Anda di halaman 1dari 12

IDENTIFIKASI KASUS DALAM SEKOLAH

MENURUNNYA MOTIVASI BELAJAR


(KASUS BIDANG BELAJAR )
IDENTITAS KLIEN

• Nama : RR
• Kelas : X-3
• No. Absen: 30
• Umur : 15 Tahun
• Sekolah : SMA N 1 JEKULO KUDUS
LATAR BELAKANG ORANG TUA:

a. Nama Orang Tua


• - Ayah : DA
• - Ibu : ST
b. Pendidikan terakhir
• - Ayah : SD
• - Ibu : SD
c. Pekerjaan
• - Ayah : Sopir
• - Ibu : Buruh
d. Tingkat Sosial Ekonomi : Kurang mampu
e. Klien tinggal bersama dengan kedua orang tua
DISKRIPSI MASALAH

• Konseli adalah siswa kelas X-3, dalam kesehariannya RR


pendiam, tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra kulikuler
dan jarang masuk sekolah. Prestasi belajarnya menurun
dan banyak nilai UTS yang belum tuntas.
ANALISIS DATA

• Berdasarkan hasil IKMS, diketahui bahwa RR merasa lingkungan


pertemannnya kurang mendukung, kesulitan menumbuhkan semangat
belajar yang menurun, pesimis melanjutkan sekolah karena masa depan tidak
jelas dan keadaan ekonomi keluarga yang menurun, kurang mengetahui tata
karma pergaulan, kurang bisa mengendalikan diri, berfikir dan bertindak, takut
saat mengikuti pelajaran dan sulit memahami pelajaran.

• Berdasarkan hasil sosiometri, klien merupakan anak yang kurang


diperhatikan dalam kelas sebab tidak ada yang memilih maupun menolak RR.
• Berdasarkan informasi teman klien, klien merupakan siswa yang pendiam.

• Berdasarkan absensi RR sudah 2 kali tidak masuk sekolah tanpa ijin.


• Berdasarkan observasi kelas, RR merupakan siswa yang kurang aktif dalam
proses pembelajaran.
DIAGNOSIS

• Berdasarkan identifikasi masalah klien, maka perkiraan


sementara penyebab klien bermasalah karena adanya
faktor dari diri sendiri dan lingkungan. Klien merasa
motivasi belajarnya kurang dan sulit mengendalikan diri
berfikir dan bersikap positif hingga sering tidak masuk
kelas tanpa ijin.
PROGNOSIS

• Setelah mengetahui masalah RR diatas maka diperlukan


bantuan-bantuan yang dapat memberikan pemahaman
serta pengentasan masalah yang sedang dialami RR.
Bantuan yang akan diberikan praktikan kepada klien yang
mana klien sulit mengendalikan diri berfikir dan bersikap
positif hingga sering tidak masuk kelas tanpa ijin adalah
konseling individu dengan pendekatan BH (Behavioristik).
TREATMENT

• Approach model
BH (Behavioristik) yaitu suatu model konseling yang
berorientasi pada perubahan tingkah laku yang nampak,
spesifik dan terukur melalui proses belajar.
• Consept model
• Tingkah laku manusia merupakan hasil belajar dari lingkungan.
• Tingkah laku manusia cenderung untuk berbuat positif atau negative.
• Perubahan tingkah laku manusia ditentukan oleh situasi saat ini bukan masa
lalu.
• Tingkah laku yang ingin diubah adalah tingkah laku yang tampak, spesifik dan
terukur.
• Operational model
Strategi yang digunakan adalah strategi direktif yaitu
konselor mengambil tindakan untuk mengarahkan klien,
akan tetapi keputusan terakhir diserahkan kepada klien
sepenuhnya.
• Communication model
Pola hubungan antara konselor dan klien bersifat
Education, seperti guru dengan murid, orang tua dengan
anak, pelatih dan yang dilatih
• Role model
~Konselor sebagai guru, orang tua, pelatih, maka harus akrab
namun ada batas sesuai tahapan dalam konseling.
~Klien berperan sebagai siswa/ peserta didik atau yang sedang
dilatih
• Performance model
Konselor sebagai guru dan motivator dalam membantu klien
mengentaskan masalah yang sedang dihadapi.
• Teknik model
Tehnik model yang digunakan adalah pembentukan tingkah
laku.Yaitu tehnik yang digunakan untuk membentuk tingkah laku
baru pada klien, dan memperkuat tingkah laku yang terbentuk
tersebut dengan cara memberikan reinforcemen dan social
modeling.
EVALUASI

• Setelah melakukan konseling individu, klien merasa


sedikit lega karena bisa mengemukakan masalah yang
sedang dihadapinya kepada konselor. Klien juga merasa
bahwa tindakan yang dilakukannya itu salah dan perlu
memperbaiki sikap dan tingkah laku yang negatif menjadi
positif melalui proses belajar.
FOLLOW UP

Komitmen yang telah dibuat oleh klien sendiri akan


memperkuat tingkah laku yang lebih positif, peran
konselor disini adalah memantau sejauh mana perubahan
yang teejadi pada klien. Apabila dengan bantuan
konseling pertama yang telah diberikan pada klien belum
bisa menunjukkan hasil yang diharapkan maka konselor
akan memberikan konseling lanjutan.

Anda mungkin juga menyukai