Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 1

SKENARIO 1

Pelangi di mata Oma
Diagnosis dan Diagnosis Banding

Etiologi
Katarak
- Riwayat menderita penyakit metabolik.
Ex : DM.
 Glaucoma
- Tekanan intraokular yang tinggi merupakan salah satu faktor risiko utamanya
- Adanya gangguan aliran aqueous humor pada mata dengan sudut iridokornealis
- Usia ( lansia ) normal
- Faktor lain : Trauma, Toksin, Penyakit - Adanya kelainan anatomis pada sudut iridokornealis
sistemik, Merokok dan Herediter

Patofisiologi Pada lensa katarak secara karakteristik Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah apoptosis sel
terdapat agregat-agregat protein yang ganglion retina yang menyebabkan penipisan lapisan serat saral dan lapisan inti-dalam
menghamburkan berkas cahaya dan retina serta berkurangnya akson di nervus opticus. Diskus optikus menjadi atrofi,
mengurangi transplantasinya. Perubahan disertai pembesaran cawan optic. Patofisiologi peningkatan tekanan intraokular-baik
protein lainnya akan mengakibatkan disebabkan oleh mekanisme sudut terbuka maupun yang tertutup-akan dibahas sesuai
perubahan warna lensa menjadi kuning dengan entitas penyakitnya. Efek peningkatan tekanan intraokular dipengaruhi oleh
atau coklat. Temuan tambahan mungkin perjalanan waktu dan besar peningkatan tekanan intraokular. Pada glaukoma sudut
berupa vesikel diantara serat-serat lensa tertutup akut, tekanan intraokular mencapai 60-80 mmHg, menimbulkan kerusakan
atau migrasi sel epitel dan pembesaran iskemik akut pada iris yang disertai edema komea dan kerusakan nervus opticus. Pada
sel-sel epitel yang menyimpang. glaucoma sudut terbuka primer, tekanan intraokular biasanya tidak meningkat lebih
Sejumlah faktor yang diduga turut dari 30 mmHg dan kerusakan sel ganglion terjadi setelah waktu yang lama, sering
berperan dalam terbentuknya katarak, setelah beberapa tahun. Pada glaukoma tekanan normal, sel-sel ganglion retina
antara lain kerusakan oksidatif ( dari mungkin rentan mengalami kerusakan akibat tekanan intraokular dalam kisaran
proses radikal bebas ), sinar ultraviolet normal, atau mekanisme kerusakarmya yang utama mungkin iskemia caput nervi
dan malnutrisi. optici.
Diagnosis dan Diagnosis Banding
Katarak  Glaucoma

Pemeriksaan - Penurunan ketajaman penglihatan ( visus - Tonometri


Fisik dan ) - Gonioskopi
penunjang - Penilaian discus opticus
- Pemeriksaan lapangan pandang

Gejala - Pada katarak matur, pupil menjadi putih - Neuropati optik yang disertai penyempitan lapang pandang
- Pada katarak terkait usia, gejala berupa - Pencekungan ( cupping ) diskus optikus
membaiknya penglihatan dekat tanpa - Peningkatan tekanan intraokular
kacamata
- Diskriminasi warna yang buruk
- Penurunan penglihatan pada kondisi
pencahayaan yang terang
Penatalaksanaan Terapi bedah untuk katarak infantilis dan Penyekat adrenergik-beta dapat digunakan tersendiri atau dikombinasi dengan obat lain.
katarak pada naka-anak awal adalah Larutan timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaxolol 0,25% dan 0,5%, levobunolol 0,25%
ekstraksi lensa melalui insisi limbus kecil dan 0,5%, metipranolol 0,3%, serta carteolol 1% dua kali sehari dan gel timolol maleate
dengan menggunakan alat irigasi aspirasi 0,'1,%, A,25%, dart 0,5% sekali setiap pagi adalah preparat-preparat yang tersedia saat
mekanis. Berbeda pada prosedur ekstraksi ini. Kontraindikasi utama pemakaian obat-obat ini adalah penyakit obstruksi jalan napas
lensa dewasa, ahli bedah mengangkat kronikterutama asma-dan defek hantaran jantung. Betaxolol, dengan selektivitas yang
kapsul posterior dan korpus vitreous relatif tinggi terhadap receptor F, lebih jarang menimbulkan efek samping respiratorik,
anterior dengan menggunakan alat tetapi obat ini juga kurang efektif dalam menurunkan tekanan intraokular. Depresi,
mekanis pemotong penyedot vitreous. Hal kebingungan, dan fatigue dapat timbul pada pemakaian obat penyekat beta topikal.
ini mencegah pembentukan kekeruhan Frekuensi timbulnya efek sistemik dan tersedianya obat-obat lain telah menurunkan
kapsul sekunder. popularitas obat penyekat adrenergik-beta.
Diagnosis dan Diagnosis Banding

Katarak Glaucoma
Komplikasi Komplikasi pascaoperasi, berupa keratopati - Semua jenis glaukoma dapat menjadi
bulosa, glaucoma, kerusakan iris, hifema dan progresif dan menyebabkan kebutaan
desentrasi lensa.
Diagnosis dan Diagnosis Banding

Retinopati
 Konjungtivitis
Etiologi Hiperglikemik kronik, - Biasanya disebabkan oleh bakteri, kimia atau
hipertensi,hiperkolesterolemiadan merokok peradangan virus dari konjungtiva ( membrane
merupakan faktor risiko
timbul dan yang lembut melapisi kelopak mata dan
berkembangnya retinopati. menutupi bola mata ), klamidia, jamur ( jarang ),
- Berkaitan dengan penyakit sistemik ( Penyakit
tiroid, Tuberculosis, dll ).
Patofisiologi Terjadi perubahan tekanan intraocular yang Cedera epitel konjungtiva oleh agen perusak
menyebabkan terjadinya iskemik sehingga dapat diikuti oleh edema epitel, kematian sel
terdapat kerusakan pada mata. dan eksfoliasi, hipertrofi epitel, atau
pembentukan granuloma. Sel-sel radang
bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui
epitel ke permukaan. Sel-sel ini kemudian
bergabung dengan fibrin dan mucus dari sel-sel
goblet untuk membentuk eksudat konjungtiva
yang menyebabkan perlengketan tepian
palpebral ( terutama pagi hari ).
Pemeriksaan - Fotografi fundus digital Pada kasus konjungtivitis bakteri, organisme
Fisik dan - Fotografi tujuh bidang penyebab dapat diidentifikasi dengan
Penunjang - Midriasis pemeriksaan mikroskopik kerokan konjungtiva
yang dipulas dengan pulasan gram atau giemsa,
pemeriksaan ini menampilkan banyak
neutrophil polimorfonuklear.
Diagnosis dan Diagnosis Banding

Retinopati
 Konjungtivitis
Tanda dan Retinopati nonproliferatif ringan ditandai oleh Gejala penting konjungtivitis adalah sensasi
Gejala sedikitnya satu mikroaneurisma. Pada retinopati benda asing, yaitu sensasi tergores atau
non proliferative sedangng didapatkan terbakar, sensasi penuh di sekeliling mata, gatal
perdarahan intraretina, gambaran manik-manik dan fotofobia.
pada vena dan atau bercak cotton wool. Tanda konjungtivitis adalah gatal, hyperemia,
Sedangkan yang berat ditandai dengan kelainan mata berair, eksudasi dan hipertrofi papilar
mikrovaskular intraretina ( IRMA ).
Penatalaksanaan Progresivitas retinopati dicegah dengan Untuk konjungtivitis bakteri, penanganan awal
pengendalian yang baik tehadap hiperglikemia, dapat diberikan antimikroba topikal spectrum
hipertensi sistemik dan hiperkolesterolemia. luas ( polymyxin-trimethoprim ). Jika kornea
Vitrektomi dapat membersihkan perdarahan tidak terlibat, ceftriaxone 1 g yang diberikan
vitreous dan mengatasi viteroretina. Obat-obatan dosis tunggal per intramuscular. Jika terkena
anti-VFGF digunakan sebagai tambahan kornea, dibutuhkan ceftriaxone parenteral 1-2 g
vitrektomi untuk mengurangi perdarahan selama per hari selama 5 hari
pembedahan dan untuk mengurangi insidens
perdarahan retina kambuhan pascaoperasi.
Komplikasi Komplikasi pasca vitrektomi antara lain ftisis - Blefaritis marginal kronis
bulbi, peningkatan tekanan intraocular dengan - Parut konjungtivitis dapat mengikuti
edema kornea dan infeksi konjungtivitis pseudomembranosa dan
membranosa, dan pada kasus tertentu diikuti
oleh ulserasi dan perforasi
Patomekanisme terjadinya Peningkatan
Tekanan Intraokuler

Sejumlah faktor yang dapat berhubungan dengan timbulnya glaukoma sudut
terbuka primer adalah tekanan bola mata. Hal ini disebabkan karena tekanan bola mata
merupakan salah satu faktor yang paling mudah dan paling penting untuk meramalkan
timbul¬nya glaukoma di masa mendatang. Secara umum dinyatakan bahwa tekanan
bola mata yang lebih tinggi akan lebih memungkinkan terhadap peningkatan
pro¬gresifitas kerusakan diskus optikus, walaupun hubungan antara tingginya tekanan
bola mata dan besarnya kerusakan, sampai saat ini masih diperdebatkan. Beberapa kasus
menunjukkan, bahwa adanya tekanan bola mata yang berada di atas normal akan diikuti
dengan kerusakan diskus optikus dan gangguan lapang pandangan dalam beberapa
tahun. Sebaliknya, terjadi juga pada banyak kasus, bahwa selama pemeriksaan tekanan
bola mata tidak pernah di atas normal, namun terjadi kerusakan pada papil dan lapang
pandangan yang khas glaukoma.
Oleh karena itu, definisi tekanan bola mata yang normal sangat sukar untuk
ditentukan dengan pasti. Jika dalam suatu populasi dsinyatakan rerata tekanan bola
mata 16 mmHg dengan standard deviation 3 mmHg, maka nilai tekanan bola mata yang
normal berada di antara 10–22 mmHg. Jika dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata
pada populasi umur di atas 40 tahun, maka diperkirakan tekanan bola mata yang di atas
22 mmHg adalah 5%-10%.

Kenaikan tekanan bola mata, merupakan salah satu faktor resiko
utama terjadinya glaukoma. Sementara itu, nilai batas normal
tekanan bola mata dalam populasi berkisar antara 10 – 22 mmHg.
Menurut Sommer (Boyd, 2002), pada populasi, nilai rerata tekanan
bola mata yang normal adalah 16 mmHg dengan standard deviasi
3 mmHg.
Cara pemeriksaan Tonometri

 Tonometer adalah alat yang digunakan untuk menilai TIO
( Tekanan IntraOkular ). Tonometer ditempelkan pada alat
lampu celah ( biomikroskop ) dan meletakkan diameter
kepala applanasi kea rah sentral kornea pasien. Cukup
dengan memberi sedikit tekanan pada permukaan kornea
untuk mendatarkan area kornea secara tepat, maka gaya
balik tekanan dari dalam bola mata akan menghasilkan
TIO internal yang dapat dihitung dan dihitung.
Pemeriksaan dengan alat tonometer sangat presisi dan
valid sehingga nilai yang dihasilkan dapat dipercaya.
Patomekanisme Gejala berdasarkan scenario

 Penglihatan berangsur-angsur menurun



Faktor degenerasi ( usia ) menyebabkan lensa mengalami denaturasi protein, kemudian
lensa menjadi keruh sehingga menyebabkan sinar yang masuk ke kornea terhalang dan
menyebabkan cahaya yang masuk sampai ke retina hanya berupa bayangan semu. Hal ini
menandakan visus mata menurun. Jika berlangsung lama makan akan semakin memburuk.

 Edema palpebral

Ketika terjadi peningkatan tekanan intraocular, maka akan berlanjut menjadi


perenggangan mata, sehingga cairan masuk pada palpebral dan menyebabkan pembengkakan.

 Konjungtiva bulbi hiperemik

Efek peningkatan tekanan intraocular menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah


daerah konjungtiva sehingga menyebabkan adanya gambaran hiperemik ( kemerahan ).
Patomekanisme Gejala berdasarkan scenario


 Kornea keruh

Efek peningkatan tekanan intraocular juga menyebabkan terjadinya


kerusakan endotel yang menyebabkan cairan masuk ke stroma kornea. Ketika
berlangsung progresif, maka akan terjadi edema kornea yang menyebabkan
susunan sel-sel kornea longgar dan warnanya menjadi keruh.

 Refleks pupil negative

Faktor degenerasi ( usia ) menyebabkan denaturasi protein yang jika


berlangsung terus-menerus menyebabkan lensa menjadi keruh. Kompensasi
mata adalah dialatasi dari pupil untuk menangkap cahaya lebih banyak dan
jika terus-menerus terjadi dapat menyebabkan refleks pupil menjadi negative.
Hubungan katarak dan Glaucoma

 Katarak adalah kekeruhan lensa mata. Katarak memiliki
keterkaitan dengan penuaan. Katarak yang terkait dengan
usia adalah katarak senilis. Secara klinis pada katarak
senilis dikenal dengan empat stadium yaitu insipient,
imatur/ intumesen, matur dan hipermatur. Pada stadium
intumesen dan hipermatur yang tidak dioperasi dapat
timbul glaucoma. Glaucoma yang muncul pada katara
senilis stadium intumesen disebut glaucoma fakamorfik
sedangkan glaucoma yang muncul pada katarak senilis
stadium hipermatur atau matur disebut glaucoma fakolitik.
Salah satu komplikasi glaucoma adalah kebutaan.
Hubungan mata merah dan Glaucoma

 Salah satu penyebab dari penyakit Glaucoma adalah obat
tets mata jenis kortikosteroid sembarangan. Sehingga
awalnya gejala yang muncul berupa mata merah akan
menjadi Glaucoma jika tidak ditangani dengan baik. Obat
jenis kortikosteroid dapat meningkatkan tekanan
intraokuler serta pelebaran pupil mata yang merupakan
faktor risiko terjadinya glaucoma.

~ TERIMAKASIH ~

Anda mungkin juga menyukai