Anda di halaman 1dari 15

A.

Latar Belakang
Perpaduan berpikir rasional dan empiris
menjadi sebuah keniscayaan bagi para
ilmuwan. Epistemologi sebagai penentu cara
berpikir manusia baik deduktif maupun
induktif. Demikian juga dalam dunia Islam yang
menjadikan epistemologi sebagai acuan
berpikir yang tidak hanya memfokuskan diri
pada nilai-nilai agama saja melainkan juga
profesional dalam hal keilmuan.
Lanjutan...
Al-Ghazali merupakan salah satu potret pemikir
Islam yang menguasai berbagai disiplin ilmu,
mulai dari fiqih, filsafat, tasawuf dan
sebagainya sehingga menjapat julukan Hujjah
al-Islam (pemikir besar muslim).
Oleh karenanya, tidak heran apabila dalam
pemikirannya menempatkan pendidikan Islam
sebagai hal utama dan terpenting dalam
merubah, membentuk, mengembangkan dan
memajukan perubahan pada diri manusia
sesuai ajaran Islam dan kebudayaannya.
Lanjutan pengertian epistemologi...
P. Hardono Hadi, epistemologi adalah cabang
filsafat yang mempelajari dan mencoba
menentukan sekup pengetahuan,
pengandaian-pengandaian dan dasarnya, serta
pertanggungjawaban atas pernyataan
mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Jadi epistemologi adalah sebuah ilmu yang
mempelajari tentang hal-hal yang
bersangkutan dengan pengetahuan dan
dipelajari secara substantif.
Lanjutan pengertian epistemologi...
Selanjutnya, Prof. Dr. Ahmad Tafsir,
menjelaskan bahwa epistemologi sain adalah
ilmu yang membahas tentang objek
pengetahuan sain, cara memperoleh
pengetahuan dan cara mengukur benar
tidaknya pengetahuan itu.
Pengertian Pendidikan Islam
Menurut Syekh Muhammad Al-Naquib Al-Attas
Pendidikan Islam ialah usaha yang dilakukan
pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan
dan pengakuan yang secara berangsur-angsur
ditanamkan ke dalam manusia tentang tempat-
tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam
tatanan penciptaan sedemikian rupa sehingga
hal ini dapat membimbing kearah pengenalan
dan pengakuan akan tempat Tuhan yang tepat
di dalam tatanan wujud dan kepribadian.
Lanjutan pengertian pendidikan Islam...
Musthafa Al-Ghulayaini mengatakan bahwa
pendidikan Islam adalah menanamkan
akhlak yang mulia di dalam jiwa anak pada
masa pertumbuhannya dan menyiraminya
dengan air petunjuk dan nasehat, sehingga
akhlak itu menjadi salah satu kemampuan
(meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya
berwujud keutamaan, kebaikan, dan cinta
bekerja untuk memanfaatkan tanah air.
Lanjutan pengertian pendidikan Islam...

Sedang menurut Zuhairini pendidikan Islam


adalah usaha yang diarahkan kepada
pembentukan kepribadian anak yang sesuai
dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan
ajaran Islam, memikir, memutuskan, dan
berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, serta
bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai
Islam.
Hakikat Epistemologi Pendidikan Islam

Menurut Jujun S. Suriasumantri bahwa


persoalan utama yang dihadapi tiap
epistemologi pengetahuan pada dasarnya
adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan
yang benar dengan memperhitungkan aspek
ontologi dan aksiologi masing-masing.
Lanjutan Hakikat Epistemologi Pendidikan Islam...

Epistemologi juga bisa menentukan cara dan


arah berpikir manusia. Dari sini dapat dilihat
apakah seseorang itu menggunakan cara
berpikir deduktif atau induktif. Pada bagian
lain dikatakan bahwa epistemologi keilmuwan
pada hakikatnya merupakan gabungan antara
berpikir secara rasional dan berpikir secara
empiris.
Lanjutan Hakikat Epistemologi Pendidikan Islam...
Kedua cara berpikir tersebut digabungkan
dalam mempelajari gejala alam untuk
menemukan kebenaran sebab epistemologi
ilmu memanfaatkan kedua kemampuan
manusia dalam mempelajari alam, yakni
pikiran dan indra. Oleh sebab itu, epistemologi
adalah usaha untuk menafsir dan
membuktikan keyakinan bahwa kita
mengetahui kenyataan yang lain dari diri
sendiri.
Lanjutan Hakikat Epistemologi Pendidikan Islam...

Aplikasi dari menafsirkan adalah berpikir


rasional, sedangkan membuktikan adalah
berpikir empiris. Dan gabungan dua model
berpikir di atas adalah metode ilmiah.
Macam-macam Epistemologi Islam
Abid al-Jabiri membagi epistemologi Islam
menjadi tiga, yaitu :
1. Bayani, posisi nash sedemikian sentral sehingga
aktivitas intelektual senantiasa berada dalam
haul al-nash (lingkar teks)
2. Irfani, bertumpu pada hati (intuisi) yang telah
mengalami kondisi kasyf
3. burhani, bertumpu sepenuhnya pada
seperangkat kemampuan intelektual manusia,
indera dan daya rasional untuk pemerolehan
pengetahuan tentang semesta.
Kesimpulan

Epistemologi al-Ghazali bisa disebut dengan sistem


sembilan tahap, yang terdiri dari tiga fase: fase
penelitian, fase epistemologi I (penalaran rasional),
fase epistemologi II (kasyf) melalui riyadhah,
mujahadah, tazkiyah, termasuk zikir dan meditasi. Ia
menganut kebenaran korespondensial sekaligus
kebenaran koherensial sebatas kebenaran formal
rasional, dan menolak kebenaran pragmatis. Jadi al-
Ghazali memasukkan intuisi yang berupa kasyf dalam
metode pencarian kebenarannya.

Anda mungkin juga menyukai