Anda di halaman 1dari 61

BRAIN TUMOURS

Definisi

A brain or spinal cord tumour occurs


when cells in the central nervous system
grow and divide to form a lump.
EPIDEMIOLOGI

■ Penyebab kematian kedua dalam kasus


neurologi setelah stroke
■ Insidensi sekitar 20 per 100.000
populasi
■ Angka mortalitas 4.25 per 100.000
penduduk pertahun
JENIS TUMOR
Benigna Maligna
■ Terdeferensiasi ■ Abnormalitas terlihat
dengan baik jelas (nuclear atypia,
■ Menyerupai sel asal frequent mitosis,
■ Tidak menginfiltrasi necrosis)
jaringan sekitar ■ Pertumbuhan cepat
■ Tidak mengancam ■ Menginfiltrasi jaringan
jiwa sekitar
■ Dapat bermetastasis
■ Mengancam jiwa
PATHOPHYSIOLOGY

Terpapar dengan
Hiperproliferasi sel
penyebab Tumor otak
(chemical/radiation) otak

Iritasi/kerusakan Uncontrolled cell


struktur sel terutama division dan ↓
DNA (DNAmutation) apoptosis

DNA repair
- Diperbaiki Inaktivasi TSG dan
- Tidak dapat aktivasi oncogen
diperbaiki
ETIOLOGI

■ Penyebab pasti belum diketahui


■ Berhubungan dengan factor resiko
pernah terpapar radiasi/kimiawi dan
didukung dengan adanya riwayat
genetic tumor otak
■ Radiasi HP  sampai saat ini belum
ada evidence yang jelas
KLASIFIKASI

■ Beberapa cara untuk megklasifikasi


tumor otak: asal jaringan, lokasi,
pertumbuhan sel tumor/keganasan
■ Berdasarkann ASAL SEL:

a. Primer  berasal dari sel otak

b. Sekunder  merupakan tumor otak


akibat penyebaran dari kanker di lokasi
lain
Klasifikasi berdasarkan LOKASI
■ Intra axial : tumor berasal dari otak
■ Extra axial: diluar dari otak namun masih
dalam kepala (cranial nervus, piyuitary gland,
meningen)
ATAU
■ Infratentorial : otak bagian bawah (otak kecil,
batang otak, spinal cord)  sering terjadi
pada kasus anak
■ Supratentorial : otak bagian atas (hemisfer
otak)
Klasifikasi berdasarkan
KEGANASAN
■ CONCERN:
a. Struktur cranium rigid, sehingga semua bentuk
tumor dpt berpotensi menaikkan TIK yg dpt
berakibat fatal
b. Tumor walaupun tumbuh lambat sekalipun dapat
menekan atau menginfiltrasi jaringan otak
sekitarnya shg potensi tjd deficit neurologis bahkan
bisa sampai mengganggu fungsi vital
c. Beberapa bentuk tumor jinak dapat bertransformasi
menjadi tumor ganas yang agesif
TUMOR OTAK PRIMER

■ Glioma
a. Astrocytoma

b. Oligodendroglioma

c. Mixed glioma

d. Ependymoma

e. Meningioma

f. METASTASE (tumor otak primer yang


berasal dr hasil metastase)
ASTROCYTOMA
■ Bentuk paling umum dari glioma
■ Berkembang dari sel astrocyte
■ Tumbuh pelan
■ Stadium II (diffuse astrocytoma) low grade brain tumor
■ Stadium II dapat berkembang mjd st III dan IV  survival rate 5-
7 tahun
■ Stadium III (anaplastic astrocytoma) high grade brain tumor,
survival rate 2-3 tahun
■ Stadium IV (glioma/glioblastoma multiform) merupakan yang
paling ganas  hanya 20% yang dapagt survive dalam 2 tahun
Diffuse Anaplastic Glioblastoma
Astrocytoma Astrocytoma Multiforme (WHO
( HO Grade II) (WHO Grade III) Grade IV)

TUMOR OTAK PRIMER


OLIGODENDROGLIOMA

■ 5% dari tumor otak berasal dari sel


oligodendrosit
■ Lebih jinak daripada astrocytoma
■ Sensitive terhadap radioterapi dan
kemoterapi
■ Low grade (st II)survival rate 9 tahun
■ High grade (st III)  30-38% penderita
bisa bertahan sampai 5 tahun
EPENDYMOMA

■ 5% dari bentuk tumor otak dewasa


■ Terdiri dari III stadium den gan stadium
III dianggap maligna
■ Survival rate 50% untuk se mua stadium
ependymoma
MENINGIOMA

■ 25% bentuk tumor otak primer


■ Tumbuh perlahan dan non infilgtrat
■ Paling banyak muncul dalam bentuk
grade I (low grade)  bisa dihilangkan
dengan pembedahan
METASTASE

■ Tumor otak primer yang terbentuk


karena adanya metastase dari kanker
ditempat lain
■ 20% tumor otak merupakan bentuk
metastase
■ Paling banyak berasal dari kanker paru
dan payudara
TANDA DAN GEJALA
■ Tergantung dari lokasi dan pertumbuhan tumor
■ Tanda dan gejala:
a. Nyeri kepala (biasanya nyeri hebat dan ada muntah
proyektil)
b. Kejang
c. Perubahan fungsi kognitif dan mood
d. Defisit fokal neurologi yang progresif (kelemahan
ekstremitas, masalah pada pengelihatan dan
bicara)
 Nyeri kepala, perubahan mood dan kejang bukan
merupakan tanda pasti
DIAGNOSIS
■ Clinical examination: pengkajian GCS, mental test
score, fundoscopy, pengkajian lapang pandang,
pengkajian gerakan bola mata dan gejala deficit fokal
neurologis
■ Pemeriksaan penunjang: CT scan (awal dx tumor),
MRI (melihat jaringan lunak lebih baik), PET (paska
terapi), LCS (tumor susunan saraf pusat)
■ Pemeriksaan untuk melihat kesiapan terapi: darah
lengkap, LDH, fungsi hati ginjal,GDS, serologi
hepatitis, elektrolit lengkap
GAMBARAN CT SCAN
TREATMENT

■ Pembedahan
■ Radioterapi
■ Kemoterapi

 Tujuan dari treatment yang dilakukan


adalah untuk meningkatkan survival rate
dan memaksimalkan kualitas hidup
PEMBEDAHAN

■ Pembedahan berfungsi untuk


a. Biopsy
b. Mengurangi massa tumor
c. Currative resection (menghilangkan tumor)
d. Kontrol kejang
■ Hal yang harus diperhatikan dalam
pembedahan adalah area vital seperti area
broca atau motor cortex
TEKNIK BEDAH OTAK

■ Stereotactic byopsi/ radiosurgery


■ VP Shunt (ventrikuloperitoneal shunt)
■ Currative resection
■ Kasus anak perempuan usia 11 tahun dengan tumor Meduloblastoma.
Dilakukan operasi pemasangan selang otak (VP-shunt) dan
pengangkatan massa tumor. (Koleksi Kasus Departemen Ilmu Bedah
Saraf FK USU-RSUP H.Adam Malik)
RADIOTHERAPY
■ Menggunakan ionizing radiation  kerusakan DNA
sel kanker yang kemudian menyebabkan sel kanker
mati
■ Banyak diberikan setelah tindakan pembedahan
■ Tujuan radioterapi: merusak sel kanker dengan
meminimalkan kerusakan pada sel sekitarnya
■ Keberhasilan radioterapi: sensitivitas sel kanker thd
radioterapi dan toleransi dari jaringan sekitarnya
■ Faktor yang mempengaruhi radioterapi: tipe tumor,
respon terhadap radioterapi, toleransi pasien thd
tindakan
BENTUK RADIOTHERAPY

■ Fractionated radiotherapy (dosis total


50-60 Gy yang dijadikan dalam 1,6-2
Gy/hari)
■ Stereotactic radiotherapy
■ Intensity modulated radiotherapy
■ Whole brain radiotherapy
CHEMOTERAPHY
■ Dapat dilakukan via oral, IV, intrarekal dan implanted
surgery
■ Bekerja pada DNA sel kanker dengan cara
merusaknya, mencegah utk memperbaiki dan
mengontrol pembelahan
■ Kemoterapi efektif untuk sel kanker namun juga
memiliki banyak efek samping dari obat kemo yang
dipakai
■ Efektivitas kemo pada tumor otak dapat terkendala
karena otak dilindungi sawar darah otak (BBB) yang
dapat mencegah obat kemo masuk kedalam otak
■ Beberapa tumor dapat diatasi setelah BBB dirusak
terlebih dahulu dengan cara menaikkan dosis obat
kemo, namun efek samping adalah toksisitas baik
bagi tubuh maupun otak itu sendiri
■ Pemberian kemoterapi dapat dilakukan sebelum
pembedahan/ radioterapi (neoadjuvant
chemotherapy), diberikan bersama dengan
radioterapi (concomitant chemotherapy) dan setelah
radioterapi/pembedahan (adjuvant chemotherapy)
OBAT KEMO DAN EFEK
TATALAKSANA TUMOR
OTAK SECARA UMUM
TATALAKSANA NYERI
■ Hindari obat yang dapat menimbulkan efek sedasi
dan muntah mirip gejala tumor
■ Parasetamol 20mg/BB (max 4000mg/hari) dpt
diberikan oral/IV tergantung skala nyeri
■ Bila nyerinya nueropatik berikan golongan
antikonvulsan spt gabapentin 100-1200 mg/hari (max
3600 mg/hari)
■ Nyeri kepala akibat TIK/odema serebrai dapat
diberikan obat jenis kortikosteroid spt deksametason
walaupun efek samping deksametason banyak
EFEK SAMPING
DEKSAMETASON
TATALAKSANA KEJANG
■ Semua pasien kanker otak diberikan antikonvulsan
■ Fenitoin dan karbamezin tidak dianjurkan karena
dapat berinteraksi dengan deksametason dan
kemoterapi
■ Alternatif lain levetiracetam,sodium valproat,
lamotrigin, klobazam, topiramat, atau okskarbazepin.
■ Levetiracetam lebih dianjurkan (Level A)  efek
samping sedikit, dosis 20-40 mg/kgBB, serta dapat
digunakan pasca operasi kraniotomi
TATALAKSANA GIZI
■ Skrining dengan malnutrition screening tools: skor ≥
3 (rawat inap) dan skor skor ≥ 2 (rawat jalan) namun
dengan sakit kritis spt tumor otak  kolaborasi
dengan ahli gizi
■ Terapi Gizi: Kebutuhan energi dihitung menggunakan
kalorimetri indirek/persamaan Harris-Benedict/rule of
thumb
■ Nutrisi diberikan bertahap sesuai dengan toleransi
pasien. Kebutuhan protein 1,2–2 g/BB/hari, lemak
25-30%, karbohidrat: 55-60%.
TATALAKSANA PSIKIATRI

■ 78% pasien kanker otak dapat


mengalami gangguan psikiatri
■ Libatkan keluarga dalam tatalaksana
mulai dari open disclosure,tahapan
pengobatan, supportif therapy dan
relaksasi
PENILAIAN FUNGSIONAL
■ Menggunakan
Karnofsky
Performance
Score, dinilai
saat awal
masuk dan
saat keluar dari
perawatan.
NURSING MANAGEMENT
■ Nursing care saat pembedahan  diberikan di
kuliah pengkajian dan pembedahan neurologi
■ Komunikasi terkait diagnosis:
a. Awal diagnosis: penjelasan terkait istilah istilah
medis dan penyakit tumor otak pada pasien bisa
dilakukan untuk awal penerimaan
b. Advance communication: berikan source untuk
pasien dapat menemukan banyak option bantuan
terkait penyakitnya. Ex: Brain and Spine Foundation
(www.brainandspine.org.uk). Yayasan Kanker
Indonesia (www.yayasankankerindonesia.org)
■ Informasi penting terkait tumor otak
yang dapat perawat berikan:
a. Diagnosis

b. Rencana pengobatan selanjutnya

c. Obat dan efek samping

d. Pembatasan untuk berkendara

e. Menajemen kejang

f. Nomor telepon pelayanan kesehatan


yang harus dimiliki
ASUHAN PASIEN YANG
MENJALANI RADIOTERAPI
■ Pasien sebaiknya bertemu dengan
petugas kesehatan seminggu sebelum
radioterapi dimulai untuk konsultasi lbh
dalam  tatacara dan efek samping
radioterapi
■ Beberapa hal yang harus diperhatikan
pada pasien yang akan menjalani
radioterapi antara lain:
POSISI RADIOTERAPI

■ Pasien dapat dipasang thermoplastic


mould dan diposisikan sesuai letak
tumor dalam jangka lama beberapa
pasien dapat mengalami k etakutan,
terutama yang claustroph obia
■ Berikan penjelasan dan te knik
mengurangi cemas (setel music)
EFEK SAMPING
RADIOTERAPI
FATIQUE

■ Kelelahan sangat mungkin dialami oleh


pasien selama menjalani radioterapi
■ Tidak bisa dimanajemen dengan obat obatan
■ Edukasi pasien mengenai : fatique tidak akan
berlangsung selamanya, bantu mencari
koping yang tepat, managemen aktivitas dan
keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
HAIR LOSS
■ Terjadi biasanya setelah tiga minggu treatment dan
akan tumbuh kembali dalam 3-6 bulan tergantung
dari besarnya dosis yang diterima oleh kepala
rambut sifatnya high mitotic dan mudah rusak
terkena radioterapi
■ Pasien dapat merasa tidak nyaman, malu, tidak
berdaya dan kehilangan gairah seksual terkait
kondisi rambut
■ Berikan edukasi terkait kondisi rambut rontok dan
coping emosi yang sesuai ex: pemakaian
wig/topi/jilbab
PERUBAHAN KULIT
■ Epidermis sangat mungkin berefek thd
radioterapiketidakmampuan utk proliferasi dan repopulasi dari
sel kulit normal dihambat
■ Sering terjjadi eritema (kulit kering, merah, sensitive dan pecah
pecah)
■ Muncul 2-3 minggu setelah terapi dan akan hilang setelah terapi
selesai
■ Fokus asuhan dan edukasi utk: memaksimalkan kenyamanan,
meminimalkan trauma, mencegah infeksi dan mencegah
kerusakan lanjut anjurkan menggunakan lotion/pelembab ,
sampo mild, hairdryer dingin
MUAL MUNTAH

■ Mual muntah jarang terjadi untuk


radioterapi intracranial nausea not
common side effect
■ Harus diamati apakah mual muntah
yang terjadi merupakan efek radioterapi
atau tanda peningkatan TIK
■ Saat mual munteh terjadi berikan
antiemetic dan monitor efektivitasnya
SENSITIF TERHADAP BAU
DAN RASA
■ Beri penjelasan: Stimulasi thd nervus
olfaktorius akan berakhir saat treatment
berakhir
■ Perubahan pada sensasi rasa dapat
mengurangi asupan makanandiskusi
terkait nafsu makan dan diet supaya
asupan tetap tercukupi
MASALAH DENGAN
PENDENGARAN
■ Sering mengalami kurang pendengaran
unilateral atau iritasi pada telinga saat
menjalani radioterapi radioterapi
mengakibatkan eritema pada meatus auditory
external (otitis externa) yang dapat
berkembang mjd otitis media
■ Berikan penjelasan hal ini dapat
berkurang/hilang setelah 4-5 minggu
treatment selesai
ASUHAN PADA PASIEN YANG
KEMOTERAPI INTRAKRANIAL

■ Perawat harus memastikan pasien menerima


kemoterapi yang tepat, dosis tepat dan metode
pemberian yang tepat
■ Perawat bertanggung jawab dalam patient safety dan
side effect support
■ Pasien terkadang sudah “parno” terkait efek samping
kemo  berikan penjelasan terkait efek samping
obat kemo yang akan diberikan
■ Perawat memastikan bahwa pasien sudah mengerti
mengenai tindakan kemo (kaji ansietas, depresi dan
mood swing pada pasien dan bantu menguranginya)
ASUHAN PASIEN DENGAN
TERAPI STEROID
■ Pasien tumor otak sering diberikan
deksametason yg merupakan
kortikosteroid agent
■ Efek samping deksametason (didepan)
■ Asuhan keperawatan pada pasien yang
sedang menjalani terapi steroid adalah
■ Pemberian steroid tidak boleh dihentikan dengan
tiba tiba kelenjar adrenal berhenti memproduksi
kortisol saat steroid sintetis diberikan addisonian
crisis
■ Gejala defisiensi kortisol: kelemahan, BB turun,
mntah, diare, nyeri perut, pusing bahkan pingsan
penghentian steroid harus bertahap dan pasien
diberikan penjelasan mengenai gejala defisiensi
kortisol
■ Perawat harus mendapatkan penjelasan mengenai
aturan pemberian dan perubahan dosis steroid dari
dokter ataupun bagian farmasi
REFERENSI
■ Cancer Council Australia . 2016. Understanding Brain Tumours. Australia.
■ Louis et al. 2016. The 2016 World Health Organization Classification of Tumors
of the Central Nervous System: a summary. Springer
■ Komite Penanggulangan Kanker Nasional. 2016. Panduan Penatalaksanaan
Tumor Otak. Kemenkes RI. Jakarta. Indonesia
■ Atkinson,A.L.E.,Warren,P.M. 2003. Brain Tumours .Oxford : Health Press
Limited .

Anda mungkin juga menyukai