dan mikroba yang lain.
Sedangkan faktor abiotik meliputi temperatur, tekanan hidrostatik,
tekanan osmotik, pH, cahaya,substansi anorganik seperti air,
CO2,O2,mineral dan substansi organik.
 Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang
memungkinkan terjadinya kehidupan. Di suatu lokasi
mikroorganisme tersebut dapat bersifat transient, yaitu bertempat
tinggal sementara, atau indigenous yaitu sudah menetap beberapa
turunan. Organisme yang terakhir tersebut dapat bertahan pada
kondisi buruk lingkungannya.
 Habitat alam mikroorganisme, meliputi:
a) Tanah
Merupakan sumber yang kaya akan mikroorganisme. Kebanyakan
mo bersifat apatogen bagi manusia. Yang bersifat patogen yang
terdapat di tanah antara lain: Clostridium tetani, Clostridium
perfringens,Clostridium botulinum dan Bacillus anthracis
b) Air
Kebanyakan air tawar dan laut banyak mengandung
mikroorganisme. Namun pada umumnya bakteri patogen tidak
terdapat, kecuali yang tercemar langsung oleh urin, feses manusia
dan hewan. Mo yang patogen di air antara lain: Salmonella dan
Shigella sp, Vibrio cholerae, Legionella,virus hepatitis,virus
polio,virus enterik,Entamoeba histolytica. Escherichia coli digunakan
sebagai indeks pencemaran oleh feses karena hidup di air relatif
lebih lama.
c) Udara
Walaupun mo sering ditemukan di udara, namun tidak berkembang
biak di udara. Ditemukan di udara karena efek pengeringan, ozon
dan radiasi ultraviolet. Udara dalam ruangan mungkin mengandung
bakteri dan virus patogen yang berasal dari kulit, tangan, pakaian,
dan terutama dari saluran nafas manusia.
d) Makanan(Susu)
Susu dari sapi normal yang diperah secara asepsis masih
mengandung 100-1000 mo non patogen per ml. Kadang
terdapat mo patogen yang berasal dari sapi yang sakit atau dari
proses pemerahan, antara lain :Mycobacterium tuberculosis,
Salmonella,Streptococcus,Corynebacterium
diptheriae,Shigellae,Brucella,Staphylococcus penyebab
keracunan makanan. Pasteurisasi dan pemusnahan hewan
yang sakit mampu menurunkan insidensi penyakit yang berasal
dari susu.
 Interaksi mikroba
Merupakan hubungan timbal balik antara mikroba dengan
mikroba lainnya maupun dengan organisme yang lebih tinggi.
Terdiri dari dari 3 interaksi yaitu:
a) Sintrofisme, di sini mo tidak terlalu dekat berhubungan, tetapi
keduanya memberi keuntungan hubungan timbal balik
b) Kompetisi, interaksi antara mo yang merupakan persaingan akibat
keterbatasan zat makanan serta energi yang tersedia. Ada pula mo
yang menghasilkan berbagi substansi yang menghambat
pertumbuhan mo yang lain.
c) Simbiosis, hubungan yang dekat antara dua bentuk kehidupan,
berlangsung lama atau sebentar dan memerlukan kontak fisik. Pada
endosimbiosis suatu mo berada di dalam organisme yang lain, pada
ektosimbiosis organisme berada di permukaan yang lain. Terdapat
tiga bentuk simbiosis yaitu mutualisme, komensalisme dan
parasitisme.
 Hubungan hospes – mikroorganisme
 Adanya mo dalam tubuh manusia tidak selalu diikuti dengan
keadaan sakit. Kebanyakan interaksi hospes-mo tidak terwujud
dalam bentuk penyakit. Wujud hubungan tersebut ditentukan oleh
keseimbangan antara virulensi dan daya tahan hospes.
 Virulensi mo adalah derajat patogenitas yang dinyatakan dengan
jumlah mo atau mikrogram toksin yang dibutuhkan untuk membunuh
binatang percobaan dengan syarat-syarat tertentu.
 Patogenitas adalah kemampuan suatu mo untuk menyebabkan
penyakit.
 Virulensi mo dipengaruhi oleh :
a) Daya invasi
Merupakan kemampuan untuk berpenetrasi ke jaringan,mengatasi
pertahanan tubuh hospes,berkembang biak dan menyebar.
Dipengaruhi oleh komponen permukaan dan enzim-enzim mo
tertentu yang membantu penyebaran mo dan membuatnya resisten
terhadap fagositosis.. Komponen permukaan tersebut antara lain
dapat berupa kapsul polisakarida yang dihasilkan oleh
Streptococcus pneumoniae,Haemophyllus influenzae,Klebsiella
pneumoniae,M-protein yang dihasilkan Streptococcus
pyogenes,kapsul polipeptida oleh Bacillus anthracis.
Enzim-enzim yang dihasilkan mo yang membantu penyebarannya
antara lain : koagulase, fibrinolisisn(streptokinase), hyaluronidase,
kolagenase,lesitinase,dan deoksiribonulase.
b) Toksigenitas
Eksotoksin dihasilkan oleh bakteri Gram positif antara lian:
Corynebacterium diptheriae,Clostridium tetani,Clostridium
botulinum,Stapylococcus. Dan bakteri Gram negatif antara lain:
Shigella dysentriae,Vibrio cholerae dan Escherichia coli
Sedangkan bakteri yang menghasilkan endotoksin antara lain:
Salmonella, Shigella, Brucella, Neisseria, Vibrio cholerae,
Pseudomonas aeruginosa.
Apabila daya tubuh hospes menurun, mo yang dalam keadaan biasa
tidak patogen dapat menimbulkan penyakit. Keadaan tersebut
disebut opurtunisme, sedangkan mo-nya disebut opurtunis
Lanjutan INTERAKSI ANTARA MIKROBA DENGAN
MANUSIA SEBAGAI HOST

SIMBIOSE

MUTUALISME KOMENSALISME
PARASITISME

OPURTUNISME
MIKROBA DAN TIMBULNYA PENYAKIT

INFEKSI

SIMBIOSE
KELAIANAN PATHOLOGIS
YANG IRREVERSIBLE

SAKIT KRONIS
STATUS KARIER SAKIT MENINGGAL

KEBAL KELAIANAN PATHOLOGIS


YANG REVERSIBLE
ERADIKASI
 Masuknya mikroba ke dalam jaringan tubuh, berkembang biak dan
menimbulkan penyakit disebut infeksi;

 Gejala klinik sebagai timbulnya infeksi, dapat sembuh kembali


secara sempurna (kelainan patologinya reversibel) atau sembuh,
tetapi dengan gejala sisa (kelainan pathologinya irreversibel)
 Contoh:
a. Radang paru-paru (pneumoniae) oleh Streptococcus pneumoniae
biasanya reversibel artinya arsitektur dan fungsi jaringan paru
kembali normal ketika bibit penyakit dieradikasi (dihilangkan);

b. Sedangkan pneumoniae yang disebabkan oleh Klebsiella


pneumoniae biasanya menimbulkan fibrosis dimana terjadi
peubahan arsitektur maupun fungsi jaringan paru secara menetap,
yang dapat menimbulkan penyakit paru yang kronis (menahun).
Apabila jaringan paru sangat meluas, timbul kematian. Infeksi
primer menyebabkan re-infeksi dan infeksi sekunder
 Pada penyakit tertentu, seseorang dapat saja mengandung bibit
penyakitnya walaupun sudah tidak menunjukkan gejala penyakitnya
(sembuh).
Contoh:
Seseorang yang terinfeksi typhus abdominalis oleh Salmonella typhoid,
di dalam kandung empedunya masih terdapat bakteri dan mengeluarkan
bakteri ini dalam feses meskipun sudah tidak menunjukkan gejala klinis.
Orang ini disebut carrier (pembawa kuman). Status karier biasanya
berlangsung lama atau sebentar. Sangat berbahaya bagi orang lain yang
suseptibel (rentan) sehingga tertular, maupun untuk terjadinya reinfeksi.
 Pada penyakit tertentu, misalnya variola, mantan penderita menjadi
kebal terhadap penyakit tersebut setelah sembuh dari penyakitnya;

 Adanya mikroba pada tubuh host yang menetap, dapat bersifat simbiose
baik komensalisme maupun mutualisme
CARA PENULARAN PENYAKIT INFEKSI

 Bibit penyakit (mikroba pathogen) dapat menular (berpindah) dari


penderita, hewan sakit atau reservoir bibit penyakit lainnya, ke
manusia sehat dengan beberapa cara:
1. Melalui Kontak Jasmaniah (Personal contact)
a. Kontak langsung (Direct contact)
Bibit penyakit menular karena kontak badan dengan antara
penderita dengan orang yang ditulari.
Misalnya cara penularan:
 Penyakit kelamin : Syphillis, Gonorrhoea, Lymphogranuloma
venereum, AIDS;
 Penyakit kulit : Tinea versicolor (panu), scabies (kudis).
 Penyakit seorang ibu kepada bayi karena bibit penyakit menembus
barier placenta dan masuk ke dalam tubuh bayi, contoh penyakit
AIDS dan Hepatitis infectiosa;
b. Kontak tidak langsung ( Indirect contact)
Bibit penyakit menular dengan perantaraan benda-benda yang
terkontaminasi karena telah berhubungan dengan penderita ataupun
bahan-bahan yang berasal dari penderita yang mengandung bibit
penyakit seperti feses, urin, darah, muntahan

Bibit penyakit menular melalui handuk, pakaian, sprei, alat makan,


alat rumah sakit yang telah dipakai penderita.
Contoh :
Penularan bibit penyakit pada pasien yang dirawat di rumah sakit
(nosocomial infection) bila alat yang digunakan tidak steril. Misalnya
dapat terjadi pada penggunaan respirator pada pasien yang
mendapat perawatan di rumah sakit, apabila alat kesehetan tidak
steril.
INFEKSI NOSOKOMIAL
 Infeksi nosokomial atau disebut juga infeksi rumah sakit, adalah
infeksi yang terjadi di rumah sakit oleh kuman yang berasal dari
rumah sakit. Dapat terjadi pada penderita, tenaga kesehatan, dan
setiap pengunjung yang datang ke rumah sakit.
 Terjadinya ifeksi nosokomial adalah karena beberapa faktor, yaitu:
1. Agen penyakit
Macam-macam agen penyakit dapat berupa kuman,virus,parasit
atau rickettsia. Dan macam-macam agen penyakit ini ditentukan
pula oleh patogenitasnya, virulensinya, daya invasinya, dosis
infeksinya
2. Resorvoir
Semua kuman ada reservoirnya/sumbernya.
Seperti virus, reservoirnya adalah manusia, kuman Gram positif
adalah manusia, tetapi kuman Gram negatif berasal dari manusia
dan alam seperti Pseudomonas. Apabila reservoirnya manusia,
maka dapat berasal dari traktus respiratorius,traktus
digestivus,urogenitalis,kulit(variola),darah(hepatitis B)
2. Lanjutan reservoir
Kuman ini akan ada di udara pada pada droplets (Mycobacterium)

3. Lingkungan
Keadaan udara sangat mempengaruhi seperti kelembaban udara,
suhu dan pergerakan udara atau tekanan udara

4. Penularan
Penularan adalah perjalanan kuman patogen dari sumber ke
hospes. Ada 4 jalan yang dapat ditempuh: kontak
langsung(perawat); alat(endoskop); udara; vektor(lalat)
Dapat terjadi sendiri-sendiri atau lebih dari satu jalan: seperti
tuberkulosis paru-paru adalah melalui udara. Morbili adalah melalui
udara dan kontak. Salmonella adalah melalui kontak dan alat
5. Hospes
Tergantung port d’entrée (tempat masuknya kuman penyakit)
 Melalui kulit seperti Leptospira/Stapylococcus
 Melalui traktus digestivus seperti Escherichia
coli,Shigella,Salmonella
 Melalui traktus urinarius seperti Klebsiella pneumoniae
 Pada hospes tergantung pula pada imunitas alamiah atau buatan
yang aktif/pasif
 Dalam infeksi nosokomial dapat dicegah. Yang dapat mencegah
terjadinya infeksi nosokomial adalah tindakan cuci tangan sebelum
operasi atau cuci tangan dan memakai masker dalam merawat
penderita dari yang satu pindah ke yang lainnya.
 Sedangkan infeksi yang tidak dapat dicegah adalah karena faktor
hospes sendiri yang berubah atau menurun daya imunitasnya
karena sakitnya atau karena pengobatannya
2. Melalui Makanan dan Minuman ( Food Borne Infections)
Bibit penyakit menular dengan perantaraan makanan dan minuman
yang telah terkontaminasi. Makanan dan minuman dapat
terkontaminasi, dalam perjalanan sebelum siap dikonsumsi antara
lain :
a. Dari sumbernya
 Susu yang berasal dari sapi yang terinfeksi tuberculosis;
 Daging sapi dari sapi yang terinfeksi cacing pita (Taenia saginata);
 Sayuran yang dicuci dengan air selokan ( dapat terinfeksi macam-
macam cacing perut)
b. Waktu pengangkutan : diangkut dengan alat angkut yang tidak
seharusnya;
c. Tempat penyimpanan; Misalnya makanan terkontaminasi oleh
kotoran tikus atau kotoran kecoa karena tempat makanannya tidak
tertutup dengan baik;
d. Pengolahan : makanan yang diolah petugas yang sakit atau karier
suatu bibit penyakit;
e. Penyajian : Makanan yang dihinggapi lalat ( Musca domestica )
sebelum disantap.
Penyakit-penyakit yang menular dengan cara ini antara lain :
cholera, typhus abdominalis, poliomyelitis, disentri, penyakit karena
cacing (Ascaris lumbricoides, Enterobius vermicularis , Taenia
saginata);

Di negara-negara di mana masih banyak orang menggunakan air


yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk keperluan rumah
tangga, banyak penyakit yang menular karena air disebut “ Water
borne infections”
3. Melalui serangga (Arthropoda Borne Infections )
Bibit penyakit menular melalui serangga (arthropoda). Dalam hal ini
serangganya pun dapat merupakan host (tuan rumah) dari bibit
penyakitnya ataupun hanya sebagai pemindah ( transmiter) saja.
Misalnya:

 Malaria disebabkan oleh Plasmodium sp (protozoa) ditularkan oleh


nyamuk Anopheles sp;
 Demam berdarah (Dengue hemorrhargic fever) disebabkan oleh
virus dengue, ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti;
 Epidemic typus disebabkan oleh Rickettsia prowazekii ditularkan
oleh Pediculus humanus (kutu manusia);
 Elephantiasis (Filariasis) disebabkan oleh cacing Wuchereria
brancrofti atau Wuchereria malayi ditularkan oleh nyamuk Culex
fatigans;
 Pes bubo disebabkan oleh bakteri Pasteurella pestis ditularkan oleh
kutu tikus Xenopsylla cheopis;
 Penyakit saluran pencernaan makanan seperti typus, cholera,
disentri, penyakit cacing, dapat ditularkan oleh lalat dari feses ke
makanan ataupun alat makan;
4. Melalui Udara (Air Borne Infections )
Penyakit yang menular melalui udara , terutama penyakit saluran
pernafasan seperti:
a. Melalui debu di udara yang mengandung bibit penyakit misalnya
penyakit tuberkulosa paru-paru yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis;
b. Melalui tetes ludah halus (droplet infections);

Bibit penyakit menular dengan perantaraan percikan ludah pada


waktu penderita batuk:
a. Penyakit diphtheri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheriae;
b. Penyakit batuk rejan (pertussis) oleh bakteri Bordetella pertussis.

Anda mungkin juga menyukai