Anda di halaman 1dari 20

 Kelompok 16 :

 1. ajeng dwi
 2. asyfa zarga
 3. Defi erfiana
 4. galuh randy
Kortikosteroid adalah obat yang mengandung hormon steroid yang
berguna untuk menambah hormon steroid dalam tubuh bila
diperlukan, dan meredakan peradangan atau inflamasi, serta
menekan kerja sistem kekebalan tubuh yang berlebihan.
Mekanisme Kerja obat kortikosteroid

Berinteraksi dengan protein reseptor


spesifik pada jaringan yang menjadi Cepat lambatnya reaksi kortikosteroit
target untuk mengatur perilaku gen juga dipengaruhi oleh kemampuan
terhadap kortikosteroit, dan menghantarkan khasiat oleh reseptor
mengubah kadar susunan protein yang terkait pada membran sel yang
yang disintesis oleh jaringan yang menjadi target.
menjadi target tersebut.
farmakodinamik

Kadar kortikosteroid yang


Merangsang
meningkat akan
glikogenolisis (katalis
menyebabkan gangguan
glikogen menjadi glukoa)
distribusi lemak, sebagian
Danglikoneogenelisis
lemak di bagian tubuh
sehingga kadar gula
berkurang dan sebagian
darah meningkat dan
akan menumpuk pada
pembentukan glikogen di
bagian muka (moonface),
dalam hati dan jaringan
tengkuk (buffalo hump),
menurun.
perut dan lengan.
Meningkatkan resistensi
Mempengaruhi
terhadap stress
komponen lain sistem
endokrin. Penghambatan
Merubah kadar sel darah umpan balik produksi
dalam plasma. kortikotropin oleh
Glukokortikoid peningkatan
menyebabkan glukokortikoid
menurunnya komponen
menyebabkan
sel-sel darah putih
/ leukosit (eosinofil, penghambatan sintesis
basofil, monosit dan glukokortikoid lebih
limfosit). Sebaliknya lanjut.
glukokortikoid
meningkatkan kadar
hemoglobin, trombosit dan
eritrosit.
Efek anti alergi.
Glukokortikoid dapat
Efek anti mencegah pelepasan
inflamasi. Glukokortikoid histamin.
dapat mengurangi respons
peradangan secara drastis
dan dapat menekan sistem
imunitas (kekebalan).
efek pada efek samping
pertumbuhan hormon

Glukokortikoid yang Dosis tinggi


diberikan jangka lama glukokortikoid
dapat menghambat proses merangsang asam
pertumbuhan karena lambung dan produksi
menghambat sintesis pepsin dan dapat
protein, meningkatkan menyebabkan kambuh
katabolisme protein dan berulangnya (eksaserbasi)
menghambat sekresi borok lambung (ulkus)
hormon pertumbuhan.
Pada keadaan normal,
90% kortisol terikat pada
dua jenis protein plasma
Kortisol dan analog
yaitu
sintetiknya pada pemberian
globulin pengikat kortikos
oral diabsorpsi cukup baik
teroid dan albumin. Afinit
jika ester kortisol danderivat
as globulin tinggi tetapi k
sintetiknya diberikan secara
apasitas ikatnya rendah,se
IV. Efek kortisol dan ester
baliknya afinitas albumin
memiliki durasi yang lama
rendah tetapi kapasitas
dapatdiberikan secara IM.
ikatnya relatif tinggi. Oleh
Perubahan struktur kimia
karena itu,kortikosteroid
sangat mempengaruhi
pada kadar rendah atau
kecepatan absorpsi
normal, sebagian besar
kortikosteroid terikat
padaglobulin
Efek samping penggunaan kortikosteroid untuk njangka
panjang 2-3 bulan. Efek samping yang bisa
ditimbulkan setelah menggunakan obat kartikosteroid
adalah :
 Penumpukan lemak di pipi (moon face)
 Rentan terkena infeksi
 Meningkatnya tekanan darah atau hipertensi
 Meningkatnya kadar gula darah
 Mempercepat timbulnya katarak
 Tukak (ulkus) pada lambung atau duodenum
 Masalah kulit
 Pelemahan fungsi otot
 Perubahan mood dan perilaku.
1. Untuk betamethasone (Kortikosteroid yang
tidak retensi terhadap air, digunakan sebagai,
salep krim, lotion, atau gel untuk mengobati
gatal-gatal)
 Bentuk sediaan oral (sirup, tablet, tablet
effervescent):
Dewasa dan remaja: Dosis dapat berkisar 0,25-
7,2 miligram per hari,
 Anak-anak: Dosis didasarkan pada berat badan
atau ukuran dan harus ditentukan oleh dokter
 Bentuk sediaan oral long-acting (tablet
extended-release):
Dewasa dan remaja: Dosis dapat berkisar 1,2-
12 mg disuntikkan ke dalam, sendi, otot vena
2. Untuk Budesonide (kortikosteroid untuk
pengobatan asma, hidung mampet non infeksi,
pengobatan dan pencegahan polyposis hidung, serta
penyakit Crohn atau radang usus).
 Bentuk sediaan oral (extended-release kapsul):
Dewasa: Pada dosis pertama 9 miligram (mg) per
hari sampai delapan minggu.
3. Untuk kortison (Hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar adrenal untuk merespon stres)
 Bentuk sediaan oral (tablet):
Dewasa dan remaja: 25 hingga 300 miligram (mg)
per hari
 Bentuk sediaan injeksi:
Dewasa dan remaja: 20 sampai 300 mg sehari,
disuntikkan ke dalam otot.
4. Untuk Dexamethasone (kortikosteroid untuk
obat anti radang dan menekan sistem kekebalan
tubuh atau imunosupresan).
 Bentuk sediaan oral ( larutan oral, tablet):
Dewasa dan remaja: 0,5 sampai 10 miligram
(mg) diambil sesering yang diperlukan
 Bentuk sediaan injeksi:
Dewasa dan remaja: 20,2-40 mg disuntikkan ke
dalam otot vena, atau sesering yang diperlukan
5. Untuk Hydrocortisone atau kortisol (Hormon steroid
yang diproduksi oleh kelenjar adrenal untuk merespon
stres dan glukokortikoid yang rendah dalam darah.
Fungsi utamanya adalah untuk meningkatkan gula
darah, Bentuk sediaan oral (suspensi oral, tablet):
Dewasa dan remaja:20-800 miligram (mg) setiap satu atau
dua hari
Bentuk sediaan injeksi:
Dewasa dan remaja-5 hingga 500 mg disuntikkan ke
dalam lesi, sendi, otot, atau vena, atau di bawah kulit
sesering yang diperlukan
6. Untuk Prednisolone (Kortikosteroid untuk pengobatan
berbagai macam kondisi peradangan dan gangguan
sistem kekebalan tubuh yang luas)
 Bentuk sediaan oral (larutan oral, sirup, tablet):
Dewasa dan remaja: 5 hingga 200 miligram (mg)
diambil sesering yang diperlukan, sebagaimana
ditentukan oleh dokter.
 Bentuk sediaan injeksi:
Dewasa dan remaja:2 hingga 100 mg disuntikkan ke
dalam, bersama lesi, otot vena, atau sesering yang
diperlukan, sebagaimana ditentukan oleh dokter Anda.
7. Untuk Prednisone (Kortikosteroid sintetik
yang berfungsi menekan sistem kekebalan
tubuh atau imunosupresan)
 Bentuk sediaan oral (larutan oral, sirup, tablet):
Dewasa dan remaja:5 hingga 200 miligram
(mg) setiap satu atau dua hari
8. Untuk Triamcinolone (kortikosteroid yang digunakan
untuk mengobati eksim, psoriasis, arthritis, alergi, maag,
lupus, oftalmia simpatik, arteritis temporalis, uveitis, dan
peradangan mata selama vitrectomy serta pencegahan
serangan asma)
 Bentuk sediaan oral (sirup, tablet):
Dewasa dan remaja: 2 hingga 60 miligram (mg) per hari,
sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi beberapa dosis.
Bentuk sediaan injeksi:
Dewasa dan remaja: 0.5 sampai 100 mg disuntikkan ke
dalam lesi, sendi, atau otot, atau di bawah kulit sesering
yang diperlukan, sebagaimana ditentukan oleh dokter
Agen kortikosteroid harus digunakan sangat hati-hati
pada penerita ulkus peptikum, penyakit jantung, atau
hipertenti dengan gagal jantung, penyakit infeksi
tertentu seperti varisela dan tuberkulosis , psikosis ,
diabetes, osteoporosis, atau glukoma.terjadi pula
gangguan terhadap fungsi ginjal, prematur pada
neomatis(penggunaan pada ibu hamil),hipersensitif
oleh komponen obat,dan gangguan psikologis.
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai