Pembimbing:
dr. Eka Dian Safitri, Sp.THT
Oleh:
Indah Nur Mariani
2
Mendeskripsikan patogenitas bakteri dan kerentanan
antibiotik yang umum digunakan pada praktik klinis pada
pasien dengan komplikasinogenik berupa abses orbital
atau intrakranial.
3
Untuk meramalkan hasilnya untuk mendukung pedoman
dalam mengobati rinosinusitis akut bakterial di
komunitas.
BAHAN dan METODE
Pada kultur bakteri, hasil swab diinkubasi pada 37oC selama 2 hari dalam
plat agar darah kuda dalam 5-10% CO2, dalam agar sistein lisin elektrolit
dalam udara dan agar darah kuda neomycin dalam kondisi anaerobik.
Sampel pus diinkubasi pada 37 oC pada agar darah kuda dan agar coklat
dalam 5-10% CO2 selama 2 hari, pada agar sistein laktose elektrolit di
udara selama 2 hari, dalam agar darah kuda pada kondisi anaerob selama
1 hari. Spesimen jaringan diinkubasi 37 oC pada agar darah kuda dan agar
coklat dalam 5-10% CO2 selama 3 hari, agar fastidious anaerob selama 5
hari, agar saboraud selama 7 hari dan cairan dan kaldu dari jaringan otak
dan hati selama 5 hari. Kondisi anaerobic didapatkan dari MACS-MG-1000
anaerobic worksation. Bakteri diidentifikasi dengan teknik standar dan tes
kerentanan antibiotik dengan metode kriteria European Comittee on
Antimicrobial Susceptibility Testing (EUCAST).
HASIL
HASIL
HASIL
PEMBAHASAN
• Spesies bakteri penyebab rinosinusitis akut bakterial
serupa dengan yang ditemukan pada komunitas
pneumonia: S pneumoniae, H influenzae, Moraxella
catarrhalis, dan S aureus. Rinosinusitis akut bakterial
secara umum mengikuti infeksi virus traktus pernapasan
atas dan merupakan kondisi sekunder dari infeksi
odontogenik, pembedahan atau trauma.