Anda di halaman 1dari 15

GAS TURBINE

POWER PLANTS

Dosen : J. Victor Tuapetel, PhD


GAS TURBINE POWER PLANTS
Kompresor Ruang bakar Turbin Nosel
Compact generating set (courtesy Rolls-Royce)
Comparative size of steam turbine and gas turbin power stations
(courtesy Rolls-Royce)
 Digunakan untuk : - Stasiun pembangkit listrik
- Transportasi, marine power plants,….dll

 Gas turbin pertama yang digunakan sebagai pembangkit listrik


di perkenalkan oleh Brown Boveri dari Swiss tahun 1937 dengan
efisiensi termal 17 %.

 Efisiensi thermal Combined cycle power plants 60 %


 Open & closed gas turbine

(a) Open to the atmosphere (b) Simple closed cycle

 Idealisasi yang digunakan dalam mempelajari open gas turbine power plants
adalah air standar analysis, dimana ada 2 asumsi: fluida kerja adalah udara
(gas ideal), peningkatan temperatur akibat pembakaran dan perpindahan
panas dari external source
Combined steam and gas cycle
AIR STANDARD BRAYTON CYCLE
Asumsi:
 Turbin bekerja secara adiabatik
 Pengaruh energi kinetik dan
potensial diabaikan.
 Fluida kerja udara yang
dianggap sebagai gas ideal.
 Peningkatan temperatur terjadi
seluruhnya akibat pembakaran
bahan bakar
 Kerja turbin yang dihasilkan per satuan massa :
Wt m = massa aliran (kg/s)
 h3  h4 h = entalpi spesifik (kJ/kg)
m
 Kerja kompresor per satuan massa :
Wc
 h2  h1 Wc  work input
m
 Panas yang dilepaskan per satuan massa :

Qout
 h4  h1
m

 Efisiensi termal siklus :

Wt m  Wc m  h3  h4    h2  h1 
 
Qin m h3  h2

 Back work ratio :

Wc m  h2  h1 
bwr  
Wt m h3  h4
Ideal air-standard Brayton Cycle

b a

 Diagram p-v, luas 1-2-a-b-1 = compressor work input per satuan massa.
luas 3-4-b-a-3 = turbine work output per satuan massa.

 Diagram T-s, luas 2-3-a-b-2 = panas yang ditambahkan per satuan massa.
luas 1-4-a-b-1 = panas yang dilepaskan per satuan massa.

 Luas di dalam kurva pada masing-masing siklus adalah net work output yang
equivalen dengan panas yang ditambahkan ke sistem.
 Untuk proses isentropik 1-2 dan 3-4 :
p2 p4 p1
pr 2  pr1 ; pr 4  pr 3  pr 3
p1 p3 p2
 Bila analisa berdasarkan cold air standar :
 k 1 / k
 p2 
T2  T1  
 p1 
 k 1 / k  k 1 / k
 p4   p1 
T4  T3    T3  
 p3   p2 
Cp
k  specific heat ratio, k 
Cv
Pengaruh pressure ratio terhadap performance

 Efisiensi thermal meningkat bila perbandingan tekanan meningkat.


 Dari diagram T-s, peningkatan perbandingan tekanan merubah siklus
dari 1-2-3-4-1 menjadi 1-2’-3’-4-1.
q2
 Efisiensi termal siklus : t  1 
q1
q1  c p T3  T2 
 Bila dianggap bahwa fluida kerja adalah gas ideal :
q2  c p T4  T1 

 T4 
T1   1
t  1   T1 
 T3 
T2   1
 T2 
T4 T4 T3 T2

T1 T3 T2 T1
T3 T2

T4 T1
 Pengaruh gesekan (friction) dan irreversibilitas pada turbin dan
kompresor dihitung dalam bentuk efisiensi isentropik.
h3  h4
 Efisiensi turbin isentropik: t 
h3  h4 s
h2 s  h1
 Efisiensi kompresor isentropik: c 
h2  h1
Siklus Brayton ideal dengan perbandingan tekanan berbeda
dan temperatur masuk turbin yang sama.

Anda mungkin juga menyukai