Anda di halaman 1dari 17

ACUTE LONG

INJURY KELOMPOK II

Nama Anggota :

1. Arsy yunita Hardiany (17310274)


2. Chyntia fulmi yolanda (173110160)
3. Fadhilatul Husna (173110162)
4. Fitria Hasni (173110166)
5. Latifa Ramadani(173110172)

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Defia roza, S.Kep.M.Biomed
ALI
ACUTE LONG INJURY
Defenisi

ALI adalah oedema paru akut non kardiogenik dengan


karakterisktik hipoksia akut yang berat tidak berhubungan
dengan hipertensi atrium kiri.

ALI dan bentuk lainnya acute respiratory distress syndrome


(ARDS) merupakan sindrom yang ditandai oleh peningkatan
permeabilitas membrane alveolar-kapiler terhadap air, larutan
dan protein plasma di sertai kerusakan alveolar difus dan
akumulasi cairan dalam perenkim paru yang mengandung
protein.Sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan
progresif kandungan oksigen arteri yang terjadi setelah penyakit
atau cidera serius (Brunner & suddarth,2001)
ETIOLOGI

 Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ALI,


beberapa faktor resiko yang potensial nenyebabkan
terjadinya ALI yaitu depresi sistem saraf pusat , Kelainan
primer neurologis, Efusi pleura, hemotoraks dan
pneumothorak, trauma, penyakit akut paru, obat-obatan
pankreatitis, emboli cairan amnion, sepsis didalam paru
atau diluar paru dan tranfusi.

 Penyebab ALI dapat diklasifikasikan secara langsung atau


tidak langsung tergantung dari mekanisme kerusakan
paru
PATOGENESIS

 ALI merupakan suatu penyakit peradangan akut yang


disebabkan oleh kerusakan endotel paru dan epitel. Membran
kapiler-alveoler terdiri dari pembuluh darah kecil endotelium
interstitial, dan epitel alveolar.
 Karakteristik sel dari ALI yaitu kehilangan integritas membran
kapiler alveolar, perpindahan netrofil transepitel yang
berlebihan dan pelepasan sel peradangan, mediator
sitoktoksis dan adanya keterlibatan surfaktan.

 Adanya infeksi atau trauma, peningkatan sel peradangan


sitokin sebagai respon langsung atau sebagai penanda
negative.
Manifestasi Klinis

 Gejala klinis utama pada kasus ARDS adalah:


 Penurunan kesadaran mental
 Dispnea serta takipnea yang berat akibat hipoksemia
 Terdapat retraksi interoksa
 Sianosis
 Hipoksemia
 Auskultasi paru: ronkhi basah,krekels, wheezing
 Hipotensi
Pemeriksaan diagnostic

 Laboratorium
 Analisa gas darah:
 Hipoksemia (penurunan PaO2)
 Hipokapnia (penurunan PCO2) Pada tahap awal karena
hiperventilasi
 Hiperkapnia (peningkatan PC02) menunjukan gagal ventilasi
 Alkalosi respiratori (pH >7,45) pada tahap dini
 Asedosis respiratori/metabolic terjadi pada tahap lanjut.
 Leukosit (pada sepsis), anemia, trombositopenia (refleksi
implamasi sistemik dan injuri endotel), peningkatan kadar
amilasee (pada pancreatitis).
Komplikasi

 Infeksi paru
 Abnormalitas obstruktif ( keterbatasan aliran udara )
 Defek difusi sedang
 Hipoksemia
 Toksisitas oksigen
PENATALAKSANAAN

 Terapi Oksigen  Pemeliharaan jalan nafas


 Vetilasi Mekanik
 Pencegahan Infeksi
 Positif and Expiratory
Breathing (PEEB)  Dukungan Nutrisi
 Ventilasi dan oksigen  Monitor semua sistem
adekuat terhadap respon terapi
 Pemantauan oksigen Arteri dan potensial komplikasi
Adekuat
 Terapi farmakologi
ASUHAN KEPERAWATAN ALI

A. Pengkajian
1. Pengkajian primer

a. Airway
 Peningkatan sekresi pernapasan
 Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
 Jalan napas adanya sputum, secret, lendir, darah, dan benda
asing,
 Jalan napas bersih atau tidak
b. Breathing

 Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung,


takipneu/bradipneu, retraksi.
 Peningkatan frekuensi nafas.
 Nafas dangkal dan cepat
 Kelemahan otot pernapasan
 Reflek batuk ada atau tidak
 Penggunaan otot Bantu pernapasan
 Penggunaan alat Bantu pernapasan ada atau tidak
 Irama pernapasan : teratur atau tidak
 Bunyi napas Normal atau tidak

c. Circulation

 Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia


 Sakit kepala
 Gangguan tingkat kesadaran
d. Disability
 Keadaan umum : GCS, tingkat kesadaran, nyeri atau tidak
 Adanya trauma atau tidak pada thoraks

 Exposure
 Enviromental control
 Buka baju penderita tetapi cegah terjadinya hipotermia
2. Pengkajian Sekunder

1. Identitas Pasien
 Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, Tanggal
Pengkajian.

2. Riwayat Penyakit Sekarang


 Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat
penyait yang sama ketika klien mauk rumah sakit.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


 Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama
sebelumnya.
B. Pemeriksaan Fisik

B1 (Breath)
 Sesak nafas, nafas cepat dan dangkal, apakah terdapat suara tambahan seperti krekel,
ronchi, wheezing

B2 (Blood)
 Takikardi, tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia).

B3 (Brain)
 Tingkat kesadaran menurun (seperti bingung atau agitasi), pingsan, nyeri kepala
(penyebabnya karena adanya trauma), mata berkunang-kunang, berkeringat banyak.

B4 (Bowel)
 Adakah penurunan prouksi urine (berkurangnya produksi urine menunjukkan adanya
gangguan perfusi ginjal).
B5 (Bladder)
 Status cairan dan nutrisi penting dikaji karena bila ada
gangguan status nutrisi dan cairan akan memperberat
keadaan seperti cairan yang berlebihan dan albumin yang
rendah akan memperberat edema paru.

B6 (Bone)
 Kelemahan otot, mudah lelah
Diagnosa Keperawatan

 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan


sindrom hipoventilasi (00032)
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusi (00030)
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan mukus yang berlebih (00031)

Anda mungkin juga menyukai