Anda di halaman 1dari 68

Case Report Session

Pembimbing :
dr. Deis Hikmawati Sp.KK

Presentan :
Cindy May Mc Guire (12100118032)
Al Mauliddio Muhammad N (12100114136)
Shera Amalia Kholida (12100114181)

SMF ILMU KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020
Identitas Pasien
Nama : Tn . E
Usia : 32 tahun
Pendidikan terakhir : S2
Pekerjaan : Kepala Sekolah
Alamat : Antamurni
Tanggal MRS : 21 Januari 2020
Jam Masuk : 10.30 WIB
Poli : Kulit dan kelamin
Anamnesis

Keluhan Utama : benjolan kemerahan


yang nyeri di daerah lengan atas
Anamnesis
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RS AI-islam dengan keluhan
benjolan kemerahan yang nyeri sebesar biji kacang merah di lengan kanan atas
bagian dalam, yang dirasakan kurang lebih sejak 1 minggu yang lalu. Benjolan
tersebut dirasakan semakin nyeri, membesar dan mengganggu aktivitas pasien
sehari-hari, sehingga pasien datang ke RS untuk diperiksa ke dokter kulit.

Keluhan benjolan diawali berwarna dasar kemerahan, nyeri, hangat


ketika diraba dan tidak sertai dengan gatal, ukurannya awal nya sebesar biji
kacang ijo, jumlahnya satu pada lengan kanan atas bagian dalam dengan
konsistensi kenyal. Keluhan tersebut belum pernah pernah diberikan pengobatan
sebelumnya, pasien mengatakan dari benjolan tersebut belum pernah keluar cairan
berwarna putih kekuning-kuningan.
Anamnesis
Keluhan pasien dirasakan baru pertama kali. Pasien
menyangkal terdapat benjolan di daerah ketiak. Pasien menyangkal
mengalami panas badan. Pasien Pasien mengatakan sering menjaga
kebersihan kulit tubuhnya dengan cara mandi secara rutin , pasien
mandi dalam sehari 2 kali, pasien juga menyangkal adanya riwayat
diabetes, dan menyangkal sering berkeringat banyak. Pasien
menyangkal memiliki riwayat alergi.
Pasien menyangkal tidak ada lesi yang sama pada bagian
tubuh yang lain. Tidak ditemukan lesi yang berukuran lebih besar dan
kumpulan lesi yang sama di satu tempat.
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos mentis
• Status gizi : Gizi baik
• Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 86 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/ menit
Suhu : afebris
Pemeriksaan Fisik

Kepala : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik


Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
Status Dermatologikus
• Distribusi lesi : Regional, Unilateral
• Lokasi lesi : lengan kanan atas bagian medial
• Karakteristik lesi:
• Jumlah : Soliter
• Penyebaran : diskret
• Bentuk : Bulat
• Ukuran
• Elevasi : Terbesar 3 cm x 2 cm x 1 cm
• Batas : Berbatas tegas
• Lesi kering
• Lesi elevasi, berbatas tegas, dan dibagian tengah terdapat pustul.
Pemeriksaan Fisik

Efloresensi

Primer : Nodulopustulosa, makula eritem

Sekunder : Tidak ada

Khusus : Tidak Ada


Foto Pasien
Resume

Laki-laki 32 tahun datang ke RS dengan keluhan terdapat nodul


eritem, tenderness (+) sejak 1 minggu yang lalu. Nodulnya soliter, awalnya
benjolan berukuran sebesar biji kacang ijo dan semakin membesar sebesar
biji kacang merah.
Pada pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada status
dermatologikus at regio brachii medialis dextra didapatkan lesi Primer,
nodulopustulosa, makula eritema.
DIAGNOSA BANDING DIAGNOSA KERJA

• 1. Furuncolosis Furuncle at regio brachii


• 2. Carbuncle medialis dextra
• 3. Hidraadenitis supurative
R/ bactoderm cream tube No. I
kloderma cream tube No 1
MF LA
∫ u.e.

TATALAKSANA R/ Cefad 500 mg tab no XV


∫ 3 dd 1

R/ mefinal 500 mg tab no XV


∫ 3 dd 1
Prognosis

• Quo ad vitam : ad bonam

• Quo ad functionam : ad bonam

• Quo ad sanationam : ad bonam


PIODERMA
PIODERMA
Definisi :
Penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman Staphylococcus atau
Streptococcus atau oleh kedua-duanya
Etiologi
Penyebab utama : Staphylococcus aureus
Streptococcus B hemolyticus
jarang : Staphylococcus epidermidis (flora normal di kulit)
PIODERMA

Kuman positif-Gram : - Streptokokus


- Stafilokokus

Kuman negatif-Gram : - Pseudomonas aeroginosa


- Proteus mirabilis
- Proteus vulgaris
- Escherichia coli
- Klebsiella sp.
Faktor Predisposisi
1. Higiene yang kurang
2. Menurunnya daya tahan :
 Kekurangan gizi
 Anemia
 Penyakit kronik
 Neoplasma
 Diabetes melitus
3. Telah ada penyakit lain di kulit
epidermis rusak sehingga fungsi kulit sebagai pelindung terganggu yang
memudahkan terjadinya infeksi
Klasifikasi
1. Pioderma Primer
Timbul pada kulit yang normal, gejala klinik tertentu,
Etiologi satu macam mikroorganisme

2. Pioderma Sekunder
Timbul pada pada kulit yang telah ada penyakit kulit
Tanda : pus, pustul, bula purulen, krusta kuning kehijauan,
pembesaran KGB, leukositosis, demam.
Misalnya : dermatitis impetigenisata, skabies impetigenisata
Bentuk Klinis Pioderma
1. Impetigo
2. Folikulitis
3. Furunkel / Karbunkel
4. Ektima
5. Pionikia
6. Erisipelas
7. Selulitis
8. Flegmon
9. Ulkus piogenik
10.Abses multipel kelenjar keringat
11.Hidraadenitis
12.Staphylococcal scalded skin syndrome
IMPETIGO
Pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis)
Terdapat 3 bentuk klinis :
1. Impetigo krustosa
2. Impetigo bulosa
3. Impetigo neonatorum

1. Impetigo Krustosa
Sinonim : impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris , impetigo Tillbury Fox
Etiologi : Streptococcus β hemolyticus
Mengenai anak-anak
Predileksi : sekitar lubang hidung & mulut
Impetigo Krustosa
Eritema & vesikel yang cepat pecah menjadi krusta tebal berwarna kuning
seperti madu, terdapat erosi di bawahnya
Komplikasi : glomerulonefritis ( 2 – 5% )
Diagnosis banding : ektima
Pengobatan : salep antibiotika
antibiotika sistemik
2. Impetigo Bulosa
Sinonim : impetigo vesiko-bulosa, impetigo cacar monyet
Etiologi : Staphylococcus aureus
Faktor predisposisi : banyak keringat
Klinis :
 Mengenai anak & dewasa
 Predileksi : ketiak, dada, punggung
 Lesi : eritema, bula, bula hipopion. Vesikel/ bula pecah
tampak berupa koleret dgn dasar eritematosa.
 Sering muncul bersama miliaria.
Diagnosis banding : dermatofitosis
Terapi : bila vesikel/ bula sedikit
dipecahkan.
Cairan antiseptik, antibiotika topikal dan
atau sistemik
Impetigo Neonatorum

Varian impetigo bulosa pada neonatus.


Klinis mirip impetigo bulosa namun lesi menyeluruh, demam (+)
Diagnosis banding : sifilis kongenital
Terapi : antibiotika sistemik
bedak salisil 2%
FOLIKULITIS
Definisi : radang folikel rambut
Etiologi : S. aureus
Klasifikasi : Folikulitis superfisialis dan profunda

1. Folikulitis superfisialis = impetigo Bockhart


Proses terbatas di epidermis
Predileksi : tungkai bawah
Lesi kulit : Papul eritematosa / pustul biasanya multipel, di
tengahnya terdapat rambut
2. Folikulitis Profunda
Klinis seperti folikulitis superfisialis disertai infiltrat di
subkutan
Diagnosis banding : tinea barbe
Terapi : antibiotika sistemik / topikal
Furunkel / Karbunkel
Definisi : radang folikel rambut dan sekitarnya
Furunkel yang lebih dari satu disebut furunkulosis.
Kumpulan furunkel disebut karbunkel
Etio : S. aureus
Klinis :
Keluhan : nyeri
Predileksi : friction area; aksila, bokong
Nodus eritematosa berbentuk kerucut, ditengahnya terdapat pustul.
Nodus melunak menjadi abses berisi pus & jaringan nekrotik dan
kemudian pecah
Terapi : antibiotika topikal, sistemik
Lesi yang berulang faktor predisposisi
EKTIMA
Ulkus superfisial dengan krusta diatasnya
Etiologi : S. β hemolyticus
mengenai anak & dewasa
predileksi tungkai bawah
krusta tebal berwarna kuning, dibawahnya terdapat ulkus dangkal
Diagnosis banding : impetigo krustosa
Terapi : antibiotika topikal/ sistemik
PIONIKIA
Radang di sekitar kuku oleh piokokus
Etiologi : S. aureus dan atau S. β hemolitycus
Klinis : - Riwayat trauma sebelumnya
- Muncul tanda radang di lipat kuku, menjalar ke
matriks & lempeng kuku terbentuk abses
subungual
Terapi : - kompres dgn larutan antiseptik
- antibiotika sistemik
- ekstraksi kuku jika terdapat abses sub-ubgual
ERISIPELAS
Etio : S. β hemolyticus
Klinis :
 Gejala konstitusi : demam, malese
 Predileksi : tungkai bawah (trauma)
 Kelainan kulit : eritema berwarna merah cerah, batas tegas,
pinggir meninggi, tanda radang akut (+). Bisa disertai edema,
vesikel, bula. Terdapat leukositosis.
 Dapat terjadi elefantiasis bila sering residif di tempat yang
sama
Diagnosis banding : selulitis ( terdapat infiltrat di subkutan)
SELULITIS
Infiltrat difus di sub kutan dgn tanda-tanda radang akut

FLEGMON
Selulitis yg mengalami supurasi

Terapi : - istirahat (elevasi tungkai)


- antibiotika sistemik
- kompres larutan antiseptik
- dapat diberikan diuretik jika terdapat edema
- insisi  flegmon
Ulkus Piogenik
Ulkus dengan gejala klinik tidak khas, disertai pus diatasnya
Anjuran kultur untuk menyingkirkan etiologi kuman lain

Abses Multipel Kelenjar Keringat


Infeksi pada kelenjar keringat berupa abses multipel, tidak nyeri,
berbentuk kubah
Etiologi : S. aureus
Sering pada anak-anak
Keringat yang banyak menjadi salah satu faktor predisposisi  sering
bersama-sama miliaria
Abses Multipel Kelenjar Keringat
Lesi kulit : nodus eritematosa, multipel, tidak nyeri, berbentuk
kubah, lama memecah
Diagnosis banding : furunkulosis
Terapi : antibiotika topikal dan sistemik
Hidradenitis Supurativa
Infeksi kelenjar apokrin
Etiologi : S. aureus
Predileksi : daerah banyak kelenjar apokrin (ketiak, perineum)
Klinis :
 Mengenai usia akil balik – dewasa
 Riwayat trauma sebelumnya (keringat, deodoran, rambut ketiak digunting)
 Gejala konstitusi : demam, malese
 Lesi kulit : nodus dengan tanda radang, kemudian melunak menjadi
abses pecah fistel
 Jika menahun ditemukan abses, fistel, sinus yang multipel
 Disertai leukositosis
Hidradenitis Supurativa
Diagnosis banding : skrofuloderma
T erapi : antibiotika sistemik
kompres
insisi
eksisi kelenjar apokrin jika kronik residif
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
(S.S.S.S)
Sinonim : Dermatitis eksfoliativa neonatorum / Penyakit Ritter
von Rittershain
Etiologi : S. aureus grup II faga 52, 55, 71
Mengenai
 Anak < 5 thn ok fungsi ginjal yang belum sempurna
untuk mengeksresikan eksotoksin kuman
 Dewasa : kegagalan fungsi ginjal
gangguan imunologik
obat imunosupresif
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
(S.S.S.S)
Patogenesis :
Sumber infeksi di mata, telinga, hidung dan tenggorokan.

Kuman menghasilkan eksotoksin (epidermolin dan eksfoliatin) yang bersifat epidermolisis

Toksin sampai ke kulit

Lisis epidermis
Klinis :
Demam tinggi
Infeksi sal. nafas atas
Lesi kulit : eritema mendadak di muka, leher, ketiak,lipat pahaa akhirnya seluruh tubuh
menyeluruh dalam 24 jam.
Dalam 24 - 48 jam kemudian muncul bula berdinding kendur, tanda Nikolsky (+). Dalam 2-3
hr kemudian terjadi pengeriputan spontan, pengelupasan kulit erosif
Mengering disertai deskuamasi
Penyembuhan dalam 10 – 14 hari tanpa sikatrik
Komplikasi : selulitis, pneumonia, septikemia
Laboratorium : bakteriologik dari suumber infeksi (mata, THT)
kuman tidak ditemukan di kulit
Histopatologi : lepuh intraepidermal, celah di stratum
granulosum, nekrosis sel (-)
Diagnosis banding : NET
Terapi : - antibiotika sistemik (kloksasilin, klindamisin, golongan
sefalosforin).
- sufratulle atau antibiotika topikal
Prognosis : kematian bayi ; 1 – 10% oleh karena gangguan
keseimbangan cairan/elektrolit, sepsis
Terapi : - antibiotika topikal
- sufratulle
Prognosis : kematian bayi ; 1 – 10% oleh karena
gangguan keseimbangan cairan/elektrolit,
sepsis
Terapi
1. Penisilin dan semisintetiknya :
Ampisilin : 4 x 500 mg/hr
Amoksisilin : 4 x 500 mg/hr
Golongan obat penisilin resisten- penisilinase:
Kloksasilin : 3 x 250 mg/hr
Dikloksasilin : 4 x 125 – 500 mg/hari

2. Klindamisin : 4 x 150 mg/hr


Efek samping : kolitis pseudomembranosa

3. Eritromisin : 4 x 500 mg/hr

4. Sefalosporin : ex : sefadroksil 2 x 500 - 1000 mg/hr


Terapi Topikal
Antibiotika topikal :
Basitrasin
Neomisin 0,5%
Polimiksin B
Asam fusidat 2%
Mupirosin 2%
Larutan Antiseptik :
Larutan Permanganas Kalikus 1/5.000 – 1/10.000
Larutan Rivanol 1/1.000
Povidon yodium 7,5 - 10% dilarutkan 10x
Larutan Asam Salisilat 1/1.000
Borwater 3%
Pemeriksaan Penunjang

Darah : Leukositosis
Kultur dan tes resistensi
• Furunkel adalah radang folikel
FURUNKEL / KARBUNKEL rambut, jika lebih dari satu
furunkolosis.

• Karbunkel adalah kumpulan


DEFINISI
furunkel.
ETIOLOGI • Staphylococcus aureus

• Hygenitas yang kurang


• Menuruunya daya tahan
FAKTOR RISIKO tubuh
• Telah ada penyakit lain
dikulit
FR
• Imunosupresi
• Terapi glukokortikoid
• Atopi
• Tissue injury (abrasi, burn, dermatitis)

1. Bacterial infection Invasi ke dalam tubuh


(melalui kulit yg rentan)

2. Host acute inflamatory response signal/


detect bakteri proinflamatory respon release
inflamatory cytokines (TNF A, IL 1, histamin)
vasodilatasi PD kemotaktik neutrophil .
3. Pembentukan Abses
-eksudat yang mengandung nekrotik PMN, jaringan
nekrotik, bakteri.

4. Maturasi Abses
Proliferasi fibroblas dan membentuk fibrous capsule
pada tepi abses.
MANIFESTASI KLINIS

Nyeri dengan
kelainan nodus
eritematosa Predileksi : tempat yang banyak
berbentuk kerucut, friksi, axila, bokong, lipat paha.
di bagian tengah
terdapat pustul.
Menjadi abses yang
berisi pus dan
jaringan nekrotik. lalu
dia akan pecah
membentuk fistel.
DIAGNOSIS

 Anamnesis: Nyeri, Gejala konstitusi,


benjolan semakin membesar atau
tidak, ada ditempat lain atau tidak,
riwayat penyakit (atopik drmatitis,
DM.
 Pemeriksaan Fisik: Dapat ditemukan
lesi dalam bentuk nodulopustulosa
eritematous.
 Pemeriksaan Penunjang:
 Pemeriksaan darah rutin
leukositosis
 Diff count
 Pemeriksaan histologis menunjukan
adanya proses inflamasi polimorfik
nuclear di dermis dan subkutan.
 Pewarnaan gram : membentuk gram
positif kokus
 Kultur : isolasi dari S. aureus
Terapi Topikal:
Antibiotik topical diberikan
jika furuncle sederhana
atau hanya furuncle.
TATALAKSANA Terapi sistemik
carbuncle atau furuncle di
kelilingi selulitis atau
dengan demam diberikan
antibiotik sistemik.
jika lesi besar sangat sakit dan
fluktuasi dilakukan insisi
dan drainase.
TATALAKSANA
• Hygenitas yang baik
• Meningkatkan daya tahan
PENCEGAHAN
tubuh dengan asupan gizi yang
baik.
1. Bakterimia
2. Osteomyolitis
KOMPLIKASI 3. Endocarditis
4. Abses otak
5. Kekambuhan (paling
sering)

Anda mungkin juga menyukai