Anda di halaman 1dari 13

Disusun oleh :

Saskya Rani S S1 Akuntansi 172014


Siti Fadilah S1 Akuntansi 172015
Anisa Herani S1 Manajemen 1931001
Amal Usaha Muhammadiyah adalah salah satu usaha dari
usaha-usaha persyarikatan untuk mencapai maksud dan tujuan
Persyarikatan, yakni menegakkan dan menjunjung tinggi Agama
Islam sehingga terwujud Masyarakat Utama yang diridlai Allah
SWT
Amal Usaha Ekonomi adalah salah satu usaha persyarikatan
untuk mencapai maksud dan tujuan persyarikatan dibidang
ekonomi, yakni menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam
serta memakmurkan kondisi perekonomian masyarakat,
sehingga terwujud masyarakat berpenghasilan makmur yang
diridlai Allah SWT.
Muhammadiyah dalam menjalankan gerakan
dakwah amar ma'ruf nahi munkarnya selalu berdasarkan
kepada ajaran tauhid dan tawakkal kepada Allah. Dalam
menjalankan gerakan tersebut Muhammadiyah memiliki
beberapa amal usaha, di antara amal usaha
Muhammadiyah meliputi Bidang Kemasyarakatan yang
salah satu tujuannya adalah menciptakan masyarakat
yang sejahtera lahir dan batin sebagaimana yang telah
menjadi rumusan cita-cita perjuangan Muhammadiyah
mengenai "masyarakat utama".
Berdasarkan Anggaran Dasar Muhammadiyah :

 Ayat1 menyebutkan: “Untuk mencapai maksud dan tujuannya,


Muhammadiyah melaksanakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan
Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan”

 Ayat2 menyebutkan :“Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk


amal usaha , program, dan kegiatan yang macam dan penyelenggaraannya
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga”

Kegiatan ekonomi untuk memperkuat finansial bagi sebuah organisasi,


seperti Muhammadiyah, merupakan bagian terpenting untuk memperlancar
gerakan Muhammadiyah dalam mencapai tujuannya. Di samping itu, gerakan
ekonomi persyarikatan Muhammadiyah juga akan berdampak pada
pemberdayaan ekonomi warganya, dengan upaya menciptakan lapangan
kerja dan mengatasi problem pengangguran yang semakin besar, dan angka
kemiskinan yang makin membengkak yang dapat mengancam eksitensi
iman.
Progam pembinaan ekonomi umat merupakan kepedulian sejak
lama, karena memang konsisten Muhammadiyah sejak dahulu
wirausahawan reformis malah sejak lama merupakan perintis
perdagangan dan industri di kalangan pribumi.Hal ini dilakukan
dengan penyusunan sebuah progam yang didasarkan pada konsep
misi dan visi tertentu. Pada dasarnya, Majlis Pembina Ekonomi
membina ekonomi umat melalui tiga jalur, yaitu:
1. Mengembangkan Badan Usaha Milik Muhammadiyah yang
mempresentasikan kekuatan ekonomi organisasi Muhammadiyah.
2. Mengembangkan wadah koperasi bagi anggota Muhammadiyah.
3. Memberdayakan anggota Muhammadiyah di bidang ekonomi
dengan mengembangkan usaha-usaha milik anggota
Muhammadiyah.
Dengan mengembangkan ekonomi itu,
Muhammadiyah telah memiliki aset atau
sumberdaya yang bisa dijadikan modal. Aset
pertama adalah sumber daya manusia, yaitu
anggota Muhammadiyah sendiri, baik sebagai
produsen. Kedua, kelembagaan amal usaha
yang telah didirikan, yaitu berupa sekolah,
universitas, lembaga latihan, poliklinik, rumah
sakit dan panti asuhan yatim piatu. Ketiga,
organisasi Muhammadiyah itu sendiri sejak dari
pusat, wilayah, daerah, cabang dan ranting.
Kegiatan bisnis bagi Muhammadiyah merupakan bagian yang amat penting untuk
memperlancar gerakan Muhammadiyah mencapai tujuannya. Di samping itu, gerakan
ekonomi Muhammadiyah akan berdampak pada pemberdayaan ekonomi warganya, dengan
upaya menciptakan lapangan kerja dan mengatasi problem pengangguran yang semakin
besar.

Kegiatan amal usaha Muhammadiyah yang paling menonjol adalah di bidang


pendidikan dan kesehatan yang pada dasarnya telah berkembang menjadi pusat bisnis,
karena dalam pengembangan badan amal usaha itu terjadi transaksi jual beli barang dan
jasa yang diperlukan oleh badan amal usaha tersebut. Setidaknya ada tiga pendekatan yang
dapat ditempuh oleh Muhammadiyah dalam upaya memberdayakan ekonomi masyarakat.

1) Pertama, pendekatan struktural yang bertujuan mempengaruhi kebijaksanaan publik agar


terbuka akses rakyat terhadap sumber-sumber ekonomi.

2) Kedua, pendekatan fungsional dengan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk


mengelola dan mengalokasikan secara efisien dan produktif sumber daya yang dapat
dihimpun.

3) Ketiga, pendekatan kultural dengan mengembangkan nilai yang memperkuat etos kerja
dan etika bisnis.
Sejajar dengan perkembangan muhammadiyah yang berkembang pesat, dibalik itu
semua juga menghadapi tantangan dalam diri muhammadiyah sehingga diperlukan
introspeksi bagi seluruh jajaran Muhammadiyah. Kelemahan tersebut berkisar antara lain :

a. Terlambat atau tidak meningkatkan kualitas dan intensitas pengelolaan masjid dan amal
usaha secara optimal dan secara lebih baik

b. abai atau lalai dalam menjaga milik sendiri

c. Tidak selektif dalam menerima anggota atau mereka yang bekerja di amal usaha dan
kurang pembinaan

d. Kurang atau tidak memiliki militansi yang tinggi, berkiprah apa adanya, dan berbuat
sendiri-sendiri atau sibuk sendiri tanpa terkait dengan kepentingan Muhammadiyah

e. Lebih tertarik pada urusan politik dan hal-hal yang bersifat mobilitas diri serta tidak
peduli pada kepentingan dakwah dan menggerakkan Muhammadiyah

f. Kurang solid dan konsolidasi gerakan

g. Kurang/lemah komitmen, pemahaman, dan pengkhidmatan terhadap misi serta


kepentingan Persyarikatan.
Beberapa bidang kegiatan usaha yang perlu menjadi fokus

perhatian gerakan ekonomi Muhammadiyah untuk pemberdayaan


ekonomi masyarakat, antara lain:

 Lembaga keuangan yang dapat berputar di antara badan amal usaha


Muhammadiyah ini tentulah sudah amat besar. Sebagai
indikatornya, antara lain adalah pengadaan obat untuk Rumah sakit
milik Muhammadiyah di Jakarta, demikian pula pemasukan uang SPP
salah satu Universitas Muhammadiyah. Di mana lembaga keuangan
ini diharapkan bisa mengambil bentuk perbankan pada umumnya
atau lembaga keuangan lebih khusus untuk keperluan internal dan
pembiayaan serta pengembangan usaha.
 Sektor industri yang perlu segera dikembangkan adalah
industri yang menunjang pengadaan barang atau
perlengkapan yang diperlukan secara rutin oleh badan amal
usaha Muhammadiyah, seperti industri obat-obatan, industri
kertas, dan lain-lain
 Trading usaha ini dapat dilakukan dalam skala yang besar, di
mana basis penunjangnya sudah ada pada unit-unit usaha
kecil, kemudian dikelola secara modern menggunakan
teknologi canggih. Trading ini dapat dilakukan melalui kerja
sama dengan berbagai pihak.
Model Pemberdayaan Ekonomi Muhammadiyah dalam pemberdayaan ekonominya,
memiliki sejumlah paket program aksi pemberdayaan di antaranya sebagai berikut:

a. Membangun sentra kemandirian ekonomi umat di tingkat Ranting dan cabang, yaitu
dengan cara memberdayakan jama’ah yang ada pada tingkat ranting Muhammadiyah
menjadi kelompok swadaya masyarakat yang disebut sebagai Jama’ah Swadaya
Muhammadiyah (JSM) yang terdiri dari 10-25 anggota yang merupakan kerjasama warga
Muhammadiyah dalam menetapkan konsep tolong-menolong (ta'awun) di bidang
ekonomi dengan membentuk kelompok usaha bersama, kelompok koperasi atau
kelompok konsumen. Pada tingkat cabang, Jama’ah Swadaya Muhammadiyah yang telah
ditumbuhkan, diorganisasikan untuk membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
sebagai wadah kerjasama Muhammadiyah dalam memecahkan masalah permodalan dan
pembiayaan pada potensi swadaya yang mereka miliki. LKM yang dimaksud dapat
membentuk Baitul Maal wat Tamwil (BMT), dan Koperasi Simpan Pinjam. Selain
membentuk LKM di tingkat cabang, JSM secara bersama juga didorong untuk mendirikan
suatu Usaha Unggulan Jama’ah (UUJ) sebagai kegiatan usaha bersama pada sektor riil
dalam bidang produksi atau distribusi dengan mengutamakan peningkatan pengelolaan
sumber daya lokal untuk memanfaatkan peluang yang terbuka. Wujud dari UUJ dapat
berupa Perseroan Terbatas, CV, dan lainnya.
b. Mengembangkan organisasi sekunder dan badan-badan usaha
pendukung tingkat daerah dan wilayah. Untuk memperkuat amal
usaha di bidang ekonomi pada tingkat ranting dan cabang, maka
pada tingkat daerah dan wilayah ditumbuhkan dan dikembangkan
badan-badan usaha sekunder yang dapat berwujud organisasi
sekunder koperasi, Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) dan
Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat (LPSM).
c. Mengembangkan infrastruktur ekonomi, lembaga, dan
instrumen pendukung di tingkat pusat. Majelis ekonomi di tingkat
pusat bertugas menumbuhkan infrastruktur ekonomi
Muhammadiyah dalam rangka mendukung berbagai kegiatan
usaha ekonomi yang dilancarkan sejak dari tingkat ranting sampai
tingkat wilayah.

Anda mungkin juga menyukai