Anda di halaman 1dari 52

Upaya Penanggulanan Krisis Kesehatan

Pada Sub Klaster P2P


(Surveilans Penanggulangan Penyakit)

BIDANG P2P DINAS KESEHATAN KAB. CILACAP


Outline
Background

Aspek Legal
Penanggulangan Dampak Bencana Bidang
P2P
Surveilans Bencana

Kesimpulan
Geografis dan geologis
wilayah Indonesia
Merupakan negara
kepulauan yang terletak
pada pertemuan empat
lempeng tektonik, yaitu:
lempeng Eurasia, Indo-
Australia, Pasifik, dan
Filipina
• Pertemuan lempeng
menyebabkan terbentuknya
gunung berapi yaitu bukit barisan
dipulau sumatera dan deretan
gunung berapi di sepanjang pulau
jawa, bali, lombok, serta parit
jawa (sunda).

• Pulau Jawa, sumatera, maluku,


flores, sulawesi, papua rawan
gunung api dan gempa.

• Lempeng tektonik selalu bergerak


dan benturannya menyebabkan
tsunami dan aktivitas gunung
berapi meningkat.
5
ERUPSI GUNUNG API

6
TANAH LONGSOR

7
GEMPA BUMI
Dasar Hukum
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

PMK No. 949/Menkes/SK/VIII/ 2004 ttg Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini KLB

PMK No. 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggulangan

PMK No. 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan

PMK No. 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular

PMK No.92 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Komunikasi Data Dalam Sistem Informasi Kesehatan
Terintegrasi
Paradigma Penanggulangan Bencana

LAMA BARU
• Tanggap darurat • Pengurangan risiko
• Responsif • Preventif
• Sektoral bencana • Multi sektor
• Tj pemerintah • Pemerintah & masyarakat
• Sentralisasi • Desentralisasi

Lintas Sektor, Peran dinkes prop/kab/kota UPT


LSM, dll harus lebih menonjol

Peran pemerintah pusat lebih kepada


pengembangan kapasitas
Penanggulangan Dampak Bencana Bidang P2P
Sakit Kerusakan
BENCANA
Cacat Lingkungan
Kematian

Kerusakan
Infrastruktur dan
sarana kesehatan
Upaya
Kesiapsiagaan dan
Penanggulangan
Tidak terjadi KLB
Bencana Bidang P2P
Rapid Assessment SURVEILANS Masyarakat
Poskes
Puskesmas
Informasi, data, hasil analisis RS, dll

Penyakit Faktor risiko

Manajemen Penyakit Pengendalian :


termasuk menular, -Lingkungan
tatalaksana + - Vektor
imunisasi
Masalah Kesehatan akibat Bencana

Korban sakit/ Masalah


Bencana, Luka / meninggal Medis
perang, konflik,
Epidemi penyakit

Pengungsi Masalah
Kes Masy

Pengungsi Rentan
• Padat 1. Kerusakan lingkungan  kondisi menjadi darurat,
• Jumlah besar keterbatasan air & sanitasi serta menjadi tempat perindukan vektor
satu lokasi
2. Sistem pelayanan kesehatan terhenti, selain karena rusak,
• Terisolir
• Tanpa informasi kemungkinan tenaga kesehatan setempat juga mengalami musibah.
• Tanpa Pengelola 3. Kondisi pengungsi rentan. Bila tidak diatasi segera, maka derajat
• Situasi Darurat kesehatan makin menurun dan mengancam terjadinya KLB.
Pengendalian Penyakit pada Krisis Kesehatan

Promotif Preventif Pelayanan Kesehatan


• Penyuluhan • Deteksi Dini • Pada lokasi bencana
Media KIE  saranan Pelayanan
• Antisipasi
yang masih ada
• Pada Pengungsian
Pos Kesehatan
Tujuan pengendalian
penyakit Saat Bencana

Mencegah kejadian luar biasa (KLB)


penyakit menular potensi wabah, seperti
penyakit diare, ISPA, malaria, DBD,
penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (P3DI), keracunan dan
mencegah penyakit-penyakit yang
spesifik lokal.
Permasalahan penyakit……(1)

• Orang-orang yang memiliki risiko tinggi, seperti balita, ibu hamil,


berusia lanjut;
• Pengungsian berada pada daerah endemis penyakit menular,
dekat sumber pencemaran, dan lain-lain;
• Kurangnya PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat);
• Kerusakan pada sarana kesehatan yang seringkali diikuti dengan
padamnya listrik yang beresiko terhadap kualitas vaksin.
• Potensi munculnya penyakit menular sangat erat kaitannya
dengan faktor risiko, khususnya di lokasi pengungsian dan
masyarakat sekitar penampungan pengungsi, seperti campak,
diare, pnemonia, malaria dan penyakit menular lain spesifik lokal.
Permasalahan penyakit ……(2)

• kerusakan lingkungan dan pencemaran;


• Jumlah pengungsi yang banyak, menempati suatu ruangan yang
sempit, sehingga harus berdesakan;
• Pada umumnya tempat penampungan pengungsi tidak memenuhi
syarat kesehatan;
• Ketersediaan air bersih yang seringkali tidak mencukupi jumlah
maupun kualitasnya;
• Orang-orang yang memiliki risiko tinggi, seperti balita, ibu hamil,
berusia lanjut;
PERAN SURVEILANS
DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
a. Tersedianya juknis
Kesiapsiagaan b. Tersedianya standar input
Pada Bencana c. Tenaga terlatih, logistik, sarana
dan biaya
d. Tersedianya informasi
e. Disiapkannya peran serta masy.
f. Sistem komando, koordinasi,
PENGUATAN DI BIDANG kerjasama dan kolaborasi
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT

a. Sistem Surveilans Bencana


b. Pengendalian Penyakit
c. Pengendalian Vektor
Kemampuan Tanggap d. Imunisasi
Darurat
Surveilans Penyakit dan Faktor Risiko
Surveilans penyakit dan faktor risiko menyediakan informasi kebutuhan
pelayanan kesehatan di lokasi bencana dan pengungsian sebagai bahan
tindakan kesehatan segera.

Secara khusus, untuk:


• Menyediakan informasi kematian dan kesakitan penyakit potensial wabah
• Mengidentifikasikan sedini mungkin kemungkinan terjadinya peningkatan
jumlah penyakit yang berpotensi menimbul-kan KLB/wabah;
• Mengidentifikasikan kelompok risiko tinggi terhadap suatu penyakit
tertentu;
• Mengidentifikasikan daerah risiko tinggi terhadap penyakit tertentu;
• Mengidentifikasi status gizi buruk dan sanitasi lingkungan.
SURVEILANS PENYAKIT DAN FAKTOR RISIKO

 Pengamatan terus menerus terhadap penyakit  Penyakit utama yang harus diamati dan dilaporkan
potensi KLB untuk penanganan segera. 1. Diare akut cair
 Format dibangun sesuai kriteria SE (Time, Place, 2. Diare akut berdarah
Person) 3. Campak
4. Infeksi saluran napas akut
 Aktif :
– Bila sistem Puskesmas tidak berfungsi
(Fasilitas, SDM, komunikasi)  Penyakit lain yang endemis dan berpotensi terjadi
– Melalui Posko-posko klb,
1. Malaria
 Pasif: 2. Sindroma demam berdarah
– Bila sistem Pusk masih berfungsi
3. Demam tanpa sebab yang jelas
 Kombinasi Aktif & Pasif: 4. Sindroma kuning akut
– Puskesmas & Posko 5. Sindroma lumpuh akut

 Gangguan nutrisi berat


 Injuries
Sistem Surveilans Bencana
Mengumpulkan &
Mengolah data

Laporan
Analisis data

Pananggulangan
Menarik
kesimpulan
Menguji
KESIMPULAN
Identifikasi info
tambahan
Tahapan Alamiah Situasi Kedaruratan
dan Peranan Surveilans

Situasi Ancaman Kedaruratan Kembali


Normal Kedaruratan terjadi Normal

Penyelidikan,
Surveilans Respon Cepat & Penanggulangan Surveilans
Rutin untuk SKD Surveilans Intensif & Rutin untuk SKD
Surv Intensif

1. Menentukan arah respon / penanggulangan


2. Menilai situasi & kecenderungan situasi darurat
Kegiatan Surveilans Epidemiologi
Dalam Penanggulangan Bencana

RHA ~SE saat


SE Pra Bencana Tgp.Darurat~ SE Pasca Bencana

Darurat
Pra Bencana Bencana Pasca Bencana

Respon Medik

Kesiapsiagaan Respon Kesmas


SURVEILANS
PRA BENCANA
Tujuan Surveilans Pra Bencana (SKD)

• Antisipasi
• Deteksi
• Tindakan Cepat
• Tindakan efektif
Surveilans pada Tahap Pra Bencana
Membangun Kewaspadaan Dini terhadap bencana:

1. Identifikasi daerah rawan bencana.

2. Identifikasi population at risk termasuk status


imunisasi campak balita.

3. Identifikasi penyakit endemis dan faktor risiko


penyakit menular
SURVEILANS
PADA TANGGAP DARURAT
Surveilans Saat Tanggap darurat
Dilaksanakan bersamaan RHA

1. Pulta (kualitatif & kuantitatif) tentang korban, keadaan


umum penduduk/ pengungsi, keadaan fasilitas
pelayanan kesehatan, keadaan petugas kesehatan,
kondisi sarana & prasarana publik termasuk air bersih
dan sanitasi
2. Analisis data epidemiologi penyakit, kematian dan
faktor risiko.
3. Rekomendasi untuk tindak lanjut intervensi kesehatan
termasuk bidang P2P.
Kegiatan Surveilans Intensif
pada situasi tanggap darurat bencana

1. Analisis Data Pelayanan Pengobatan


2. Analisis Data Faktor Risiko
3. Laporan Harian / Berkala Situasi Darurat
4. Laporan Berkala Upaya Penanggulangan
5. Laporan Masyarakat
6. Hasil Wawancara

Kajian Terus Menerus

Informasi Terus Menerus Pada Tim Penanggulangan


( REKOMENDASI )
IMUNISASI PADA KONDISI BENCANA

Kegiatan imunisasi diarahkan untuk memulihkan dan


mempertahankan imunisasi rutin.
Imunisasi yang dilakukan terutama vaksinasi campak bila
ditemukan adanya kasus campak dan pemberian imunisasi
Td pada relawan

STRATEGI
• Melakukan identifikasi situasi di daerah bencana secara
cepat dengan instrument penilaian awal.
• Penanggulangan program imunisasi sesuai masalah
didaerah bencana (faktor risiko).
Surveilans Penyakit (Data Morbiditas)
Posko/Puskesmas :
Tempat :
Tanggal/Minggu :

Penyakit < 5 tahun 5 th +


Diare
Campak
Pnemonia
………..
Meninggal
Total
Data Pengungsi
(Mingguan – Bulanan)

• Total
• Menurut Lokasi
• Menurut Golongan Umur
• Menurut Jenis Kelamin
• Kepadatan
• ……….
Surveilans Kematian (individu)
Data Kematian
• Nama • Tanggal
• Tempat (Barak) Meninggal
• Umur (tahun) • Diagnosis
• Jenis Kelamin • Gejala
• Identitas
Pelapor
Surveilans Air dan Sanitasi
Lokasi :
Jumlah Pengungsi :
Bulan/Tahun :
Sarana Total Peroran Standard Status
Cukup/kurang
g
Kecukupan Air … liter /liter/orang/ 20
hr /liter/orang/hr
Jumlah …. Buah …. 1 jbn/20 ORG
Jamban Orang/jbn
Jumlah Tenda …. Buah …. …. M2/orang
M2/orang
Buang Limbah …. Buah ---

Keamanan
Pangan
Surveilans Gizi dan Pangan
Lokasi :
Jumlah Pengungsi :
Bulan/Tahun :

Sarana Status Keterangan


Status Gizi Balita Rata-rata
Kasus Gizi Buruk ….
Balita Kasus
/bulan
Makanan Balita … kalori/
/hari
PELAPORAN
• FORMKHUSUS
LAPORAN SURVEILANS BENCANA

• FORM W.1  Bila ada KLB


FORM REGISTER HARIAN PELAYANAN
PENGOBATAN
Poskes: …. Desa;
Tanggal : … Kec :…………./ Kab: …..

No Nama Umur L / P Alamat Diagnosa


Penderita
FORM REGISTER HARIAN KEMATIAN
KORBAN BENCANA
Poskes: …. Desa;
Tanggal : … Kec :…………./ Kab: …..

Nama Nama KK Umur Alamat Tgl Mati Sebab


L/P Kematian
Surveilans Pasca Bencana
Pemantapan Sistem Surv EpideAmiologi:
1. Melanjutkan respon cepat disetiap pos kesehatan.
2. Melaksanakan Penyelidikan epidemiologis:
• Surveilans Kematian
• Surveilans Penyakit
• Surveilans Faktor Risiko
3. Pengolahan dan analisis.
4. Penyajian dan diseminasi.
Surveilans Pasca Bencana

• Dalam surveilans rutin, penyakit2 dilaporkan secara


berkala, reguler sesuai dgn persyaratan kelengkapan
yg ditetapkan.
• Dalam surveilans pasca bencana beberapa penyakit
diutamakan:
- Yg khas merupakan akibat bencana
- Yg sebelum bencana bersifat endemik
- Yg dpt meningkat kejadiannya pasca bencana
Untuk dilaporkan dan dianalisa secara berkala harian.
Kegiatan Surveilans
Pada Bencana Gempa, dan Sunami Selat Sunda
( NTB, Sulteng dan Banten)
Kegiatan Surveilans SAAT BENCANA

1. Pengumpulan Data (kualitatif & kuantitatif)


a. Korban
b. keadaan umum penduduk/ pengungsi
c. keadaan fasilitas pelayanan kesehatan
d. keadaan petugas kesehatan
e. kondisi sarana & prasarana publik termasuk sanitasi.
2. Membangun sistem pencatatan dan pelaporan penyakit melalui
APLIKASI Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) cepat
tanggap melalui sistem DHIS2 (District Health Information System)
3. Mencari faktor risikonya (air bersih, sampah,vektor penular penyakit,
dsb)
3. Analisis data epidemiologi penyakit dan faktor risiko
4. Rekomendasi untuk tindak lanjut intervensi kesehatan
SURVEILANS
PASCA BENCANA

Pemantapan Sistem Surveilans Epidemiologi :


1. Melakukan pencatatan dan pelaporan di setiap pos
kesehatan/puskesmas terdampak menempatkan
petugas yang berada didaerah terdampak (seperti
mahasiswa FETP)
2. Melaksanakan Penyelidikan epidemiologis:
– Surveilans Kematian diperlukan :
– Surveilans Penyakit - Pengambilan Sampel
– Surveilans Faktor Risiko - Px. Laboratorium
3. Pengolahan dan analisis
4. Penyajian dan diseminasi
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
PASCA BENCANA DI PROVINSI NTB
1. Pendampingan Program di tingkat Provinsi dan Kab/Kota
2. Membangun sistem pelaporan surveilans di daerah terdampak ( Epiinfo)
3. Pengendalian Vector dan Malaria
4. Menempatkan tim mahasiswa FETP ke posko-posko puskesmas untuk
membantu pelaporan penyakit agar tetap berjalan dan mengaplikasikan
sistem pelaporan (SKDR) menggunakan epi info serta melakukan identifikasi
penyakit khususnya penyakit potensial KLB
5. Melakukan Investigas dan pelacakan kasus jika ditemukan rumor adanya
penyakit potensial KLB
6. Upaya pencegahan berupa imunisasi rutin dan kampanye MR serta tetanus
untuk relawan atau pekerja yang berhubungan dengan puing-puing
7. Pengendalian vektor dengan melakukan Fogging di Posko Kesehatan dan
Pos pengungsian di 8 wilayah Puskesmas kab. Lombok Utara, 4 wilayah
Puskesmas di Kab. Lombok timur, 2 wilayah Puskesmas Kab. Lombok Barat
Trend Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Pada Lokasi Pengungsian Trend Penyakit Infeksi Saluran
Kab. Lombok Utara Pernafasan Pada Lokasi Pengungsian
Kab. Lombok Timur
300
70
63

243 60
250 56
223 53
218
207
50
200
179
172
160
151 150 40
35 34
150
128 126 32
122 126
112 116 114 30 28
105 105
98 24
100 91 88 92 88
81 84 20 21 21
19
64 67 20
56 58
43 46
50 39 41 41 10
34 35 31
27 10 7
19
1412 11 7 10
5 7 5 3 4 8
0 1 4 0 2 1
0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 3
2 2 1 1 4
0 2 0 0 1 0 01 0
1 0
1 0 0 2 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0

ILI (Penyakit Serupa Influenza) ISPA Pnemonia ISPA Pnemonia ILI (Penyakit Serupa Influenza)
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
PASCA BENCANA DI PROVINSI SULTENG

1. Membangun Sistem Pelaporan khususnya pelaporan surveilans melalui


APLIKASI SKDR Cepat Tanggap berupa laporan harian selama masa tanggap
darurat di Kab/Kota yang terdampak DHIS2 (District Health Information
System)
2. Memetakan Puskesmas di wilayah terdampak untuk memastikan sistem
pelaporan
3. Melakukan Imunisasi Td pada relawan sebanyak 4.581 relawan
4. Melakukan pengecekan kondisi vaksin dan coldchain di wilayah terdampak
5. Mobilisasi mahasiswa FETP ke puskesmas terdampak untuk meningkatkan
sistem surveilans dalam rangka deteksi dini dan respons, Verifikasi peningkatan
kasus diare, hipertensi, dan pneumonia di Puskesmas terdampak (secara
bertahap dengan prioritas mulai dari Puskesmas terdampak berat dan banyak
pengungsi)
6. Surveilans vektor dan Pengendalian vektor (lalat, nyamuk)
7. Verifikasi laporan penyakit dan melakukan peyelidikan Epidemiologi
8. Melakukan imunisasi MR di Posko Bantaya wilayah PKM Sangurara Kota Palu
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Jalan Percetakan Negara No.29 Kotak Pos 223 Jakarta Pusat 10560

LAPORAN HARIAN BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI SULAWESI TENGAH


31 Oktober 2018
(data s.d 31 Oktober Pukul 16.00 WIB)

Upaya yang sudah dilakukan :


•Membangun sistem pelaporan surveilans di daerah terdampak
•Memetakan Puskesmas di wilayah terdampak untuk memastikan sistem pelaporan
•Melakukan Imunisasi Td pada relawan sebanyak 4.581 relawan
•Melakukan pengecekan kondisi vaksin dan coldchain di wilayah terdampak
•Mengambil sampel air di semua RS oleh BTKL Makassar
•Melakukan mapping disetiap pengungsian di wilayah 13 Puskesmas di Kota Palu, untuk
melihat pelayanan kesehatan jiwa dan psikososial
•Memastikan ketersediaan logistik oralit, stok zinc sebagai buffer di Dinas Kesehatan Provinsi.
Logistik HBIG dan RDT HBSAg tersedia di Dinkes Kab/Kota
•Larvasidasi di area Posko Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
•Mobilisasi mahasiswa FETP ke puskesmas terdampak untuk meningkatkan sistem surveilans
dalam rangka deteksi dini dan respons, Verifikasi peningkatan kasus diare, hipertensi, dan
pneumonia di Puskesmas terdampak (secara bertahap dengan prioritas mulai dari Puskesmas
terdampak berat dan banyak pengungsi)
•Surveilans vector dan Pengendalian vector (lalat, nyamuk) kolaborasi KKP, TNI, Kemenkesdan
Dinkes Provinsi secara bertahap di lokasi – lokasi yang telah dipetakan (sesuai data lokasi
penyakit yang berkaitan dengan vector, Petobo, Balaroa, 11 Titik – titik pengungsi, 4 RS, dll)
•Verifikasi laporan penyakit dan melakukan peyelidikan Epidemiologi
Update kegiatan tanggal 31 Oktober 2018:
1. Verifikasi data dan investigasi 1 kasus malaria di Puskesmas Toaya: •Assesment kesiapan Puskesmas di Kota Palu, Sigi dan Donggala untuk melaksanakan MR
•Hasil RDT menunjukkan C12 yang menunjukkan adanya kemungkinan kasus mixed (Antara •Melakukan imunisasi MR di Posko Bantaya wilayah PKM Sangurara Kota Palu
plasmodium falciparum-vivax, falciparum-ovale atau falciparum-malariae) •Telah dilakukan asistensi pelaporan penyakit ke petugas surveilans PKM di Kab. Sigi dan Palu
•Dilakukan pengambilan darah kontak pada 27 orang yang berada disekitar penderita. Seluruh darah
kontak menunjukkan hasil negatif malaria
•Koordinasi dengan LP terkait penanggulangan Faktor risiko Penyakit saluran Pencernaan
•Dilihat dari hasil RDT, masa inkubasi dan riwayat bepergian dari pasien, hampir bisa dipastikan bahwa berdasarkan hasil PE (Penyediaan Air Bersih, Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Lalat)
kasus ini merupakan kasus indigenous (bukan kasus import •Verifikasi dan Validasi data penyakit yang berkaitan dengan Infeksi Saluran Pencernaan
2. Dalam rangka pemantauan efektifitas pengobatan, maka petugas malaria direkomendasikan untuk
melakukan pemeriksaan darah kembali setiap 7 hari (diupayakan selama minimal 28 hari).
3. Dilakukan juga survei vektor untuk memastikan keberadaan vektor dilokasi. Pertimbangan
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
PASCA BENCANA SELAT SUNDA DI PROVINSI BANTEN

1. Melakukan Evakuasi Korban bencana yang dilakukan oleh Emergensi Medical Tim
(EMT) dan Penilaian Cepat Bidang Kesehatan (Rapid Health Assasmen) oleh tim
RHA Gabungan (Kemkes RI, Dinas Kesehatan Provinsi Banten dan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat, serta KKP Banten)
2. Melakukan disinfeksi oleh KKP Tanjung Priok di puskesmas cibaliung.
3. Membantu penginputan laporan ke dalam sistem SKDR bencana.
4. Melakukan pendataan petugas surveilans yang aktif di masing-masing puskesmas
untuk tindak lanjut dalam membangun sistem pelaporan surveilans pada pasca
bencana
5. Melakukan checking internet coverage di 13 puskesmas yang memiliki pos
pengungsian.
6. Penyerahan logistik bidang P2P ke kluster kesehatan di posko induk Pendopo Kab.
Pandeglang
7. Melakukan Sistem Pelaporan surveilans khususnya melalui APLIKASI SKDR Cepat
Tanggap berupa laporan harian selama masa tanggap darurat di Kab/Kota yang
terdampak DHIS2 (District Health Information System)
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Jalan H.R.Rasuna Said Blok X.5 Kav. 4-9, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta 12950

LAPORAN SURVEILANS PENYAKIT POTENSIAL KLB


TSUNAMI SELAT SUNDA DI KAB. PANDEGLANG
11 Januari 2018
(data s.d 11 Januari Pukul 16.00 WIB)

Update situasi: Rekomendasi :


• Status tanggap darurat bencana Kab. Pandeglang berakhir pada tanggal 5 Januari 2019 berdasarkan surat • Penguatan SKDR Mingguan (rutin) untuk kewaspadaan penyakit potensial KLB pasca bencana
keputusan bupati pandeglang. • Dikarenakan masih terdapat beberapa lokasi pengungsian, maka puskesmas setempat perlu memantau kualitas
• Disebabkan karena kendala pada server SKDR maka kinerja pelaporan SKDR mengalami gangguan. Laporan sanitasi lingkungan dan monitoring penyakit potensial KLB serta melakukan upaya promosi kesehatan misalnya
disampaikan secara manual dari puskesmas ke dinkes kab untuk kemudian di entry di tingkat kabupaten. menyampaikan pesan PHBS.
Kelengkapan laporan Kab. Pandeglang Minggu 1 Tahun 2019 adalah 33.4%. • Melakukan respon cepat pelaporan dan penanggulangan jika terdeteksi adanya kasus/peningkatan kasus
• Dinkes Kab. Pandeglang mekakukan upaya melalui WA group dengan menginfokan agar puskesmas melengkapi penyakit potensial KLB.
laporan mingguannya secara manual. • Melakukan koordinasi dengan lintas program/lintas sektor dalam upaya kewaspadaan munculnya penyakit
• Jumlah lokasi pengungsian dari total 70 titik lokasi saat ini sudah berkurang menjadi 20 titik lokasi. potensial KLB.
• Sampai saat ini tidak terjadi peningkatan kasus penyakit potensial KLB pada pengungsian. • Melakukan kunjungan atau kontak ke puskesmas yang belum mengirimkan laporan untuk mengetahui hambatan
dan kendala yang ada
KESIMPULAN
• Manajemen pengendalian Penyakit/KLB dilakukan disetiap tahapan
Bencana (Pra Bencana, Saat Bencana, Pasca Bencana)
• Pengendalian penyakit/KLBdilaksanakan dengan pengamatan
penyakit (surveilans), promotif, preventif dan pelayanan kesehatan
(penanganan kasus) yang dilakukan di lokasi bencana termasuk di
pengungsian.
• Rekomendasi upaya pencegahan dan penanggulangan sangat
dibutuhkan dalam upaya pengendalian.
• Dibutuhkan kerjasama lintas program dan lintas sektor

Anda mungkin juga menyukai