Anda di halaman 1dari 19

Hujan Asam

Nama Kelompok :

Ni Putu Eka Damayanti 1813031025


Amelya Aynul Putri 1813031031
Indah Maria Tioday Lumbah Gaol 1813031033
Berlyana Wardhatus Zakiyah 1813031034
Ida Ayu Ade Sri Anggraeni 1813031035
Devina Mega Utami 1813031036
Materi
Pengertian

Penyebab

Dampak

Upaya
Pengertian Hujan Asam
Sejarah
- Tahun 1872 istilah hujan asam
pertama kali digunakan oleh
Robert A. Smith.
- Hujan asam dilaporkan terjadi Keterangan
di Manchester , Inggris. • Bentuk prespitasi yang
- Istilah ini mulai terkenal pada mengandung asam sulfat
akhir abad 17 dan asam nitrat.
- dilihat dari buku karya Robert • pH ≤ 5.6
Boyle pada tahun 1960 dengan • Termasuk deposisi basah.
judul “A General History of
the Air“. Buku tersebut
menggambarkan fenomena
hujan asam sebagai “nitrous or
salino-sulforus spiris“
Penyebab Hujan Asam
SO2 , NOx

• Faktor Alamiah : Letusan Gunung


Faktor Alami Berapi , Kebakaran Hutan, Proses
Biologis pada tanah , danau ,rawa
dan sebagainya.

• Faktor Antropogenik : emisi dari


Faktor Antropogenik kegiatan industri dan kendaraan
bermotor, dan pengolahan
pertanian khususnya amonia.
Proses terbentuknya
Pembentukan H2SO4 Pembentukan HNO3
• S + O2(g) → SO2(g) • 2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g)
• 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g) • NO2(g) + hυ→NO(g) + O2–.

• SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)


• O2– + O2(g) →O3(g).
• NO(g) + O3(g) →NO2(g) +
• SO2(g)+ 2OH- + hʋ → O2(g).
H2SO4(aq)
• O2–+ H2O(l)→2OH–.
• NO(g) + OH–→ HNO2(aq)
• NO2(g) + OH–→HNO3(aq).
Skema Hujan Asam
Dampak Hujan Asam
• Dampak terhadap Lingkungan Biotik (Makhluk
Hidup)
- Kesehatan Manusia (Penyakit pernapasan)
- Hewan (Terjadinya gejala paralisis sistem syaraf dan
konvulusi)
- Tumbuhan (Forest Dieback atau Waldsterben)

• Dampak terhadap Lingkungan Abiotik (Tak Hidup)


- Air (hilangnya kehidupan akuatik)
- Tanah (tanah tandus)
- Material (pelapukan dan perkaratan)
Pencemaran Perairan
• Kondisi air yang
mempunyai pH tinggi
akan terganggunya
permanfaatan air dan
hilangnya berbagai
kehidupan akuatik
(ikan, planton, dan
molusca).
Korosi
• Timbulnya karat pada
permukaan logam
yang menyebabkan
terlepas atau
hilangnya material
dari permukaan serta
berubahnya
kemampuan elektris
logam.
Tanaman
Penurunan pH tanah
menyebabkan terlepasnya
aluminium dari tanah dan
menimbulkan kerusakan. Akar
yang halus akan mengalami
nekrosis sehingga penyerapan
hara dan mineral terhambat.
Kadar SO2 yang tinggi di
hutan menyebabkan noda putih
atau coklat pada permukaan
daun, jika hal ini terjadi dalam
jangka waktu yang lama akan
menyebabkan kematian
tumbuhan tersebut.
Hujan asam
meyuburkan pertumbuhan jamur
madu yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman (tanaman
menjadi layu).
Kesehatan manusia
Sulphur dioxide bereaksi diudara
membentuk sulphate yang mudah
diikat oleh paru-paru yang
menyebabkan penyakit
pernapasan. Selain itu juga dapat
mempertinggi resiko terkena
kanker kulit karena senyawa
sulfat dan nitrat mengalami
kontak langsung dengan kulit.
Upaya Pencegahan
Bahan bakar dengan kandungan belerang rendah

Mengurangi kandungan belerang belerang sebelum


pembakaran

Pengendalian pencemaran selama pembakaran

Pengendalian setelah pembakaran

Penghematan energi

Melakukan Reboisasi atau penanaman kembali

Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)


1. Bahan bakar dengan 2. Mengurangi kandungan
kandungan belerang belerang sebelum
rendah pembakaran
• Kandungan belerang dalam • Kadar belerang dalam bahan
bahan bakar bervariasi. 11% bakar dapat dikurangi dengan
cadangan minyak dunia, menggunakan teknologi tertentu.
mengandung kandungan
belerang yang tinggi antara 1,4- • Dalam proses produksi batubara,
1,6%. batubara biasa dicuci. Proses
• Penggunaan gas alam akan pencucian itu, yang bertujuan
mengurangi emisi zat pembentuk untuk membersihkan batubara
asam, akan tetapi kebocoran gas dari pasir, tanah dan kotoran lain,
ini dapat menambah emisi juga mengurangi kadar belerang
metan. yang berupa pirit (belerang dalam
• Usaha lain yaitu dengan bentuk besi sulfida) sampai 50-
menggunakan bahan bakar non- 90%.
belerang atau bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan,
misalnya metanol, etanol dan
hidrogen.
3. Pengendalian pencemaran selama pembakaran

• Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi


SO2 dan NOx pada waktu pembakaran telah
dikembangkan.
• Salah satu teknologi itu ialah lime injection in
multiple burners (LIMB). Dengan teknologi ini,
emisi SO2 dapat dikurangi sampai 80% dan
NOx 50%.
• Dalam teknologi ini, kapur diinjeksikan ke
dalam dapur pembakaran dan suhu pembakaran
diturunkan dengan menggunakan alat pembakar
khusus.
• Kapur akan bereaksi dengan belerang dan
membentuk gypsum (kalsium sulfrat dihidrat).
• Penurunan suhu mengakibatkan penurunan
pembentukan NOx, baik dari nitrogen yang ada
dalam bahan bakar maupun dari nitrogen udara.
4. Pengendalian setelah pembakaran

• Zat pencemar dapat pula dikurangi dari gas limbah hasil


pembakaran. Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah flue-gas
desulfurization (FGD). Prinsip teknologi ini ialah untuk mengikat
SO2 di dalam gas limbah di cerobong asap dengan absorben, yaitu
yang disebut scrubbing.
• Cara khusus untuk mengurangi emisi NOx ialah dengan Reduksi
Katalitik Selektif ( Selective Catalytic Reduction = SCR ). Dengan
cara ini 80 – 90 % Nox diubah menjadi nitrogen elementer yang
dapat dilepas ke udara dengan tidak menimbulkan masalah.
• Pengubahan catalytic yang dipasang pada knalpot menggunakan
campuran platinum dan rhodium sebagai katalisator. Pengubah itu
mengubah CO ( karbon monoksida ) dan HC ( hidrokarbon) menjadi
Carbon dioksida dan air serta mereduksi NOx menjadi gas
nitrogen.Dengan alat ini emisi CO, HC, dan NOx dapat dikurangi
sampai 90 %.
5. Penghematan energi

• Penghematan energi bukanlah


mengurangi penggunaan energi
sehingga menghambat laju
pembangunan, melainkan
menaikan efisiensi energi
sehingga per-unit didapatkan
pelayanan yang lebih banyak.
• Penghematan energi mempunyai
keuntungan bahwa efeknya juga
mengurangi emisi CO2.
• Pengembangan transpot umum
dengan bus dan kereta api serta
transpot dengan sepeda dan
jalan kaki untuk jarak dekat.
6. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)

• Hendaknya prinsip ini


dijadikan landasan
saat memproduksi
suatu barang,
dimana produk itu
harus dapat
digunakan kembali
atau dapat didaur
ulang sehingga
jumlah sampah atau
limbah yang
dihasilkan dapat
dikurangi.
7) Melakukan Reboisasi atau penanaman kembali
Keberhasilan program reboisasi dan rehabilitasi
lahan akan dapat meningkatkan produktivitas lahan
dan kualitas lingkungan terutama dalam aspek:
• 1.Fungsi hidrologi
• 2.Fungsi perlindungan tanah
• 3.Stabilitas iklim mikro
• 4.Penghasil O2, dan penyerap gas-gas pencemar
udara
• 5.Potensi sumberdaya pulih yang dapat dipanen
• 6.Pelestarian sumberdaya plasma nutfah
• 7.Perkembangbiakan ternak dan satwa liar
• 8.Pengembangan kepariwisataan dan rekreasi
• 9.Menciptakan kesempatan kerja
• 10.Penyediaan fasilitas pendidikan dan
penelitian.
Terimakasihh

Anda mungkin juga menyukai