BMT
BMT
02 PowerPoint Presentation
1 24/11/2019
Baitul Maal wa Tamwil dan Koperasi
Jasa Keuangan Syari’ah
2
Disusun oleh :
Kelompok 6 (1 A)
01 Soviana Dwi Saputri (12402193002)
v
04 Venita Rachmayuniar (12402193034)
3
Skema Pembahasan
A. Definisi Baitul Maal B. Landasan Hukum atau C. Fungsi Maal dan D. Produk-Produk Baitul
wa Tamwil dan Sumber Hukum Baitul Fungsi Tamwil serta Maal wa Tamwil dan
Koperasi Jasa Maal wa Tamwil dan Koperasi Jasa Koperasi Jasa
Keuangan Syari’ah Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah Keuangan Syari’ah
Keuangan Syari’ah
1. Definisi Baitul Maal wa 1. Dasar Hukum Baitul 1. Menjelaskan Tentang 1. Produk- Poduk
Tamwil Maal wa Tamwil. Fungsi dari Maal Penghimpunan Dana
2. Definisi Koperasi Jasa 2. Dasar Hukum Koperasi 2. Menjelaskan Tentang Baitul Maal wat Tamwil
Keuangan Syariah Jasa Keuangan Syariah Fungsi Tamwil dan KJKS
2. Produk-Produk
Penyaluran Dana BMT
4
dan KJKS
A. Definisi Baitul Maal wa Tamwil
1. Definisi Baitul Maal wa Tamwil
Baitul Maal wa Tamwil atau Balai Usaha Mandiri Terpadu 2. Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi
adalah lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi dan Usaha Kecil dan Meengah Republik
Indonesia Nomor
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Baitul Maal wa Tamwil 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004 Tentang
atau disebut dengan “Koperasi Syariah”. BMT Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan
mengembangkan kegiatan usaha-usaha yang produktif dan Syariah yang memberikan pengertian
bahwa Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah
investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi adalah moperasi yang kegiatan usahanya
bergerak dibidang pembiayaan, investasi,
pengusaha menengah kebawaah, dengan mendorong kegiatan
dan simpan pinjam sesuai sesuai pola bagi
menghimpun dana anggota dan calon anggota (nasabah) serta hasil (syari’ah).
5
Dari kedua pengertian diatas, dapat dipahami
bahwa KJKS hanya melakukan kegiatan
pengkoperasian dengam menggunakan sistem
syari’ah tanpa disertai pengelolaan dana ZIZ
berbeda halnya dengan BMT yang mana dalam
satu lembaganya menjalankan dua manajemen
keuangan, yaitu pengelolaan ZIZ dan Koperasi
Syariah.
Jadi kita dapat membedakan antara BMT dengan KJKS
berdasarkan pengoperasian lembaganya, jika dalam
Selain itu kita dapat mengatakan bahwa suatu lembaga menjalankan dua lembaga manajemen
semua BMT adalah KJKS sedangkan tidak sekaligus, yakni Baitul Maal wa Tamwil maka Koperasi
semua KJKS adalah BMT Sya’riah tersebut dinamakn BMT. Sedangkan apabila
lembaganya hanya menjalankan keuangan simpan-
pinjam yang menggunakan sistem syari’ah maka ia
hanya dapat disebut KJKS karena dalam prakteknya ia
tidak melakukan pengelolaan dana ZIZ.
6
B. LANDASAN HUKUM BMT DAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
Landasan hukum koperasi syariah di Indonesia tidak memiliki perbedaan maka BMT harus tunduk pada Undang-Undang
Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dan PP
dengan koperasi konvesional yaitu Undang-Undang No. 25 Tahun 1992
Nomor 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan usaha
tentang Perkoperasian. Namun saat ini masalah koperasi syariah diatur
simpan pinjam oleh Koperasi. Juga dipertegas oleh
khusus melalui Perundang-undangan tersendiri. BMT yang berbadan hukum
KEP.MEN Nomer 91 tahun 2004 tentang Koperasi
koperasi menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Jasa Keuangan Syariah. Undang-Undang tersebut
dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 sebagai payung berdirinya BMT.
tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan
Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah.
7
PERAN DAN CIRI-CIRI BAITUL MAAL
9 Syariah (KJKS).
C. FUNGSI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI’AH
2. FUNGSI KOPERASI JASA Fungsi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) antara lain :
KEUANGAN SYARI’AH
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
anggota pada khusunya, dan masyarakat pada umumnya,
guna meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya.
b. Memperkuat untuk sumber daya insani anggota, agar menjadi lebih amanah, professional, konsisten,
dan konsekuen berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam.
c. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha
berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
d. Sebagai mediator antara penyandang dana dengan pengguna dana sehingga tercapai optimalisasi
pemanfaatan harta.
e. Berusaha memperkuat kelompok-kelompak anggota, sehingga mampu bekerjasama melakukan
kontrol terhadap kegiatan operasional koperasi secara efektif.
f. Membuka dan memperluas kesempatan kerja bagi para anggota dan masyarakat luas.
g. Membantu menumbuhkan dan mengembangkan usaha-usaha produktif para anggota.
10
Skema Penghimpunan Dana
dan Penyaluran Dana BMT
dan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah
11
Berdasarkan skema diatas, dapat dilihat bagaimana perguliran dana BMT. Pada awalnya dana
Penjelasan Mengenai BMT diharapkan diperoleh dari para pendiri, berbentuk simpanan pokok khusus. Sebagai anggota
Penyaluran dan
biasa, para pendiri juga membayar simpanan pokok, simpanan wajib, dan jika ada kemudahan
Penghimpunan Dana
simpanan sukarela. Dari modal para pendiri ini dilakukan investasi untuk membiayai pelatihan
BMT/KJKS
pengelola, mempersiapkan kantor dengan peralatannya serta perangkat administrasinya.
Selama belum memilki penghasilan yang memadai, tentu saja modal perlu juga untuk menalangi pengeluaran biaya harian yang diperhitungkan secara
bulanan, bisa disebut dengan biaya operasional BMT. Selain modal dari para pendiri, modal dapat juga diperoleh dari lembaga-lembaga
kemasyarakatan seperti yayasan, masjid, BAZ,LAZ dll. Untuk menambah dana BMT, para anggota bisa menyimpan simpanan pokok, simpanan wajib,
dan simpanan sukarelayang semuanya itu akan mendapatkan bagi hasil dari keuntungan BMT. Dan keuntungan tersebut akan digunakan untuk biaya
operasional. Dalam operasionalnya, BMT dapat menjalankan berbagai jenis kegiatan usaha baik yang berhubungan dengan keuangan maupun non-
keuangan adapun jenis-jenis usaha BMT yang berhubungan dengan keuangan dapat berupa :
13
D. PRODUK-PRODUK BAITUL MAAL WA TAMWIL DAN KOPERASI JASA
KEUANGAN SYARI’AH
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA BMT
BMT sebagai lembaga non perbankan memiliki berbagai macam produk yang dapat memberikan manfaat kepada anggota atau
nasabah. Produk penghimpunan dana (funding). Produk penghimpunan dana yang ada di Baitul Maal wa Tamwil (BMT) pada
umumnya berupa simpanan atau tabungan. Produk simpanan terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
A. Simpanan adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat nasabah yang bersangkutan
wadiah menghendaki. Simpanan wadi’ah terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
B. Simpanan
Mudharabah
1. wadhi’ah amanah, di mana si penerima titipan tidak
bertanggungjawab atas kehilangan dan kerusakan yang adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad
terjadi pada barang titipan selama hal ini bukan akibat dari mudharabah. Dari hasil pengelolaan dana mudharabah,
kelalaian atau kecerobohan penerima titipan dalam bank syariah akan membagi hasilkan kepada pemilik dana
memelihara titipan tersebut. sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan
2. wadhi’ah yadhomanah, wadiah di mana si penerima titipan dalam akad pembukaan rekening. Jenis – jenis produk
dapat memanfaatkan barang titipan tersebut dengan seizin simpanan yang menggunakan akad mudharabah antara lain
pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan titipan : simpanan Idul Fitri, simpanan Idul Qurban, simpanan Haji,
tersebut secara utuh setiap saat kala si pemilik simpanan Pendidikan, simpanan Kesehatan, dan lain-lain.
menghendakinya.
14
a) Bersifat Dana Titipan (wadi’ah) dan dapat diambil setiap saat. Wadiah ini ada
Produk Penghimpunan Dana KJKS 2 macam, yaitu :
1) Wadiah amanah, titipan yang tidak boleh dipergunakan baik untuk
kepentingan koperasi maupun investasi usaha. Koperasi sifatnya hanya
1. Simpanan
menjaga titipan ini sampai diambil pemiliknya.
pokok
2) Wadiah Yad Dhamanah, titipan yang dapat dikelola oleh koperasi untuk
usaha riil. Mengingat titipan tersebut dikelola untuk usaha riil maka
Merupakan modal awal anggota yang disetorkan
semestinya koperasi memberikan bonus (laba) kepada yang menitipkannya
ke koperasi dengan besaran yang sama semua apabila mendapatkan keuntungan.
b) Investasi
anggota. Akad yang digunakan masuk kategori
Dana simpanan anggota tersebut memang ditujukan untuk kepentingan usaha
Musyarakah (Syirkah Muwafadlah), sehingga dengan mekanisme bagi hasil (Mudharabah) baik revenue sharing, profit sharing
maupun profit and loss sharing. Konsep simpanan diberlakukan berupa :
semua anggota berpartisipasi dalam kerja sama.
1) Mudharabah Mutlaqah (Dimana shahibul maal memberikan keleluasaan
2. Simpanan penuh kepada pengelola (mudharib) untuk mempergunakan dana tersebut
Wajib dalam usaha yang dianggapnya baik dan menguntungkan. Namun pengelola
tetap bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan sesuai dengan
Modal koperasi dimana besarannya diputuskan praktik kebiasaan usaha normal yang sehat (uruf) )
2) Mudharabah Muqoyyadah (Dimana pemilik dana menentukan syarat dan
berdasarkan hasil musyawarah anggota dan disetorkan pembatasan kepada pengelola dalam penggunaan dana tersebut dengan
secara rutin setiap bulannya sampai anggota dinyatakan jangka waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya)
4. Investasi
keluar dari keanggotaan koperasi. Pihak Lain
3. Simpanan Koperasi dapat bekerja sama dengan pihak lain (Bank Syariah ataupun
Sukarela
program dari pemerintah) dalam rangka mengembangkan usaha koperasi
Modal koperasi dimana anggota yang memiliki kelebihan
secara maksimal dikarenakan dana anggota yang masih terbatas.
hartanya secara sukarela disimpan di koperasi. Simpanan ini menjadi
Investasi ini bentuknya dapat menggunakan akad Mudharabah maupun
investasi dari anggota tsb. Bentuk simpanan sukarela ini memiliki 2
15 Musyarakah.
jenis karakter, yaitu :
PRODUK PENYALURAN DANA BMT
1. Pembiayaan
Murabahah
Contoh : Dari sisi penyaluran dana, BMT MUD memiliki empat produk. Pertama, pembiayaan dengan akad murabahah yang akan dibahas lebih detail di
sub bab selanjutnya. Pembiayaan Janis ini paling disukai oleh anggota karena sifatnya yang relative lebih mudah dipahami anggota. Dalam hal ini, BMT
MUDA melayani pembelian baik barang baik tujuannya untuk usaha apapun konsumsi anggota dengan pembayaran yang dapat diangsur. Pembiayaan
murabahah pada dasarnya adalah menggunakan akad jual beli. Tambahan (margin) dalam jual beli disebut keuntungan dan hal ini dalam hutang piutang
dilarang dalam Islam karena termasuk katergori riba.
16
PRODUK PENYALURAN DANA BMT 2. Pembiayaan
Musyarakah
2) BMT MUDA mewakilkan pembelian barang kepada anggota pemohon
Pembiayaan musyarakah di BMT MUDA bisa dikatakan sangat jarang. Hal
pembiayaan. Dalam hal ini, setelah barang yang dibelikan oleh Mr. X
maka dilanjutkan dengan akad jual beli dengan anggota. ini dikarenakan anggota harus menjalankan sistem pembukuan usaha
yang rapi sehingga dapat diketahui beberapa kerugian atau keuntungan
PowerPoint Presentation
yang diperoleh dalam bisnisnya. BMT MUDA hanya akan melakukan
skema ini pada usaha anggota yang bisa dikatakan resikonya kecil.
Seringkali yang berhasil menjalankan skema ini adalah usaha yang sudah
eksis dan naggota yang mahir dalam pembukuan usaha. Skema ini
biasanya dilakukan pada proyek-proyek jangka pendek seperti mendapat
orderan korden ataupun percetakan buku.
3. Pembiayaan
Qarhdul Hasan
Selain pembiayaan yang sifatnya bisnis, BMT MUDA juga memiliki skema
pembiayaan berbasis sosial yaitu pembiayaan qardul hasan atau pinjaman
kebajikan. Karena akad yang digunakan adalah pinjaman (hutang piutang),
maka BMT MUDA tidak boleh meminta fee, margin, bagi hasil, ataupun
segala jenis tambahan lainnya. Namun, jika anggota memberikan hadiah
kepada BMT MUDA secara sukarela dengan tanpa kesepakatan
sebelumnya, maka hal ini dibolehkan. Pengguna skema ini biasanya
17 adalah anggota yang sedang terhimpit hutang banyak, fakir, miskin dll.
Thank you
Any Question?
18