Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi 2019 PERSYARATAN INSTRUMEN 1. VALIDITAS Mengacu kepada kecocokan alat ukur dengan sasaran ukur yang hendak diukur
2. RELIABILITAS Mengacu kepada kekonsistenan hasil ukur alat ukur
SASARAN UKUR
VALID DAN RELIABEL
TIDAK VALID TETAPI RELIABEL KARAKTERISTIK STATIK SISTEM PENGUKURAN SISTEM INSTRUMENTASI GAMBARAN PROSES PENGUKURAN
Menghubungkan antara proses dan pengamat,
mengubah sinyal menjadi yang dapat terbaca oleh Pengamat: orang pengamat dengan standar unit tertentu yang memerlukan informasi Menghasilkan Informasi (Perubahan variabel-variabel)
Nilai sebenarnya dari Nilai terukur (hasil
variabel proses pengukuran) SUMBER SUMBER KESALAHAN PENGUKURAN Kesalahan pengukuran karena alat ukur Kesalahan pengukuan karena benda ukur
Kesalahan pengukuran karena faktor si
pengukur : a. kesalahan karena kondisi manusia : cth sakit, mata kurang jelas, dll b. kesalahan karena metode pengukuran yang digunakan : cth cara memegang alat ukur c. kesalahan karena pembacaan skala ukur : cth salah baca skala Kesalahan karena faktor lingkungan PENGUKURAN VALIDITAS Pemeriksaan validitas dilakukan sebelum alat ukur digunakan sesungguhnya Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan tingkat vailiditas rendah, maka alat ukur dapat diperbaiki Pemeriksaan validitas dan perbaikan alat ukur dilakukan berulang-ulang sampai alat ukur mencapai validitas pengukuran yang cukup tinggi KALIBRASI
Adalah adalah kegiatan yang menghubungkan nilai
yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui tingkat kebenarannya (yang berkaitan dengan besaran yang diukur). TUJUAN KALIBRASI :
Memastikan bahwa penunjukan alat tersebut
sesuai dengan hasil pengukuran lain (Standard). Menentukan akurasi penunjukkan alat. Mengetahui keandalan alat, bahwa alat tersebut dapat dipercayai. KAPAN PERLU DILAKUKAN KALIBRASI
Perangkat baru Suatu perangkat setiap waktu tertentu
Suatu perangkat setiap waktu
penggunaan tertentu (jam operasi) Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi Ketika hasil pengamatan dipertanyakan Persyaratan Kalibrasi Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional Metode kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari laboratorium yang terakreditasi Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, aliran udara, dan kedap getaran Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak PRINSIP DASAR KALIBRASI Objek Ukur (Unit Under Test) harus jelas Standar Ukur (alat standar kalibrasi, prosedur/metode standar (mengacu ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi)) Operator / Teknisi ( dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat)) Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 bahwa semua alat ukur setelah melewati mobilisasi atau pergeseran dari satu tempat ke tempat lainnya, maka sebaiknya di lakukan kalibrasi menyeluruh untuk mendapatkan keakuratan Lingkungan yg dikondisikan (suhu dan kelembaban selalu dikontrol, gangguan faktor lingkungan luar selalu diminimalkan & sumber ketidakpastian pengukuran) KETENTUAN – KETENTUAN POKOK KALIBRASI Sifat Umum Alat Ukur : Alat ukur merupakan alat yang dibuat manusia sehingga ketidaksempurnaan adalah ciri utama. Ketidaksempurnaan dapat diketahui melalui istilah Rantai Kalibrasi. Kepekaan ( Sensitivity ) : Kemampuan Alat ukur menerima, mengubah dan meneruskan isyarat sensor ( dari sensor menuju ke bagian penunjuk, pencatat, atau pengolah data pengukuran ). Kepekaan alat ukur ditentukan terutama oleh bagian pengubah, sesuai dengan prinsip kerja yang diterapkan. Histerisis ( Histerysis ) : Perbedaan atau penyimpangan yang timbul sewaktu di lakukan pengukuran secara berkesinambungan dar i dua arah yang berlawanan ( mulai dari skala Nol sampai skala maksimum kemudian diulangi dari skala maksimum sampai skala Nol ). Histerisis muncul karena adanya gesekan pada bagian pengubah alat ukur. STANDARISASI
Standarisasi menurut Standar Nasional
Indonesia (SNI) adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan merevisi standar (dilakukan oleh pihak terkait). Tujuan dari standarisasi adalah untuk seregaman baik pada reagen maupun alat yang digunakan dan mencegah terjadi kesalahan. Untuk mendapatkan suatu senyawa yang terstandar, perlu dilakukan proses standarisasi. Senyawa yang sudah diketahui konsentrasinya disebut dengan senyawa standar SYARAT-SYARAT BAHAN STANDAR UTAMA
Harus langsung tersedia dalam bentuk murni
atau dalam keadaan yang diketahui kemurniannya. Zat tersebut harus mudah mengering dan tidak boleh terlalu higroskopis karena hal itu dapat mengakibatkan air terikut saat penimbangan. Zat tersebut tidak boleh kehilangan berat saat terpapar udara. Standar utama itu diinginkan memiliki berat ekivalen yang tinggi untuk meminimalkan akibat-akibat dari kesalahan saat penimbangan Asam atau basa tersebut lebih disukai yang kuat CONTOH BAHAN STANDAR UTAMA
Senyawa kalium hidrogen ftalat, KHC8H4O4,
adalah standar utama yang bagus sekali untuk larutan basa. Senyawa tersebut langsung tersedia dalam kemurnian 99,95 %, stabil saat pengeringan, non higroskopis, dan mempunyai berat ekivalen yang tinggi. SATUAN INTERNASIONAL (SI)
Sistem satuan internasional atau yang disebut satuan
SI dikeluarkan pada tahun 1960 pada pertemuan ke-11 CGMP General Conference of Weights and Measures. Contoh satuan dasar SI : Unit satuan panjang : meter (m) Unit satuan massa : kilogram (kg) Unit satuan waktu : second (s) Unit satuan temperatur thermodinamika : kelvin (K) Unit satuan molekul : mole (M) SATUAN INTERNASIONAL (SI)
Beberapa aturan mengenai penulisan SI :
Prefiks harus ditulis tanpa spasi didepan simbol satuan. Contoh : centimeter ditulis cm bukan c m Tidak boleh menggabungkan prefiks Contoh : 10-6 kg ditulis 1 mg bukan 1 μkg Simbol tidak ditulis dalam huruf besar, kecuali merupakan berasal dari nama orang atau awalan dari kalimat Contoh : satuan Kelvin ditulis K Simbol tidak berubah dalam jamak atau plural (tidak ditambah 's) SATUAN INTERNASIONAL (SI) Beberapa aturan mengenai penulisan SI : Simbol tidak pernah diikuti dengan karakter titik (.) kecuali terletak di akhir kalimat Satuan-satuan yang digabungkan dengan perkalian dari beberapa satuan harus ditulis dengan titik (.) di atas garis atau spasi Contoh : N•m atau N m Satuan-satuan yang digabungkan dengan pembagian dari beberapa satuan harus dituliskan dengan garis miring atau pangkat negatif, namun hanya boleh 1 garis miring. Diperbolehkan menggunakan tanda kurung atau pangkat untuk kombinasi yang kompleks Contoh : m/s2 atau m•s-2 bukan m/s/s SATUAN INTERNASIONAL (SI)
Beberapa aturan mengenai penulisan SI :
Simbol harus dipisahkan dari nilai besaran dengan sebuah spasi Contoh : 5 kg bukan 5kg Simbol dan nama satuan tidak boleh tercampur Penulisan harus jelas menunjukkan simbol satuan untuk setiap nilai besaran dan operasi matematika yang mana yang berlaku untuk nilai besaran Contoh : 35 cm x 48 cm bukan 35 x 48 cm 100 g ± 2 g bukan 100 ± 2 g KOREKSI BLANKO Larutan blanko adalah larutan tidak berisi analit. Larutan blanko biasanya digunakan untuk tujuan kalibrasi sebagai larutan pembanding dalam analisis fotometri. Pada suatu analisis sangat penting untuk menguji larutan blanko, yaitu untuk menghindari ketidakpastian pada sampel. Hal ini sangat penting dalam analisa yang dilakukan berulang-ulang. Larutan blanko digunakan sebagai kontrol dalam suatu percobaan sebagai nilai 100% transmittans. LARUTAN BLANKO DAPAT DIBAGI MENJADI 3 JENIS YAITU : Kalibrasi blanko (larutan yang digunakan untuk membuat titik nol konsentrasi dari grafik kalibrasi; larutan ini hanya berisi pengencer digunakan untuk membuat larutan standar) Reagen blanko (larutan berisi reagen yang digunakan untuk melarutkan sampel, pembacaan absorbansi untuk larutan ini biasanya dikurangi dari pembacaan sampel) Metode blanko (larutan yang diperlakukan sama dengan sampel, ditambah dengan reagen yang sama, mengalamai kontak dengan alat yang sama dan diperlakukan dengan prosedur yang sama) TERIMA KASIH