Anda di halaman 1dari 38

Laporan Kasus

G5P4A0M0 Hamil 10-11 minggu +


Mola Hidatidosa + Hipertensi Kronik
Oleh
Gilang Pramanayudha

Pembimbing
dr. Desmy Adelia, Sp.OG
Identitas Pasien
• Nama pasien : Ny. F
• Jenis kelamin : Perempuan
• Tanggal lahir : 01-06-1974
• Umur : 45 tahun
• Alamat : Kota Pontianak
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Tanggal Masuk RS : 8-7-2019
Identitas Suami
• Nama pasien : Tn. U
• Jenis kelamin : laki-laki
• Umur : 44 tahun
• Alamat : Kota Pontianak
• Pekerjaan : Swasta
Anamnesis
Keluhan Utama :
Nyeri perut bagian bawah

RPS :
Pasien G5P4A0M0 datang dengan keluhan nyeri perut sejak 1 hari
SMRS nyeri dirasakan terus menerus disertai dengan keluarnya darah
seperti telur ikan dari jalan lahir, mual (-), muntah (-).
Anamnesis
RPD:
Hipertensi (+), diabetes mellitus (-), riwayat alergi (-), asma (-), keluhan
jantung, trauma (-).

RPK:
Hipertensi (-), diabetes mellitus (-), riwayat alergi (-), asma (-), keluhan
jantung, trauma (-).
Anamnesis
Riwayat menstruasi
• Menarche : 15 tahun
• Periode : 28 hari
• Lama : 5 hari
• Jumlah darah haid : 1-2 kali ganti pembalut/hari
• HPHT : 30-05-2019 | TP : 9-3-2020
Anamnesis
Riwayat Pernikahan
Pernikahan yang sekarang merupakan pernikahan kedua pasien, pernikahan
pertama ketika usia 19 tahun

Riwayat Obstetri
G5P4A0M0
Anak Pertama Perempuan 25 tahun
Anak Kedua Laki-laki 18 Tahun
Anak Ketiga Laki-laki 15 tahun
Anak Keempat Perempuan 10 Tahun
Pemeriksaan jasmani
Tanda vital
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tekanan Darah : 220/120 mmHg
• Heartrate : 88 x / menit
• Respiratory rate : 20 x / menit
• Temperatur : 36,6 ˚C
Status Generalisata
1. Kepala
Bentuk : normocephali.
Mata : sklera ikterik (-/-), anemis (-/-)
T/H/M : tonsil T1/T1 , hiperemis (-), faring hiperemis
(-)

2. Thoraks
Jantung : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
STATUS GINEKOLOGI
 Abdomen :
• Inspeksi : Abdomen tampak mengalami
pembesaran, tidak ada tanda-tanda peradangan,
bekas operasi (-)
• Palpasi :Teraba tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
umbilikus, ballotement (-), tidak teraba bagian janin

5. Ekstremitas
Sianosis tidak ada, udem tidak ada, ikterik tidak ada.
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan laboratorium 15 Desember 2017

Pemeriksaan Unit Hasil Normal


HB gr % 13,3 12.0-16.0
Trombosit ribu/mm3 236.000 150-450
Eritrosit juta/mm3 5,36 3.8 – 5.8
Leukosit 10º/mm3 7,7 4000-10.000
Ht % 41,2 35.0 – 50.0
MCV µm3 76,8 82-95
MCH Pg 24,7 27-31
MCHC gram/dL 34.0 1. –35.0
GDS mg/dL 97 <200
Ureum mg/dL 11 20 - 40
Kretinin mg/dL 0.68 2,4 - 5,7
CT menit 11,32 6-14
BT menit 3.41 2.00-6.00
• Ultrasonografi (USG) Abdomen : gambaran honey comb intra uteri
Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang diagnosis kasus ini adalah:

G5P4A0M0 Hamil 10-11 minggu dengan Mola


Hidatidosa + Hipertensi Kronik
Tata Laksana
Non-Medikamentosa
1. Puasa
2. Pemasangan urine catheter

Medikamentosa
1. IVFD RL 20 + MgSo4 6gr 20 tpm
2. Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
3. Rencana Kuretase
4. Konsul IPD dan Anestesi
Follow up
15 Agustus 2019
S : Nyeri perut (+)
O : TD : 160/80 mmHgTemp: 37,0oC, HR: 78x/I, RR : 20x/I
A : G5P4A0M0 Hamil 10-11 minggu dengan Mola
Hidatidosa + HT Kronik
P : - Tindakan : Kuretase
- IVFD RL + MgS04 6gr 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
- PO. Lisinopril 1x10mg
- PO. Amlodipin 1x10mg
- PO. Opiprol 1x5mg
Follow up
16 Agustus 2019
S : Nyeri perut (+)
O : TD : 180/100 mmHgTemp: 37,0oC, HR: 78x/I, RR : 20x/I
A : P4A0M0 post Kuretase dengan indikasi Mola Hidatidosa +
HT Kronik
P : - IVFD RL + MgS04 6gr 20 tpm
- PO. Candesartan 1x16mg
- PO. Amlodipin 1x10mg
- PO. Opiprol 1x5mg
- PO. Asam Mefenamat 3x500mg
- PO. Metergin 3x125mcg
- PO. Amoxicilin 3x500mg
Pembahasan
MOLA HIDATIDOSA
• Definisi
• Mola hidatidosa atau Penyakit Trofoblastik
Gestasional (PTG) merupakan penyakit yang berasal
dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau
calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik
villi dan perubahan hidopik.
Etiologi & faktor resiko
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun
faktor penyebabnya yang kini telah diakui adalah :
 Faktor ovum : ovum yangn memang sudah patologik
sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
 Usia ibu yang terlalu muda atau tua (36-40 tahun)
beresiko 50% terkena penyakit ini.
 Imunoselektif dari sel trofoblast
 Keadaan sosioekonomi yang rendah
 Paritas tinggi
 Defisiensi vitamin A
 Kekurangan protein
 Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.
Klasifikasi Mola

1. Mola Komplit 2. Mola Partial


Susunan sitogenetik dari mola hidatidosa. A. Sumber kromosom dari mola lengkap.

Patogenesis

Susunan sitogenetik dari mola hidatidosa.


Sumber kromosom dari mola lengkap.
Susunan sitogenetik dari mola hidatidosa.
Sumber kromosom dari mola sebagian yang triploid. (Hacker).
Patogenesis
Ada beberapa teori yang diajukan untuk
menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblas:
• Teori missed abortion.
Teori ini menyatakan bahwa mudigah mati pada usia
kehamilan 3-5 minggu (missed abortion). Hal ini lah
yang menyebabkan gangguan peredaran darah
sehingga terjadi penimbunan cairan dalam jaringan
mesenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah
gelembung-gelembung.
• Teori neoplasma
• Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Park. Pada
penyakit trofoblas, yang abnormal adalah sel-sel
trofoblas dimana fungsinya juga menjadi abnormal.
Hal ini menyebabkan terjadinya reabsorpsi cairan
yang berlebihan kedalam villi sehingga menimbulkan
gelembung. Sehingga menyebabkan gangguan
peredaran darah dan kematian mudigah.
Gejala Klinis
Tanda dan gejala kehamilan dini didapatkan
pada mola hidatidosa. Kecurigaaan biasanya
terjadi pada minggu ke 14 - 16 dimana ukuran
rahim lebih besar dari kehamilan biasa,
pembesaran rahim yang terkadang diikuti
1. Adanya perdarahan dan bercak berwarna merah
darah beserta keluarnya materi seperti anggur
pada pakaian dalam.
2. Mual dan muntah yang parah yang
menyebabkan 10% pasien masuk RS
3. Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia
kehamilan (lebih besar)
4. Gejala – gejala hipertitoidisme seperti intoleransi
panas, gugup, penurunan BB yang tidak dapat
dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit
lembab
5. Gejala – gejala pre-eklampsi seperti pembengkakan
pada kaki dan tungkai, peningkatan tekanan darah,
proteinuria (terdapat protein pada air seni)
Penegakan diagnosis
a. Anamnesis
- Perdarahan pervaginam, paling sering biasanya terjadi
pada usia kehamilan 6-16 minggu.
- Terdapat gejala hamil muda yang sering lebih nyata dari
kehamilan biasa (hiperemesis gravidarum)
- Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau telur ikan
(tidak selalu ada) yang merupakan diagnosa pasti.
- Perdarahan bisa sedikit atau banyak, tidak teratur,
berwarna merah kecoklatan
b. Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi: muka dan kadang-kadang badan terlihat
pucat kekuning kuningan, yang disebut muka mola
(mola face). Selain itu, kalau gelembung mola
keluar, dapat terlihat jelas.
• Palpasi: uterus membesar ridak sesuai dengan usia
kehamilannya, teraba lembek. Tidak teraba bagian
janin dan ballotement, juga gerakan janin. Adanya
fenomena harmonika, darah dan gelembung mola
keluar, fundus uteri turun, lalu naik lagi karena
terkumpulnya darah baru.
• Auskultasi: tidak terdengar bunyi denyut jantung janin,
terdengar bising dan bunyi khas.
3. Pemeriksaan Dalam Untuk mengetahui apakah terdapat
perdarahan atau jaringan pada kanalis servikalis dan
vagina.
4. Pemeriksaan Penunjang
- Uji biologik dan uji imunologik (Galli Mainini dan
Planotest) akan positif setelah pengenceran (titrasi).
- Galli Mainini 1/300 (+), maka suspek mola hidatidosa.
- Galli Mainini 1/200 (+), maka kemungkinan mola
hidatidosa atau kehamilan kembar.
5. Uji Sonde:
Sonde dimasukkan ke dalam kanalis servikalis secara pelan dan hati-
hati, kemudian sonde diputar. Jika tidak ada tahanan, kemungkinan
mola.
6. Foto Rontgen Abdomen Tidak terlihat adanya tulang-tulang janin
(pada kehamilan 3-4 bulan).
7. Ultrasonografi Pada mola akan terlihat bayangan badai salju dan
tidak terlihat janin.
Penatalaksanaan
Diagnosa Banding

Kehamilan Ganda

Hidramnion

Abortus
Prognosis
• Lebih dari 80% kasus mola hidatidosa tidak berlanjut
menjadi keganasan trofoblastik gestasional, akan
tetapi walaupun demikian tetap dilakukan
pengawasan lanjut yang ketat, karena hampir 20%
dari pasien mola hidatidosa berkembang menjadi
tumor trofoblastik gestasional.
Prognosis
• Pada 10-15% kasus mola akan berkembang menjadi
mola invasive, dimana akan masuk kedalam dinding
uterus lebih dalam lagi dan menimbulkan perdarahan
dan komplikasi yang lain yang mana pada akhirnya
akan memperburuk prognosisnya. Pada 2-3% kasus
mola dapat berkembang menjadi korio karsinoma,
suatu bentuk keganasan yang cepat menyebar dan
membesar.
Komplikasi
• Perdarahan yang hebat sampai syok
• Perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkan
anemia
• Infeksi sekunder
• Perforasi karena tindakan atau keganasan.
DAFTAR PUSTAKA
• Norma, N & Dwi, M. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika
• Lurain JR. Gestational trophoblastic disease 1: epidemiology, pathology, clinical presentation and
diagnosis of gestational trophoblastic disease and management of hydatidiform mole. American
Journal of Obstetric & Gynecology. 2010;203:531-9.
• Martaadisoebrata D. Mola hidatidosa. In: Buku Pedoman Pengelolaan Penyakit Trofoblas
Gestasional. Jakarta: EGC, 2005; p. 7-41.
• Damongilala S, Tendean HMM, Loho M. Profil Mola Hidatidosa Di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado. Jurnal e-Clinic. 2015;3:683- 6.
• John T. 2014. Gestational Throphoblastic Disease. The American College of Obstetricians and
Gynecologists. Lippincott Williams & Wilkins. Diakses dari
http://www.utilis.net/Morning%20Topics/Gynecology/GTN.PDF
• Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Obstetri Williams Volume 1
(23rd ed). Jakarta: EGC, 2013; p.271-6.
• Rauf S, Riu DS, Sunarno I. Gangguan Bersangkutan Dengan Konsepsi. In: Anwar M, Baziad A,
Prabowo RP, suntingan. Ilmu Kandungan (3rd ed). Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2011; p. 208-13.
DAFTAR PUSTAKA
• Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KG, Cunningham
FG. Gestational Trophoblastic Disease. In: Loeb M, Davis K, editors. William
Gynecology. New York: McGrawHill, 2008; p. 755-69. 9. Vassilakos P. Pathology of
• Vassilakos P. Pathology of Molar Pregnancy. 2015 July 11 [cited 2015 ep 25].
Available from: http://www.gfmer.ch/Books/Reprodu ctive_health/Mole.html
• Berkowitz RS, Goldstein DP. Gestational Trophoblastic Disease. In: Berek
JS,editors. Berek & Novak’s Gynecology. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins, 2007; p. 1581- 603.
• Manuaba I.B.G.F, Manuaba, I.D.C. 2007. Penyakit Trofoblas, dalam: Pengantar
Kuliah Obstetri. EGC: Jakarta
• Prawirohadjo S, Wiknjosastro H. 2009. “Mola Hidatidosa”. Ilmu Kandungan.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo: Jakarta
• .Medical Advisor Guidelines. Hydatidiform mole. 1991-2015 [cited 2017 Des 28].
Available from: http://www.mdguidelines.com/hydati diform-mole

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai