Dan
Tata Laksana Jalan Napas
Transportasi O2 – CO2
a. Ventilasi
Selama inspirasi udara mengalir dari atmosfir ke alveoli. Selama ekspirasi sebaliknya yaitu udara keluar dari
paru-paru.
b. Difusi
Proses dimana terjadi pertukaran O2 dan CO2 pada pertemuan udara dengan darah. Tempat difusi yg ideal
yaitu di membran alveolar-kapilar karena permukaannya luas dan tipis. Pertukaran gas antara alveoli dan
darah terjadi secara difusi. Tekanan parsial O2 (PaO2) dalam alveolus lebih tinggi dari pada dalam darah O2
dari alveolus ke dalam darah.
Sebaliknya (PaCO2) darah > (PaCO2) alveolus sehingga perpindahan gas tergantung pada luas permukaan
dan ketebalan dinding alveolus. Transportasi gas dalam darah O2 perlu ditransport dari paru-paru ke jaringan
dan CO2 harus ditransport kembali dari jaringan ke paru-paru.
c. Perfusi pulmonal
Merupakan aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal dimana O2 diangkut dalam
darah membentuk ikatan (oksi Hb) / Oksi-haemoglobin (98,5%) dalam plasma sbg O2 yg
larut dlm plasma (1,5%). CO2 dalam darah ditrasportasikan sebagai bikarbonat. C02 larut
dalam plasma sebesar 5 – 7 %, HbNHCO3 Carbamoni Hb (carbamate) sebesar 15 – 20 % ,
Hb + CO2 HbC0 bikarbonat sebesar 60 – 80% .
Clinical condition associated with
decrease oxygen level are:
Hypoxemia
Insufficient oxygenation of the blood
Hypoxia
A lack of oxygen in inspired air
Anoxia
Total absence of oxygen
DYSPNEU ( SESAK )
DIAPHORESIS ( BERKERINGAT )
GELISAH
TAKIPNEU
GANGGUAN MENTAL
SIANOSIS
PERNAPASAN GERAK OTOT RETRAKSI
SUPRASTERNAL CUPING
ABDOMINAL NAPAS
HIDUNG
DOMINAN TAMBAHAN INTERCOSTAL
KRITERIA PONTOPPIDAN
FISIOTERAPI INTUBASI
ACCEPTABLE
NO PARAMETER TERAPI OKSIGEN TRACHEOSTOMI
RANGE
PEMANTAUAN KETAT VENTILASI
FREKUENSI
1 12-25 25-35 >35
NAPAS
KAPASITAS VITAL
2 70-30 30-15 <15
PARU (mL/Kg)
GAS DARAH
3
(mmHg)
100-70
PaO2 200-70 (MASKER O2) <70 (MASKER O2)
(UDARA)
PaCO2 35-45 45-60 >60
AaD02 50-200 200-350 >350
4 VD/VT 0,3-0,4 0,4-0,6 >0,6
5 INSP. FORCE 100-50 50-25 <25
3. RESISTENSI MINIMAL
PaO2 istirahat 56-59 mmHg atau saturasi oksigen 89% pada salah satu keadaan :
Edema yang disebabkan karena CHF
PPOK
BAHAYA TERAPI OKSIGEN
Retrolental fibroplasias. Pemberian dengan Fi02 tinggi pada bayi premature pada
bayi BB < 1200 gr.
Pembuluh darah retina belum sempurna (matur)
Hipoventilasi.
Pemberian oksigen yang tinggi pada PPOK
PERALATAN UNTUK
PEMBERIAN OKSIGEN
1
7
Alat Suplementasi Oksigen (dasar)
Pembukaan Jalan Napas
ACLS
Pemeliharaan Jalan Napas
Oropharyngeal airway
Bantuan alat (OPA)
sederhana Nasopharyngeal airway
(NPA)
Intubasi dg ETT
Oropharyngeal Airway
Indikasi :
Napas spontan
Tidak ada reflek muntah
Ingat komplikasi !!
ACLS
oropharyngeal airway
Komplikasi
Obstruksi total jalan nafas
Laringospasme
Muntah
ACLS
oropharyngal airway insertion
ACLS
Nasopharyngeal Airway
Indikasi :
Napas spontan
Ada reflek muntah
Kesulitan dg OPA
ACLS
Kanula Nasal
Keuntungan :
pemberian O2 stabil dengan volume tidal
dan laju pernafasan teratur
mudah memasukkan kanul dibanding kateter
pasien bebas makan, bergerak, berbicara,
lebih mudah ditolerir pasien dan nyaman.
Meningkatkan FiO22%-4% untuk setiap liter O2(flow rate).
•Maksimum 6 l/menit. FiO224-44% (tergantung pola ventilasi
pasien).
•Flow > 6 l/menit tidak signifikan meningkatkan FiO2,
karena keterbatasan rongga hidung.
•Flow yang tinggi (> 4 l/menit) akan merusak mukosa
hidung. Disarankan memakai humidifikasi kanula hidung
dengan “bubble device”.
85% - <90%
Moderate-severe Face mask w/ O2
hypoxia reservoir assisted
<85% ventilation
Severe to life-
threatening hypoxia
ACLS Assisted ventilation
Bantuan Ventilasi Dasar
ACLS
Flow meter
regulator
humidifier
Monitoring
1. Klinis :
keluhan subyektif
pemeriksaan klinis
2. Laboratoris:
Gas darah
Saturasi Oksigen
Evaluasi dan monitoring
Klinis
Pulse oximetry
Kapnograf
AGD
X-ray
EKG
Terapi penyebab/definitif
Pengelolaan jalan nafas
Managemen Jalan Nafas
Cari tanda obstruksi jalan nafas!!
Kesulitan bernafas:nafas cuping hidung, retraksi
Pasien terlihat gelisah, melawan
Suara tambahan
Keluarkan debris/suction
Gunakan alat bantu jalan nafas:
Nasal airway
Oral airway
Obstruksi jalan nafas
Posisi kepala
Benda asing
INTUBASI??
Parameter Objektif Indikasi Intubasi
GAGAL NAFAS
LABORATORIK KLINIS
Retensi sputum
Situasi seperti ini dijumpai pada pasien ICU setelah intubasi terlalu lama akan menyebabkan
inkompetensi sementara laring. Hasilnya, sekresi pulmonar berakumulasi di traktus respiratorius.
Bypass Obstruksi
Obstruksi parsial karena tumor , odem smoke inhalasi ( ledakan )
Macintosh Magill
T STATICS
TUBE
Dewasa ukuran 7,0; 7,5 atau 8,0
Anak > 2 thn :
Uk. Tube = 4 + umur/4
A STATICS
AIRWAY
OROFARINGEAL AIRWAY, NASOFARINGEAL AIRWAY,
SUNGKUP MUKA, KANTUNG TEKANAN POSITIF,
RESERVOIR
STATICS
AIRWAY
(OROFARINGEAL AIRWAY, NASOFARINGEAL AIRWAY)
Ukuran antara 0 – 6
Diukur dari sudut bibir sampai angulus mandibula
T STATICS
TAPE
I STATICS
INTRODUCER
C STATICS
CONNECTOR
S STATICS
SUCTION
STATICS
LAIN-LAIN
Jelly
Spuit cuff
Anestetik lokal (xylocain spray)
Handscoen
Persiapan Langkah intubasi
Riwayat penyakit
Pemeriksaan fisik
Jarak Thyromental ≤ 6 cm
Ankylosing Spondylitis
Klippel-Fiel Syndrome: leher pendek, vertebra servikal kurang dari 7, vertebra servikal menyatu.
Pierre Robin Syndrome: rahang kecil, tidak memiliki reflex menelan, lidah lebih mengarah ke
belakang
Infeksi
Obstruksi tube